09 Reaksi Nuklir PDF
09 Reaksi Nuklir PDF
REAKSI NUKLIR
Dalam peristiwa radioaktivitas, inti meluruh secara spontan dan menghasilkan inti
yang baru. Dengan perkembangan teknologi, unsur baru dapat dibentuk dengan
menciptakan reaksi inti. Berbeda dengan reaksi kimia yang hanya melibatkan elektron luar
(elektron valensi), reaksi inti melibatkan partikel-partikel yang ada di dalam inti. Reaksi
inti ini biasanya dilakukan dengan menembaki inti sebuah isotop dengan partikel lain yang
lebih kecil dan berenergi tinggi, misalnya netron atau proton.
Seperti halnya dalam reaksi kimia, dalam reaksi inti juga dapat dituliskan persamaan
reaksinya.
a + X b +Y
a adalah proyektil, X adalah inti target, b adalah partikel terdeteksi dan Y adalah inti
sisa
Diantara contoh-contoh partikel proyektil ditunjukkan dalam tabel 9.1
Tabel 9.1. Proyektil dan Notasinya
Proyektil Notasi
Netron n, 01 n
Proton p, 11 H
Deuteron d, 12 H
Triton t, 13 H
66
Helium-3 h, 23 He
Helium-4 , 24He
(partikel alfa)
Isotop uranium-235 ditembaki dengan netron menghasilkan isotop La-146 dan Br-87
disertai 3 netron dan energi.
Dalam reaksi inti berlaku hukum kekekalan nomor atom dan nomor massa. Sebelum
reaksi jumlah nomor atom 92 sama dengan jumlah nomor atom setelah reaksi. Jumlah
nomor massa sebelum reaksi 236 sama dengan jumlah nomor massa setelah reaksi.
Selain hukum kekekalan tersebut, juga berlaku hukum kekekalan momentum dan dan
hukum kekekalan massa-energi.
Reaksi nuklir diklasifikasi berdasarkan proyektil, partikel terdeteksi dan inti sisa. Jika
proyektil dan partikel terdeteksinya sama dinamakan reaksi hamburan.
Xe + n Xe + n
Jika inti sisa dalam keadaan tak tereksitasi, maka hamburannya dinamakan hamburan
tak elastis, sedangkan jika inti sisa berada dalam keadaan tereksitasi, maka hamburannya
dinamakan hamburan elastis.
Selanjutnya, jika proyektil penembak inti target memperoleh nukleon dari inti target
dinamakan reaksi tangkapan. Sedangkan jika proyektil melepaskan nukleon ke inti target
dinamakan reaksi pelepasan.
Contoh reaksi pengambilan
67
16
8 O + 12H 158 O + 13H
41
20 Ca + 23He 2040 Ca + 24 He
Contoh reaksi pengambilan
90
40 Zr + 12H 4091Zr + 11H
23
11 Na + 23He1224 Mg + 12H
Pada reaksi pengambilan dan pelepasan, biasanya terjadi pada energi-energi yang
cukup tinggi sehingga diasumsikan reaksinya berjalan secara langsung. Pada reaksi
tersebut, diasumsikan bahwa nukleon yang terlibat masuk atau keluar dari orbit model kulit
inti target, tanpa mengganggu nukleon lain di dalam inti target tersebut.
Salah satu reaksi yang berbeda dengan semua jenis reaksi diatas, dikenal dengan inti
campuran. Inti tersebut berada dalam keadaan tereksitasi dalam waktu yang sangat singkat,
yaitu sekitar 10-16 s, kemudian meluruh. Waktu tersebut sangat singkat dan lain itu, idak
bisa diamati secara langsung, hanya saja waktunya lebih lama dibanding dengan waktu
yang dibutuhkan proyektil untuk menjelajahi jarak nuklir yang ordenya, hanya 1021 s.
Biasanya terdapat beberapa reaksi berbeda yang akan menghasilkan inti campuran
yang sama. Selain itu, juga terdapat hasil yang berbeda-beda setelah peluruhan. Setelah inti
bercampur, ada yang memancarkan sinar gamma atau partikel lain, dan ada juga yang
setelah inti bercampur kemudian mengalami fisi (terpecah menjadi dua inti yang massanya
hampir sama).
Contoh reaksi inti campuran:
199 F + p
19
10 Ne + n
1020 Ne +
18
9F +d
9F + p
19
17 F + t
8O + h
17
179
8O + h
8O +
[ ]
16
16
*
10 Ne 8 O +
20
7 N + 3 Li
14 6
14 N + 6Li
12
C + 8
Be 7 3
6 4
13
N + 7
3 Li
5 B+ 5 B
10 10
12
7
6 C + 4 Be
8
116C + 49Be
10 10
5 B+ 5 B
9 B + 11B
5 5
68
9.3 SISTEM KERANGKA ACUAN
Mi
Sebelum
tumbukan
v
Sesudah mf
tumbukan
Mf
Vf
69
mi
Sebelum
Mi
tumbukan
v V
(miv = MiV)
vf
mf
(mfvf = MfVf)
Sesudah
tumbukan Mf
Vf
diam. Carilah kecepatan inti karbon dalam sistem pusat massa. Jika massa proton 1u.
Jawab
70
Dengan pendekatan non relativistik, kecepatan proton di dapatkan dari persamaan
1
Ki = mi v 2
2
Maka
2K i 2K i 2(6 MeV )
v= =c 2
= (3 x10 8 ) = 3,41 x 10 6 m / s
mi mi c (1u )(931,5 MeV / u )
Untuk menghitung jumlah energi yang dibebaskan atau diperlukan dalam reaksi
digunakan hukum kekekalan energi massa.
Perhatikan reaksi berikut:
a + X b +Y +Q
Pada reaksi ini, inti atom X ditembak dengan partikel a sehingga menghasilkan unsur
Y dan partikel b. Energi yang dibebaskan dalam reaksi ini adalah Q. Pada reaksi ini akan
terjadi perbedaan massa antara atom-atom sebelum reaksi dan sesudah reaksi. Jika massa
sesudah reaksi lebih besar dari massa sebelum reaksi maka diperlukan energi untuk
memperoleh reaksi tersebut. Sebaliknya, jika massa setelah reaksi lebih kecil dibanding
sebelumnya, maka dalam reaksi tersebut dilepaskan energi.
Menurut hukum kekekalan energi akan berlaku:
energi a + energi X = energi b + energi Y + Q (9.5)
atau
Q = [( m a + m X ) ( mY + m b ) ] x 931,5 MeV / u (9.6)
71
dengan m adalah massa dalam satuan u dan indeks adalah unsur atau partikel yang
bersangkutan.
Dapat juga ditinjau energi yang dihasilkan berdasarkan energi kinetik dari pereaksi
dan hasil reaksi. Misalkan unsur X dalam keadaan diam Kx = 0 ketika ditembak oleh
partikel a yang mempunyai energi kinetik Ka. Hasilnya adalah adalah unsur Y yang
memiliki energi kinetik KY dan partikel b yang mempunyai energi kinetik Kb. Selisih
antara energi kinetik sesudah dan sebelum reaksi sama dengan energi reaksi Q. Dengan
demikian berlaku:
Q = KY + K b K a (9.7)
Jika Q > 0, terdapat energi yang dibebaskan (reaksi eksotermik atau eksoergik) dan
jika Q < 0, terdapat energi yang diserap (reaksi endotermik atau endoergik).
Pada reaksi endotermik, ada energi minimum atau energi ambang bagi proyektil a
agar reaksi inti terjadi.
Besarnya energi ambang (Kth) dalam kerangka acuan laboratorium adalah:
ma
K th = Q (1 + ) (9.8)
mX
Contoh
Hitunglah nilai Q untuk reaksi berikut
2
1 H + 63Cu n + 64 Zn
Jika deuteron berenergi 12,00 MeV menembak Cu dalam keadaan diam dan netron yang
teramati memiliki energi kinetik 16,85 MeV. Hitunglah energi kinetik inti Zn tersebut.
Jawab
Q = (2,014102u + 62,929599u 1,008665u 63,929145u ) x931,5 MeV / u
= 5,487 MeV
Selanjutnya untuk energi kinetik Zn
KY = Q + K a K b
= (5,487 = 12,00 + 16,85) MeV
= 0,64 MeV
72
Soal-soal:
1. Buktikan bahwa energi kinetik ambang dalam kerangka acuan laboratorium adalah
ma
K th = Q (1 + )
mX
2. Berapakah energi yang akan dilepaskan jika dua inti 12 H akan melebur menjadi
reaksi 2
H + 63Cu n+ 64Zn . Netron yang dihasilkan memiliki energi kinetik 16,85
64
MeV. Hitunglah energi kinetik inti Zn
4. Hitunglah energi kinetik ambang untuk reaksi
p+t d +d
a. Jika p mendatangi t yang diam
b. Jika t mendatangi p yang diam (diketahui massa atom p = 1,007825u, t =
3,016049, d = 2,014102u)
Biografi Singkat
COCKCROFT
Sir John Douglas Cockcroft ahli fisika penemu akselerator partikel, penemu transmutasi
inti dan peraih Hadiah Nobel. Bersama Ernest T.S. Walton pada tahun 1951 ia menerima
Hadiah Nobel untuk fisika, karena mereka adalah orang pertama di dunia yang berhasil
mengubah inti atom dengan menembakkan partikel yang telah dipercepat dengan akselerator
partikel.
Cockcroft lahir di Yorkshire, Inggris, pada 27 Mei 1897 dan meninggal di Cambridge
pada 18 September 1967.
Ia mendapat gelar insinyur listrik dari Manchester College of Technology. Setelah perang
Dunia I selesai, ia kuliah lagi di Universitas Cambridge. Pada umur 31 ia berhasil mendapatkan
gelar doktor. Setelah itu ia memperdalam pengetahuannya di bidang fisika pada Rutherford.
Sudah berabad-abad lamanya para ahli kimia berusaha mengubah sebuah unsur menjadi
unsur lain. Perubahan unsur ini sering dinamakan transmutasi. Pada tahun 1919 Rutherford
berhasil mentransmutasikan nitrogen menjadi oksigen dengan cara menembaki nitrogen dengan
partikel alfa. Partikel alfa ini berasal dari zat radioaktif. Tapi sumber radioaktif ini sulit
diperoleh dan jumlah partikel alfa juga sedikit. Ditambah lagi partikel alfa tidak cukup kuat
untuk menembak inti atom yang lebih berat.
Pada tahun 1932 Cockcroft dan Walton membuat akselerator partikel pertama kali dunia.
Akselerator partikel adalah alat untuk mempercepat dan memperbesar energi elektron atau
proton. Dengan akselerator itu, mereka menembaki atom litium dengan proton. Hasilnya adalah
berilium yang kemudian pecah jadi dua partikel alfa. Mereka menggabungkan litium dan
hidrogen untuk membentuk helium.
73