Disusun oleh:
1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk
yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk
mewujudkan keinginan konsumen tersebut maka setiap perusahaan berusaha
secara optimal untuk menggunakan seluruh asset dan kemampuan yang
dimiliki untuk memberikan value terhadap harapan konsumen. Implementasi
upaya ini tentunya menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda di setiap
perusahaan termasuk para pesaingnya. Untuk dapat memberikan produk yang
menarik, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh
biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah
ditetapkan. Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui
optimalisasi distribusi material dari pemasok, aliran material dalam proses
produksi sampai dengan distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi
yang optimal dalam hal ini dapat dicapai melalui penerapan konsep Supply
Chain Management (SCM). SCM sesungguhnya bukan merupakan suatu
konsep yang baru. SCM merupakan pengembangan lebih lanjut dari
manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep
ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari
supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas
antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat
pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai elemen
tersebut berlangsung secara transparan.SCM merupakan suatu konsep
menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-
pola pendistribusian produk secara optimal. Pola baru ini menyangkut
aktivitas pendistribusian, jadwal produksi, dan logistik.
Beberapa tahun terakhir ini, permintaan darah di kota Yogyakarta
semakin meningkat seiring banyaknya pasien yang membutuhkan tranfusi
darah di berbagai rumah sakit di Yogyakarta. Namun kebutuhan darah yang
begitu besar itu tidak diimbangi dengan antusiasme masyarakat untuk
mendonorkan darahnya. Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta
selama ini kesulitan untuk memenuhi permintaan darah dari pasien rumah
sakit dan hanya mampu memenuhi 50 persennya tiap bulan. Hal ini
disebabkan karena proses distribusi dan pengumpulan darah yang kurang
maksimal serta kurangnya apresiasi pemerintah. Selain itu, rendahnya minat
masyarakat untuk mendonorkan darahnya secara rutin atau menjadi pendonor
aktif juga menjadi penyebab kebutuhan akan stok darah di kota Yogyakarta
tidak terpenuhi. Penyebab lain yang mengakibatkan jumlah stok darah
semakin menurun adalah tidak adanya metode khusus untuk meramalkan
jumlah kebutuhan darah di masa yang akan datang, sehingga ketika kebutuhan
akan darah itu meningkat drastis, pihak pengelola darah tidak mampu
memenuhinya. Untuk itu, sangat diperlukan adanya sebuah penelitian yang
mampu meramalkan jumlah kebutuhan darah untuk memperkecil peluang
kehabisan stok darah. Dengan mengetahui data permintaan darah di masa yang
akan datang, pihak PMI akan lebih memiliki persiapan dalam mencari para
pendonor dengan mudah. Dengan demikian, kebutuhan akan stok darah dapat
terpenuhi.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah yang akan
diselesaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses distribusi darah di Kota Yogyakarta dari pendonor
hingga pasien?
2. Bagaimana aliran informasi tentang proses pencarian darah di kota
Yogyakarta?
3. Bagaimana perkembangan jumlah kebutuhan darah di PMI kota
Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian tentang Supply Chain
Manajemen Persediaan Darah Kota Yogyakarta Metode Forecasting ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses distribusi darah dari pendonor hingga pasien.
2. Untuk mengetahui aliran informasi pencarian darah dan aliran dana
keuangan.
3. Untuk mengetahui jumlah stok darah, jumlah kebutuhan darah, jumlah
pendonor, jumlah darah tiap golongan, harga darah, dan jumlah pasien
di Kota Yogyakarta dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.
4. Untuk meramalkan jumlah kebutuhan darah di kota Yogyakarta
beberapa bulan selanjutnya.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Bagi PMI
Adapun manfaat dari penelitian tentang Supply Chain
Manajemen Persediaan Darah Kota Yogyakarta Metode Forecasting
ini bagi PMI adalah sebagai berikut:
1. Membantu PMI dalam mengatasi kekurangan stok darah.
2. Mampu meramalkan jumlah kebutuhan darah di masa yang
akan datang, sehingga dapat memperkecil peluang kekurangan
stok darah.
3. Menjalin kerja sama dan mempererat hubungan antara pihak
universitas dengan PMI kota Yogyakarta.
1.4.2. Manfaat Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat dari penelitian tentang Supply Chain
Manajemen Persediaan Darah Kota Yogyakarta Metode Forecasting
ini bagi Mahasiswa adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diterima dari bangku
kuliah secara nyata.
2. Mahasiswa dapat melakukan peramalan kebutuhan darah
untuk beberapa bulan kedepan.
1.5.Batasan dan Asumsi
1.5.1. Batasan
Adapun batasan-batasan dalam penelitian mengenai Supply
Chain Manajemen Persediaan Darah Kota Yogyakarta Metode
Forecasting ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di PMI cabang kota
Yogyakarta, Jalan Tegalgendu, Kotagede.
2. Penelitian ini hanya dilakukan oleh 10 mahasiswa Teknik
Industri UIN Sunan Kalijaaga Yogyakarta.
1.5.2. Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Narasumber dianggap sebagai sumber informasi yang tepat
dan akurat.
2. Data yang diperoleh pada penelitian kali ini dianggap sudah
cukup dan memenuhi standar.
BAB II
PROFIL PALANG MERAH INDONESIA (PMI)
KETUA UMUM
= 1 + (1 1 )
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pembuatan Laporan
Kesimpulan
Selesai
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
6.1.Informasi Umum
Kebutuhan darah UDD (Unit Donor Darah) kota Yogyakarta 100-500
kantong sehari. Jumlah Rumah Sakit yang dilayani UTD PMI Kota
Yogyakarta kurang lebih 80 Rumah Sakit (Swasta dan Negeri) Se-DIY dan
Jateng Bagian Selatan. Darah dibutuhkan bagi orang yang kehilangan darah
atau komponen darah, kelainan darah, penyakit yang menyebabkan
kehilangan darah/ komponen darah.
Manfaat Donor Darah:
1. Menyelamatkan darah.
2. Diperiksa laboratorium.
3. Merangsang produksi sel darah biru.
4. Perbuatan mulia.
5. Mendapat pahala (ikhlas).
Persyaratan menjadi donor sukarela:
1. Pria dan wanita.
2. Sehat jasmani dan rohani.
3. Umur donor 17-60 tahun.
4. Berat badan minimal 50 kg.
5. Suhu tubuh tidak lebih dari 37c.
6. Nadi:60-100x/menit dan teratur.
7. Tekanan darah sistolik 100-160 mm Hg dan diastolic 60-100
mm Hg.
8. Hemoglobin > 12,5 gr/dl.
9. Bagi wanita: tidak sedang haid dan menyusui.
10. Tidak mengidap penyakit infeksi melalui darah seperti silfis,
hepatitis C & B, kemungkinan HIV/AIDS.
11. Tidak sedang/menjalani operasi/pengobatan.
Prosedur donor darah:
1. Pendaftaran/ mengisi inform concent.
2. Menimbang berat badan.
3. Mengukur tekanan darah.
4. Tesh Hb dan golongan darah.
Pendonor diperiksa kesehatan
1. Pemeriksaan Hemoglobin.
2. Pemeriksaan Tekanan darah.
3. Anamnesa (Tanya jawab).
Pengambilan Darah
1. Donor diambil 350 CC.
2. Type kantong Single, Double, Triple.
3. Waktu pengambilan 5-15 menit tergantung venanya.
4. Jangka waktu donor minimal 75 hari sekali (3 bulan).
Syarat mengadakan mobil unit
1. Calon donor 30 orang.
2. Mengajukan surat kerjasama ke UDD PMI Kota beserta CP-
nya.
3. UDD PMI akan men-support kegiatan berupa leaflet donor,
petugas, peralatan medis, menu donor, fielbed, kasur, bantal,
dll.
RINCIAN BPPD (Biaya Pengganti Pengolahan Darah)
PENGAMBILAN
CALON DITERIMA
DARAH
PMI PEMERIKSAAN DARAH
PENYIMPANAN DARAH
PENDAFTARAN/
MENGISI FORM
CONCENT
MENIMBANG BERAT
BADAN
DARAH RUSAK
PT. ARA
MENGUKUR TEKANAN
(PENGELOLAAN
DARAH
DARAH EXPIRED LIMBAH DARAH)
PEMISAHAN DARAH
PMI
PENERIMA DONOR
PENGAMBILAN PEMERIKSAAN
PENGERAHAN
CALON DITERIMA
DARAH
PMI DARAH
PENDONOR PROSEDUR
CALON
DONOR
PENDONOR
DARAH PENGOLAHAN
MOBIL UNIT DARAH
CALON DITOLAK
RUMAH SAKIT
KEGIATAN RUTIN PENYIMPANAN
DARAH
PENDAFTARAN/
MENGISI FORM
CONCENT
MENIMBANG BERAT
BADAN
DARAH RUSAK
PT. ARA
MENGUKUR
(PENGELOLAAN
TEKANAN DARAH
DARAH EXPIRED LIMBAH DARAH)
Proses distribusi darah secara umum adalah para calon pendonor pergi ke
PMI atau event pengerahan masa yang dilakukan oleh PMI dan organisasi
maupun instansi yang mengadakan event donor darah massal. Setelah dilokasi,
calon pendonor akan dituntun untuk melalui prosedur dalam proses donor darah
oleh petugas dari PMI. Ada beberapa persyaratan yang diberikan oleh PMI agar
calon pendonor dapat menjadi pendonor sesuai dengan criteria yang telah
ditetapkan. Setelah melalui proses transfuse darah maka darah akan dibawa ke
PMI untuk di uji laboratorium agar mampu mendeteksi kemungkinan akan
penyakit yang terkandung dalam darah pendonor, apabila darah pendonor
terinfeksi penyakit maka akan langsung di sortir untuk disiapkan dalam proses
pemusnahan. Bila darah tersebut lolos dari uji laboratorium maka akan diolah
menjadi beberapa jenis kebutuhan darah menurut golongannya. Kemudian darah
disimpan didalam freezer untuk proses pengawetan dan pencegahan dari infeksi.
Kemudian darah tersebut didistribusaikan kepada rumah sakit yang membutuhkan
darah dan yang mempunyai instalasi pengolahan darah. Selain itu, darah tersebut
dapat didistribusikan kepada masyarakat yang sedang membutuhkan darah dengan
mengakses layanan informasi di PMI maupun mendatangi langsung kantor PMI
untuk mendapatkan darah tersebut. Dalam proses pengawetannya darah tersebut
hanya mempunyai waktu tahan hanya sampai lima hari, apabila darah tersebut
telah expired atau menjelang expired makan akan dikumpulkan untuk
dimusnahkan.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Proses distribusi darah dari pendonor ke pasien adalah dimulai dari
pengerahan pendonor lalu proses pemeriksaan calon pendonor lalu
dilanjutkan dengan proses pengambilan darah lalu pengujian lab terhadap
indikasi penyakit lalu diolah dan kemudian didistribusikan baik ke rumah
sakit atau pasien.
2. Informasi tentang persediaan darah dapat diperolah melalui media cetak
yang di update setiap hari, radio, maupun dapat menghubungi langsung ke
PMI melalui telepon. Sedangkan untuk informasi mengenai pengerahan
pendonor dapat diakses melalui media elektronik dan cetak maupun
instansi pemerintah.
3. Perkembangan jumlah kebutuhan darah di PMI Kota Yogyakarta tidak
dapat diprediksi secara akurat karena jumlah penerima darah memiliki
jumlah yang fluktuatif.
7.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk PMI Kota Yogyakarta adalah
sebagai berikut:
1. Aliran informasi terhadap stok darah harus lebih ditingkatkan sehingga
dapat mencapai skala nasional tidak hanya daerah.
2. Pihak PMI harus lebih aktif dalam kegiatan pengerahan pendonor.
3. Pihak PMI harus mampu memprediksi kebutuhan darah agar tidak terjadi
penumpukan darah atau kekurangan darah
DAFTAR PUSTAKA
www.pmi-yogya.org
wawancara dengan bapak Noor Edy Hidayatullah