Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH HARGA KAMAR TERHADAP TINGKAT HUNIAN PADA

HOTEL KARYA TAPIN 1 DI TENGGARONG


Oleh : Zulkarnain

Penulis adalah Staf Pengajar Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong
Abstrak :
Setelah dibukanya beberapa wahana wisata di kota Tenggarong, usaha jasa
penginapan/perhotelan ini mulai menunjukan peningkatan baik dari jumlah
tingkat hunian maupun jumlah hotel yang ada. Sehingga dengan adanya
beberapa hotel itu dapat menimbulkan persaingan dalam memikat para
konsumen yang memerlukan jasa penginapan.
Kata Kunci : Harga Kamar, Tingkat Hunian

Kota Tenggarong merupakan Ibu sangat penting. Salah satu hotel yang ada
Kota Kabupaten Kutai Kartanegara dan di Tenggarong yang terus mengadakan
juga merupakan pintu gerbang bagi perbaikan dalam pelayannya adalah Hotel
pengunjung / wisatawan yang Karya Tapin.
berkunjung di Kabupaten Kutai Setelah dibukanya beberapa wahana
Kartanegara maupun di hulu Sungai wisata di kota Tenggarong, usaha jasa
Mahakam pasti melewati kota penginapan/perhotelan ini mulai
Tenggarong dan memungkinkan menunjukan peningkatan baik dari jumlah
singgah di kota Tenggarong. Dengan tingkat hunian maupun jumlah hotel yang
demikian kota Tenggarong selain ada. Sehingga dengan adanya beberapa
merupakan tempat tujuan wisata juga hotel itu dapat menimbulkan persaingan
merupakan tempat persinggahan atau dalam memikat para konsumen yang
transit bagi wisatawan untuk menikmati memerlukan jasa penginapan.
alam Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam rangka untuk meningkatkan
selanjutnya. jumlah hunian yang berpengaruh terhadap
Bertitik tolak dari pemikiran diatas, pendapatan salah satu langkah yang
peranan sarana akomodasi (hotel dan ditempuh oleh Pimpinan Hotel Karya
penginapan) sangat penting dalam Tapin 1 adalah dengan menerapkan harga
pembangunan. Namun selama ini pihak yang sesuai dengan kondisi dan
pengusaha perhotelan atau penginapan pelayanannya, seperti menerapkan harga
di Tenggarong belum menyadari bahwa yang sesuai dengan fasilitas yang
sarana / fasilitas yang memadai juga disediakan dan luas kamar yang dimiliki.

Harga kamar Hotel Karya Tapin 1 tahun 2005


Jumlah
No Jenis Kamar Harga Kamar Fasilitas Kamar
Kamar
1 Standar Rp 175.000,- TV Digital, AC,
. telepon, lemari pakaian, 8
dan kamar mandi
2 VIP Rp 200.000,- TV Digital, AC,
. Kulkas, telepon, doubel 3
bed, lemari pakaian,
dan kamar mandi
Sumber data : Hotel Karya Tapin, Juli 2005

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong
(Zulkarnain)
Adapun harga kamar pada hotel pengunjung yang menginap pada
Karya Tapin 1, yang ditetapkan penginapan tersebut. Selain itu juga sering
berdasarkan Surat Keputusan lepasnya omzet penjualan yang diperoleh
Perhimpunan Hotel dan Restoran dari terget yang sudah ditentukan.
Indonesia Tenggarong (PHRI Seharusnya dengan diterapkannya
Tenggarong), sudah dua kali mengalami harga yang sesuai maka tingkat hunian
perubahan dari sejak pertama kali kamar dapat ditingkatkan. Oleh karena itu
dioperasikan tahun 2002, hal ini yang menjadi permasalahan dalam
dikarenakan meningkatnya fasilitas dan penelitian ini adalah : Apakah harga
sarana yang ada pada hotel Karya Tapin. kamar mempunyai pengaruh yang
Untuk harga kamar standar pada besar terhadap tingkat hunian pada
tahun 2002 sebesar Rp. 150.000,- per Hotel Karya 1 Tapin Di Tenggarong?
sehari semalam dengan jumlah kamar
sebanyak 8 kamar, kemudian naik C. Tujuan Penelitian
menjadi sebesar Rp. 175.000,- per sehari Adapun yang menjadi tujuan dalam
semalam pada tahun 2003 sampai penelitian ini adalah untuk mengetahui
sekarang sekarang. Untuk harga kamar dan mengkaji hal-hal sebagai berikut :
VIP pada tahun 2002 sebesar Rp. 1. Profil Hotel Karya Tapin 1
175.000,- per sehari semalam dengan 2. Besarnya pengaruh harga kamar
jumlah kamar sebanyak 3 kamar, terhadap tingkat hunian pada Hotel
kemudian naik menjadi sebesar Rp. Karya Tapin 1.
200.000,- per sehari semalam pada tahun
2003 hingga sekarang. D. Kegunaan Penelitian
Untuk harga kamar standar pada Sedangkan kegunaan dari penelitian
tahun 2002 sebesar Rp. 150.000,- per ini adalah :
sehari semalam dengan jumlah kamar Sebagai bahan informasi bagi
sebanyak 8 kamar, kemudian naik pimpinan Hotel Karya Tapin 1 untuk
menjadi sebesar Rp. 175.000,- per sehari mengambil keputusan dimasa yang
semalam pada tahun 2003 sampai akan datang.
sekarang sekarang. Untuk harga kamar
VIP pada tahun 2002 sebesar Rp. DASAR TEORI
175.000,- per sehari semalam dengan A. Konsep Manajemen Pemasaran
jumlah kamar sebanyak 3 kamar, 1. Pengertian Pemasaran
kemudian naik menjadi sebesar Rp. Arti pemasaran sering dikacaukan
200.000,- per sehari semalam pada tahun dengan pengertian-pengertian Penjualan,
2003 hingga sekarang. Perdagangan dan Distribusi. Padahal
istilah-istilah tersebut hanya merupakan
B. Rumusan Masalah satu bagian dari kegiatan pemasaran
Dalam usaha untuk meningkatkan secara keseluruhan. Proses pemasaran itu
jumlah tingkat hunian, langkah yang dimulai sejak sebelum barang-barang
ditempuh oleh pimpinan Hotel Karya diproduksi, dan tidak berakhir dengan
Tapin 1 adalah dengan menerapkan harga penjualan. Kegiatan pemasaran
yang sesuai dengan fasilitas yang perusahaan harus dapat juga memberikan
disediakan dan luas kamar yang dimiliki. kepuasan kepada konsumen jika
Akan tetapi kenyataannya tingkat hunian menginginkan usahanya berjalan terus,
pada hotel tersebut masih terlihat rendah atau konsumen mempunyai pandangan
dan cenderung adanya penurunan. Hal ini yang baik terhadap perusahaan.
terlihat dari sedikitnya jumlah

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
Pengertian pemasaran adalah Jadi fungsi-fungsi marketing adalah
Keseluruhan sistem yang berhubungan kegiatan kegiatan yang dilakukan dalam
dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bisnis, yang terlibat dalam pergerakan
bertujuan merencanakan, menentukan barang dan jasa dari produsen sampai
harga, hingga mempromosikan dan ketangan konsumen. untuk lebih jelasnya
mendistribusikan barang-barang atau jasa funmgsi pemasaran, antara lain adalah :
yang akan memuaskan kebutuhan a. Fungsi Merchandising
pembeli, baik yang aktual maupun b. Fungsi Buying
potensial. (Umar ; 2000;31). c. Fungsi Selling
Jadi awal dari pemasaran adalah pada d. Fungsi Grading and standardization
mulanya manusia menemukan e. Fungsi Penyimpaan dan pergudangan
kebutuhannya, lalu mengadakan (Storage and warehousing)
hubungan, dan disinilah terjadinya proses f. Fungsi Pengangkutan (Transportations)
tukar menukar dalam arti barang dan g. Fungsi Pembelanjaan (Financing)
barang, atau uang dan barang, antara h. Fungsi Komunikasi (Communications)
pembeli dan penjual yang saling i. Fungsi Pengambilan Resiko (Risk
menguntungkan, jadi kebutuhan Talking). (Alma, 2002;19)
seseorang dapat dipenuhi dengan mencari
orang lain yang bersedia melayaninya. 3. Pengertian Manajemen Pemasaran
Sementara itu kegiatan pemasaran Pengertian manajemen pemasaran
adalah kegiatan-kegiatan yang saling adalah :
berhubungan sebagai suatu sistem. a. Willian J. Shultz
Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi di Manajemen pemasaran adalah
dalam suatu lingkungan yang terus merencanakan, pengarahan dan
menerus berkembang sebagai pengawasan seluruh kegiatan
konsekuensi sosial dari perusahaan, tetapi pemasaran perusahaan ataupun bagian
juga dibatasi oleh sumber-sumber dari dari perusahaan.
perusahaan itu sendiri dan peraturan- b. Ben M. Enis
peraturan yang ada. Bagi pemasaran, Proses untuk meningkatkan efisiensi
perubahan lingkungan dapat merupakan dan efektifitas dan kegiatan yang
tantangan-tantangan baru yang dilakukan oleh individu atau oleh
memerlukan tanggapan dan cara perusahaan (Alma, 2002;86)
penyelesaian yang baru pula, atau
sebaliknya dapat berupa suatu peluang Pengertian manajemen pemasaran
atau kesempatan mengembangkan yang lain adalah Proses perencanaan dan
usahanya. pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi, serta penyaluran gagasan, barang
2. Fungsi Pemasaran dan jasa untuk menciptakan pertukaran
Pada dasarnya fungsi pemasaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu
adalah mencakup perpindahan atau aliran dan organisaisi (Kotler, 1997;13)
dari dua hal, yaitu aliran fisik barang / Selanjutnya pengertian manajemen
jasa itu sendiri dan aliran transaksi untuk pemasaran adalah : Penganalisaan,
barang / jasa itu dari produsen sampai perencanaan, pelaksanaan dan
kepada konsumen akhir. Mengalirnya pengawasan program-program yang
produk dari produsen kepada konsumen bertujuan menimbulkan pertukaran
tersebut dilakukan menggunakan dengan pasar yang dituju dengan maksud
peralatan dan fasilitas-fasilitas penunjang untuk mencapai tujuan perusahaan
lainnya. (Swastha dan Handoko, 2000;4).

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
Dari beberapa pengertian manajemen (4 P) atau bauran pemasaran (Produk,
pemasaran yang telah dikemukakan, Price, Promotion Dan Place) dirassa
maka dapat disimpulkan bahwa titik berat terlalu sempit, maka beberapa pakar
dari manajemen pemasaran adalah pemasaran memperluas bauran pemasaran
diletakkan pada penawaran perusahaan untuk jasa dengan menambah People,
dalam memenuhi kebutuhan dan Proccess, Costumer Service. Karena jasa
keinginan pasar tersebut serta sebagian besar diberikan oleh orang,
menentukan harga, mengadakan seleksi, pelatihan dan motivasi pegawai
komunikasi, dan distribusi yang efektif dapat membuat perbedaan besar dalam
untuk memberik tahu, mendorong, serta kepuasan pelanggan. Idealnya pegawai
melayani pasar. harus memperhatikan kompetensi, sikap
memperhatikan, responsif, inisiatif,
4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) kemampuan memecahkan masalah dan
Istilah bauran pemasaran sering niat baik.
disebut juga dengan Marketing Mix, hal
ini dikarenakan karena bauran pemasaran 5. Pengertian Harga
merupakan strategi mencampur kegiatan- Pengertian harga adalah Sejumlah
kegiatan marketing, agar ditemukan nilai yang ditawarkan konsumen dengan
kombinasi yang maksimal sehingga manfaat dari memiliki atau menggunakan
mendatangkan hasil paling memuaskan. produk atau jasa yang nilainnya ditetapkan
Kegiatan-kegiatan marketing tersebut oleh pembeli dan penjual melalui tawar
terdiri dari 4 masalah yang biasa terjadi menawar, atau ditetapkan oleh penjual
dalam pemasaran, yaitu yaitu Product, untuk satu harga terhadap semua
Price, Promotion dan Placement. Oleh pembeli.( Umar ; 2000;311)
karena 4 masalah tersebut mengandung Pengertian harga yang lain adalah
kata-kata yang didahului oleh huruf P Jumlah uang (ditambah beberapa produk
maka lalu disebut juga sebagai Empat P kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk
dalam Pemasaran. mendapatkan sejumlah kombinasi dari
Untuk lebih jelasnya berikut ini produk dan pelayanannya. (Swastha,
penulis kemukakan devinisi dari 2000;241)
marketing mix menurut beberapa ahli
pemasaran antara lain sebagai berikut : Tujuan Penetapan Harga
Kombinasi dari empat variabel atau Dalam strategi penentuan harga,
kegiatan inti dari sistem pemasaran manajer harus menetapkan dulu tujuan
perusahaan, yaitu produk, harga, kegiatan penetapannya. Tujuan ini berasal dari
promosi dan sistem distribusi. (Swastha perusahaan itu sendiri yang selalu
dan Handoko, 2000;124 ). berusaha menetapkan harga barang dan
Kemudian devinisi marketing mix jasa setepat mungkin. Oleh karena itu
adalah Merupakan variabel-variabel tinjauan di sini berawal dari segi
terkendali ( Controllable ) yang dapat manajemen perusahaan yang mempunyai
digunakan perusahaan untuk kepentingan dengan masalah penetapan
mempengaruhi tanggapan konsumen dari harga.
segmen pasar tertentu yang dituju Pada dasarnya terdapat empat jenis
perusahaan. (Kotler dan Amstrong, tujuan penetapan harga, antara lain :
2001;133) a. Tujuan berorientasi pada laba
Kita menyadari bahwa karakteristik b. Tujuan berorientasi pada volume
jasa berbeda dengan karakteristik produk c. Tujuan berorientasi pada citra
manufaktur maka pendekatan pemasaran d. Tujuan stabilisasi harga

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
e. Tujuan-tujuan lain (Tjiptono, b. Jasa tak terpisahkan yaitu jasa yang
1997,152) tidak dapat dipisahkan dari
penyedianya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi c. Jasa bersifat hiterogen yaitu output
Tingkat Harga jasa tidak ada standarisasinya, setiap
Dalam kenyataan, tingkat harga yang unit jasa agak berbeda dengan unit jasa
terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, lain yang sama.
seperti : d. Jasa bersifat cepat hilang, jasa cepat
a. Kondisi perekonomian hilang dan tidak dapat disimpan,
b. Penawaran dan permintaan pasaran jasa berubah menurut waktu.
c. Elastisitas permintaan (Tjiptono, 2001;4-5)
d. Persaingan Secara umum jasa memiliki empat
e. Biaya karakteristik yang harus dipertimbangkan
f. Tujuan manajer, dan bilamana merancang program pemasaran
g. Pengawasan pemerintah. (Swastha usaha yang kita gencarkan sebagai
dan Irawan, 2002;242) berikut:
a. Intangibility,Jasa memang tidak
Konsep Pemasaran Jasa berwujud. Jasa tidak dapat dilihat,
Secara konsep pemasaran jasa tidak dicicipi, dirasakan dan didengar
bisa dipisahkan dengan pemasaran barang sebelum jasa tersebut dibeli atau
atau produk, akan tetapi antara barang digunakan.
dan jasa sering kali saling melengkapi b. Inseparability, Barang biasanya
diantara keduanya. Sebenarnya perbedan diproduksi dahulu kemudian dijual,
secara tegas antara barang dan jasa sering lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa dilain
kali sukar dilakukan. Hal ini dikarenakan pihak umumnya dijual terlebih dahulu
pembelian suatu barang sering kali baru kemudian diproduksi dan
disertai dengan jasa-jasa tertentu dan dikonsumsi secara bersamaan.
sebaliknya pembelian suatu jasa Interaksi antara penyediaan jasa dan
seringkali juga melibatkan barang-barang kosumen merupakan ciri khusus dalam
yang melengkapinya. pemasaran jasa, kedua belah pihak
Definisi jasa menurut beberapa ahli saling mempengaruhi hasil dari jasa
sebagai berikut : tersebut.
Jasa adalah setiap tindakan atau c. Variability, Jasa bersifat sangat variabel
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh karena bukan merupakan standar
suatu pihak kepada pihak lain, yang pada keberhasilan, artinya banyak variasi
dasarnya bersifat tangible (tidak berwujud bentuk, kualitas dan jenis. Tergantung
fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan pada siapa, kapan dan dimana jasa
sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan tersebut dihasilkan. Para konsumen
dengan produk fisik maupun tidak. sangat perduli pada variabelitas yang
(Tjiptono, 2001;3) tinggi ini dan sering kali mereka
Sementara itu ciri - ciri yang meminta pendapat orang lain sebelum
membedakan antara barang dengan jasa memilih.
adalah sebagai berikut : d. Perishability, Jasa merupakan komoditi
a. Jasa tak berwujud, jasa yang tidak tidak tahan lama dan tidak dapat
dapat dilihat, dirasakan, didengar, atau disimpan. Kursi kereta api yang
dicium sebelum dibeli. kosong, kamar penginapan yang tidak
dihuni atau jam tertentu yang kosong
ditempat praktek seorang dokter akan

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
berlalu atau hilang begitu saja karena resiko mereka kecewa atau beralih
tidak dapat disimpan untuk kepenyediaan jasa yang lainnya.
dipergunakan diwaktu yang lain. Hal (Tjiptono, 2001;6-7)
ini tidak menjadi masalah karena B. Kerangka Pemikiran
permintaannya tetap. Bila permintaan Guna memudahkan dalam
berpluktuasi berbagai masalah akan mengadakan pemahaman dalam penelitian
muncul berkaitan dengan kapasitas ini, maka kerangka pemikiran yang dapat
menganggur atau saat permintaan sepi penulis kemukakan adalah :
dan konsumen tidak terlayani dengan

Kerangka Pemikiran
Harga sewa kamar Jumlah kamar
standar yang terjual
Harga Tingkat
(Unit)
Kamar (X) Hunian (Y) Jumlah kamar
Harga sewa kamar yang terjual
VIP (Rp)
Sumber data : Diolah Peneliti
Keterangan :
= Indikator = Hubungan Indikator
= Variabel Penelitian = Pengaruh

Harga sewa kamar yang diterapkan oleh Hotel Karya Tapin 1 merupakan variabel
independent dimana akan diuji apakah terdapat pengaruh atau tidak terhadap
peningkatan jumlah hunian.

C. Hipotesis menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk


Dari latar belakang dan permasalahan, satu harga terhadap semua pembeli. (Umar ;
maka hipotesis yang diajukan dalam 2000:311)
penelitian ini adalah : Diduga bahwa Tingkat hunian merupakan Jumlah
harga kamar mempunyai pengaruh penghasilan yang diperoleh dari jasa sewa
yang besar terhadap tingkat hunian kamar pada suatu usaha perhotelan, yang
kamar pada Hotel Karya Tapin 1 di ditunjukkan oleh volume kamar. (Anonim,
Tenggarong 1998;23)

D. Definisi Konsepsional. METODE PENELITIAN


Untuk membatasi ruang lingkup
penelitian supaya tidak terjadi kesalahan A. Definisi operasional
dalam pemahaman dan memberikan Guna memberikan gambaran secara
kemudahan dalam pembahasan, maka jelas variabel-variabel yang telah
secara konsepsional dapat penulis dikonsepkan, maka definisi konsepsional
kemukakan sebagai berikut : dalam penelitian ini adalah :
Harga adalah sejumlah nilai yang 1. Harga (X) adalah sejumlah nilai yang
ditawarkan konsumen dengan manfaat ditawarkan oleh Hotel Karya Tapin
dari memiliki atau menggunakan produk kepada konsumen atas jasa sewa sebuah
atau jasa yang nilainnya ditetapkan oleh kamar. Indikatornya adalah harga sewa
pembeli dan penjual melalui tawar kamar standar dan VIP dari tahun 2002

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
sampai dengan tahun 2004. Skala E. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
ukurnya adalah besarnya sewa kamar 1. Model Analisisa Data
per malam atau sekali semalam Sesuai dengan judul penelitian, tujuan
2. Tingkat hunian (Y) adalah pendapatan dan untuk pembuktian hipotesis, maka
sewa kamar baik standar maupun VIP model analisa data yang dipergunakan
dari tahun 2002 sampai dengan tahun adalah model regresi sederhana. Hal ini
2004. Skala ukurnya adalah jumlah dikarenakan variabel independentnya hanya
pendapatan pada periode satu tahun. satu. Adapun model persamaan yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
B. Wilayah Penelitian Y = a + bX ( Sugiyono, 2005, 242)
Adapun wilayah penelitian ini pada Dimana :
Hotel Karya Tapin yang beralamatkan di ( Y) (X2) - ( X) ( XY)
Jalan Maduningrat No. 72 RT. 48 a =
Kelurahan Melayu Kecamatan n X 2 - (X) 2
Tenggarong, dan beberapa bagian yang
ada pada hotel tersebut. n XY - ( X) ( Y)
b =
C. Rincian Data Yang Diperlukan n X 2 - (X) 2
Adapun rincian data yang diperlukan (Sugiono, 2005;245)
adalah Keterangan :
1. Profil Hotel Karya Tapin 1, yang Y = Tingkat Hunian
terdiri dari sejarah berdirinya, struktur X = Harga kamar
organisasi, ketenagakerjaan dan b = Koefisien regresi.
sebagainya. a = Konstanta
2. Harga sewa kamar hotel Karya Tapin n = Jumlah tahun dari data
1 mulai tahun 2002 sampai tahun historis yang ada
2004. Untuk mengetahui keeratan hubungan
3. Tingkat hunian hotel Karya Tapin 1 antara harga terhadap tingkat hunian, maka
mulai tahun 2002 sampai tahun 2004 rumus yang dipergunakan adalah :
n XY ( X) (Y)
D. Tehnik Pengumpulan Data r =
Dalam pengumpulan data untuk
penelitian ini, maka tehnik yang n X2 (X)2 n Y (Y)2
dipergunakan adalah : (Sugiono, 2005;213)
1. Observasi yaitu dengan mengadakan
pengamatan terhadap objek yang Sedangkan kriteria pengujian hioptesis
diteliti adalah :
2. Interview yaitu dengan mengadakan - Apabila angka r yang diperoleh
tanya jawab dengan pimpinan dan mendekati angka satu, maka dapat
karyawan Hotel Karya Tapin 1 dikatakan semakin erat/kuat
tentang data yang diteliti. hubungannya antara variabel bebas
3. Dokumenter, yaitu dengan dengan variabel tidak bebasnya.
mengadakan penelitian perpustakaan - Apabila angka r yang diperoleh
guna mendapatkan informasi secara mendekati angka nol, maka dapat
teoritis dari buku-buku / literatur, dikatakan semakin lemah/kecil
tulisan-tulisan ilmiah dan lain-lain hubungannya antara variabel bebas
yang ada hubungannya dengan dengan variabel tidak bebasnya.
penelitian ini.

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
HASIL PENELITIAN tingkat hunian sebanyak 184 kamar atau Rp.
27.600.000,-. Sementara itu untuk tipe
Harga Kamar (X) kamar VIP justru terjadi tingkat hunian
Harga kamar adalah sejumlah nilai optimum pada bulan Januari 2002 sebesar
yang ditawarkan oleh Hotel Karya Tapin 68 kamar atau Rp. 11.900.000,-. Secara rata-
kepada konsumen atas jasa sewa sebuah rata pada tahun 2002 untuk kamar tipe
kamar. Indikatornya adalah kesesuaian standar menghasilkan rata-rata tingkat
harga dengan besarnya kamar, kesesuaian hunian sebanyak 145 kamar atau Rp.
harga dengan fasilitas dan kesesuaian 21.750.000,- per bulan dan untuk tipe kamar
harga kamar dengan sarana. Skala VIP menghasilkan rata-rata tingkat hunian
ukurnya adalah besarnya sewa kamar per sebanyak 45 kamar atau Rp. 7.875.000,- per
malam atau sekali semalam. bulan.
Dari hasil penelitian menunjukkan Kemudian untuk tingkat hunian hotel
bahwa harga yang ditetapkan oleh hotel Karya Tapin 1 tahun 2003, pada bulan Juli
Karya Tapin 1 ditentukan berdasarkan 2003 untuk tipe kamar standar
persetujuan dari Persatuan Hotel dan menghasilkan tingkat hunian yang optimum
Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten atau tertinggi dibandingkan dengan bulan-
Kutai Kartanegara dengan nomor : bulan yang lainnya dengan tingkat hunian
071/PHRI/II-I/2001 dan diperbaharui sebanyak 189 kamar atau Rp. 33.075.000,-.
dengan nomor : 101/PHRI/VII-XI/2003. Sementara itu untuk tipe kamar VIP justru
Berdasarkan tabel tersebut terlihat terjadi tingkat hunian optimum pada bulan
bahwa pada tahun 2003 untuk jenis kamar Desember 2003 sebesar 88 kamar atau Rp.
standar maupun VIP mengalami 17.600.000,-. Secara rata-rata pada tahun
perubahan harga dari semula 2003 untuk kamar tipe standar
Rp. 150.000,- untuk standar berubah menghasilkan rata-rata tingkat hunian
menjadi Rp. 175.000,- hingga sekarang. sebanyak 162 kamar atau Rp. 28.350.000,-
Begitu juga dengan harg akamar VIP per bulan dan untuk tipe kamar VIP
pada tahun 2003 juga mengalami menghasilkan rata-rata tingkat hunian
perubahan dari semula Rp. 175.000,- sebanyak 61 kamar atau Rp. 12.200.000,-
berubah menjadi sebesar Rp. 200.000,- per bulan.
hingga sekarang. Berdasarkan tabel tersebut, secara total
pada tahun 2003 terjadi peningkatan tingkat
2. Tingkat hunian (Y) hunian jika dibandingkan dengan tahun
Tingkat hunian adalah jumlah kamar 2002, Pada tahun 2003 terjadi kenaikan
yang terisi, yang tercermin dalam jumlah tingkat hunian untuk kamar standar sebesar
konsumen yang menginap dan 204 kamar atau Rp. 35.700.000,- dari
pendapatan pada Hotel Karya Tapin. sebesar 1.738 kamar atau Rp. 260.700.000,-
Indikatornya adalah jumlah konsumen naik menjadi 1.942 kamar atau Rp.
yang menginap, jumlah kamar yang 339.850.000,-. Sementara itu untuk kamar
terpakai dan pendapatan. Skala ukurnya VIP pada tahun 2003 juga terjadi kenaikan
adalah jumlah pada periode tertentu. tingkat hunian sebesar 192 kamar atau
Adapun data tingkat hunian pada Rp. 38.400.000,- dari sebesar 538 kamar
hotel Karya Tapin 1 mulai dari tahun atau Rp. 94.150.000,- pada tahun 2002 naik
2002 adalah sebagai berikut pada bulan menjadi sebesar 730 kamar atau Rp.
September 2002 untuk tipe kamar standar 146.000.000,-.
menghasilkan tingkat hunian yang Berdasarkan tabel tersebut, secara total
optimum atau tertinggi dibandingkan pada tahun 2004 terjadi peningkatan tingkat
dengan bulan-bulan yang lainnya dengan hunian jika dibandingkan dengan tahun

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
2003, akan tetapi kenaikan tingkat hunian menunjukkan bahwa korelasi / hubungan
yang cukup signifikan terjadi pada kamar antara harga kamar dengan tingkat hunian
tipe VIP yaitu sebesar 34 kamar atau Rp. adalah lemah atau kecil, karena angka 0,21
6.800.000,- dari sebesar 730 kamar atau berada dibawah 0,50 atau mendekati nol
Rp. 146.000.000,- pada tahun 2003 naik atau r = 1,0.
menjadi sebesar 764 kamar atau Nilai koefisien determinasi ( r2 ) yang
Rp. 146.000.000,-. Sementara itu untuk dihasilkan adalah sebesar 0,04 yang berasal
kamar tipe standar mengalami penurunan dari 0,212. Hal ini berarti bahwa 4 % tingkat
tingkat hunian sebesar 27 kamar atau Rp. hunian dipengaruhi oleh harga kamar,
4.725.000,- dari sebesar 1.942 kamar atau sedangkan sisanya ( 100 % - 4 % = 96 % )
Rp. 339.850.000,- untuk tahun 2003 turun tingkat hunian dipengaruhi oleh variabel
menjadi sebesar 1.915 kamar atau Rp. lain yang tidak termasuk dalam penelitian
335.125.000,- ini, seperti promosi, pelayanan, tempat,
fasilitas dan sebagainya.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam uji t diperoleh nilai t hitung
sebesar 0,21, sedangkan nilai t tabel dengan
A. Analisis Data derajat kebebasan (dk) = n 2 atau 3 2 = 1
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dan alpha sebesar 5 %, maka diperoleh
penelitian ini adalah untuk mengetahui harga t tabel sebesar 12,710. Sehingga dapat
dan mengkaji pengaruh harga kamar disimpulkan bahwa harga t hitung lebih
terhadap tingkat hunian pada hotel Karya kecil dari harga t tabel atau 0,21 < 12,71,
Tapin 1 Tenggarong. Alat analisis yang yang artinya bahwa harga kamar kurang
digunakan adalah regresi sederhana. mampu menunjukkan pengaruhnya terhadap
Untuk menentukan keeratan hubungan tingkat hunian.
antara variabel X dan variabel Y Dari beberapa uraian tersebut diatas,
dipergunakan analisis korelasi, untuk dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
menarik kesimpulan apakah harga kamar telah dikemukaan yang menyatakan
berpengaruh terhadap tingkat hunian Diduga bahwa harga kamar berpengaruh
digunakan uji t. besar terhadap tingkat hunian pada Hotel
Karya Tapin 1 di Tenggarong ditolak dan
Pembahasan tidak terbukti kebenarannya.
Dari hasil perhitungan yang telah Hal ini didasarkan pada nilai koefisien
dilakukan, persamaan regresi yang korelasi ( r ) yang dihasilkan adalah sebesar
dihasilkan adalah Y = 389,5 + 197,75 X. 0,21, menunjukkan hubungan yang lemah
Hal ini berati bahwa terdapat hubungan atau kecil, karena angka 0,21 berada
yang searah, dimana setiap adanya dibawah 0,50 atau mendekati nol atau r =
kenaikan satu satuan pada harga, maka 1,0. Diperkuat dengan hasil uji t, dimana t
akan meningkatkan hunian sebesar hitung < t tabel, yang artinya bahwa harga
197,75 dan begitu juga sebaliknya apabila kamar kurang mampu menunjukkan
ada penurunan pada harga, maka akan pengaruhnya terhadap tingkat hunian,
menyebabkan penurunan tingkat hunian sehingga hipotesis ditolak..
sebesar 197,75. Sedangkan nilai konstanta
a yang dihasilkan sebesar 389,5, hal ini PENUTUP
berarti bahwa apabila X (harga) sama
dengan nol, maka Y (tingkat hunian) A. Kesimpulan
sama dengan 389,5. Berdasarkan pengalaman dan
Nilai koefisien korelasi ( r ) yang pengamatan penulis selama melakukan
dihasilkan adalah sebesar 0,21, hal ini penelitian, dan uraian-uraian hasil analisis

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
dan pembahasan yang didukung oleh menyatakan Diduga bahwa harga
dasar teori, maka dapat diambil kamar berpengaruh besar terhadap
kesimpulan sebagai berikut : tingkat hunian pada Hotel Karya Tapin
1. Persamaan regresi yang dihasilkan 1 di Tenggarong ditolak dan tidak
adalah Y = 389,5 + 197,75 X. Hal ini terbukti kebenarannya.
berati bahwa terdapat hubungan yang
searah, dimana setiap adanya B. Saran
kenaikan satu satuan pada harga, Berdasarkan kesimpulan diatas maka
maka akan meningkatkan hunian penulis dapat memberikan saran saran
sebesar 197,75 dan begitu juga sebagai berikut :
sebaliknya. Sedangkan nilai konstanta 1. Dalam rangka untuk meningkatkan
a yang dihasilkan sebesar 389,5, hal tingkat hunian, pengelola hotel Karya
ini berarti bahwa apabila X (harga) Tapin 1 sebaiknya tidak hanya
sama dengan nol, maka Y (tingkat menerapkan harga saja. Akan tetapi
hunian) sama dengan 389,5. lebih menekankan lagi pada variabel-
2. Nilai koefisien korelasi ( r ) yang variabel yang lainnya seperti, kualitas
dihasilkan adalah sebesar 0,21, hal ini pelayanan, sarana yang memadai, areal
menunjukkan bahwa korelasi / parkir yang cukup, kebersihan dan
hubungan antara harga kamar dengan sebagainya.
tingkat hunian adalah lemah atau 2. Hendaknya dalam usahanya untuk
kecil, karena angka 0,21 berada meningkatkan jumlah hunian, kepuasan
dibawah 0,50 atau mendekati nol atau konsumennya lebih ditingkatkan
r = 1,0. sehingga, selain dapat meningkatkan
3. Nilai koefisien determinasi ( r2 ) yang jumlah hunian juga lebih mudah untuk
dihasilkan adalah sebesar 0,04 yang memantau kekurangan dan kelebihan
berasal dari 0,212. Hal ini berarti yang dimiliki.
bahwa 4 % tingkat hunian 3. Untuk meningkatkan jumlah hunian
dipengaruhi oleh harga kamar, sebaiknya hotel Karya Tapin 1
sedangkan sisanya ( 100 % - 4 % = 96 mengadakan promosi di media cetak
% ) tingkat hunian dipengaruhi oleh maupun media elektronik, hal ini
variabel lain yang tidak termasuk dimaksudkan supaya lebih dikenal di
dalam penelitian ini, seperti promosi, masyarakat.
pelayanan, tempat, fasilitas dan
sebagainya. DAFTAR PUSTAKA
4. Dalam uji t diperoleh nilai t hitung
sebesar 0,21, sedangkan nilai t tabel Alfiansyah, 2002, Pengaruh Harga,
dengan derajat kebebasan (dk) = n 2 Pelayanan dan Ketersediaan Fasilitas
atau 3 2 = 1 dan alpha sebesar 5 %, Terhadap Tingkat Kepuasan
maka diperoleh harga t tabel sebesar Konsumen Perhotelan Di
12,71. Sehingga dapat disimpulkan Tenggarong, Skripsi Fakultas Ekonomi
bahwa harga t hitung lebih kecil dari Universitas Kutai Kartanegara
harga t tabel atau 0,21 < 12,71, yang Tenggarong.
artinya bahwa harga kamar mampu
menunjukkan pengaruhnya terhadap Anonim, 1998, Laporan Tahunan Kantor
tingkat hunian. Dinas Pariwisata dan Budaya
5. Dari beberapa uraian tersebut diatas, Kabupaten Kutai Kartanegara,
dapat disimpulkan bahwa hipotesis Tenggarong
yang telah dikemukaan yang

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)
Alma, Buchari, 2002, Manajemen Edisi kedua Cetakan Kesepuluh,
Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Liberty, Yogyakarta.
Edisi Revisi, Cetakan Kelima,
Alfabeta, Bandung. Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi
Pemasaran, ANDI, Yogyakarta
Gitosudarmo, Indriyo, 1999, Umar, Husein, 2000, Riset Pemasaran dan
Manajemen Pemasaran, BPFE, Perilaku Konsumen, PT Gramedia
Yogyakarta. Pustaka Utama, Jakarta

Irawan, et.al, 1998, Pemasaran Prinsip


dan Kasus, BPFE, Yogyakarta.

Kotler, Philip, 1997, Manajemen


Pemasaran Suatu Analisis,
Perencanaan, Implementasi Dan
Kontrol, PT. Prenhallindo, Jakarta.

_____________, Gary, Amstrong, 2001,


Principles Of Marketing, Alih bahasa
Buchari Alma, Prentice Hall
International, Inc

Mursid, 2003, Manajemen Pemasaran,


Cetakan ke Tiga, Bumi Aksara
Jakarta

Payne, Andrian, 2000, The Esence of


Service Marketing, alih bahasa
Tjiptono, Andy Offset, Yogyakarta.

Sugiyono, 2005, Statistika Untuk


Penelitian, Cetakan Kelima, CV.
Alfabeta, Bandung.

Swastha, Basu, Dh, 2000, Azas-azas


Marketing, Edisi Revisi, Akademi
Keuangan dan Bisnis (AKB),
Yogyakarta.

_______________, T. Hani Handoko,


2000, Manajemen Pemasaran
Analisa Perilaku Konsumen, Edisi
Pertama, Cetakan Ketiga, BPFE
Yogyakarta.

_______________, Irawan, 2002,


Manajemen Pemasaran Modern,

Pengaruh Harga Kamar Terhadap Tingkat Hunian Pada Hotel Karya Tapin 1 Di Tenggarong (Zulkarnain)

Anda mungkin juga menyukai