11 12 Perencanaan Perkerasan Kaku
11 12 Perencanaan Perkerasan Kaku
xou6G4url6JX4J,An
Jalan
flg
punping infiltrasi
d"r, -u-po mengatasi bawah pondasi, dan ekses dari tanah-tanah potensial' Didaerah
empat musim masih ditambah lagi ketahanan terhadap proses pendinginan dan pencairan
butiran es freery dz"tbawl. 4.4.2.3. Sifat Umum perkerasan Kaku.
pondasi bawah-pun tidak pedu tedalu kuat, kekuatan secukupnya, asal bisa menjamin
duduknya pelat beton pada bidang rata,
ah da'
a). Pendekatan metoda desain yang didasarkan pada beban kendaraan renc na,yangakzn
menyebabkan tingkat kerusakan yang diijinkan. b). Pendekatan metoda desain yang
didasarkan pada jumrah repetisi kendaraan standar, yang juga dibatasi sampai
tingkat kerusakan yang diijinkan. Perbedaannya adalah pada konsep penyebaran
regangan pada badan fleksibel perkerasan lentur dan pada badan kaku pada perkerasan
semen. Perkerasan kaku mempunyai tebal yang relatif tipis, dibandingkan dengan
tebal lapis tanah dasar. Karena modulus elastisitas semen sebagai material
perkerasan kaku, mempunyai nilai yang rclatif lebih besar dari material pondasi dan
tanah, maka bagian terbesat y^ng menyefap tegangan akibat beban adalah pelat beton
itu sendiri. Tegangan pada perkerasan kaku, disebabkan oleh, beban roda, perbedaan
temperatur pada pelat beton, perubahan kadar air, dan perubahan volume dari pelat
beton dan lapis p.ndasi bawah dan tanah
dasar.
dengan CBR
= 2oh -
5',/o,
yang penting
rrrrifor-.
- Jumlah beban sumbu dan kumulatif beban ekivalen yang lewat, dan konfigurasi sumbu
(lihat llab 1.2.1) - Khusus unt'rk pcrkerasan kaku, beban laru lintas rencana
didapatkan dengan mengaL,-im.rlasikan jumiah beban sumbu untuk masing_ masing jenis
kelompok, cralam rcncanarajur selama umur rencana.
Prosedur yang clilakukan adalah
1). Eliminasi Lalu Lintas
:
r
2). 3).
q),
untuk mendapatkan pelayanan maksimal dari perkerasan kaku, pelat beton harus
terjamin mempunyai landasan yang kuat dan uniform. Struktur perkerasan kaku hanya
mempunyai lapis pondasi bawah, sedang lapis pondasi atas tidak diperlukan
lbandingkan dengan perkerasan lentrr4 t,ap;s
kendaraan niaga dengan berat ) 5 ton. konfigurasi sumbu : - STRT(sumbu tunggal roda
tunggal), - STRG (sumbu tunggal roda ganda)' - STdRG (sumbu tandem/sumbu ganda roda
ganda).
2). l,angkah cstimasi Lalu l.intas Rcnczrna
\I
./
Subgrode
Tegongon Subgrode
TEGANGAN PCC: KEKUATAN PCC TEGANGAN SG < < KEKUATAN SG
TEGANGAN
}.4.Frnr<ERASAN
lr-rrxunrnN
PERKERASAN
Kekuoton
Hitung LHR pada akhir usia renczna, sesuai kapasitas jalan. b). Estimasi LHR awal
dari kelompok sumbu, pada masingmasing jenis kelompok sumbu kendanan niaga @isa
dibuat keJipatan 0,5 ton, misal: (5 - 5,5), (5,5 - 6), ( 6 - 6,5 ) demikian
seterusnya. c). Bila ada konversikan beban sumbu tridem ke beban sumbu ganda, yaitu
bahwa beban sumbu tridem set^ra dengan dua sumbu ganda. d). Hitung JSKN (fumlah
sumbu kendaraan ntaga), selama umuf fencana.
a).
JSKNuR=365XJSKNHXR.
dimana:
...(4.29')
l*-*B?*:lHS
6iuoton
Perkeroson
jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur fencana JSKNH - jr-rmlah total sumbu
kendanan maksimum harian, pada saatjalan dibuka. R = fhktor pertumbuhanlalu lintas
selama umur
JSKN'R
rc.ncan
i). Untuk i * 0
lalu lintas
TEGANGAN SG TEGANGAN AC
:
<<
KEKUATAN SG KEKUATAN AC
* (l+;)u -1
^
ditentr-r
- KEKUATAN
i)
dapat juga
tahun),
4.
ii).Untuk
tertentu
(J\
4=
(1+i)""
I.
(uR-uR){e+ i)'o*-1
}...........
........(4.31)
iii).Untuk
i + 0, jika setelah U\
R_
(l+i')uR'-1
t.
(l + ;)uo' kl + i')uo-uo'
-l
) ............(4.32.)
dari ketiga persamaan i), ii) dan iii) keterangan notasi zdalah:
PENGGUNAANJALAN
-
FAKIOR KEAMANAN
112
freeway) dan ialan bedajur banyak, volurne kendaraan niaga tihg$i-. - Jalan Bebas
Hambatan (frcway;dan ialan arteri dengan volume kendataan
niaga menengah -Iilan dengan volurne kendaraan niaga rendah.
xJ
(%)
10
6,1
1,CI
4
5,4
6 5,8 13,2
8
\2
10,9
qg
14,5
1'7 n
10 15 20 25
10
15
t2
2A
15,9
17,j
24,3 32
23,3 36,8
54,9 79,1
1,1.1,,4
31,8
11
A
20
)<,
45,8
73,1.
98,3
1,64,5
30
30 35
40,6
5t)
T13,3
1,72,3
271
q,..,,rn-.,.,r4 I
14
40
40
60,4
95
154,8
259,1
4+2.6
,iorl',, t'--"'"
$g f tf."J
' $'34')
(e)
Dimana D
A
= Tcbal petat
S(/,ls .(4.33.)
C.............
PSI = Selisih antara nilai PSI diawal dan akhit masa layan
perkerasan. Dcviasi Standar dari nilai Sf,ts. Konstanta Normal pada tingkat peluang
(ptobabiJitas), R
struktur
C=
(Q
kendaraan berat).
kombinasi
[^m'l
-.rJ
-
t,"r]
!!.12
-0.6t
rJ2a*, rr6il,r
,rllT
c6o* thiilcl.&til,
E3
lldtal -4 .4
?/l
Its
.] a
a
-z
{z
:'l
CONTOIl:
,t-l
tco
aoo
t t t ! \5 t.
5 o
iry,
.oJ
metoda PCA
too
too
500
R.qcllotrr
Kasus
1,
ol
Subgrddl
(pcil
,":l
k=12Vt. E"=5x10' psi S"'- 650 psi c, =1,t1
S -0,29
R =95% ( z-=-1,645 ) APSI=4,2-2,5=1,7
lihat gambar diagram scbclah kanan. Tetny^ta kasus 1 dan kasus 3 memberikan kondisi
yang representatif untuk rancangan.
Inflaence C hafts
w,, = 5,1$1d(
18
kip EsA)
didapat D=1{),(linch.
PCA
1.
Untuk beban as tunggal pada lokasi 75 mm dari tepi pelat beton, dan as tanclcm pada
lokasi 25 mm dari tepi pelat beton, akan memberikan tcgangan maksimum pada pelat
beton >99oh dati
keseluruhan beban lalu lintas yang lewat Q<asus 1) Peningkatan tcgangan akibat
beban lainnyz dan 1.oh beban total,
in
2.
yang
a. Beban lalu lintas diamati pada 3 kasus penempatan beban roda kendaraan,roda
tunggal,roda tandem (ganda),lihat Gbr. 4.7 dimana:
3. AASHTO
1 : Beban roda tunggal dan tandem tepat bekeria pada pinggir sambungan melintang
(transversal)'
I(asus I(asus 2 : Beban roda tunggal dan tandem bekeria pada tepi luar konstruksi
perkerasan.
seperti kasus 2 tapi digeser 15 cm dari tepi luaf konstruksi perkerasan'
I{.asus
b.
,P
d
#
,d,
E
6
,'A rL'
c6 q t'P e
,#0 ^rtr
g
d
ts 3
f,
E B
5'a
x
$ #
&
$
;E
e
q 6 q 4
F-{
A
3h:i:}:.,
t*****ll
B fidffid C;nr{ /$r tld$revhfldltsd Siflf,@ Aeit*
B'xrl'+::.
Gbt. 4.8 a. Nomogram untuk sumbu tunggal, roda tunggal b. Nomogram untuk sumbu
tunggal, roda ganda
(SUnnnnn r Cement & Concrete Association of Austratia,)
ff
r& d
axr"E ASSSMSLY
1,18
rl
14 1S
it
I
rg
I
er
4dar
?n
n "
fferdt,onsr:r'D gtY,B6n,ttodufusoy'
Ld*4 lrtrnsll
Ha*-i{l
ra.ilhmo{,G
llr"-r-H
wid4
c.
Kekuatan Tanah dasar dapat didekati dengan modulus reaksi tanah dasar (modulus of
subgrade reaction), atau Caltfornia Bearing Ratio (cBR). Konversi nilai dari angka
CBR ke angka Subgrade Reaction k, dapat dilihat pada Gbr. 4.8d. Pemakaian lapis
pondasi bawah, dapat digunakan bahan campuran beton dengan kekuatan rendah (biasa
disebut sebagai CTSB Cement Treated Sub-Base), namun dapat juga digunakan ^ggregat
saja, tanpa pengikat semen. Bila digunak^n t tanpa bahan ^ggreg pengikat, fungsinya
hanya sebagai dasar perata permukaan untuk duduk pelat beton perkerasan kaku.
Gbr.
4.8
c. Nomogram
29
atau
-beku&leleh)
pula
a. b. c.
Beban lalu Lintas Rencana, sebagaimana pada 8ab.1.2.1. Hanya kendaraan nizga dengan
berat total > 5 ton yang diakomodir. Modulus subgrade reaction k, dilapangan dapat
dilakukan dengan pengujian 'Plate Bearing Test (AASHTO T 222-81) atau ASTM D
1196.
:U
ga
trlff
0E
ul
,ull
Urrt
i.#
d. e.
AS$5S$ECI $UB6f,An6 STHENSTH -C8m Fbt
<.; fi;
Bil
ofi fi){
I"
ru!,t
sn y
r,u
CBR lapangan dilakukan dengan pengujian CBR lapangan sesuai dengan SNI 03-1731-1989
atau CBR laboratorium sesuai dengan sNr 03-1744-1989. Apabila CBR mempunyai nilai <
2o/o maka harus dipasang pondasi bawah terbuat dari beton kurus (Lean Mix Concrete)
setebal 15 cm yang dtanggap mempunyai n1lat CBR tanah dasar effektip 5o/o. Tebal
pondasi bawah minimum didapatkan dari Gbr.4.10. dengan tebal paling sedikit 10 cm
yang mempunyai muru sesuai dengan SNI No.03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta SNI
03-1743-1989. Bila direncanakan perkerasan beton semen bersambung tanpa ruji,
pondasi bawah harus mcnggunakan campuran beton kurus (CBI!. CBR tanah dasar
effektip clapat dilihat pada Gbr.4.11. CBR effektip adalah peningkatan (lBR tanah
dasar sesudah diperkuat dengan campuran beton kurus (CBK). Beberapa jenis pondasi
bawah yang direkomendasikan adalah: sirtu @ranular rubbase), beton kurus gilas
padat (lean rolled concrete), campuran beton kurus (CBI(=learu mix concrete), atau
stabilisasi.
CATATAN:
Sebagai alternarif (walau bukan cata Bina Marga) untuk mencari kekuatan sub-base
unbound dan bound subbase c{apat menggunakan Tabel 4.16 dan Tabel 4.17, yang
merupakan effek ketebalan sub-base pada k desain(Handbook of Concrete Engineering
Robert G. Packard ).
f.
4.4.3.3.Metoda Bina Matga 2003.
^t^s
dua modcl
Pada dasarnya pe:lrrncangan dengan metoda Bina Marga sesuai dengan pedoman
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen edT-142003), mengadopsi perancangan
perkerasan kaku dari Aastroad Australia.
fatik : kelelahan struktur pelat beton akibat repetisi beban. erosi pada pondasi
bawah t^nah dasar yang diakibatkarr ^tav oleh lendutan berulang pada sambungan dan
tempat retak yanu
direncanakan.
Tabel4.16. Pengaruh Unbound Sub-Base pada nilai k NILAI K TANAH DASAR
50
4in
65 130
12
in
:ialia cER ri*Ernun
110
100
2A0
i90
32A
220
32A
300
230 330
370
430
NII-{I
50 100
TANAH DASAR
4in
1"70
10
in
" Jib CgR < 295 g'&hn bbal pondadi b.uh CBK 15O M den .ngioap @rlpffiFi rihi CBR
bmh dry sblof 596
208
280 4:/0
390 640
CBR
.s
.|!
l0
Blla CBRhnah daar kunng
Gbr.4.11. CBR Tanah Dasar effektip dan tebal pondasi bawah untul< perkefasan beton
semen ( Sumber Pedoman P(l 'l' 14 2003)
&rl llt,
gunrlrn
CBK,
!ro
toidnlnlmum lScm
flr
.cd
fi !t
tt
LANGI{AH
1.
1: c{asar.
!r
,
LANGISH
ts^ dt
(,
2.
{r l'{t {r
}$
C$rCtrlltrftrll
f bd Bp.B$il!.iefid
&mhh npetlrirunlu
Gbr.4.10. Tebal Pondasi Bawah minimum untuk Perkerasan Beton Semen ( Sumber:
Pedoman pd T-14-2003)
Merubah data lalu lintas clalam satuan kendaraan menjadi dalam satuan sumbu
kendaraan. i). Menghitung jumlah l<onfigurasi beban sumbu untuk masing-masing ienis
kendaraan ni:rg;r. ii). Menghitung jumlalr surnrbu kendaraan niaga 0sKN) rcncana
dican dengan rumus 4.29. iii).Menghitung jr-rmlah repetisi kumulatif tt^p kombinasi
konfigurasi/ bel>an sumbu pada laiur rencana'.
3:
LANGI(AH
3.
Pilih tipe struktur pcrkerasan. a). Jenis perkerasan :BBDT, BBTT, arau BMDT dengan
atau tanpa ruJi. b) Bahu adaf ticlak,kalau ada apa jcnis bahur.
c). Jenis dan tebal lapis pondasi bawah. d). Sifat kekuatan struktur: CBR tanah
dasar, CBR effektip, kuat tarik
lentur.
k. l.
Pelat Beton.
^. b.
c. d. e.
Pilih satu tebal pelat beton lebih besar dari tebal minimum 15 cm. Pemilihan tebal
pelat berdasarkan pengalaman atau contoh yang ada sebelumnya, atau gsnakan gambar
yang bersesuaian dengan kondisi langkah 3 menggunakan grafik padaLampiranCl2 s/d C-
15. Hitung beban renc na per-roda untuk setiap jenis sumbu = Fru xBeban
Sumbu/jumlah roda ff*u diambil dari Tabel 4.15.) Jumlah rodapadajenis sumbu STRT
adalah2buah, STRG zdalah4 buah, STdRG adalah B buah, dan STrRG 12 buah. Jika beban
renc na per-roda > 65 kN(6,5 ton) anggap dan gunakan nilai tersebut sebagai batas
tertinggi pada nomogram di Lampiran C-7 s/d C-9.. Tentukan tegangan ekivalen (IE)
dan faktor erosi (FE) untuk setiap jenis sumbu dengan menggunakan Tabel pada
Lampiran C-1 s/d C6.
y^ng sama hitung jumlah total erosi dari setiap beban roda, dari semua jenis sumbu
yangada. Hitung jumlah total kerusakan akibat fatik dan jumlah total kerusakan
akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu. Ulangi langkah a) sampai k) hingga
diperoleh ketebalan tertipis yang menghasilkan total kerusakan akibat fatik dan
atau erosi < 100o/o. Tebal tersebut adalah tebal pelat yang paling ekonomis untuk
tebal perkerasan beton semen yang direncanakan.
^.
Pada tipe ini penulangan tetap dipedukan untuk meminimalkan retak Tambahan
penul^ngan secar^ khusus mudak diperlukan bila
ada
- Pelat dengan bentuk adaklazim. - Pelat dengan sambungan ticlak sejalur. - Pelat
bedubang.
b.
Tentukan faktor rasio tegangan (FRT) dengan membagi tegangan ekivalen (TE) dengan
kuat tarik lentur f.r. Dengan faktor rasio tegangan fRT) dan beban tenc na,
tentukan jumlah repetisi ijin untuk fatik(fatigue) dari nomogram Lampiran C7, yang
dimulai dari beban roda tertinggi dari jenis masing-masing
sumbu.
Penulangan pada pcrkerasan beton semen bersambung dengan tulangan (BBDT). p.L.M.g.h
A=
dimanz:
2f.
(4.3s.)
f. g.
A, f,
= : = = =
luas penampang tulangznbaja (mm2/mlebar pelat) kuat taril< iiin tulangan Q{Pa).
Biasanya 0,6 x tegangan leleh.
g h L
gravitasi (m/cleC) tebal pelat bcton (m) jarak antara sambungan yang
bebas pclat (m). berat pcr-saruan volume pelat 1t<g/m3) koefisicn gesek antara
pelat beton dengan pondasi bawah (Tabcl 4.18.) Luas penampang, tulangan berbentuk
any^man empat persegi panjang dan bujur sangkar ditunjukkan padaTabel4.19.
M = p =
Tabel4.18. Koefisien gesek
No.
-t
p.
KOEFISIEN GESEKAN
P.
{bownd breaker)
(t)
Lap$Jsap lkat aspal dratas permukaan pondasi parafin dpis pemecah ikatan I(aret
kompon ( a rhtar;nated nbber arring wrtpounfi
2 a
I'U
1,5
f., : fv= n=
p
E,"
prosentase luas tulangan memanjang yang dibutuhkan terhadap luas penampang beton
(%). kuat tarik langsung beton= 0,4-:0,5 {, ( kg/cm). tegangan leleh rencan a bala
(kg/cm'; angka ekivalensi antarabaja dan beton(E,/E)
L;i;;;;.
2,4
E.
: = =
Qabel 4.20.)
pelat dan lapis dibawahnya. ^ntara modulus elastisitas baia =2,1.x1.0n 1kg/cmt)
modulus elastisitas beton = 1485 r/ q Gg/.-';. koefisien gesekan
TULANGAN
MELTNTANG
Diameter (mm)
8
I,UAS PEI.{AMPANG
Berat per-
TULANGAN
Memaniang (mm2/rn),
1.227
satllafl
luas
Jatak fmm)
100
100
Jarak
Melintang
(mm2/nr)
25L
251.
lmm)
200 200 200 200 200 200
&e/ml)
11,606 9,707 8.138 6,967 5,919
5.091
Tabel4.20. Proporsi angka ekivalen baja dan be ton ln). (l.g/.*') n 175 *225 10
235
*255
100 100
100
8
8
986
290 - keatas
iss
636 503 396 318 251 503
8
8
254
250 100 200
Prosentase minimum dari tr,rl^ngan memanjang pada perkerasan beton menefus adalah
0,60/o x ltrts penampang beton. Jumlah optimum tulangan memanjang perl' tliprsang
agar latak dan lebar retakan dapat
dikendalikan.
Secara teoritis iafak antlrrlr retakan pada perkerasan beton menerus dengan
tulangan dihitrrng clcngan rumus berikut:
tsuiul $angkar
I
10
10
3s3
318 251
198 156
I
7,1
9
R
7,1
6j,Z 5
318 2s1
198 156 98 83
4,994
3-c)46
L., =
dimana:
6,3
200
3,108 2,447
(4.37.)
-f,,)
200
200
98
83
1,542
0.987
c. Penulangan pada
dengan tulangan.
L., p
u
fb
c
jarak tcoritis retakan (cm) ^ntara perbantlirrsrrn luas tulangan memanjang dengan
luas = penampans bcton = perbanrlingrrn keliling terhadap luas tulangan= 4/d =
tegangrur lcktt antara tulangan dengan beton =
Tulangan memanjang yang dibutuhkan pada perkerasan beton semen bertulang menerus,
dengan tulangan dihitung dengan rumus
berikut ini.
q, n
p,-
100
.f ,,(1,3
f , - n..fn
- 0,2tt) ...................rj,;
',i
............(4.36.)
E. E.
ant^ra
luas
- perlu menggunakan
tulangan
keliling dan
Jank retakan teoritis yang dihitung dengan pers^m^an 4.37. dtatas harus memberikan
hasil. antarz 150 dan 250 cm. + Jarak antara tuLangan 100 mm 225 mm. Diameter
batang tulangan memanjang berkisar ant^rz 1.2 mm dan 20 mm' c2. Penulangan
melintang.
Luas tulangan melintang (A,) yang diperlukan pada perkerasan beton menerus dengan
tulangan dihitung menggunakan rumus 4.35. Tulangan melintang direkomendasikan
sebagai berikut: - Diameterbatangulir tidak lebih kecil dari 12 nrr":'. -
Jankmaksimum tulangan dari sumbu kesumbu 75 cm' c3. Penemp atan twlangan.
y^ng s^m seperti perhitungan tebal pelat beton semen pada perencanaan perkerasan
beton semen baru yang sudah dijelaskan diatas. Modulus reaksi perkerasan lama (k)
diperoleh dengan melakukan pengujian pembebanan pelat (plate bearing tesl
berdasarkan AASHTO T 22281, pada perkerasan lamayang selanjutnya
dikorelasikanterhadap nilai CBR Qihat Lampiran C- 1 0) . B:ILa tt:lai k > 1 40 I{Pa
/ mm (14 kg/ cm'z), maka nilai k tersebut dianggap sama dengan 140 l{Pa/mm (14
kg/cm'z) dengan nilai CBR 5O%.
b. bl.
Lapis tambah perkerasan beton semen diatas perkerasan beton semen lama.
Pelapisan tambahan dengan lapis pemisah (unbounded atatt sepatated ovetlay\
Tebal lapis tambahan dihitung dengan rumus berikut ini:
T, = {(
dimana:
T'- c".T,,')
. (4.38.)
Penulangan melintang pada perkerasan beton semen harus ditempatkan pada kedalaman >
65 mm dari permukaan (untuk tebal pelat < 20 cm dan maksimum sampai 1./3 tebal
pelat (untuk tebal pelat > 20 cm).
Tulangan arah memanjang dipasang diatas tulangan arah meJ-intang. 4.4,3.3.3.
Perancangan Lapis Tambah pada Petkerasan Beton Semen.
T, T To C.
bernilai:
= tebal lapis tarnbthzrn = tebal yang <lilrcrlukan berdasarkan beban rencana dan
daya dukung tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah dari jalan ltnra sesuai
prosedur diatas. = tebal pcltt lama (yangada). = k<rcfisicrr yang menyatakan
kondisi pelat lama yang
Cr=1
C, = 0,75
Ada beberapa kondisi dimana dipedukan pelapisan tambah (ouerlaJ pada perkerasan
beton semen Yaitu: a. Pelapisan tambahan perkerasan beton semen diatas perkerasan
lentur. b. Pelapisan tambahan perkerasan beton semen diatas perkerasan beton
semen lama. c. Pelapisan tambahan perkerasan lentur diatas perkerasan beton semen.
c -035
rctirli awal pada sudut-sudut sambungan. lionc'lisi struktur perkerasan lama sudah
rusak.
a.
Penambahan lapis tambahan perkerasan beton semen diatas perkerasan lentur dalam hal
ini perkerasan beton d.Spal, dihitung dengan can
Tebal minimum lapis tambahan dengan lapis pemisah sebesar 150 mm. Fungsi lapis
pcmisah r-rntuk mencegah refleksi penyebaran retak perkerasan lama l<c lapis
tambahan,yangbiasanya terbuat dari beton aspal dengan kctcbalan minimum 3 cm. Letak
dan jenis sambungan serta penulangan pada lapisan tambah tidak periu sama dengan
yang ada pada perl<crasan lama. Penulangan pada lapis tambahan tidak tergantung
pada tulangan dan kondisi perkerasan lama.
,ti
b2. Pelapisan tambahan langsung (ditect oveday) Tebal lapis tambahan dihitung
dengan rumus berikut ini:
T, = ''o{( Tt'o
dimana:
c..T"t*)
.............
..(4.39.)
T, =
T-T"............
dimana:
..(4.40.)
tebal yang dipedukan berdasarkan beban rencan dan daya dukung tanah dasar dan atau
lapis pondasi bawah dari ialan lama sesuai prosedur diatas' To = tebal pelat lama
(yangada). C, = koefisien yang menyatakan keadaan struktur perkerasan lama yang
bernilal antar^ 0,75 + 1,. Tebal minimum lapis tambahan ini sebesar 130 mm. Letak
sambungan pada lapis tambahan harus pada posisi yang sama dengan letak sambungan
pada perkerasan lama. Jenis sambungan dan penulangan pada lapis tambahan tidak
harus sama dengan jenis sambungan dan penulangan pada perkerasan lama. Perkerasan
lama yang mengalami retak awal (C.=0,75) dapat diberi lapisan tambahan larigsung
bila kerusakanny a dapat diperbaiki.
T, = T =
T,
tebal lapis tambahan
= =
dan daya dukung tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah da'*j, jalan lama sesuai
prosedur
diatas.
T"
Tebal lapis tambahan perkerasan lenrur yang diletakkan langsung diatas perkerasan
beton semen, dianjurkan minimum 100 mm. Bila iebJlapisan tambahan lebih dad 180 mm,
struktur lapis tambahan dapat menggunakan
lapis peredam retak
(G*.4.12)
I j a s
bcron aspal sebagai Japis aus (l; bcron aspal sebagai lapis perata (2) beton aspal
sebagai lapis peredam retak (3)
perkerasan beton semen lama(yang ada)-(4)
c.
Lapis tambah petkerasan beton aspal diatas perketasan beton semen larna.
Pedu ada evaluasi kembaii mengenai kondisi stfuktuf perkerasan beton lama supaya
tebal effektifnya dapat dinilai sebagai aspal beton. Untuk menentukan tebal
effektlf GJ setiap lapis perkefasan yang ada harus dikonversikan kedalam tebal
ekivalen aspal beton sesuai dengan Tabel 4.19. Dengan demikian tebal lapis tambahan
yang dipedukan, dihitung
berdasarkan perhitungan lapis tambahan pada perkerasan lentur.
CONTOH SOAL
4.6.
Dalam menentukan tebal ekivalen perkerasan beton semen, pedu memperhatikan kondisi
dan daya dukung lapis beton semen yang ada. Apabila lapisanJapisan perkerasan telah
diketahui dan kondisinya ditetapkan, kemudian faktor konversi dipilih sesuai
Lampitan C-11, tebal effektip dari setiap lapisan dapat ditentukan. Tebal effektip
setiap lapisan merupakan hasil perkahan antara tebal lapisan d?n faktor konversi.
Tebal effektip untuk seluruh perkerasan metupakan, fumlah kumulatif tebal effektip
dari masing-masing lapisan.
):, i,
* mobil,penumpang * bus
Q.l,ton
= =
1.995
kend./hari 293\<end./han
truck 2 as- 6 ron(Kcl)= 754 kend./hari truck 2 as- 13 ton(Bs)= 685 kend./hari truck
3 as- 20 ton(fd)= 410 kend./hari truck gandeng 5as-30t= 25 kend./hai Pertumbuhan
lalin = 6oh per-tahun Umur fercan = 25 tahun o/o. - CB&"",n 4u,u, = 4,5
Perkerasan beton semen mempunyai:
a). tipe
* * * *
fffiudl*ndr
r $lf,f
a It g
$llt0
$ilr
$ n
ht fll]
&*fNh
[]
ET
s
a
s
h
ffi
til
ig
Ul
{h}
tbl
tfi
{$
h
{&
ll
tll
ll
{t0
BBTT
b). tipe
BBDT
c). tipe
BMDT
tm[fir &kr*blbr tftl*!*.llhr I
I
Itr H
W
0 a
dengan ketentuan:
flr
ffi
2
flr
?8
I
IE
z
ffit
I I
ffi {il
ru
- t^np^bahu jalan beton - antzra pelat beton dan lapis pondasi bawah diberi laprs
bound breaker dengan koefisien gesek pr= 1,5
Perhitungan :
f,mfiIn{ffi,]n
r.[ldhftuh-ilh
t
fi
{t
s
fr
dt
11
II
u u
fr
t{
fr
I
t Langka}:'1..:
E
1. Nilai CBR =
Langkah 2:
4,570
M{
tr{
ilT
EII
{s
C = 0,45
f.r= 4,25MPa
Lapis Pondasi bawah : stabilisasi semen 1.2,5 cm.
CB&,.uran.".
E |KB - I,Z. -1a
JSKN'R
JSKN
uRloi"
=365 x 3284 x 54,9 = 6,58 x 107 = 6,58 x107 x 0,45 = 2,96 x 1,07.
4r5oh
Gbr.4.11.)
%
JUMI"C.H
- STdRG=
140
8
*t.2= l1 .........
dst.
BRBAN TERHADAP
TOTAT,
PROPORSI
SUMBTJ
SUMBU
SUMBU
REPRTISI SUMBU
YANG
TERJADI
(7)
(1)
Q)
6 5
(3)
(4)
(s)
(6)
-(4)x(5)x(6)
435 0,13 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66
2,96x1.A1
D. - untuk kondisi tanpa bahu,tebal pelat 19 cm dan CBR effektip = 200/o masing-
masing akan didapat untuk: TE'.*'. = 1,09 TEr.ro., = 1,,75 TErro*" = 1,45 FErr.*'''
= 1,82 FE',*,, = 2,42 FErroo., = 2,48 (dengan ruji).
STRT
2,54x1.06
735 754
586
023
a.23 0,18 0,23
2,96x10?
2,96x1,41
4,49x106
4,49x1,A6
f FRTrr*,,=
=-42
4
3
TE'tRr
2,96x107 2,96x107
4'25
= u.ro
0,4
3,51x106 4,49x1,06
754
FRTsranc:
TEr,r,',
1,L5 .,,1y.j4
TOTAL
STRG
8
5
3.264
685 sB6
1,00
0,54
0,46 1,00 1,00
1,00
0,2(, a,26
2,96x1,01 2,96x1.07
4,15x106 3,54x100
TOTAL
STdRG
14
t.271
435 435
u),fl,d dan h). Gunakan Lampiran [,)-l rlcngan masing-masing beban roda dan masing-
masing FRT Lrntuli nrcndapatkan repetisi beban iiin(fatik). Gunakan pula Lampilur
l') 2 (untuk kondisi tanpa bahu beton pada analisa erosi untuk mcrrrlllutl<an
repetisi beban ijin (erosi). D,D,k). Lihat petunfuli lrltlrr liolom pada Tabel.
Tabel Contolr Soal 4.6(3). Analisa Fatik dan Erosi.
0,0tJ
2,96x107
2,37x1ff
TOTAL
KUMUI-ATIF
2,96x1V
JENIS
SUIVIBU
BEI}AN
SUJ\.IBU
TOli(kN)
priR-R(n)A
(l,N)
I}NDAN RENCANA
iflsl
Iri\LI()R
TI]G;\NGAN DAN
F,ROSI
ANALISA FATIIi
ANALIS,\ TiR('S]
\ r\N(;
lil{lr\l)l
RF:PTiTlSI
PliRsliN
RUSAI{
REPF,TISI
PF,R1'EN
Langkah 4: Menghitung Kekuatan Pelar Beton a). Dengan data dan langkah 3 gunakan
gambar grafik pada Lanpuan 2 s/d B dengan : - Lalu Lintas dalam kota, dengan
ruii;f.r=4,25; F*u=1,2; CB\rr.n,o=200lo dan reperisi sumbu=2,96x107 didapat
pendekatan tebal perkerasan= 19,0 cm. b) Beban Rencana per-roda: - STRT
_
UIN
(h)
(?) =
lllN
(8)
RIJSAK
(i)
0) s'rRT
(j)
36,00 30,00 24,01) 1 8,00 12,00
(.r)
.1,5,1x10('
(5)
(6)
(4)r
(e)-(4)r
100/(8)
0
IM/(6)
0
4,4qr
106
,1,.1')\ 10.
TE=1.09 FRT:0,26
ItF,-2,2'J
l.5l
x I 0/'
fi fi fi
TT
0,')x100
TT
.1-1tlxl0r'
0 0 0
fi
TT
0 0
0
TI
fi
4,6x1
STRG
8(80)
5(50)
24.00 i 5,00
4,1 5s 1 06
TE=lJ5
FRT=0.41
461
1.54r 1l)',
TI
TT
3,5x1()o
118
0
0
I'Ii=z,88
60
2
STdRG
14040)
2l,rlr
2,37x106
Tll=1,45
FRT=0,34
(l
l)!
51
l.E=298
4tll
>
1
Oll%
(rLl>llxl'/,
STRG
:p1.2 = 24
4
+5m,ambil5m.
Gunakan untuk tebal pelat 200 mm ruji o 33 mm panjang 45 cm dengan iarak30 cm.
BEBAN SUMFU
RENC-ANA PER-
RB?ETlSI
FAl(IOR
TEGANGAN DAN
EROSI
ANALISA FATIK
ANAI1SA EROS]
YANG
TERJAD]
ToN{kN)
RODA
(kN)
REPETISI 11IN
PENSEN
RUSAK
(Yo)
REFETISI
PBRSEN
I]IN
(8)
RUSAK
("/,) (e)
(1)
(3)
{4)
(5)
($
'l-1
n
u 0
halrtnq po/os
dia.3J nn.
:14 rr 1 nn,1fR)
0 0 0 0
STRT
36,00
2,54x700
30p0
24,A0
4,49x1U
4,49x10e 3,51x104
TE=1,01 FRT=0,24
TT
fi
TT 1T
TT TT TT
&5x100
lllh
SfRG
8(80) 5(50) 14(140)
laoo
1?
OO
FE=z21
IE-I"bt FRT=0,38 FE=2.81
T1'
0 0
0
41,5
TT
10x10c
0
49
?4,|N
1
4l5xltl6
3.54x106
5,00
TT TT
0 0
TT
10x106
0
24
STdRG
?1.00
237xt0a
TE=1,36
FRT=O,3?
FE-?.92
TOTAI, terbatas.
41.5<100%
73<1{Kla/n
Jadi tebal pelat beton 20 cm adalah yang paling tipis dan paling ekonomis untuk
kondisi sebagaimanz- yang ditentukan.
CONTOH SOAL
4.7.
(=
p.L.M.g.h
1,5.15,0.2400.9,81.0,20
2f"
2.144
A.'''
Untuk BBTT pelat tidak ditulangi secar^ struktur,
dipasangi ruji dan batang pengikat. Tebal pelat beton 200 mm hanya
lebar>367,9
= 0,14,/u x luas pelat ( SNI '91) = 0,0014.200.1000 = 280 mmtf m' lebar < A,o"t".
Gunakan tulang;rrr @ 12 - 300 mm -> A, : 377 mm'fm'
Lebar pelat
= 4 x 3,5
m.
PER.4NC,4Ni.
-ltilansan Melinfan&
,_.
Z.tq4 _ A:l ,= 280 mm2/n'Jebar ( { pcrrrr ju)angan -^, ,io "'oX?1j1, Hasil ru]anoan
*^, HasiJ tulangan -r
t!!E!
,
1,5.
il,o.zq0o.s,x
t47
r
Tulangan Melintang.
fi,p",l= p.L.M.g.h
'- t,
rnerr
^^ 'ts j". ^
2f"
1.5.14.0.2400.9.81 .0.20
2.144
343,3 5 mmt f
m'
Icl.,,r
r
554 mtnr/m, J54 6gtz7^'
A,-'' =
'
280 mm2/m'Iebar.
a 12.mm- 300 mm (A, Pengecekan iarak teoritis antar retakan. Dengan menggunakan
rumus 4.37:
Gunakan rulangan
=377
mm2).
ir,tr?, _ untuk -" tv/;). BMDT hel.+ _^ rnernerlukan unan melintan* o.nl"lllat
Penutangan mernanjang - .
o"iir"!
",,T:':[
fi',T,,'Jo,"
r -- ----i----lLcr
p=
20,11
J,.,
-2
dengan
;,;:3:n,,1,,1;
mm,m, /
u=4/d=4f1,6=2,5
dan
*,* _r5
I(oefisien
1,1"1:t
rn'(untuk 4 lair
/ (100x20) = 0,0101 fo= (1,97{ f.)/d = 1t,ot ,l 310)/1,6 = 21.,68 kg/cm2. f-.bil
Ambil e. = 400 x 10 6. E. = 14850{ f.' = 14g50 r/gto = 261.461kg/cmr. 21.25' L.r= =
163J4 cm< 6.0,0 I o 1' .2,5
.z
t,eagodr@
t' kg'lcm2(s'inder;
CONTOH SOAL
4.8.
,"
0,s.4,2s Mpa=2,125
7'
3200
kg/ cm,
Contoh soal4.8.a:
Jalanlamaperkerasan bcron semen mempunyai tebal 1B .m G") Hasil plate bearing rest
mendaputkan"k = 15 kg/cnt'.' I(uat tarik lentur {,, = 3,50 Mpa (35 kg/cm2) Data
lalu lintas seperti soal 4.6. Tentukan: a)' Lapis tambah dengan lapis pemis ah,btJa
keadaan perkerasan lama secara struktural
dalam keadaan
5c
rru u 3 0 cm.
r.,
0.7 o%.
ruiakl C=0,3!).
16 mrn
too
^^ti.To,,
.t
cm2).
f) Jawab:
r,anis tambah langsung pelat'beton baru mengal ami retakawal (c=0,75). o'------'
a)'Tebal lapis beton sem.en yang criperrukan scpcrti pada rancanean perkerasan
ircton
ban-r.
(r)
dilakukan dengan
c:rr.:r
Nilai k=
I)iambil tebal lapis tambah T, = 15 cm. l).Untuk menghitung tebal lapis tambah yang
dipedukan digunakan
1.39.
rtrr.rrus
dengan nilai CBR'rr"up=50%0. Asumsikan tebal pelat beton lapis tambah 1B cm.
= 14 kg/cm3
c,.T.,t'o)
jENrs
SUM]JU SUMBU
RENCANA
PER-
ANALISA EROS]
TEGANGAN
cm
T = 17
cm, T,,=
l5
cm)T, minimum=13 cm
YAN(;
DAN
TERJADI
L,ROS1
TON(KN)
RODA
REPETISI
PERSEN
RF,PETISI
PERSEN
&N) (t)
STRT
IJIN
RIiSAK
w
Q) =(4)x100/ (6)
UIN
RUSAK
(v")
a)
6(60) 5(50) 4(40) 3(30)
(3)
(4)
(5)
(6)
(e)
(8)
IiAKTOR
RtiPF,TISI
BNBAN ]ENIS
SUMBU SUMBU
ANAI,ISA F'A'|II{
ANALISA EROSI
RENCANA
PER-
{4)x1001(8)
3600
30,00 ?4,00
1
2,54x106
TT
'IE=1,03
0 0
0
3,8X108
0,66
r)
449x100
4y'9x100
3,51x1 06
TT
1'T
TONGf\I)
RODA
(kN)
R.EPET]S-I
PERSTiN
REPEIlSI UIN
PERSF]N
pg''0,24
Fn=z.12
'ff
TT
TT TT TT
:
0 0
STRT
6(60) (1) (2)
ll(
)st
rllN
RUSAK
("/")
RUSAK
(h\
(e)
8,00
(3)
(43tee)
(rt
(!)
Q=
(a)x1001(6)
(8)
2(20)
s
12.00 24"00
I 5.00
4,49x10e
36,t)0
14)x1
iA/ r8l
2,54x10i
4,49x1 0" 4,49x I 0"
fi
'I
0
0 0
0,9x108 ?xl
08
2,82
0,64
l'R(]
8(80) 5(50)
4,15x106
3,54x106
TE=1,57
FRT=0,37 FEz2,92
"IT TT
t)
3,9x10;
10,6+
5(50)
30,00
ri . I.l9
TT TT TT TT
TT
l)
4(40)
24,00
I R'l:.0,24
1r11:1,40
TT
0 0
0
3(30)
18,00
l,5 l r
4 1()r
10"
fi
TT
S]'dRG
4(14(D
21.tn
2,37x1Qr
TF=l,26
FRT=0,30 FE=2,97
TT
2x109
1,18 STRG
z?at
8(80)
llr"
12,0()
24,00
,l,l
5x
ll)(
TE=l 8l
trRT=0,37
TT
1,9r101
21,84 0
5fs0)
5,(x)
il
r1 0/,
fi
T"f
T()'t'Ar-
t]<100%
12,48<100%
STdRG r4(140)
21,00
171106
Fll-1,01
TIt=1,46 I RT-0,lL)
TT
B-r I UB
rJ.3t)
cm.
IF--3"08
Setelah dicoba dengan asumsi tebal pelat beton 16 cm, jumlah prosentase
faktor erosi lebih besar dari 1000h, sehingga diambjl tebal pelat 17 cm.Karena bila
dilihat Tabel contoh soal 4.8a.(2) diatas prosentase
l<crusakan akibat fatik dan erosi lebih kecil dari 1000
.
TO
0<1(lirY
25,6<1 00'%
Tebal lapis tambah yang diperlukan, dihitung dengan menggunakan rumus 4.38.
T, = {(
T, =
T'-
! {l7t
'15
cm.
I
150 xon6ceur46J74JAn
Ey.Kl,l.
2 : PERANoANqAN
PERKERASANJALAN
2.
Kondisi perkerasan lama sudah retak,tidak rata dan terjadi fractare (potongan-
potongan pelat 1 + 4 m2,sudah selesai
Jawab: Dari perhitungan Contoh 4.3 khusus untuk Oveday,didapzt tebal lapis tambah
total = 33 cm@. - Tebal effektip perkerasan lama: Tebal effektip pelat beton aspal
= 18 x 0,70 = 1.2,6 cm. Tebal effektip pondasi bawah = 1.2x0,30 = 3.6 cm. Tebal
effektip perkerasan lama = 1,6,2 cm. - Tebal perkerasan beton aspal yang
dipedukan,dihirung dengan rumus 4.40. T, = T - T"= 33 - 16,2 = 1.6,8 cm)T-i.i-*=10
cm.
,,irt ffi
i,,d