3 Ikhsan PDF
3 Ikhsan PDF
1, PEBRUARI 2010: 28 - 42
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dari data awal pembangunan proyek Blok A RSUD Surabaya barat menggunakan profil
rangka atap baja WF dengan model rangka atap perisai. Dari data yang sudah ada
peneliti mencoba menganalisa desain profil baja WF dengan menggunakan profil baja
WF yang lebih ekonomis dan efisien dengan desain kuda-kuda dan jarak yang sesuai
dengan Peraturan Perencanaan bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1984).
Rumusan Masalah `
Akan dilakukan analisa desain dari data awal WF250.125.6.9 (A) yang di gunakan
sesuai dengan tabel profil baja tegangan ijinnya memenuhi, tetapi WF250.125.6.9 tidak
ada, yang ada dipasaran adalah WF250.125.5.8 (B) sehingga dimensi WF250.125.5.8
tersebut harus dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui kelayakan tegangan ijin tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Tegangan Tegangan Baja:
a) Tegangan-tegangan leleh dan tegangan-tegangan dasar dari bermacam-macam baja
bangunan. Apabila titik lelehnya tidak jelas, maka tegangan leleh tersebut
didefinisikan sebagai tegangan yang menyebabkan regangan tetap sebesar 0,2 %
b) Untuk dasar perhitungan tegangan-tegangan diizinkan pada suatu kondisi
pembebanan tertentu, dipakai tegangan dasar yang besarnya dapat dihitung dari
persamaan :
= : 1,5 ........................................kg/cm2
Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja 29
c) Tegangan geser yang diizinkan untuk pembebanan tetap, besarnya sama dengan 0,58
kali tegangan dasar.
= 0,58 ....................................................kg/cm2
d) Untuk elemen baja yang mengalami kombinasi tegangan normal dan tegangan
geser, maka tegangan ideal yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan dasar.
1 .................................................kg/cm2
e) Untuk pembebanan sementara akibat berat sendiri, beban berguna, dan gaya gempa
atau gaya angin, maka besarnya tegangan dasar boleh dinaikkan sebesar 30 %.
sem = 1,30 .....................................kg/cm2
Stabilitas Batang Batang Tekan
1. Batang-batang tekan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga terjamin
stabilitasnya ( tidak ada bahaya tekuk ), hal ini harus diperlihatkan dengan
menggunakan persamaan :
N
................ kg/cm2
A
Dimana :
N = gaya tekan pada batang tersebut.
A = luas penampang batang.
= tegangan dasar.
= faktor tekuk yang tergantung dari kelangsingan ( ) dari macam bajanya.
Harga dapat juga ditentukan dengan persamaan :
E
g
0,7. .
s
g
Dimana :
= angka kelangsingan batang
s = Jarak antara sumbu- kesumbu dari 2 baut yang berurutan
Untuk : s 0,183 maka 1
Untuk : 0,183 s 1 maka
Untuk : s 1 maka 2,381 2s
2. Kelangsingan pada batang-batang tunggal dicari dengan persamaan :
L
k
i
Dimana :
Lk panjang tekuk batang tersebut.
i = jari-jari kelembaman batang itu.
Karena batang-batang mempunyai dua jari-jari kelembaman, umumnya akan
terdapat dua harga . Yang menentukan adalah harga yang terbesar. Apab ila
dapat dipastikan bahwa bahaya tekuk hanya ada pada satu arah, maka diambil
harga untuk arah itu.
Stabilitas Balok balok yang dibebani lentur (kip)
30 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 28 - 42
Jadi c 1 c3 ; maka :
c3
kip 0,7
c1
Dimana :
E
c 3 = 0,21 ( 1 + ) ( 3 - 2 )
M ki M ka
=
2 M jep
3. M adalah momen lentur terbesar akibat gaya-gaya yang berkerja diantara kedua
ujung ,ujung tadi dengan mengganggap bahwa titik tumpul pada kedua ujung batang
itu adalah sendi
M ki dan M ka adalah momen pada ujung-ujung bagian balok antara pelat-
pelat kopel yang jaraknya L.
M jep = momen pada ujung-ujung balok antara pelat-pelat kopel yang
jaraknya L dengan anggapan bahwa ujung-ujung itu terjepit.
4. Jika pada balok statis tak tentu dimana pada perletakan, pelat badan tidak diberi
pengaku samping maka tegangan kip yang menentukan adalah kip terkecil dan
harus memenuhi :
t
kip 0,042.c1 .c 2 .[ b ]3
h
Pembebanan
Beban Mati { PPIUG 1983 Pasal 1.0 (1) }
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta
peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu. Dalam
menentukan beban mati struktur bangunan sebagai berikut: Beban mati pada konstruksi
atap terdiri dari: berat penutup atap, berat gording, berat sendiri rafter, berat alat
penyambung
Beban Hidup pada atap gedung (PPIUG 1983)
1. Beban hidup, pada atap dan atau bagian atap serta pada struktur tudung (canopy)
yang dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100
kg / m bidang datar.
2. Beban hidup pada atap dan atau bagian yang tidak dapat dicapai dan dibebani
oleh orang, harus diambil yang paling menentukan diantara dua macam beban
berikut :
a. Beban terbagi rata per m bidang datar berasal dari beban air hujan sebesar (
40 - 0,8 ) kg / m. Dimana adalah sudut kemiringan atap dalam derajat,
dengan ketentuan bahwa beban tersebut tidak perlu diambil lebih besar dari
20 kg / m dan tidak perlu ditinjau bila kemiringan atapnya adalah lebih besar
dari 50.
b. Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran
dengan peralatannya sebesar minimum 100 kg.
32 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 28 - 42
3. Pada balok tepi atau dari atap yang tidak cukup ditunjang oleh dinding atau
penunjang lainnya dan pada kantilever harus ditinjau kemungkinan adanya
beban hidup terpusat sebesar minimum 200 kg.
Beban Angin ( PPIUG 1983 Pasal 1.0 (3))
Beban angin ialah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban angin ditentukan dengan
menganggap adanya tekanan positip dan tekanan negatip (isapan), yang bekerja tegak
lurus pada bidang-bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positip dan tekanan negatip
ini dinyatakan dalam kg/ m2, ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup yang
ditentukan kemudian dengan koefisien-koefisien angin yang ditentukan pula.
1. Tekanan tiup.
a. Tekanan tiup harus diambil minimum 25 kg / m, kecuali yang ditentukan
dalam ayat-ayat (a),(c), dan (d ).
b. Tekanan tiup di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai harus
diambil minimum 40 kg / m, kecuali yang ditentukan dalam ayat-ayat ( c ) dan (
d ).
c. Untuk daerah-daerah didekat laut dan daerah-daerah lain tertentu, dimana
terdapat kecepatan-kecepatan angin yang mungkin menghasilkan tekanan tiup
yang lebih besar dari pada yang ditentukan dalam ayat-ayat ( a ) dan ( b ),
tekanan tiup ( p ) harus dihitung dengan rumus :
V2
P= (kg / m 2 )
16
Dimana V adalah kecepatan angin dalam m / det, yang harus ditentukan oleh
instansi yang berwenang.
d. Pada cerobong, tekanan tiup dalam kg / m harus ditentukan dengan
rumus (42,5 + 0,6 h), dimana h adalah tinggi cerobong seluruhnya
dalam meter, diukur dari lapangan yang berbatasan.
e. Apabila dapat dijamin suatu gedung terlindung efektif terhadap angin
dari suatu jurusan tertentu oleh gedung-gedung lain, hutan-hutan
pelindung atau penghalang-penghalang lain, maka tekanan tiup dari
jurusan itu menurut ayat-ayat (a) s/d (d) dapat dikalikan dengan
koefisien reduksi sebesar 0,5.
2. Koefisien angin Sumber: PPIUG 1983 Hal : 23
1. Gedung tertutup
Untuk bidang-bidang luar, koefisien angin (+ berarti tekanan dan -
berarti isapan), adalah sebagai berikut :
a. Dinding vertikal :
di pihak angin +0,9
di belakang angin -0,4
sejajar dengan arah angin -0,4
untuk struktur baja, SAP2000 menyediakan fasilitas Auto Select yang mampu mendisain
profil baja yang paling optimal.
Salah satu kelebihan program SAP 2000 adalah kita tidak hanya berhenti pada
analisis struktur (untuk mengetahui gaya dalam yang timbul) saja, tapi juga bisa
melanjutkan ke bagian check/disain struktur untuk mengetahui tegangan yang timbul
pada profil (baja).
Secara garis besar, perancangan model struktur frame dengan SAP 2000 ini akan
melalui 7 tahapan yaitu :
1. Menentukan geometri model struktur.
2. Mendefinisikan data-data ;
- Jenis dan kekuatan bahan.
- Dimensi penampang elemen struktur.
- Macam beban.
- Kombinasi pembebanan.
3. Menempatkan (assign) data-data yang telah didefinisikan ke model struktur ;
- Data penampang.
- Data beban.
4. Memeriksa input data.
5. Analisis Mekanika Teknik ( MT ).
6. Disain struktur baja sesuai aturan yang ada.
7. Modifikasi struktur/re-design.
Data dan Metode
a. Data Awal
Bahan Kuda Kuda : Baja WF 250 x 125 x 6 x 9
Bahan Gording : Light Channel C 150x65x20x3.2
Mutu baja : BJ 37 ( = 1600 kg/cm2 )
Jenis Bangunan : Konstruksi Tertutup
Bahan Penutup Atap : Genteng Tegola
Berat Penutup Atap : 8.5 kg/m2
Bentang Kuda-Kuda : 13 m ; Panjang rafter 1 sisi = 10.68 m
Jarak Kuda-Kuda :3m
Jenis Atap : Perisai
Jarak Antar Gording : 1,3 m
Sudut Miring Atap Atas ( ) : 54o
Sin = 0.80 ; Cos = 0.58
Rencana Beban Angin : 40 kg/m2
Penggantung Gording : untuk bentang 3.00 m = 1 buah
Analisa Dmensi dan Biaya Struktur Baja 35
JUMLAH A 5,082,464
JUMLAH B 372
III. C.GORDING
14 C 150x65x20x3,2 27,093 18 7,51 3,662,432
JUMLAH C 3,662,432
IV. D.RG-1
15 C150x65x20x2,3 13,7 1 5,5 75,35
16 C150x65x20x2,3 10,75 2 5,5 118,25
17 C150x65x20x2,3 15,2 2 5,5 167,2
18 C150x65x20x2,3 12,106 1 5,5 66,583
19 C150x65x20x2,3 12,131 1 5,5 667,205
C150x65x20x2,3 JUMLAH D 4,941,035
= 0.041458 cm
tot x 2 y 2
= 0.001447 2 0.041458 2
= 0.0414 cm
1
ijin L
360
1
= (10.82)
360
= 0.030 cm > 0.0414 cm..( OK )
C. Perhitungan Kuda-Kuda
Dicoba WF 250 x 125 x 5 x 8
Diperoleh dari Tabel Profil Baja Hal : 23
Berat : 25.7 kg/m
A : 32.68 cm2
Ix : 3.540 cm4
Iy : 255 cm4
Wx : 285cm3
Wy : 41.4 cm3
ix : 10,4 cm4
iy : 2,79 cm4
N 40890 Kg
1.000
A 32.68 Cm 2
= 1251.22 Kg / Cm2 < 1600 Kg / Cm2 ( OK )
d. Perhitungan Kolom Pendek
Dicoba WF 300 x175 x 6 x 9
Diperoleh dari Tabel Profil Baja Hal : 23
Dengan data data sbb :
JUMLAH A 4948.244
JUMLAH B 310.5
III. C.GORDING
14 C 150x65x20x2.3 27,093 18 5.5 2682.207
JUMLAH C 2682.207
IV. D.RG-1
15 C150x50x20x2,3 13,7 1 4.51 61.787
16 C150x50x20x2,3 10,75 2 4.51 96.965
17 C150x50x20x2,3 15,2 2 4.51 137.104
18 C150x50x20x2,3 12,106 1 4.51 54.59806
19 C150x50x20x2,3 12,131 1 4.51 54.71081
405.1709
KESIMPULAN
Pada pekerjaan kontruksi baja pada proyek pembangunan RSUD.Surabaya
Barat, terjadi pengefisiensian dimensi profil baja untuk kuda kuda .Pada data awal
,dimensi profil untuk kuda-kuda baja WF 250x125x6x9.Setelah dilakukan analisa ulang
,dimensi profil untuk kuda-kuda dengan menggunakan WF 250x125x5x8,
pengefisiensian dimensi profil baja berlaku juga untuk profil gording, dan kolom
pendek.Berdasarkan analisa teknis WF 250x125x5x8 masih cukup aman untuk
digunakan yaitu dengan tegangan yang terjadi kurang dari tegangan ijin (actual = 1251
kg/cm2 < ijin = 1600 kg/m2).Penefisiensian/ pengurangan dimensi profil berakibat pada
besarnya biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
Data hasil analisa adalah sebagai berikut:
a. menggunakan WF250.125.5.8 (Analisa )
42 NEUTRON, VOL.10, NO.1, PEBRUARI 2010: 28 - 42
Daftar Pustaka
Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
(PPIUG 1983),Yayasan Lembaga Penyelidiki Masalah Bangunan , Bandung
Departeman Pekerjaan Umum, Tata Cara Perhitungan Beton Untuk Bangunan Gedung
(SKSNI-1-1991-03)