(SELF POTENTIAL)
OLEH :
WIDYAISWARA PERTAMA
A. Pendahuluan
Metode SP ini mulai digunakan sejak 1920 sebagai salah satu metode
untuk eksplorasi logam dasar, lebih khusus lagi untuk mendeteksi
adanyha suatu badan bijih. Beberapa mineral yang mungkin di prospeksi
dengan metode SP adalah Pirit, Pirhotit, Grafit, Kalkopirit, Kovelit, Bornit,
Kalkosit, Antrasit, dan Galena karena mineral-mineral tersebut dapat
berfungsi sebagai konduktor. Sedangkan Sfalerit karena bersifat
nonkonduktor maka mineral ini tidak dapat diprospeksi dengan metode
SP.
Saat ini, metode SP tidak hanya digunakan untuk eksplorasi logam dasar
saja tetapi berkembang untuk investigasi air tanah dan panas bumi.
Metode ini dapat digunakan untuk pemetaan geologi seperti delineasi
zona rekahan dan near-surface fault.
Secara umum, peralatan yang digunakan pada metoda potensial diri ini terdiri
dari elektroda, kabel, dan voltmeter. Elektroda yang digunakan terbuat seperti
tabung panjang yang diisi dengan larutan CuSO4 dengan porosnya terbuat dari
dari tembaga. Tipe lainnya dikenal dengan elektroda Calomel yang diisi oleh
KCl-HgCl2 (lihat Gambar A.1).Voltmeter digunakan sebagai penghubung
elektroda-elektroda.
B. Dasar Teori
Pada tabel B.1. ditampilkan beberapa tipe umum untuk anomali SP dan
sumber geologi yang menghasilkan anomali tersebut. Tetapi sebagai
tambahan, geometri dari struktur geologi dapat juga memberikan anomali
SP, sehingga sumber-sumber pada tabel berikut hanya digunakan
sebagai petunjuk.
Potensial alami terdiri dari dua komponen, komponen pertama bernilai
konstan dan tak berarah, sedangkan komponen berikutnya berfluktuasi
dengan waktu. Komponen konstan berhubungan dengan proses
elektrokimia sedangkan komponen variabel berhubungan dengan variasi
dari berbagai proses, seperti induksi arus bolak balik akibat adanya petir
dan medan magnetik bumi.
Hipotesis lain menyebutkan bahwa variasi pH di atas dan di bawah muka air tanah
dapat menyebabkan terjadinya aliran arus di sekitar sumber. Sebagai contoh, pH
larutan yang berada di atas badan bijih sulfida dan muka air tanah cenderung
bersifat asam (pH = 24) sedangkan larutan di bawah muka air tanah cenderung
bersifat basa ( pH = 7-9). Adanya hubungan antara potensial minealisasi dengan
variasi pH mungkin saja terjadi, tetapi pada dasarnya, perbedaan nilai pH tidak
akan menyebabkan terjadinya perpindahan elektron yang akan menghasilkan
aliran arus.
Teori yang disampaikan oleh (Sato and Mooney, 1960) menyebutkan bahwa
terdapat dua jenis setengah reaksi elektrokimia yang berlawanan tanda. Satu
katoda berada di atas muka air tanah sedangkan anoda berada di kedalaman
tertentu. Reduksi di katoda akan menyebabkan terjadinya penambahan jumlah
elektron sedangkan reaksi oksidasi di anoda akan menyebabkan hilangnya
elektron. Zona mineral berfungsi sebagai media yang mentransportasikan
elektron dari anoda ke katoda. Metode self potensial bertujuan untuk menentukan
potensial oksidasi yang terjadi di antara dua larutan setengah sel.
Beberapa nilai potensial untuk berbagai sumber seperti grafit ( > 500 mV), pyrit
(100 200 mV) dan masif sulfida ( < 100 mV).
C. Teknik Pengukuran
Hasil pengukuran digrafikkan antara jarak (m) dengan hasil pengukuran (mV).
Jika gradien hasil pengukuran memperlihatkan gradien yang tinggi (negatif ke
positif yang tinggi) terhadap zero level dapat dijadikan sebagai indikator
anomali (titik infleksi), lihat Gambar C.3.
Hasil dari survei potensial ini disajikan dalam bentuk peta isopotensial, dan
interpretasi dilakukan terhadap daerah anomali dengan menggunakan
penampang melintang yang memotong daerah anomali.
D. Koreksi Data
Survey potensial diri untuk daerah yang cukup luas (beberapa km2) akan
memiliki kecenderungan regional, berdasarkan arus telluric, sekitar
100 km2. Gradien regional ini kemungkinan akan mempengaruhi nilai
potensial mineral. Untuk menginterpretasi anomali yang dihasilkan, maka
data hasil survey harus di koreksi terlebih dahulu dengan data regional
sehingga diperoleh anomali residual. Koreksi ini tidak perlu dilakukan
untuk daerah yang tidak begitu luas dan harus dilakukan terlebih dahulu
sebelum pencocokan dengan topografi dilakukan.
E. Interpretasi Anomali
1. Penampang amplitudo
2. Polaritas (positif atau negatif)
3. Pola kontur
G. Penutup
Metoda potensial diri pada dasarnya merupakan metoda yang menggunakan
sifat tegangan alami suatu massa (endapan) di alam. Hanya saja perlu diingat
bahwa anomali yang diberikan oleh metoda potensial diri ini tidak dapat
langsung dapat dikatakan sebagai badan bijih tanpa ada pemastian dari metoda
lain atau pemastian dari kegiatan geologi lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
a.Perbedaan potensial dihasilkan di dalam bumi atau di dalam batuan yang teralterasi oleh kegiatan manusia
maupun alam. Potensial alami terjadi akibat ketidaksamaan atau perbedaan material-material , dekat larutan
elektrolit dengan perbedaan konsentrasi dan karena aliran fluida di bawah permukaan. Hal lain yang
mengakibatkan terjadinya self potensial di bawah permukaan bumi yang mana dipetakan untuk mengetahui
informasi di bawah permukaan, self potensial dapat dihasilkan oleh perbedaan mineralisasi, reaksi (kegiatan)
elektromkimia, aktivitas geothermal dan bioelektrik oleh tumbuh-tumbuhan (vegetasi). Telford, Geldart and Sheriff
(1990) membuat formula tentang persamaan untuk perbedaan potensial. Umumnya metode SP (self potensial)
adalah metode yang diinterpretasikan secara kualitatif dan bukan metode yang berusaha untuk mengkalkulasi
berapa ukuran anomali dari suatu benda penyebab anomali, karena tidak diketahui bentuk dari benda tersebut,
densitas atau konsentrasinya dari beragam massa dan elektrikal propertisnya.
Mengenali sumber yang menyebabkan terjadinya perbedaan potensial adalah sangat penting untuk mengurangi
(eliminate) noise. Pengolahan data biasanya dilakukan dengan membuat peta potensial antara base/reference
elektroda dan potensial elektroda berjalan. Aliran gas dan fluida di dalam pipa, bocoran dari suatu reservoir didalam
suatu pondasi DAM akan menyebabkan suatu perbedaan potensial juga.
Jadi, kenali dulu target apa yang akan diukur menggunaka metode SP (Self Potensial) ini.
b.Prosedur dan Peralatan : Penelitian menggunakan metode SP sangat simple dan praktis yaitu hanya ada base
elektroda dan elektroda rover (elektroda yang berjalan) sepanjang lintasan. Alat yang diperlukan berupa elektroda,
kabel dan milivolt (multimeter).
(1)Elektroda Non-Polarisasi. Elektroda yang digunakan dalam penelitian metode SP harus elektroda yang kontak
dengan tanah tak berpolarisasi atau non polarisasi. Porous pots adalah elektroda logam yang digantung di dalam
larutan super jenuh (seperti Tembaga di dalam larutan copper sulfate / CuSO4) di dalam tempat yang porous.
Elektroda porous pots menghasilkan kontak potensial elektrolitik yang sangat rendah seperti potensial di bawah
permukaan yang kecil juga. Model porous pots yang terbuat dari porcelain yang bagus akan menghidari evaporasi
Porous pots yang digunakan harus tertutup karena agar menjaga larutan didalamnya tetap dalam keadaan jenuh
untuk waktu lebih dari seminggu, bahkan dalam keadaan kering. Untuk pengisian kembali larutan CuSO4 harus
dilakukan sehari sebelum dilakukannya pengukuran hal ini dikarenakan kemungkinan perubahan potensial selama
pengukuran dilakukan. Dan salah satu tips yang berguna dalam pengisian ulang porous pot ketika telah digunakan
adalah mencampur larutan sisa CuSo4 yang lama dengan larutan CuSO4 yang baru kemudian dilarutkan menjadi
satu larutan CuSO4 yang baru.
Elektroda pengukuran dilapangan untuk satu set pengukuran harus sama, tidak boleh digantikan selama
pengukuran. Pots untuk base station selalu ukurannya lebih besar karena untuk menjamin kontak elektrikal yang
konstan terhadap waktu dalam pengukuran. Elektroda (pots) yang berjalan ukurannya lebih kecil dari dari pots
base station.
Elektroda dari bahan tembaga selalu digunakan dalam porous pot karena merupakan elektroda yang non
polarisasi. Sedangkan elektroda dari bahan steel harus dihindari dalam pengukuran SP karena kontak potensial
yang cukup tinggi dan error yang besar akan mungkin berkembang jika pada pengukuran SP elektroda yang
digunakan adalah dari bahan stainless steel (Corwin, 1989).
(2)Milivolt meter
Milivoltmeter yang harganya tidak terlalu mahal dapat digunakan untuk pengukuran metode Self Potensial ini
dimana alat milivoltmeter yang digunakan harus mampu membaca nilai potensial dalam range milivolt. Background
potensial untuk suatu penelitian metode SP adalah 10 mV. Nilai potensial yang terbaca juga mungkin bisa melebihi
1.0 V dan ini terjadi pada kedalaman dangkal atau pengukuran lubang bor dengan sumber yang besar.
(3)Interpretasi
Interpretasi untuk metode Self Potensial umumnya dilakukan secara kualitatif dimana mengevaluasi profil
amplitude atau grid kontur. Suatu sumber aliran di bawah permukaan menghasilkan suatu potensial, aliran fluida
di bawah permukaan akan menghasilkan pola potensial yang relative negatif.