Anda di halaman 1dari 4

Agus Martowardojo, saat ini menjabat sebagai Menteri

Keuangan RI di Kabinet Indonesia Bersatu II, adalah


sosok fenomenal. Keberhasilannya memimpin Bank
Mandiri dan (sebelumnya) Bank Permata menjadi buah
bibir banyak kalangan. Tak mengherankan bila Sby
kepincut untuk meminangnya menjadi Menteri
Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati.
Memang sudah dua kali Agus Martowardojo gagal
menduduki kursi penting dibidang keuangan Negara seperti Gubernur Bank Indonesia tahun 2008
dan Menteri Keuangan tahun 2009. Namun banyak pihak yang memprediksi bahwa kegagalan tsb
lebih disebabkan pergulatan politik para elit. Mengapa figure Agus begitu fenomenal, terutama
setelah berhasil mengangkat Bank Mandiri dari Bank Pemerintah yang identik birokrasi menjadi
Bank terbesar (dari sisi asset), memiliki pelayanan excellent dan keuntungan signifikan.

Memulai karier dari Officer Development Program pada Bank of America pada tahun 1984
sebagai Loan Officer, Agus Martowardojo kemudian Martowardojo pindah ke Bank Niaga dengan
jabatan Vice Presiden. Lalu menjadi Chief Executive Officer di Maharani Holding (1994),
dilanjutkan ke Bank Bumi Putera pada 1995 - 1998 sebagai Direktur Utama, kemudian dipercaya
menjadi Direktur Utama Bank Ekspor Indonesia pada tahun 1998 hingga menjadi Direktur Risk
Management & Credit Restructuring di Bank Mandiri (1999), Managing Director Retail Banking
and Operation Coordinator (2000), Managing Director Human Resources and Support Services
(2001). Sempat menjadi Advisor bagi Ketua dan Wakil Ketua BPPN untuk bidang Perbankan
(2002), sebelum diangkat menjadi Direktur Utama di Bank Permata (2002-2005) hingga dipercaya
oleh pemerintah melauli RUPS pada tanggal 16 Mei 2005 untuk memimpin Bank Pelat Merah
terbesar di tanah air. Sebagian pengamat menganggap Agus Martowardojo terlalu berani
menerima pinangan pemerintan untuk menduduki'kursi panas' di Bank Mandiri. Sebab
pendahulunya harus berurusan dengan pihak kejaksaan karena ter-indikasi kasus yang merugikan
asset Negara. Namun Agus Martowardojo menjawabnya dengan prestasi cemerlang. Hanya dalam
satu periode kepemimpinannya beliau mampu 'menyulap' Bank yang identik dengan 'rautan'
birokrasi pemerintah menjadi Bank dengan Service Excellence terbaik di Indonesia. Bank dengan
segudang prestasi dan Bank yang (mulai) diperhitungkan dikawasan Asia dan Asia Pasifik. Resep
yang di'ramu' oleh Agus Martowardojo dalam membuat hidangan istimewa ala Bank Mandiri
adalah (diantaranya) :

1. Transformasi Budaya Kerja Budaya Kerja merupakan elemen integral dari episentrum
strategi perusahaan. Budaya Kerja diaktualisasikan dan dinaturalisasikan dalam visi dan
misi perusahaan. Bukan hanya sekedar basa-basi ataupun menjadi 'buku pintar' namun
perlu implementasi mendalam pada operasisinal sebuah perusahaan. Then, kita dapat
mengatakan bahwa sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
memang tidak terlepas dari budaya perusahaan yang dimilikinya. Sebelum perusahaan
menerapkan GCG sebaiknya perusahaan menerapkan terlebih dahulu nilai-nilai yang
terkandung dalam Corporate Culture yang dianutnya. (Djoko Santoso Moeljono, Good
Corporate Culture sebagai inti dari GCG, 2005) Menjadi suatu keniscayaan bula budaya
perusahaan diaktualisasikan melalui penyusunan Standar Operasional & Prosedur (SOP)
dan menjadi semacam pijakan (policy guidelines), sehingga perusahaan dapat
mengoptimalkan seluruh elemen yang ada dalam berkontribusi guna mencapai tujuan
utama perusahaan Agus Martowardojo sangat paham mengenai hal ini, beliau menerapkan
budaya kerja baru yang lebih 'fresh gradute' dan lebih berkarakter dengan motto Bank
Mandiri Melayani Dengan Hati, Menuju Yang Terbaik.

Menerapkan Budaya kerja perusahaan yang terangkum dalam TIPCE (Trust,


Integrity, Profesionalism, Customer Focus, dan Excellence). Keberhasilan Bank Mandiri
dalam service quality didukung oleh semua pihak, mulai dari Top Management hingga
pegawai lini bawah. Hal ini membutuhkan komitmen dan perjuangan keras karena yang
diubah adalah perilaku manusia, yang kemudian akan membentuk budaya kerja
perusahaan. Bank Mandiri memiliki konsep pelayanan yang diberikan kepada nasabah
sesuai dengan 10 perilaku Utama Budaya kerja perusahaan yang terangkum dalam TIPCE
(Trust, Integrity, Profesionalism, Customer Focus, dan Excellence)," demikian paparan
Agus pada saat penganugerahan Bank Mandir sebagai Bank dengan Pelayanan terbaik
tahun 2008. Selain itu, dalam bidang SDM diberlakukan sistem kinerja dengan berbasis
KPI (Key Performance Indicator). Semua karyawan dari direksi sampai level terendah
diterapkan reward dan punishment yang didasarkan penilaian. Prestasi dan Kinerja menjadi
standar ukuran, dengan konsideran berupa kenaikan gaji dan apesiasi/penghargaan yang
berbeda setiap pergawainya. Di sisi lain, jika diketahui melakukan tindakan pelanggaran,
maka tindakan tegas tidak segan dilakukan.

Dalam hal ini proses yang bisa kita ketahui dari sosok Agus Martowardojo
merupakan pemimpin yang menganut Proses Organisasi yaitu melihat kepemimpinan
sebagai proses yang terjadi dalam sistem terbuka dan memandang kelompok merupakan
subsistemnya.

Kinerja organisasi dalam jangka panjang tergantung pada:

Penyesuaian secara efektif terhadap lingkungan

Perolehan sumber daya yang dibutuhkan untuk tetap hidup.

Proses transformasi efektif yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan


produk dan jasa

Oleh Karena itu, kesuksesan Agus Martowardojo dalam membenahi Bank Mandiri ini
relative singkat, hanya satu periode saja beliau bisa menghilangkan kesan birokrasi
pemerintahan yang rumit menjadi pelayanan yang unggul hingga saat ini dengan cara
mentransformasikan budaya perusahaan, menempatakan right man in right place serta
komitmen dari para bawahnya untuk berubah menjadi lebih baik.

2. Berani bertindak tegas terhadap para penunggak kredit.


Ketika Agus Martowardojo masuk ke Bank Mandiri pada tahun 2005, NPL (Noan
Performing Loan) mencapai angka 26 % dengan jumlah potensi kredit macet sekitar 27
Triliun, 70 % dari NPL tadi disumbangkan oleh 30 nasabah besar. Para penunggak kredit
ini diminta memperbaiki kinerja hutangnya. Meskipun awalnya sulit dinegoisasi akhirnya
Agus Marto mampu menekan mereka untuk bekerja sama, salah satu caranya adalah
dengan mengumumkan para debitur bermasalah tsb secara terbuka di media massa
Keberaniannya mem-pressure para debitor besar yang 'nakal' inilah yang menjadi point
penting seorang Agus Martowardojo.
Beliau kemudian dikenal sebagai figur yang memiliki sikap tegas, berani dan tidak
mudah diintervensi. Agus juga dinilai pandai membangun tata nilai seperti kejujuran
dengan tidak berkompromi soal masalah penyimpangan terkait dengan uang. Sosok Agus
juga komitmen dalam memberikan contoh kepada anak buahnya. Menurut Rhenald Kasali
"Agus itu dia ngomong A dia jalankan A, dia juga pekerja keras. Dijaman dia para
pemimpin cabang harus standby menunggu presentasinya hasil kerja dari pagi ke pagi.
Yang menarik lagi, dia orangnya juga jeli melihat peluang," (dikutip dari detik.finance).
Integritas dan ketegasan seperti ini yang kemudian mampu menahkodai Bank Mandiri
hingga mencapai Pulau 'Kemenangan'
Secara teori kepemimpinan, Agus Martowardojo termasuk dalam Kategori teori
Teori kontinjensi Preskriptif sebab ketika Agus Martowadojo memimpin Bank Mandiri, kesan
yang terlihat adalah beliau mampu menyelesaikan masalah dengan efektif sesuai dengan situsasi
dan kondisi yang terjadi dan juga memiliki integritas dan komitmen yang tinggi sehingga beliau
tidak mudah dipengaruhi. Namun, selain sifat yang tegas beliau juga dapat menjadi sosok yang
sangat ramah terhadap bawahanya.
3. Dekat dengan Nasabah Berbeda dengan sikapnya yang tanpa kompromi terhadap debitur
nakal. Kepada nasabah, terutama nasabah potensial beliau sangat ramah, mudah ingat
peristiwa dan menghargai sebagai seorang mitra. Menurut seorang pegawai yang
menangani masalah ekspor - impor, dia memiliki pengalaman menarik dengan sosok Agus
Marto. Saat menjalani cuti ke Jogjakarta dia melihat Agus Marto sedang berbicang dengan
seseorang di Lobby kaca Bandara. Sontak Pak Agus Marto bangkit dari tempat duduknya
dan bergegas menuju si pergawai dan menyalaminya.

Anda mungkin juga menyukai