Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN TUGAS

DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR

Oleh:

Kelas C

1. Yoshua Aristharkus W. 21010115140207

2. Dinar Yuhananto 21010115130227

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa yang bernama:

1. Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


2. Dinar Yuhananto 21010115130227

Telah menyelesaikan Laporan Tugas Drainase dan Pengendalian Banjir dan telah
diperiksa serta disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,
Asisten Dosen
Tugas Besar Drainase Tugas Besar Pengendalian Banjir

Ir. Al Falah, M.Sc Ir. Sugiyanto, M.Eng.


195304251987031003 19540301985031001
Koordinator
Tugas Besar Drainase dan Pengendalian Banjir

Ir. Al Falah, M.Sc


195304251987031003

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Drainase dan
Pengendalian Banjir ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ir. Al Falah, M.Sc selaku asisten dosen tugas besar Drainase dan dosen pengampu
matakuliah Drainase dan Pengendalian Banjir..
2. Ir. Sugiyanto, M.Eng selaku asisten dosen tugas besar Pengendalian Banjir dan dosen
pengampu matakuliah Drainase dan Pengendalian Banjir..
3. Dr. Dyah Ari Wulandri, ST. MT. selaku dosen pengampu matakuliah Drainase dan
Pengendalian Banjir.
4. Dr. Ir. Sriyana, M.S selaku dosen pengampu matakuliah Drainase dan Pengendalian
Banjir.
5. Berbagai pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam


penyusunan laporan ini, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari rekan sekalian agar penyusunan berikutnya akan lebih baik. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 2017

Penyusun

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Lembar Pengesahan ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Maksud dan Tujuan 1
1.2.1 Maksud 1
1.2.2 Tujuan 1
1.3 Lokasi 2
1.4 Identifikasi dan Pembatasan Masalah 2
1.4.1 Identifikasi Masalah 2
1.4.2 Pembatasan Masalah 2

BAB 2 Analisis Data Hidrologi


2.1 Penentuan Daerah Tangkapan 3
2.2 Analisis Curah Hujan Maksimum 4
2.3 Perhitungan Dispersi 5
2.4 Pemilihan Metode Distribusi 7
2.5 Ploting Data 8
2.6 Pengujian Kecocokan Sebaran Smirnov-Kolmogorov 9
2.7 Uji Kecocokan Chi-Square 12
2.8 Perhitungan Hujan Rencana 14
2.9 Intensitas Hujan 16
2.10 Perhitungan Masa Hujan 17

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng

BAB 3 Perencanaan Saluran Drainase Utama


3.1 Perhitungan Slope 18
3.2 Perhitungan Waktu Konsentrasi 19
3.3 Perencanaan Drainase Utama 22
3.4 Perhitungan Elevasi Rencana Saluran 28
BAB 4 Perencanaan Saluran Drainase Utama
4.1 Perhitungan Slope 30
4.2 Perhitungan Waktu Konsentrasi 31
4.3 Perencanaan Drainase Saluran Kolektor 32
4.4 Perhitungan Elevasi Rencana Saluran 35

BAB 5 Perencanaan Drainase Sistem Polder


5.1 Dasar Teori 37
5.2 Perhitungan Kapasitas Pompa 37
5.2.1 Metode Perhitungan Kapasitas Pompa 37
5.2.2 Perhitungan Kapasitas Pompa 39
5.2.3 Perhitungan Daya Pompa 40
5.3 Perhitungan Volume Tampungan 49
5.3.1 Metode Perhitungan Volume Tampungan 49
5.3.2 Perhitungan Volume Tampungan 51
5.3.3 Perhitungan Luas Kolam Retensi 52
5.3.4 Penempatan Kolam Retensi 53
5.3.5 Koreksi Saluran A-A 54
5.3.6 Perhitungan Lebar Pintu 55
Daftar Pustaka 56

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan jalan Gajahmada dan jalan Wahid Hasyim merupakan salah satu kawasan
pemukiman yang berada di Semarang, yang memiliki topografi rendah dan berbatasan
langsung dengan Kali Semarang. Salah satu masalah yang ada pada kawasan tersebut
adalah banjir yang di sebabkan oleh fenomena alam seperti hujan yang cukup tinggi
yang sering mengguyur kota Semarang pada waktu-waktu ini.

Selain fenomena alam, banjir pada pada wilayah Semarang juga disebabkan oleh
fungsi drainase yang kurang efektif, sedimentasi yang tinggi dan kurangnya
pemanfaatan pompa dalam upaya pengendalian banjir. Oleh dasar ini, maka langkah-
langkah pananganan yang konkrit secara teknis maupun non teknis perlu
direalisasikan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan tugas ini adalah untuk pengembangan saluran drainase,
normalisasi saluran utama kawasan jalan Gajahmada dan jalan K. H. Wahid
Hasyim, dan pengembangan sistim polder yang mengalir menuju Kali Semarang

1.2.2 Tujuan
Tujuan dari perencanaan saluran drainase kawasan kelurahan Keranggan dan
Bangunharjo adalah untuk memberikan alternative pengembangan saluran
drainase, agar dapat mengalirkan banjir rencana sehingga dapat memperlacar
jalannya aliran saluran drainase dan membebaskan genangan banjir pada
kawsan tersebut.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

1.3 Lokasi Perencanaan


Kawasan Gajahmada dan K. H. Wahid Hasyim terletak di Kecamatan Semarang
Tengah, Kota Semarang. Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
Kelurahan Keranggan
Dan Kelurahan Bangunharjo

1.4 Identifikasi dan Pembatasan Masalah


1.4.1 Identifikasi Masalah
a. Timbulnya banjir akibat kapasitas saluran existing yang tidak mampu
menampung air buangan. Hal ini berkaitan dengan beban aliran yang harus
dialirkan melebihi beban aliran pada perencanaan sebelumnya.
b. Timbulnya sedimentasi pada dasar saluran mengurangi kapasitas saluran
dan menaikkan muka air saluran.
c. Adanya tumpukan sampah pada saluran akibat kurang sadarnya masyarakat
dalam menjaga kebersihan saluran, dapat mengganggu aliran air sehingga
pada saat terjadi hujan, air pada saluran ada yang meluap.
d. Semakin berkurangnya daerah resapan air hujan yang disebabkan oleh
pertumbuhan kota dan perkembangan industry tanpa memperhatikan
konservasi dan keseimbangan tata guna lahan dalam proses infiltrasi,
menjadikan presipitasi yang terjadi akan langsung menjadi aliran permukaan
yang menambah beban aliran.

1.4.2 Pembatasan Masalah


Dalam penyusunan tugas ini, permasalahan dibatasi pada:
a. Analisa Hidrologi daerah tinjauan
b. Perencanaan saluran drainase utama dan kolektor
c. Perencanaan drainase sistim polder

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

BAB 2

ANALISIS DATA HIDROLOGI

2.1 Penentuan Daerah Tangkapan


Penentuan batas daerah tangkapan dari sebuah saluran drainase berkaitan dengan
peta kontur dari wilayah drainase tersebut, namun kontur bukan lah satu-satunya hal
yang menentukan batas daerah tangkapan, bentuk bangunan dan tata guna lahan yang
ada juga menjadi penentu batas daerah tangkapan saluran drainase, dan penentuan
luasannya diakomodasi melalui program AutoCAD.

Gambar 2.1 Daerah Tangkapan Saluran Drainase Daerah Keranggan

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Tabel 2.1 Luas Daerah Penangkapan

Catchmen Sub Area Total Area Catchmen Sub Total Area


Area (ha)
Area Catchment (ha) (ha) Area Catchment (ha)
A1 0.385 H1 1.208
H 2.057
A2 0.207 H2 0.849
A 3.606
A3 2.262 I1 3.166
I 7.460
A4 0.752 I2 4.294
B1 0.772 J J1 0.723 0.723
B 1.725
B2 0.953 K1 2.171
K 2.435
C1 1.066 K2 0.264
C 2.194
C2 1.128 L1 0.498 0.498
L
D1 1.150 L2 0.362 0.362
D 1.785
D2 0.635 M M1 0.590 0.590
E1 0.617 A' A'1 0.617 0.617
E 1.494
E2 0.876 B' B'1 0.353 0.353
F1 0.979 C' C'1 0.139 0.139
F 1.937
F2 0.957 D' D'1 0.623 0.623
G1 1.055 E' E'1 0.058 0.058
G 3.960
G2 2.905 F' F'1 0.087 0.087
G' G'1 0.484 0.484
Total Semua Catchmen Area = 33.1844 ha

2.2 Analisis Curah Hujan Maksimum


Data curah hujan maksimum tahunan yaitu tiap tahun diambil hanya satu besaran
maksimum yang berpengaruh pada analisis selanjutnya. Data seperti ini dikenal juga
dengan nama maximum annual series.

Tabel 2.1 Data Hujan Maksimum Tahunan

Tahun Hujan Max (mm)


1990 246.6
1991 188.6
1992 82.6
1993 132.4
1994 77.8

Note: Data diambil dari STA Meteorologi Maritim Tanjung Mas, Semarang

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

2.3 Perhitungan Dispersi


Dari perhitungan curah hujan maksimum tahunan, perlu ditentukan kemungkinan
terulangnya curah hujan maksimum harian dengan periode ulang tertentu. Dalam
mencari nilai hujan rencana, langkah awal yang perlu dilakukan adalah menganalisa
distribusi data hujan maksimum harian tahunan dengan pengukuran disperse biasa
dan disperse logaritma. Beberapa macam cara untuk mengukur disperse, diantaranya
adalah:
Standar Deviasi ( !)
./,
1
!=" ),
%(&' $ &*+ -
#$1
0234#4:5
&' 55 = 046457894#5;4<>23835?4@8#4#
&*+ = A464 $ B4645046457894#5;4<>23835?4@8#4#
#555 = C83D4@50464

Koefisien Kurtosis (E<)


#, F(&' $ &*+ )G
E< =
(# $ 1)(# $ H)(# $ I) ! G
0234#4:
&' = 046457894#5;4<>23835?4@8#4#
&*+ = A464 $ B4645046457894#5;4<>23835?4@8#4#
# = C83D4@50464
! = 64#!4B50JK24>2
Koefisien Skewness/Kemencengan (E>)
#
E> = %(&' $ &*+ )L
(# $ 1)(# $ H) ! L
0234#4:
&' 55 = 046457894#5;4<>23835?4@8#4#
5&*+ 5 = A464 $ B4645046457894#5;4<>23835?4@8#4#
#555 = C83D4@50464
! = 64#!4B50JK24>2

Koefisien Variasi (EK)


!
EK =
&*+
0234#4:
&*+ = A464 $ B4645046457894#5;4<>23835?4@8#4#
! = 64#!4B50JK24>2

(Triatmodjo, 2008)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Tabel 2.2 Perhitungan Parameter Statistik Curah Hujan Maksimum Normal

Hujan
Tahun Max (X-Xr) (X-Xr)2 (X-Xr)3 (X-Xr)4
(X)
1990 246.6 101.0 10201.00 1030301 104060401
1991 188.6 43.0 1849.00 79507 3418801
1992 82.6 -63.0 3969.00 -250047 15752961
1993 132.4 -13.2 174.24 -2299.968 30359.5776
1994 77.8 -67.8 4596.84 -311665.75 21130938
Jumlah 728.0 0.0 20790.08 545795.28 144393461
Rata-rata (Xr) 145.60
Standard Deviasi (s) 72.094 Koefisien Skewness (Cs) 0.607
Koefisien Varian (Cv) 0.495 Koefisien Kurtosis (Ck) 5.568

Tabel 2.3 Perhitungan Parameter Statistik Curah Hujan Maksimum Log

Hujan
Tahun Max X = Log Xi (X-Xr) (X-Xr)2 (X-Xr)3 (X-Xr)4
(Xi)
1990 246.6 2.392 0.273 0.074 0.020239 0.005515
1991 188.6 2.276 0.156 0.024 0.003801 0.000593
1992 82.6 1.917 -0.202 0.041 -0.008303 0.001681
1993 132.4 2.122 0.002 0.000 0.000000 0.000000
1994 77.8 1.891 -0.228 0.052 -0.011930 0.002726
Jumlah 728.0 10.597 0 0.19184309 0.003806 0.010516
Rata-rata (Xr) 145.6 2.119
Standard Deviasi (s) 0.219 Koefisien Skewness (Cs) 0.151
Koefisien Varian (Cv) 0.103 Koefisien Kurtosis (Ck) 1.724

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

2.4 Pemilihan Metode Distribusi


Setelah diketahui nilai variable-variabel dispersi melalui perhitungan pada point
sebelumnya, dapat ditentukan metode distribusi mana yang paling cocok untuk
dipakai. Ketentuan untuk menentukan metode distribusi yang paling cocok adalah
sebagai berikut:

Tabel 2.4 Persyaratan Pemilihan Dan Metode Distribusi

Hasil
Jenis Distribusi Persyaratan Kesimpulan
Perhitungan
Cs 0 + 0.3 Tidak
Normal
Ck 3.00 Memenuhi
Cs = Cv3 + 3Cv = 1.607
Tidak
Log Normal Ck = Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4 + 16Cv2 + 3
Cs = 0.607 Memenuhi
= 7.916
Ck = 5.568
Cs = 1.14 Tidak
Gumbel
Ck = 5.4 Memenuhi

Log Pearson III Selain Diatas Memenuhi

Dimana:
Cs = Koefisien Skewness Ck = Koefisien Kurtosis Cv = Koefisien Variasi
Note: Nilai hasil perhitungan yang digunakan untuk menentukan jenis distribusi diambil dari hasil
perhitungan Tabel 2.2 (Perhitungan Parameter Statistik Curah Hujan Maksimum Normal )
(Triatmodjo, 2008)

Kesimpulan:
Dari tabel 2.4 ditinjau persyaratan parameter statistic yang mendekati adalah metode Log
Pearson Tipe III. Untuk memastikan ketepatan dalam pemilihan distribusi tersebut, perlu
dilakukan perbandingan hasil perhitungan statistik dengan plotting data pada kertas
probabilitas, uji Smirnov-Kolmogorov, dan uji Chi-Square.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

2.5 Plotting Data


Cara plotting data dilakukan menggunakan persamaan Weibull dan di plotkan pada
kertas probabilitas yang sudah didesain khusus atau menggunakan skala plot yang
melinierkan fungsi distribusi. Persamaan Weibull adalah sebagai berikut:
$
= #100%
(" + 1)
Dimana:
m = Nomor urut/peringkat data setelah di urutkan dari besar ke kecil atau
kecil ke besar.
n = Jumlah data

(Triatmodjo, 2008)

Tabel 2.5 Perhitungan Probabilitas

Tahun m Xi P= $100%
(!"#)

1994 1 77.8 16.67

1992 2 82.6 33.33

1993 3 132.4 50.00

1991 4 188.6 66.67


1990 5 246.6 83.33
Dimana:
Xi = Data curah hujan harian makimum
Tahun = Tahun terjadinya data curah hujan
harian maksimum

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

2.6 Pengujian Kecocokan Sebaran Smirnov-Kolmogorov


Dari gambar pada kertas probabilitas dicari jarak penyimpangan setiap titik data
terhadap kurva teoritis. Jarak penyimpangan terbesar merupakan nilai maks. Nilai
maks harus lebih kecil dari kritis (Diambil N = 5, ! = 0,1 ) seperti diberikan dalam
tabel berikut :

Tabel 2.6 Nilai "Kritis Untuk Uji Smirnov-Kolmogorov

Derajat Kepercayaan (!)


n
0.2 0.1 0.05 0.01
5 0.45 0.51 0.56 0.67
10 0.32 0.37 0.41 0.49
15 0.27 0.30 0.34 0.40
20 0.23 0.26 0.29 0.36
25 0.21 0.24 0.27 0.32
30 0.19 0.22 0.24 0.29
35 0.18 0.20 0.23 0.27
40 0.17 0.19 0.21 0.25
45 0.16 0.18 0.20 0.24
50 0.15 0.17 0.19 0.23
>50 1.07/n0.5 1.22/n0.5 1.36/n0.5 1.63/n0.5
(Triatmodjo, 2008)

Distribusi yang baik adalah distribusi yang memberikan nilai maks terkecil. Dari
gambar 2.2 sampai 2.5, sebaran data pada kertas probabilitas diperoleh sebagai
berikut:
Distribusi Normal : 0.142
Distribusi Gumbel : 0.155
Distribusi Log Normal : 0.156
Distribusi Log Pearson Tipe III : 0.154
Dari hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua jenis distribusi
lulus uji Smirnov-Kolmogorov.
1

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Gambar 2.2 Kurva Distribusi Normal

Gambar 2.3 Kurva Distribusi Gumbel

Note: Garis boundary pada masing-masing gambar ditentukan melalui rumus berikut:

! "#$% & [0,1]: '($) < *+ ($) < -($).

Dimana '($) adalah kurva boundary bawah dan -($) adalah kurva boundary atas. Pengaplikasian kurva
boundary secara spesifik sangatlah susah, sehingga lebih baik untuk mendapatkannya melalui software
seperti Mat Lab (Aprop).

(Moscovich and Nadler, 2017)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Gambar 2.4 Kurva Distribusi Log Normal

Gambar 2.5 Kurva Distribusi Log Pearson Tipe III

Note: Garis boundary pada masing-masing gambar ditentukan melalui rumus berikut:

! "#$% & [0,1]: '($) < *+ ($) < -($).

Dimana '($) adalah kurva boundary bawah dan -($) adalah kurva boundary atas. Pengaplikasian kurva
boundary secara spesifik sangatlah susah, sehingga lebih baik untuk mendapatkannya melalui software
seperti Mat Lab (Aprop).

(Moscovich and Nadler, 2017)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

2.7 Uji Kecocokan Chi-Square ( 2 )


Dari gambar pada kertas probabilitas, dibaca nilai hujan rencana pada periode ulang
tertentu. Nilai-nilai hujan rencana tersebut kemudian digunakan sebagai batasan sub-
grup data yang dimana dalam perhitungan Chi-Square, data hujan yang dimiliki akan
di klasifikasikan menurut sub-grup tersebut.

Tabel 2.7 Hasil Pembacaan Grafik Hujan Rencana


Data Periode Hujan Rencana (mm)
Probabilitas
Tahun Hujan Ulang Log Log Pearson
(%) Normal Gumbel
(mm) (Tahun) Normal Tipe III
1994 77.8 2 50 146 134 132 130
1992 82.6 5 20 206 197 201 200
1993 132.4 10 10 238 240 251 253
1991 188.6 20 5 264 280 302 308
1990 246.6 Note: Periode ulang yang digunakan adalah 2,5,10, dan 20 tahun
Note: !"#$#%&%'$( = 100%-!"#$&'" ()*+, (Probabilitas ini merupakan Probabilitas terlampauinya
nilai Hujan Rencana pada periode ulang tersebut)

Tabel 2.8 Perhitungan Nilai Chi-Square


Distribusi Normal Distribusi Gumbel
Sub-Grup Observed Expected Sub-Grup Observed Expected
(O-E)2/E (O-E)2/E
(mm) (O) (E) (mm) (O) (E)
146> 3 2.5 0.100 134> 3 2.5 0.100
146-206 1 1.5 0.167 134-197 1 1.5 0.167
206-238 0 0.5 0.500 197-240 0 0.5 0.500
238-264 1 0.25 2.250 240-280 1 0.25 2.250
264< 0 0.25 0.250 280< 0 0.25 0.250
Chi-Square (. / = 2 [34 5 67/ -6]7 3.267 / /
Chi-Square (. = 2 [34 5 67 -6]7 3.267
Distribusi Log Normal Distribusi Log Pearson Tipe III
Sub-Grup Observed Expected Sub-Grup Observed Expected
(O-E)2/E (O-E)2/E
(mm) (O) (E) (mm) (O) (E)
132> 2 2.5 0.100 130> 2 2.5 0.100
132-201 2 1.5 0.167 130-200 2 1.5 0.167
201-251 1 0.5 0.500 200-253 1 0.5 0.500
251-302 0 0.25 0.250 253-308 0 0.25 0.250
302< 0 0.25 0.250 308< 0 0.25 0.250
Chi-Square (. / = 2 [34 5 67/ -6]7 1.267 / /
Chi-Square (. = 2 [34 5 67 -6]7 1.267
Note: Expected Value (E) = Probabilitas Sub-Grup x Jumlah Data
Observed Value (O) = Jumlah data yang tergolong pada masing-masing sub-grup
Probabilitas Sub-Grup = Probabilitas Batas Atas Probabilitas Batas Bawah
Probabilitas Batas Atas/Bawah adalah nilai Probabilitas angka tersebut pada Tabel 2.7
(Triatmodjo, 2008)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Setelah didapatkan nilai Chi-Square masing-masing metode distribusi, kemudian


dicari Nilai Kritis Chi-Square pada Tabel 2.9 melalui nilai Degree of Freedom (DF)
data dan peluang yang ditentukan ( ). Nilai DF dapat dicari melalui rumus berikut:

!" = # $ % $ 1 = 5 $ 2 $ 1 = 2&(')*+,&!-.*/-0+.-&34/678&97)&:-)46-78;

!7)&!" = # $ 1 = 5 $ 1 = <&(')*+,&!-.*/-0+.-&>7-)?7;

Dimana:
G = Jumlah Sub-Grup yang digunakan
R = 2 untuk distribusi normal dan binomial

Tabel 2.9 Nilai Kristis Chi-Square

DF Peluang ( )
0.50 0.30 0.20 0.10 0.05 0.01
1 0.455 1.074 1.642 2.706 3.841 6.635
2 .139 2.408 3.219 3.605 5.991 9.210
3 2.366 3.665 4.642 6.251 7.815 11.345
4 3.357 4.878 5.989 7.779 9.488 13.277
5 4.351 6.064 7.289 9.236 11.070 15.086
Note: Peluang ditentukan sebesar 5% (0.05), hal ini dikarenakan nilai 5% dianggap oleh banyak ilmuwan
sebagai nilai kritis yang sudah cukup baik untuk menjadi batasan penentu.
(Jones et al., 2013)

Tabel 2.10 Perbandingan Nilai Chi-Square Dengan Nilai Kritisnya

Nilai
Metode Distribusi Nilai Kritis Kesimpulan
Chi-Square
Normal 3.267 5.991 Lulus
Gumbel 3.267 Lulus
Log Normal 1.267 9.488 Lulus
Log Pearson Tipe III 1.267 Lulus

Melalui Tabel 2.10, dapat dilihat bahwa nilai Chi-Square masing-masing jenis distribusi
berada di bawah Nilai Kritis Chi-Square, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
metode distribusi lulus uji Chi-Square dan semuanya valid untuk digunakan mencari nilai
hujan rencana.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

2.8 Perhitungan Hujan Rencana


Karena karakteristik dispersi dari data memenuhi persyaratan metode Log Pearson
Tipe III dan semua metode distribusi lulus uji Smirnov-Kolmogorov dan uji Chi-
Square, maka hujan rencana akan dicari melalui metode Log Pearson Tipe III. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
!"#$% = !"#$% + &. '(###;###$) = 10*,-/2
Dimana:
Log#X3 = Nilai#logaritma#hujan#rencana#dengan#periode#ulang#t
Log#X4 = Nilai#rata 5 rata#logaritma#data#hujan
K 3 = Faktor#koefisien#metode#Log#6789:!<#Tipe#III#>Tabel#?.1?@
Sd = Standard#deviasi#data#hujan
X3 = Hujan#rencana#dengan#periode#ulang#t

(Triatmodjo, 2008)

Tabel 2.11 Perhitungan Dispersi Data Hujan

Hujan Max
Tahun Log Xi (LogXi-LogXr) (LogXi-LogXr)2 (LogXi-LogXr)3
(Xi)
1990 246.6 2.392 0.273 0.074 0.0202
1991 188.6 2.276 0.156 0.024 0.0038
1992 82.6 1.917 -0.202 0.041 -0.0083
1993 132.4 2.122 0.002 0.00001 0.00000001
1994 77.8 1.891 -0.228 0.052 -0.0119
Jumlah 728.0 10.597 0 0.191843 0.003806
Rata-rata (LogXr) 2.119
Standard Deviasi (s) 0.219 Koefisien Asimetri (Cs) 0.151

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Tabel 2.12 Faktor Koefisien Metode Distribusi Log Pearson Tipe III

Koefisien Periode Ulang (Tahun)


Asimetri (Cs) 2 5 10 25 50
0.3 -0.050 0.824 1.309 1.849 2.211
0.2 -0.033 0.830 1.301 1.818 2.159
0.1 -0.017 0.836 1.292 1.785 2.107
0.0 0 0.842 1.282 1.751 2.054
-0.1 0.017 0.846 1.270 1.716 2.000
-0.2 0.033 0.850 1.258 1.680 1.945
(Triatmodjo, 2008)

Dikarenakan nilai Cs = 0.151, maka nilai K data terletak diantara nilai K saat Cs = 0.1
dan Cs = 0.2, sehingga K data perlu dicari menggunakan metode interpolasi linier, sebagai
berikut:

'* % '*1 0.151 % 0.1


= !"# +( !"$ % !"# ). & , = 0.836 + (0.830 % 0.836). & , = 0.833
'*2 % '*1 0.2 % 0.1

Dimana:

Cs = Koefisien Asimetri Data = 0.151 K = Faktor Koefisi Data


Cs1= Koefisien Asimetri 1 = 0.1 K1= Faktor Koefisien Cs1 = 0.836
Cs2= Koefisien Asimetri 2 = 0.2 K2= Faktor Koefisien Cs2 = 0.830
(Triatmodjo, 2002)

Tabel 2.13 Perhitungan Hujan Rencana

Periode Ulang Koefisien Faktor Persentase Rata-rata Standard Hujan Rencana Xt (mm)
(Tahun) Asimetri K Peluang Log Xi Deviasi (Sd) Log Xt Xt
5 0.151 0.833 20 2.119 0.219 2.302 200.396
Kesimpulan: Didapat nilai hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun sebesar 200.4 mm

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

2.9 Intensitas Hujan


Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman hujan yang terjadi pada suatu kurun
waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Hujan dalam intensitas yang besar
umumnya terjadi dalam waktu yang pendek. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda,
tergantung lama hujan dan frekuensi kejadiannya. Analisa intensitas hujan dapat
didekati dengan Kurva Intensitas Durasi Frekuensi (IDF), dimana intensitas hujan
sebagai ordinat dan durasi hujan sebagai absis. Apabila yang tersedia adalah data
hujan harian, analisa IDF dapat ditempuh dengan cara empiris menggunakan metode
Mononobe. Rumus metode Mononobe adalah sebagai berikut:
!"# 24 "('
= $ &
24 %
Dimana:
I = Intensitas hujan (mm/jam)
R24 = Hujan maksimum dalam 24 jam (periode ulang 5 tahun) = 200.4 mm.
t = Durasi hujan (jam)

(Triatmodjo, 2008)

Tabel 2.14 Perhitungan Intensitas Hujan

Lama Hujan (t)


Periode
Ulang Menit 5 10 15 20 25 50 100 150 200 250
5 Tahun Jam 0.083 0.167 0.250 0.333 0.417 0.833 1.667 2.500 3.333 4.167
Intensitas It (mm/jam) 364.144 229.397 175.062 144.511 124.536 78.453 49.422 37.716 31.134 26.830

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

2.10 Perhitungan Masa Hujan

Kurva masa hujan untuk periode ulang 5 tahun dapat dihitung dengan rumus:

= !. "
Dimana:
= #$%$&'()$*
!& = !*"+*%,"$%&'()$*
"& = -(/$%,&'()$*

(Triatmodjo, 2008)

Tabel 2.15 Perhitungan Masa Hujan

Masa Hujan R (mm)


Intensitas Ir
364.144 229.397 175.062 144.511 124.536 78.453 49.422 37.716 31.134 26.830
(mm/jam)
Durasi t
5 10 15 20 25 50 100 150 200 250
(menit)
R 30.345 38.233 43.766 48.170 51.890 65.377 82.37 94.290 103.780 111.793
Note: Nilai Durasi t di konversi menjadi jam terlebih dahulu sebelum dikalikan dengan Intensitas

Kurva Masa Hujan (R)


120
Massa/Tinggi Hujan (mm)

100 y = 21.238ln(x) - 11.965

80

60

40

20

0
0 50 100 150 200 250 300
Durasi (menit)

Gambar 2.6 Kurva Masa Hujan (Periode Ulang 5 Tahun)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

BAB 3

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE UTAMA

3.1 Perhitungan Slope


Perhitungan nilai slope/kemiringan medan merupakan salah satu langkah yang
penting dalam merencanakan saluran drainase, hal ini karena melalui nilai slope
tersebut dapat ditentukan pendekatan awal yang paling sesuai dalam pendimensian
saluran. Besarnya nilai slope medan dapat dihitung melalui rumus berikut:
!". #$"$ % !". #$"$%
=
&
Dimana:
S = Slope
el. = Elevasi
L = Panjang Saluran
(Alfalah, no date)

Tabel 3.1 Kemiringan (Slope) Tanah di Lapangan

Saluran Elevasi Elevasi L Asumsi Metode


Slope
Primer Hulu Hilir (m) Perencanaan
(1) (2) (3) (4) (5) = [(2) - (3)]/(4) (6)
M-L +3.60 +2.77 103.34 0.0081 Slope Normal
L-K +2.77 +2.30 57.83 0.0081 Slope Normal
K-J +2.30 +1.95 213.57 0.0016 Slope Minimum
J-I +1.95 +1.10 301.52 0.0028 Slope Normal
I-H +1.10 +1.00 167.27 0.0006 Slope Minimum
H-G +1.00 +1.10 108.89 -0.0009 Slope Minimum
G-F +1.10 +1.12 64.32 -0.0003 Slope Minimum
F-E +1.12 +1.14 70.34 -0.0003 Slope Minimum
E-D +1.14 +1.14 30.71 -0.0003 Slope Minimum
D-C +1.14 +1.16 69.70 -0.0003 Slope Minimum
C-B +1.16 +1.18 62.62 -0.0003 Slope Minimum
B-A +1.18 +1.20 70.23 -0.0003 Slope Minimum

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

3.2 Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc)


Nilai intensitas hujan (I) pada waktu konsentrasi (tc) dan periode ulang tertentu adalah
nilai intensitas yang digunakan untuk perencannan saluran drainase utama. Lamanya
waktu konsentrasi dapat dihitung melalui rumus berikut:
$
! = " + # # =
60%
Dimana:
to = Waktu yang diperlukan untuk mengalir dari titik yang terjauh dalam
suatu daerah tangkapan, sampai ke kebagian hulu saluran yang direncanakan.
td = Waktu yang diperlukan untuk mengalir sepanjang saluran yang
direncanakan (dari hulu sampai hilir).
L = Panjang saluran rencana.
V = Kecepatan aliran.

(Alfalah, no date)

Data karakteristik pengaliran air di lapangan yang di gunakan dalam perhitungan


waktu konsentrasi saluran sekunder, dan primer adalah sebagai berikut:

Vs = Kecepatan aliran rata-rata pada saluran sekunder


= 1.9 m/s
tosekunder = 9 menit
Kecepatan Saluran Primer:
o Vmax = 1.75 m/s
o Vmin = 0.70 m/s

Note: Saluran tersier tidak dimasukan dalam perhitungan waktu konsentrasi karena
dianggap irrelevan dibanding nilai to sekunder.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng
Tabel 3.2 Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc) Saluran Sekunder

Saluran L V td to tc Saluran L V td to tc
Sekunder (m) (m/s) (mnt) (mnt) Ket. (mnt) Sekunder (m) (m/s) (mnt) (mnt) Ket. (mnt)

A1 141.20 1.24 - 10.24 F2 467.81 4.10 - 13.10

A2 131.98 1.16 - 10.16 G1 399.04 3.50 - 12.50

A3 781.19 6.85 - 15.85 G2 551.85 4.84 - 13.84

A4 318.69 2.80 - 11.80 H1 183.18 1.61 - 10.61

B1 301.41 2.64 - 11.64 H2 181.91 1.60 - 10.60

B2 385.53 3.38 - 12.38 I1 355.07 3.11 - 12.11

C1 356.52 1.9 3.13 9 - 12.13 I2 350.24 1.9 3.07 9 - 12.07

C2 422.66 3.71 - 12.71 J1 0.00 0.00 - 9.00

D1 391.67 3.44 - 12.44 K1 231.00 2.03 - 11.03

D2 432.67 3.80 - 12.80 K2 182.39 1.60 - 10.60

E1 409.42 3.59 - 12.59 L1 146.98 1.29 - 10.29

E2 450.42 3.95 - 12.95 L2 177.89 1.56 - 10.56

F1 416.62 3.65 - 12.65 M1 0.00 0.00 - 9.00

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng
Tabel 3.3 Perhitungan tc Saluran Primer (Vmin < V < Vmax, Vmin = 0.7 m/s, Vmax = 1.75 m/s)

Saluran L V td to tc tc Terpilih Saluran L V td to tc tc Terpilih


Primer (m) (m/s) (mnt) (mnt) Ket. (mnt) (mnt) (jam) Primer (m) (m/s) (mnt) (mnt) Ket. (mnt) (mnt) (jam)
M-L 103.34 0.85 2.03 9.00 Sekunder M1 11.03 11.03 0.18 Sekunder F1 14.33
10.29 Sekunder L1 11.21 F-E 70.34 0.70 1.67 Sekunder F2 14.78 32.65 0.54
L-K 57.83 1.05 0.92 10.56 Sekunder L2 11.48 11.95 0.20 30.97 Primer G - F 32.65
11.03 Primer M - L 11.95 Sekunder E1 13.32
11.03 Sekunder K1 16.11 E-D 30.71 0.70 0.73 Sekunder E2 13.68 33.38 0.56
K-J 213.57 0.70 5.09 10.60 Sekunder K2 15.69 17.03 0.28 32.65 Primer F - E 33.38
11.95 Primer L - K 17.03 12.44 Sekunder D1 14.10
9.00 Sekunder J1 14.83 D-C 69.70 0.70 1.66 12.80 Sekunder D2 14.45 35.04 0.58
J-I 301.52 0.86 5.83 22.87 0.38
17.03 Primer K - J 22.87 33.38 Primer E - D 35.04
12.11 Sekunder I1 16.10 12.13 Sekunder C1 13.62
I-H 167.27 0.70 3.98 12.07 Sekunder I2 16.05 26.85 0.45 C-B 62.62 0.70 1.49 12.71 Sekunder C2 14.20 36.53 0.61
22.87 Primer J - I 26.85 35.04 Primer D - C 36.53
10.61 Sekunder H1 13.20 11.64 Sekunder B1 13.32
H-G 108.89 0.70 2.59 10.60 Sekunder H2 13.19 29.44 0.49 B-A 70.23 0.70 1.67 12.38 Sekunder B2 14.05 38.20 0.64
26.85 Primer I - H 29.44 36.53 Primer C - B 38.20
Sekunder G1 14.03
G-F 64.32 0.70 1.53 Sekunder G2 15.37 30.97 0.52
29.44 Primer H - G 30.97

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

3.3 Perencanaan Drainase Utama


Bentuk saluran yang digunakan untuk saluran drainase perkotaan adalah bentuk
trapezium. Saluran dapat di rencanakan dengan asumsi slope normal atau dengan
slope minimum/maksimum (Smin/Smax), prosedur masing-masing asumsi diberikan
pada Gambar 3.3 dan 3.4. Karena bentuk slope lapangan yang tidak selalu menurun,
maka saluran drainase utama direncanakan dengan metode Smin yang mengacu pada
nilai kecepatan minimum saluran (Vmin). Diketahui beberapa karakteristik
perencanaan ditentukan sebagai berikut:
Vmax = 1,75 m/det Rencana Saluran Trapesium:
Vmin = 0,7 m/det o B = 2.2 H
C = 0,78 o m = 1.5
Cs = 1 o F = (B + m.H).H = Luas Saluran

n = 0.035 o P = B + 2H.(1 + m2)1/2 = Keliling Basah

W>0 o R = F/P = Jari-jari hidrolik

w
1
H
m

Gambar 3.2 Sketsa Rencana Bentuk Saluran


Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan perencanaan saluran adalah
sebagai berikut:
1 ' ) ( * )'
= 0.00278. . !. ". # $= .& .! .+
%

&', 24 '3(
I= - /
24 tc

Dimana:
A = Catchmen Area Total (ha) tc = Lama Waktu Konsentrasi (jam)
R24 = Hujan Rencana Periode Ulang 5 I = Intensitas Hujan (mm/jam)
Tahun (mm) Q = Debit Banjir Saluran
(Alfalah, no date)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Input Data
A, C, Cs, to, n, s, L, m, B atau H
Persamaan Lengkung Intensitas Hujan

Asumsi Nilai V1

td = L/(60.V1)

tc = to + td

Persamaan Lengkung Intensitas Hujan (I)

Q = 0.00278.C.Cs.I.A

Q = (1/n).R2/3.S1/2.F

Didapat nilai B atau H dan F

V2 = Q/F

V2 V1 V2 = V1

Selesai
Didapat Q dan B atau H

Gambar 3.4 Flowchart Perhitungan Debit Banjir dan Dimensi Saluran Dengan Asumsi
Awal Slope Normal; (Alfalah, no date)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng
Tabel 3.4 Perhitungan Debit Banjir dan Pendimensian Saluran M-K & J-I Metode Slope Normal
tc Pengecekan
Saluran L V1 I A Q H B F V2
Terpilih S
Primer (m) (m/s) (mm/jam) (ha) (m/s) (m) (m) (m2) (m/s) (V2 V1) Vmin < V < Vmax
(jam)

ML 103.34 0.85 0.18 214.90 0.59 0.27 0.0081 0.30 0.65 0.33 0.84 Lulus

L-K 57.83 1.05 0.20 203.72 1.45 0.64 0.0081 0.41 0.90 0.61 1.04 Lulus Lulus

J-I 301.52 0.86 0.38 132.26 4.61 1.32 0.0028 0.65 1.43 1.56 0.84 Lulus

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Input Data
A, C, Cs, to, n, s, L, m, B atau H
V = Vmax atau Vmin
Persamaan Lengkung Intensitas Hujan

td = L/(60.Vmax/min)

tc = to + td

Persamaan Lengkung Intensitas Hujan (I)

Q = 0.00278.C.Cs.I.A

F = Q/Vmax/min

Didapat nilai B atau H

Q = (1/n).R2/3.S1/2.F

Didapat nilai Smin/max, dimana:


Smin > So dan Smax < So

Gambar 3.3 Flowchart Perhitungan Debit Banjir dan Dimensi Saluran Dengan Asumsi
Awal V = Vmin (Slope Minimum) / Vmax (Slope Maximum); (Alfalah, no date)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng
! "# $ # %

tc
Saluran L Vmin Terpilih I A Q F H B R Pengecekan
Smin So
Primer (m) (m/s) (mm/jam) (ha) (m/s) (m2) (m) (m) (m) (Smin>So)
(jam)

K-J 213.57 0.70 0.28 160.83 3.88 1.355 1.94 0.72 1.59 0.46 0.0017 0.0016 Lulus

I-H 167.27 0.70 0.45 118.75 12.07 3.108 4.44 1.10 2.41 0.70 0.0010 0.0006 Lulus

H-G 108.89 0.70 0.49 111.67 14.12 3.420 4.89 1.15 2.53 0.73 0.0009 -0.0009 Lulus

G-F 64.32 0.70 0.52 107.96 18.08 4.234 6.05 1.28 2.81 0.81 0.0008 -0.0003 Lulus

F-E 70.34 0.70 0.54 104.24 20.02 4.525 6.46 1.32 2.91 0.84 0.0008 -0.0003 Lulus

E-D 30.71 0.70 0.56 102.71 21.51 4.792 6.85 1.36 2.99 0.87 0.0007 -0.0003 Lulus

D-C 69.70 0.70 0.58 99.44 23.30 5.024 7.18 1.39 3.06 0.89 0.0007 -0.0003 Lulus

C-B 62.62 0.70 0.61 96.72 25.49 5.346 7.64 1.44 3.16 0.92 0.0007 -0.0003 Lulus

B-A 70.23 0.70 0.64 93.87 27.22 5.540 7.91 1.46 3.22 0.93 0.0007 -0.0003 Lulus

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Tabel 3.6 Rekap Hasil Perhitungan Debit Banjir dan Rencana Dimensi Saluran

Saluran L V Q H B
S m
Primer (m) (m/s) (m3/s) (m) (m)
M-L 103.34 0.88 0.27 0.0081 0.30 0.65
L-K 57.83 1.09 0.64 0.0081 0.41 0.90
K-J 213.57 0.70 1.35 0.0017 0.72 1.59
J-I 301.52 0.90 1.32 0.0028 0.65 1.43
I-H 167.27 0.70 3.11 0.0010 1.10 2.41
H-G 108.89 0.70 3.42 0.0009 1.15 2.53
1.50
G-F 64.32 0.70 4.23 0.0008 1.28 2.81
F-E 70.34 0.70 4.53 0.0008 1.32 2.91
E-D 30.71 0.70 4.79 0.0007 1.36 2.99
D-C 69.70 0.70 5.02 0.0007 1.39 3.06
C-B 62.62 0.70 5.35 0.0007 1.44 3.16
B-A 70.23 0.70 5.54 0.0007 1.46 3.22
Dimana:

V = Kecepatan Aliran
Q = Debit Aliran Air
S = Slope
H = Kedalaman Air Disaluran
B = Lebar Dasar Saluran
m = Kemiringan Talud

w
1
H
m

Gambar 3.3 Rencana Saluran Drainase

Note: Karena ketentuan nilai W > 0, maka nilai W tidak di tetapkan besarannya,
namun ditentukan melalui slope rencana saluran, sehingga nilai W akan dibentuk
melalui beda tinggi antara elevasi permukaan tanah asli dengan elevasi muka air.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

3.4 Perhitungan Elevasi Rencana Saluran

Tabel 3.7 Elevasi Rencana Saluran

Saluran L H Elevasi Elevasi


Slope h
Primer (m) (m) Hulu Hilir
Tanah Asli 0.0081 3.60 0.83 2.77
M-L Muka Air 103.34 0.30 3.60 2.77
0.0081 0.83
Dasar Saluran 3.30 2.47
Tanah Asli 0.0081 2.77 0.47 2.30
L-K Muka Air 57.83 0.41 2.77 2.30
0.0081 0.47
Dasar Saluran 2.36 1.89
Tanah Asli 0.0016 2.30 0.35 1.95
K-J Muka Air 213.57 0.72 2.30 1.94
0.0017 0.36
Dasar Saluran 1.58 1.22
Tanah Asli 0.0028 1.95 0.85 1.10
J-I Muka Air 301.52 0.65 1.94 1.09
0.0028 0.85
Dasar Saluran 1.29 0.44
Tanah Asli 0.0006 1.10 0.10 1.00
I-H Muka Air 167.27 1.10 1.09 0.93
0.0010 0.16
Dasar Saluran -0.01 -0.17
Tanah Asli -0.0009 1.00 -0.10 1.10
H-G Muka Air 108.89 1.15 0.93 0.83
0.0009 0.10
Dasar Saluran -0.22 -0.32
Tanah Asli -0.0003 1.10 -0.02 1.12
G-F Muka Air 64.32 1.28 0.83 0.78
0.0008 0.05
Dasar Saluran -0.45 -0.50
Tanah Asli -0.0003 1.12 -0.02 1.14
F-E Muka Air 70.34 1.32 0.78 0.73
0.0008 0.05
Dasar Saluran -0.54 -0.59
Tanah Asli -0.0003 1.14 -0.01 1.14
E-D Muka Air 30.71 1.36 0.73 0.71
0.0007 0.02
Dasar Saluran -0.63 -0.65
Tanah Asli -0.0003 1.14 -0.02 1.16
D-C Muka Air 69.70 1.39 0.71 0.66
0.0007 0.05
Dasar Saluran -0.68 -0.73
Tanah Asli -0.0003 1.16 -0.02 1.18
C-B Muka Air 62.62 1.44 0.66 0.62
0.0007 0.04
Dasar Saluran -0.78 -0.82
Tanah Asli -0.0003 1.18 -0.02 1.20
B-A Muka Air 70.23 1.46 0.62 0.57
0.0007 0.05
Dasar Saluran -0.84 -0.89
Note: Terdapat kenaikan elevasi dasar saluran pada titik J, dimana elevasi Hilir saluran J-
I lebih tinggi dibanding elevasi Hulu saluran K-J, sehingga perlu adanya koreksi elevasi
agar air dapat mengalir menerus pada saluran K-J-I.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Tabel 3.8 Elevasi Rencana Saluran Terkoreksi

Saluran L H Elevasi Elevasi


Slope h
Primer (m) (m) Hulu Hilir
Tanah Asli 0.0081 3.60 0.83 2.77
M-L Muka Air 103.34 0.30 3.60 2.77
0.0081 0.83
Dasar Saluran 3.30 2.47
Tanah Asli 0.0081 2.77 0.47 2.30
L-K Muka Air 57.83 0.41 2.77 2.30
0.0081 0.47
Dasar Saluran 2.36 1.89
Tanah Asli 0.0016 2.30 0.35 1.95
K-J Muka Air 213.57 0.72 2.30 1.94
0.0017 0.36
Dasar Saluran 1.58 1.22
Tanah Asli 0.0028 1.95 0.85 1.10
J-I Muka Air 301.52 0.65 1.87 1.02
0.0028 0.85
Dasar Saluran 1.22 0.37
Tanah Asli 0.0006 1.10 0.10 1.00
I-H Muka Air 167.27 1.10 1.02 0.86
0.0010 0.16
Dasar Saluran -0.08 -0.24
Tanah Asli -0.0009 1.00 -0.10 1.10
H-G Muka Air 108.89 1.15 0.86 0.76
0.0009 0.10
Dasar Saluran -0.29 -0.39
Tanah Asli -0.0003 1.10 -0.02 1.12
G-F Muka Air 64.32 1.28 0.76 0.71
0.0008 0.05
Dasar Saluran -0.52 -0.57
Tanah Asli -0.0003 1.12 -0.02 1.14
F-E Muka Air 70.34 1.32 0.71 0.66
0.0008 0.05
Dasar Saluran -0.61 -0.66
Tanah Asli -0.0003 1.14 -0.01 1.14
E-D Muka Air 30.71 1.36 0.66 0.64
0.0007 0.02
Dasar Saluran -0.70 -0.72
Tanah Asli -0.0003 1.14 -0.02 1.16
D-C Muka Air 69.70 1.39 0.64 0.59
0.0007 0.05
Dasar Saluran -0.75 -0.80
Tanah Asli -0.0003 1.16 -0.02 1.18
C-B Muka Air 62.62 1.44 0.59 0.55
0.0007 0.04
Dasar Saluran -0.85 -0.89
Tanah Asli -0.0003 1.18 -0.02 1.20
B-A Muka Air 70.23 1.46 0.55 0.50
0.0007 0.05
Dasar Saluran -0.91 -0.96
Note: Koreksi dilakukan dengan cara menyamakan elevasi dasar hilir saluran J-I dengan
hulu saluran K-J, dan menyesuaikan elevasi saluran setelah saluran J-I.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

BAB 4

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KOLEKTOR

4.1 Perhitungan Slope


Perhitungan nilai slope/kemiringan medan merupakan salah satu langkah yang
penting dalam merencanakan saluran drainase, hal ini karena melalui nilai slope
tersebut dapat ditentukan pendekatan awal yang paling sesuai dalam pendimensian
saluran. Besarnya nilai slope medan dapat dihitung melalui rumus berikut:
!". #$"$ % !". #&"&'
=
(
Dimana:
S = Slope
el. = Elevasi
L = Panjang Saluran

(Alfalah, no date)

Tabel 4.1 Kemiringan (Slope) Tanah di Lapangan

Saluran Elevasi Elevasi L Asumsi Metode


Slope
Primer Hulu Hilir (m) Perencanaan
G' - F' 3.60 3.14 249.29 0.0019 Slope Normal
F' - E' 3.14 2.97 89.29 0.0019 Slope Normal
E' - D' 2.97 2.90 37.51 0.0019 Slope Normal
D' - C' 2.90 2.50 429.83 0.0009 Slope Minimum
C' - B' 2.50 2.30 209.02 0.0009 Slope Minimum
B' - A' 2.30 1.77 249.94 0.0021 Slope Normal
A' - A 1.77 1.20 264.30 0.0021 Slope Normal

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

4.2 Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc)


Nilai intensitas hujan (I) pada waktu konsentrasi (tc) dan periode ulang tertentu
adalah nilai intensitas yang digunakan untuk perencannan saluran drainase kolektor.
Lamanya waktu konsentrasi dapat dihitung melalui rumus berikut:

= !" + !# !# = $&60%
Dimana:
to = Waktu yang diperlukan untuk mengalir dari titik yang terjauh dalam
suatu daerah tangkapan, sampai ke kebagian hulu saluran yang direncanakan.
td = Waktu yang diperlukan untuk mengalir sepanjang saluran yang
direncanakan (dari hulu sampai hilir).
L = Panjang saluran rencana.
V = Kecepatan aliran.
(Alfalah, no date)
Data karakteristik pengaliran air di lapangan yang di gunakan dalam perhitungan
waktu konsentrasi saluran kolektor adalah sebagai berikut:
Vs = Kecepatan aliran rata-rata pada saluran kolektor sekunder = 1.9 m/s
tosekunder = 9 menit
Kecepatan Saluran Kolektor:
o Vmax = 1.75 m/s o Vmin = 0.40 m/s
Tabel 4.2 Perhitungan Waktu Konsenstrasi (tc) Saluran Kolektor

Saluran L V td to tc tc Terpilih
Kolektor (m) (m/s) (mnt) (mnt) Ket. (mnt) (mnt) (jam)
G' - F' 249.29 0.45 9.22 9.00 Sekunder G'1 18.22 18.22 0.30
9.00 Sekunder F'1 12.23
F' - E' 89.29 0.46 3.23 21.45 0.36
18.22 Primer G' - F' 21.45
9.00 Sekunder E'1 10.33
E' - D' 37.51 0.47 1.33 22.78 0.38
21.45 Primer F' - E' 22.78
9.00 Sekunder D'1 26.91
D' - C' 429.83 0.40 17.91 40.69 0.68
22.78 Primer E' - D' 40.69
9.00 Sekunder C'1 17.71
C' - B' 209.02 0.40 8.71 49.40 0.82
40.69 Primer D' - C' 49.40
9.00 Sekunder B'1 16.85
B' - A' 249.94 0.53 7.85 57.25 0.95
49.40 Primer C' - B' 57.25
9.00 Sekunder A'1 16.81
A' - A 264.30 0.56 7.81 65.06 1.08
57.25 Primer B' - A' 65.06

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

4.3 Perencanaan Drainase Saluran Kolektor


Bentuk saluran yang digunakan untuk saluran drainase perkotaan adalah bentuk
trapesium. Saluran dapat di rencanakan dengan asumsi slope normal atau dengan
kecepatan aliran minimum/maksimum (Vmin/Vmax), prosedur masing-masing asumsi
diberikan pada Gambar 3.3 dan 3.4. Saluran drainase kolektor direncanakan dengan
mengacu pada nilai kecepatan minimum saluran (Vmin). Diketahui beberapa
karakteristik perencanaan ditentukan sebagai berikut:
Vmax = 1,75 m/det Rencana Saluran Trapesium:
Vmin = 0,4 m/det o B = 2.2 H
C = 0,78 o m = 1.5
Cs = 1 o F = (B + m.H).H = Luas Saluran

n = 0.035 o P = B + 2H.(1 + m2)1/2 = Keliling Basah

W>0 o R = F/P = Jari-jari hidrolik

w
1
H
m

B
Gambar 3.2 Sketsa Rencana Bentuk Saluran

(Alfalah, no date)

Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan perencanaan saluran adalah


sebagai berikut:
1 ')( *)'
= 0.00278. . !. ". # $= .& .! .+
%

&', 24 '3(
I= - /
24 tc

Dimana:
A = Catchmen Area Total (ha) tc = Lama Waktu Konsentrasi (jam)
R24 = Hujan Rencana Periode Ulang 5 I = Intensitas Hujan (mm/jam)
Tahun (mm) Q = Debit Banjir Saluran

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng
Tabel 4.3 Perhitungan Debit Banjir (Q) dan Pendimensian Saluran Drainase Kolektor G-D dan B-A Dengan Metode Slope Normal
tc Pengecekan
Saluran L V1 I A Q H B F V2
Terpilih S
Kolektor (m) (m/s) (mm/jam) (ha) (m/s) (m) (m) (m2) (m/s) (V2 V1) Vmin < V < Vmax
(jam)
G' - F' 249.29 0.45 0.30 153.76 0.48 0.16 0.0019 0.32 0.70 0.38 0.43 Lulus

F' - E' 89.29 0.46 0.36 137.93 0.57 0.17 0.0019 0.33 0.72 0.39 0.43 Lulus

E' - D' 37.51 0.47 0.38 132.50 0.63 0.18 0.0019 0.33 0.73 0.41 0.44 Lulus Lulus

B' - A' 249.94 0.53 0.95 71.68 1.74 0.27 0.0021 0.38 0.83 0.53 0.51 Lulus

A' - A 264.30 0.56 1.08 65.82 2.36 0.34 0.0021 0.41 0.90 0.62 0.54 Lulus

Tabel 4.4 Perhitungan Debit Banjir (Q) dan Pendimensian Saluran Drainase Kolektor D-B Dengan Metode Slope Minimum
tc
Saluran L Vmin I A Q F H B R Pengecekan
Terpilih Smin So
Kolektor (m) (m/s) (mm/jam) (ha) (m/s) (m2) (m) (m) (m) (Smin>So)
(jam)
D' - C' 429.83 0.4 0.67 90.95 1.25 0.247 0.62 0.41 0.90 0.26 0.0012 0.0009 Lulus

C' - B' 209.02 0.4 0.81 79.77 1.39 0.241 0.60 0.40 0.89 0.26 0.0012 0.0009 Lulus

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Tabel 4.5 Rekap Hasil Perhitungan Debit Banjir dan Pendimensian Saluran

Saluran L V Q H B
S m
Primer (m) (m/s) (m3/s) (m) (m)
G' - F' 249.29 0.45 0.16 0.0019 0.32 0.70
F' - E' 89.29 0.46 0.17 0.0019 0.33 0.72
E' - D' 37.51 0.47 0.18 0.0019 0.33 0.73
D' - C' 429.83 0.40 0.24 0.0012 0.41 0.89 1.5
C' - B' 209.02 0.40 0.24 0.0012 0.40 0.88
B' - A' 249.94 0.53 0.27 0.0021 0.38 0.83
A' - A 264.30 0.56 0.34 0.0021 0.41 0.90
Dimana:

V = Kecepatan Aliran
Q = Debit Aliran Air
S = Slope
H = Kedalaman Air Disaluran
B = Lebar Dasar Saluran
m = Kemiringan Talud

w
1
H
m

Gambar 4.3 Bentuk Rencana Saluran

Note: Karena ketentuan nilai W > 0, maka nilai W tidak di tetapkan besarannya, namun
ditentukan melalui slope rencana saluran, sehingga nilai W akan dibentuk melalui beda
tinggi antara elevasi permukaan tanah asli dengan elevasi muka air.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

4.4 Perhitungan Elevasi Rencana Saluran

Tabel 4.6 Elevasi Rencana Saluran Kolektor

Saluran L H Elevasi Elevasi


Slope h
Primer (m) (m) Hulu Hilir
Tanah Asli 0.0019 3.60 0.46 3.14
G' - F' Muka Air 249.29 0.32 3.60 3.14
0.0019 0.46
Dasar Saluran 3.28 2.82
Tanah Asli 0.0019 3.14 0.17 2.97
F' - E' Muka Air 89.29 0.33 3.14 2.97
0.0019 0.17
Dasar Saluran 2.81 2.64
Tanah Asli 0.0019 2.97 0.07 2.90
E' - D' Muka Air 37.51 0.33 2.97 2.90
0.0019 0.07
Dasar Saluran 2.64 2.57
Tanah Asli 0.0009 2.90 0.40 2.50
D' - C' Muka Air 429.83 0.41 2.90 2.44
0.0011 0.46
Dasar Saluran 2.49 2.03
Tanah Asli 0.0009 2.50 0.20 2.30
C' - B' Muka Air 209.02 0.40 2.44 2.21
0.0011 0.23
Dasar Saluran 2.04 1.81
Tanah Asli 0.0021 2.30 0.53 1.77
B' - A' Muka Air 249.94 0.38 2.21 1.68
0.0021 0.53
Dasar Saluran 1.83 1.30
Tanah Asli 0.0021 1.77 0.57 1.20
A' - A Muka Air 264.30 0.41 1.68 1.11
0.0021 0.57
Dasar Saluran 1.27 0.70
Note: Terdapat kenaikan elevasi dasar saluran pada titik C & B, dimana elevasi Hulu
saluran C-B lebih tinggi dibanding elevasi Hilir saluran D-C dan elevasi Hulu saluran
B-A lebih tinggi dibanding elevasi Hilir saluran C-B, sehingga perlu adanya koreksi
elevasi agar air dapat mengalir menerus pada saluran D-C-B-A.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Tabel 4.7 Elevasi Rencana Saluran Kolektor Terkoreksi

Saluran L H Elevasi Elevasi


Slope h
Primer (m) (m) Hulu Hilir
Tanah Asli 0.0019 3.60 0.46 3.14
G' - F' Muka Air 249.29 0.32 3.60 3.14
0.0019 0.46
Dasar Saluran 3.28 2.82
Tanah Asli 0.0019 3.14 0.17 2.97
F' - E' Muka Air 89.29 0.33 3.14 2.97
0.0019 0.17
Dasar Saluran 2.81 2.64
Tanah Asli 0.0019 2.97 0.07 2.90
E' - D' Muka Air 37.51 0.33 2.97 2.90
0.0019 0.07
Dasar Saluran 2.64 2.57
Tanah Asli 0.0009 2.90 0.40 2.50
D' - C' Muka Air 429.83 0.41 2.90 2.44
0.0011 0.46
Dasar Saluran 2.49 2.03
Tanah Asli 0.0009 2.50 0.20 2.30
C' - B' Muka Air 209.02 0.40 2.43 2.20
0.0011 0.23
Dasar Saluran 2.03 1.80
Tanah Asli 0.0021 2.30 0.53 1.77
B' - A' Muka Air 249.94 0.38 2.18 1.65
0.0021 0.53
Dasar Saluran 1.80 1.27
Tanah Asli 0.0021 1.77 0.57 1.20
A' - A Muka Air 264.30 0.41 1.65 1.08
0.0021 0.57
Dasar Saluran 1.24 0.67
Note: Koreksi dilakukan dengan cara menyamakan elevasi dasar hulu saluran C-B
dengan hilir saluran D-Cdan hulu B-A dengan hilir saluran C-B, dan menyesuaikan
elevasi saluran setelah saluran B-A.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

BAB 5

PERENCANAAN DRAINASE SISTEM POLDER

5.1 Dasar Teori


Komponen drainase sistem polder terdiri dari pintu air, kolam retensi, dan stasion
pompa. Pintu air berfungsi untuk mengisolasi atau memproteksi daerah tangkapan
(catchment area) sistem polder terhadap masuknya air banjir dari luar. Station pompa
berfungsi mengendalikan muka air didalam daerah tangkapan sistem polder pada saat
terjadi banjir atau hujan lokal. Station pompa digunakan untuk menyalurkan debit
banjir akibat hujan lokal keluar daerah tangkapan sistem polder. Berhubung debit
banjir yang masuk lebih besar dari pada debit atau kapasitas pompa banjir, maka
diperlukan kolam retensi untuk menampung kelebihan debit banjir tersebut. Besarnya
volume tampungan kolam retensi tergantung pada luas kolam dan beda tinggi muka
air maksimum dan minimum dikolam, sehingga kedudukan muka air dikolam retensi
harus dijaga selalu minimum.
(Alfalah, no date)
5.2 Perhitungan Kapasitas Pompa (Qp)
5.2.1 Metode Pehitungan Kapasitas Pompa (Qp)
Untuk menghitung kapasitas pompa diperlukan rumus-rumus berikut:
i. Persamaan Kurva Massa Hujan Y1 (Gambar 2.7)
= 21.238 ln(!) " 11.965
Dimana:
X = Lama Pengeringan (menit)

(Alfalah, no date)

ii. Persamaan Intensitas Kapasitas Pompa Y2


#$ = %& . !
Dimana:
X = Lama Pengeringan (jam) Ip = Intensitas Kapasitas Pompa (mm/jam)
(Alfalah, no date)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Kurva Masa Hujan (R)


120
y1 = 21.238ln(x) - 11.965
Massa/Tinggi Hujan (mm)

100

80

60

40 y2 = Ip.x

20

0
0 50 100 150 200 250 300
Durasi (menit)

Gambar 5.1 Persamaan y1 dan y2

iii. Rumus Kapasitas Pompa (Qp)


! = 0.00278"#"$! "%
Dimana:
Qp = Kapasitas Pompa (m3/s)
C = Runoff Coefficient
Ip = Intensitas Kapasitas Pompa (mm/jam)
A = Luas Daerah Tangkapan/Catchmen Area (ha)
(Alfalah, no date)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

5.2.2 Perhitungan Kapasitas Pompa (Qp)


i. Y1 = Y2
Diketahui:
Lama Pengeringan (X) = 3.6 jam = 216 menit

Sehingga:

21.238 ln(216) 11.965 = ! "# . (3.6)

21.238 ln(216) 11.965


"# = = 28.3875!$$/%&$
3.6

ii. Qp = 0.00278 C Ip A
Diketahui:
Koefisi Run-Off (C) = 0.78
Kapasitas Pompa (Ip) = 28.3875 mm/jam
Catchmen Area (A) = 33.1844 ha (Tabel 2.1)

Sehingga:

'# = 0.00278(0.78)(28.3875)(33.1844) = 2.04268! $* ,+


Bila digunakan 2 pompa, debit pompa adalah sebagai berikut:
2.04268
'# = = 1.02134 $* ,+
2

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

5.2.3 Perhitungan Daya Pompa


1. Kecepatan Aliran Air Melalui Pompa (V)
Spesifikasi pompa:
o Jenis Pompa = GSZ2-75-4L
o Qp = 17.5 m3/min = 0.2916 m3/s
o Diameter Pipa = 250 mm = 0.25 m
Sehingga:
! 0.2916
= = = 5.940% & '
" 1 (#)(0.25$ )
4
Dimana:
V = Kecepatan Aliran Air
Q = Debit Aliran = Debit Pompa
A = Luas Pengaliran = Luas Pipa
(Munson, Young and Okiishi, 2003)
Note: Detail lebih lanjut pompa diberikan pada bagian Lampiran
2. Menghitung Head Pompa
a. Faktor Gesekan (f)
Faktor Gesekan dicari melalui Diagram Moody berdasarkan nilai
Bilangan Reynolds (Re) dan Kekasaran Relatif Pipa.
i. Bilangan Reynolds dihitung menggunakan rumus berikut:
#$%
!" =
&
Dimana:
# = Kerapatan Air = 1000 kg/m3
$ = Kecepatan Aliran = 5.940 m/s
% = Diameter Pipa = 0.25 m
& = Viskositas Air = 0.8 x 10-3 N.s/m2

Note: Viskositas air yang digunakan adalah Viskositas Air pada


Room Temperature Pressure (RTP), dengan suhu sekitar 24oC
dengan tekanan 1 atm.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Sehingga nilai Bilangan Reynolds adalah sebagai berikut:

"#$ 1000(5.94)(0.25)
! = = = 1.856&'&10,
% 0.8&'&10*+
(Munson B. R., Young D. F., Okiishi T. H., 2003)

ii. Kekasaran Relatif Pipa dihitung dengan rumus berikut:


B
-/37:7;7<& />7?@A =
$
Dimana:
B = Kekasaran Ekivalen Ditentukan melalui Tabel 5.1
$ = Diameter Pipa = 250 mm

(Munson, Young and Okiishi, 2003)

Tabel 5.1 Kekasaran Ekivalen (B)

Kekasaran Ekivalen, B
Jenis Bahan Pipa
(mm)
Paku Baja 0.9 9.0
Beton 0.3 - 3.0
Kayu Diamplas 0.18 0.9
Besi Tuang 0.26
Besi Galvanisir 0.15
Besi Komersial/Tempa 0.045
Pipa Saluran 0.0015
Plastik, Gelas 0.0 (halus)
(Munson, Young and Okiishi, 2003)

Pipa direncanakan menggunakan jenis bahan Besi Galvanisir,


sehingga:

- 0/15
!"#$#%#&'(!)#*+, = = = 0/0006
. 250

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

iii. Pembacaan Diagram Moody


Dengan Bilangan Reynolds = 1.856 x 106 dan ! = 0.0006, melalui

pembacaan pada Diagram Moody pada Gambar 5.2, didapatkan nilai


Faktor Gesekan f = 0.0178

0.0178

Gambar 5.2 Diagram Moody

(Munson, Young and Okiishi, 2003)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

b. Panjang Pipa Vertikal dan Horizontal


Panjang Vertikal = Elevasi Atas Pipa Elevasi Dasar Pipa
= +2.20 (-1.05) = 3.25 m

Panjang Horizontal = Diameter Pipa + Lebar Pompa


+ Lebar Rumah Pompa + Lebar Tanggul
+ Panjang Pipa Extension
= 0.25 + 0.525 + 1.525 + 9.07 + 0.5
= 11.87 m

Gambar 5.3 Tampak Samping Rumah Pompa

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

c. Perhitungan Head Pompa (Hp)


Yang dimaksud dengan Head Pompa adalah kehilangan energy pada
pompa saat memompa air akibat beda tinggi muka air yang di layani
dan kehilangan energy sepanjang saluran pada air yang di pompa akibat
gesekan dan lain-lain. Head Pompa dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:

!= " + # $%

Dimana:
! = Beda Tinggi Muka Air
= El. Tertinggi Pipa Output El. Muka Air Minimum Kolam
= +2.20 (-96) = 3.16 m
" #$ = Kehilangan Energi Primer (" #% ) dan Sekunder (" #& )
= " #% + " #&
Note: Kehilangan energy sekunder juga di perhitungkan karena sistem
pipa yang cukup pendek.
(Triatmodjo, 1993)

Gambar 5.4 Sistem Pipa & Pompa

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

i. Kehilangan Energi Primer (hp)


Kehilangan energy primer (hp) disebabkan oleh karena terjadinya
gesekan antara air dengan dinding pipa. Kehilangan energy ini dapat
dihitung melalui rumus Darcy-Weisbach:
# %&
! ="
$ 2'
Dimana:
f = Faktor Gesekan = 0.0178
D = Diameter Pipa = 0.25 m
V = Kecepatan Aliran = 5.940 m/s
g = Percepatan Grafitasi = 9.81 m/s2
L = Panjang Pipa (m)

(Triatmodjo, 1993)

Sehingga nilai hf adalah sebagai berikut:


1. Pipa Vertikal
L = Panjang Vertikal = 3.25 m
Sehingga:
3.25 5.940&
!( = )0.0178* + ,- / = 0.416:;
0.25 2)9.81*

2. Pipa Horizontal
L = Panjang Horizontal = 11.87 m
Sehingga:
11.87 5.940"
!" = (0.0178) # $% & = 1.520'*
0.25 2(9.81)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

ii. Kehilangan Energi Sekunder (hs)


Kehilangan energy sekunder (hs) yang dimaksud adalah kehilangan
energy akibat adanya perubahan arah aliran (belokan) akibat adanya
beda sudut antar pipa. Rumus kehilangan energy sekunder adalah
sebagai berikut:
$%
! = "#
2&
Dimana:
Kb = Koefisi Kehilangan Tenaga (Tabel 5.2)
V = Kecepatan Aliran = 5.940 m/s
g = Percepatan Grafitasi = 9.81 m/s2

(Triatmodjo, 1993)

Tabel 5.2 Koefisi Kehilangan Tenaga

' 20o 40o 60o 80o 90o


Kb 0.05 0.14 0.36 0.74 0.98
(Triatmodjo, 1993)

Gambar 5.5 Belokan Pada Pipa

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Perhitungan:
1. Belokan 1 (Pompa ke Pipa Vertikal)
Diketahui:
= 90o (Gambar 5.3)
!" = 0.98
Sehingga:
5.940&
#$% = (0.98) = 1.762'*
2(9.81)
2. Belokan 2 (Pipa Vertikal ke Pipa Horizontal)
Diketahui:
= 90o (Gambar 5.3)
!" = 0.98
Sehingga:
5.940&
#$& = (0.98) = 1.762'*
2(9.81)

iii. Head Pompa (Hp)


Diketahui:
Hs = 3.16 m
+ #, = 0.416 + 1.520 = 1.936 m
+ #$ = 1.762 + 1.762 = 3.524 m

Sehingga:

-/ = 3.16 : 1.936 : 3.524 = 8.620''*

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

3. Menghitung Daya Pompa


Daya Pompa dapat dihitung melalui rumus berikut:
!. "#. $%
=
&
Dimana:
P = Daya Pompa (watt)
Q = Debit Pompa (m3/s) = 1.02134 m3/s
Hp = Head Pompa = 8.620 m
$w = Berat Volume Air (1000 kg/m3)
& = Efisiensi Pompa (Ditentukan sebesar 80%)

(Triatmodjo, 1993)

Sehingga:

1.02134(8.620)(1000)
= = 11004.9385'*+,, = 11.005-*
0.80

Kesimpulan:

Dengan digunkanya pompa GSZ 2-75-4L, maka daya pompa yang dapat
dilayani adalah sebesar 75 kW, sedangkan hasil analitas menunjukan hanya
memerlukan 11.005 Kw, maka dapat disimpulkan bahwa pompa memenuhi
ketentuan.

Selain itu, asing-masing pompa memerlukan genset dengan daya masing-


masing genset minimal 11.005 kW, oleh karena itu direncanakan
menggunakan Genset Honda TG 20/3 dengan daya 20 Kva = 16 kW.

Note: Spesifikasi Genset diberikan pada bagian lampiran.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

5.3 Perhitungan Volume Tampungan


5.3.1 Metode Perhitungan Volume Tampungan
Volume tampungan (Vt) terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1. Volume tampungan dikolam retensi (Vk)
2. Volume genangan yang diijinkan terjadi (Vg)
3. Volume tampungan disaluran drainase (Vs)
Untuk menghitung Volume Tampungan, ada 2 cara yang dapat digunakan,
pertama adalah menghitung berdasarkan hidrograf yang masuk ke pompa dan
kolam retensi, sedang kan cara yang kedua adalah melalui hujan kumulatif yang
terjadi didaerah tangkapan system polder. Pada perencanaan kali ini, ditentukan
bahwa tidak ada volume genangan yang diijin kan, dan volume tampungan
disaluran darinase dianggap 0 (agar lebih aman), sehingga Vt = Vk, dan Volume
Tampungan akan dihitung menggunakan cara kedua, sehingga rumus-rumus
yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
i. Persamaan Kurva Massa Hujan Y1 (Gambar 2.7)
! = 21.238 ln(60") # 11.965
Dimana:
X = Waktu (jam)

ii. Persamaan Intensitas Kapasitas Pompa Y2


$ = %& . " = 28.3875'"
Dimana:
X = Waktu (jam) Ip = Intensitas Kapasitas Pompa = 28.3875'mm/jam

iii. Rmax
!"#$ = %& ' %(
Dimana:
Y1 = Persamaan Kurva Massa Hujan
Y2 = Persamaan Intensitas Kapasitas Pompa
Note: Nilai Rmax perlu dicari menggunakan metode trial dan error.
(Alfalah, no date)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

Kurva Masa Hujan (R)


120
Massa/Tinggi Hujan (mm)

100

80
Y1
60 Rmax
Y2
40

20

0
X2
X
0 0 50 X1 100 150 200 250 300
Durasi (menit)

Gambar 5.6 Rmax Pada Hubungan Persamaan Y1 dengan Y2

iv. Volume Tampungan (Vt)


! = 10"#"$%&'( ")
Dimana:
Vt = Volume Tampungan
C = Koefisi Run-Off
Rmax = Y1 - Y2
A = Luas Total Catchmen Area
(Alfalah, no date)

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

5.3.2 Perhitungan Volume Tampungan (Vt)


i. Mencari Nilai Rmax
Diketahui:
tc saluran primer = 38.20 menit
= 0.64 jam
X2 = 3.6 jam
Perhitungan:

Tabel 5.3 Perhitungan Nilai Rmax

X1 Y1 Y2 Rmax
(jam) (mm) (mm) (mm)
0.64 65.4015 18.1680 47.2335
0.70 67.4156 19.8713 47.5443
0.75 68.8809 21.2906 47.5903
0.80 70.2516 22.7100 47.5416
Melalui Tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa Rmax = 47.5903 mm, terjadi
pada saat X = 0.75 jam = 45 menit.

ii. Volume Tampungan (Vt)


Diketahui:
Koefisi Run-Off (C) = 0.78
Rmax = 47.5903 mm
A = 33.1844 ha
Sehingga:
= 10""!#$%&' !(
) = 10*0.78+*47.5903+*33.1844+ = 12318.1933!,-

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

5.3.3 Perhitungan Luas Kolam Retensi


Luas Kolam Retensi (Ar) dapat dihitung melalui rumus berikut:
!
!=
"
Dimana:
Vt = Volume Tampungan
H = Beda tinggi antara muka air maksimum dan minimum

(Alfalah, no date)

Diktahui kolam retensi direncanakan sebagai berikut:

Volume Tampungan (Vt) = 12318.1933 m3


Elevasi Muka Air Max. = Elevasi Muka Air Banjir Hilir Saluran Primer
= +0.50
Elevasi Muka Air Min. = Elevasi Dasar Hilir Saluran Primer
= -0.96

Sehingga Luas Kolam Retensi (Ar) adalah sebagai berikut:

H = Elevasi Muka Air Max. Elevasi Muka Air Min.


= 0.50 (-0.96)
= 1.46 m
Ak = Vt/H
= 12318.1933/1.46
= 8437.1187 m2
= 0.8437 ha

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

5.3.4 Penempatan Kolam Retensi


Dikarenakan luas kolam retensi yang dibutuhkan cukup besar, maka kolam
retensi direncanakan terletak pada area A1, A2 dan A1 (Gambar 5.7). Dengan
meletakan kolam retensi pada daerah tersebut seperti pada Gambar 5.8, maka
saluran A-A mengalir langsung kedalam kolam retensi, sehingga diperlukan
koreksi pada perencanaan saluran A-A.

Tempat Rencana Kolam Retensi

Gambar 5.7 Peta Daerah Sub-Catchmen Area Rencana Saluran Drainase

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

5.3.5 Koreksi Saluran A-A


Pada Gambar 5.8, dapat dilihat bahwa titik outlet saluan B-A masih sama,
namun titik Outlet saluan A-A berubah menjadi lebih pendek.

Gambar 5.8 Rencana Kolam Retensi


Panjang saluran sebelumnya adalah 264.30 m, terkoreksi menjadi 145.99 m,
sehingga saluran A-A di koreksi sebagai berikut:

Tabel 5.4 Koreksi Dimensi Saluran

tc Pengecekan
Saluran L V1 I A Q H B F V2
Terpilih S
Kolektor (m) (m/s) (mm/jam) (ha) (m3/s) (m) (m) (m2) (m/s) (V2 ! V1) Vmin < V < Vmax
(jam)
A' - A 145.99 0.57 1.03 68.31 2.36 0.35 0.0021 0.42 0.92 0.64 0.55 Lulus Lulus
Tabel 5.5 Koreksi Elevasi Saluran

Saluran L H Elevasi Elevasi


Slope "h
Primer (m) (m) Hulu Hilir
Tanah Asli 0.0021 2.30 0.53 1.77
B' - A' Muka Air 249.94 0.38 2.18 1.65
0.0021 0.53
Dasar Saluran 1.80 1.27
Tanah Asli 0.0021 1.77 0.31 1.46
A' - A Muka Air 145.99 0.42 1.65 1.34
0.0021 0.31
Dasar Saluran 1.23 0.92

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

5.4 Perhitungan Lebar Pintu (Sistim Grafitasi)


Dimensi pintu air dihitung berdasarkan debit banjir maksimum (Q pada saluran B-A)
Untuk aliran dipintu air dalam kondisi kritis, rumus yang digunakan untuk mencari
lebar pintu adalah sebagai berikut:
1
= . !. ". (2#. $")
2
Dimana:
Elevasi (El.) Muka Air Hilir Pintu = Elevasi Muka Air Banjir Kolam = + 0.50
El. Dasar Ambang Pintu = El. Muka Air Minimum Kolam Retensi = - 0.96
H = Tinggi Muka Air di Hilir Pintu
= El. Muka Air Hilir Pintu El. Dasar Ambang Pintu
= +0.50 (-0.96) = 1.46 m
Q = 5.54 m3/s (Q saluran primer B-A, Tabel 3.6)
m = Koefisien Debit (tergantung bentuk ambang, untuk ambang bulat, m = 1)
b = Lebar Pintu (m)
%h = Beda Tinggi Muka Air Hilir-Hulu Pintu = V2/2g = (2.2)2/2(9.81) = 0.247 m
h = Tinggi Muka Air Hulu Pintu = H V2/2g = 1.46 0.247 = 1.213 m

(Alfalah, no date)

'
Sehingga: &=
*
. !. ". (2#. $")

5.54 = (1/2)(1)(b)(1.213)(2[9.81][0.247])
5.54 = 2.939 b
b = 1.8850 m = 1.9 m

h
H
h

Gambar 5.6 Tampak Samping Pintu Air

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227
LAPORAN TUGAS
DRAINASE DAN PENGENDALIAN BANJIR
Asisten Dosen:
Ir. Al Falah, M.Sc. dan Ir. Sugiyanto, M.Eng.

DAFTAR PUSTAKA

Alfalah (no date) MATERI DRAINASE PERKOTAAN, in.

Jones, M. et al. (2013) BIOLOGY COURSEBOOK. 3rd edn. Cambridge: LATIMER


TREND.

Moscovich, A. and Nadler, B. (2017) Fast calculation of boundary crossing


probabilities for Poisson processes, Statistics and Probability Letters, 123, pp. 177
182. doi: 10.1016/j.spl.2016.11.027.

Munson, B. R., Young, D. F. and Okiishi, T. H. (2003) MEKANIKA FLUIDA. 4th edn.
Edited by H. W. Hardani. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Triatmodjo, B. (1993) HIDRAULIKA II. Yogyakarta: BETA OFFSET.

Triatmodjo, B. (2002) METODE NUMERIK. Yogyakarta: BETA OFFSET.

Triatmodjo, B. (2008) HIDROLOGI TERAPAN. Yogyakarta: BETA OFFSET.

Yoshua Aristharkus Widijatmoko 21010115140207


Dinar Yuhananto 21010115130227

Anda mungkin juga menyukai