Anda di halaman 1dari 59

ll8

xou6G4url6JX4J,An

tst/.<t\ 2 : PER,ANCANqAN PER-KER/4.SANJAL-4N

Metoda Perancangan perkerasan

Jalan

flg

4.4.2. PERANCANGAN PERKERASAN KAKU.


4.4.2.7. Pendekatan

punping infiltrasi

Metoda Desain Perkerasan Kaku. intinya


sama dengan

Pendekatan metoda desain perkerasan kaku,


perkerasan lentur, yaitu

d"r, -u-po mengatasi bawah pondasi, dan ekses dari tanah-tanah potensial' Didaerah
empat musim masih ditambah lagi ketahanan terhadap proses pendinginan dan pencairan
butiran es freery dz"tbawl. 4.4.2.3. Sifat Umum perkerasan Kaku.

pondasi bawah-pun tidak pedu tedalu kuat, kekuatan secukupnya, asal bisa menjamin
duduknya pelat beton pada bidang rata,

ah da'

a). Pendekatan metoda desain yang didasarkan pada beban kendaraan renc na,yangakzn
menyebabkan tingkat kerusakan yang diijinkan. b). Pendekatan metoda desain yang
didasarkan pada jumrah repetisi kendaraan standar, yang juga dibatasi sampai
tingkat kerusakan yang diijinkan. Perbedaannya adalah pada konsep penyebaran
regangan pada badan fleksibel perkerasan lentur dan pada badan kaku pada perkerasan
semen. Perkerasan kaku mempunyai tebal yang relatif tipis, dibandingkan dengan
tebal lapis tanah dasar. Karena modulus elastisitas semen sebagai material
perkerasan kaku, mempunyai nilai yang rclatif lebih besar dari material pondasi dan
tanah, maka bagian terbesat y^ng menyefap tegangan akibat beban adalah pelat beton
itu sendiri. Tegangan pada perkerasan kaku, disebabkan oleh, beban roda, perbedaan
temperatur pada pelat beton, perubahan kadar air, dan perubahan volume dari pelat
beton dan lapis p.ndasi bawah dan tanah
dasar.

Keandalan (serviceabiliry) tinggr, mampu memikul beban besar. Keawetan


(durabiliry). lama;bisa meniapai umur 30 _ 40 tahun, _ tahan lapuk, oksidasi dan
abrasi, pemeliharuan ringan. J. Lapis tunggal (single layer), dengan LpB tidak
t.r[l'struktural. 4. Sangat kaku, modulus elastisitas bisa 25 kak modulus
elastisitas lentur, dengan demikian distribusi beban ketanah dasar relarif kecil 5'
Kompetitif, karena walaupun biaya awalbesar, umur fenca narama, dan pemeliharaan
ringen 6. I(eamanan, besar karena permukaan kasar. 7. \apat digunakan pada tanah
dasar, dengan daya dukung rendah. Road Note 29, mcnycbr.rtkan bisa dipakai .rrrt,rk
,urr'rh dur'
1. 2.

dengan CBR
= 2oh -

5',/o,

yang penting

rrrrifor-.

4.4.2.4 Beban Lalu Lintas Rcncana.


Secara umum tinjar_rnn beban ialu lintas rencana akan mengkaji
:

Gambaran perbedaan penyebaran distribusi gaya, sekaligus


tegangannya dapat dilihat pada Gbr.4.5.

4.4.2.2.Ikiteria Des ain Perkeras an Kaku.


Tiga faktor desain untuk perancangan perkerasan kaku yang sangat penting, adalah:
1). I{ekuatan tanah dasar (sabgrad), dan lapisan pondasi bawah (subbase), yang
diindikasikan lewat parameter k(subgrade

- Jumlah beban sumbu dan kumulatif beban ekivalen yang lewat, dan konfigurasi sumbu
(lihat llab 1.2.1) - Khusus unt'rk pcrkerasan kaku, beban laru lintas rencana
didapatkan dengan mengaL,-im.rlasikan jumiah beban sumbu untuk masing_ masing jenis
kelompok, cralam rcncanarajur selama umur rencana.
Prosedur yang clilakukan adalah
1). Eliminasi Lalu Lintas
:
r

2). 3).

reaclion), atau CBR.

Modulus I(eruntuhan lenrur beton (flexural strength


dan

q),

l) \anya mengambil b). Dipilih

Beban lalu lintas

untuk mendapatkan pelayanan maksimal dari perkerasan kaku, pelat beton harus
terjamin mempunyai landasan yang kuat dan uniform. Struktur perkerasan kaku hanya
mempunyai lapis pondasi bawah, sedang lapis pondasi atas tidak diperlukan
lbandingkan dengan perkerasan lentrr4 t,ap;s

kendaraan niaga dengan berat ) 5 ton. konfigurasi sumbu : - STRT(sumbu tunggal roda
tunggal), - STRG (sumbu tunggal roda ganda)' - STdRG (sumbu tandem/sumbu ganda roda
ganda).
2). l,angkah cstimasi Lalu l.intas Rcnczrna

\I
./
Subgrode
Tegongon Subgrode
TEGANGAN PCC: KEKUATAN PCC TEGANGAN SG < < KEKUATAN SG

TEGANGAN

}.4.Frnr<ERASAN

lr-rrxunrnN
PERKERASAN

Kekuoton

Hitung LHR pada akhir usia renczna, sesuai kapasitas jalan. b). Estimasi LHR awal
dari kelompok sumbu, pada masingmasing jenis kelompok sumbu kendanan niaga @isa
dibuat keJipatan 0,5 ton, misal: (5 - 5,5), (5,5 - 6), ( 6 - 6,5 ) demikian
seterusnya. c). Bila ada konversikan beban sumbu tridem ke beban sumbu ganda, yaitu
bahwa beban sumbu tridem set^ra dengan dua sumbu ganda. d). Hitung JSKN (fumlah
sumbu kendaraan ntaga), selama umuf fencana.
a).

b), perkeroson lentur

JSKNuR=365XJSKNHXR.
dimana:

...(4.29')

l*-*B?*:lHS
6iuoton
Perkeroson

jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur fencana JSKNH - jr-rmlah total sumbu
kendanan maksimum harian, pada saatjalan dibuka. R = fhktor pertumbuhanlalu lintas
selama umur

JSKN'R

rc.ncan

i). Untuk i * 0
lalu lintas
TEGANGAN SG TEGANGAN AC

---+ selama umur rencana terjadi pertumbuhan

:
<<

KEKUATAN SG KEKUATAN AC

SUMBER : PAVEMEM DESIGN PROF, M,W WTCZAK

* (l+;)u -1
^
ditentr-r

PRINSIP DISTRIBUSI TEGANGAN

- KEKUATAN

Faktor pertumbuhan lalu lintas kondisi


kan dari T abel
4.1,

i)

dapat juga
tahun),

4.

PADA PERKERASAN KAKU DAN LENTUR

ii).Untuk

i + 0, jika setelah waktu

tertentu

(J\

Gbr.4.5. Distribusi dan tegang an pada perkerasan

pertumbuhen lalu lintas tidak berubahlag1:

4=

(1+i)""
I.

(uR-uR){e+ i)'o*-1

}...........

........(4.31)

tahun, pertumbuhan lalu (1') tahun: lintas, berubah dari sebelumnya.

iii).Untuk
i + 0, jika setelah U\
R_

(l+i')uR'-1
t.

(l + ;)uo' kl + i')uo-uo'

-l

) ............(4.32.)

g). Faktor keamanan beban(F,.u),dimasukkan sebagai indikator, untuk menampung


tingkat pelayanan terhadap keselamatan pengendara dapat
diambil dari Tabel 4.15.

dari ketiga persamaan i), ii) dan iii) keterangan notasi zdalah:

Tabel4.15. Faktor keamanan beban ( Fo)

R = faktor pertumbuhan lalu lintas i - laju pertumbuhan lalu lintas per-tahun(%n)


i' = laju pertumbuhan lalu lintas baru dari sebelumnya (%o) UR : umur rencana
(tahun) U\ = waktu tertentu (tahun) sebelum UR selesai.
Tabel 4.74.Faktor pertumbuhan lalu lintas (R)
UMUR
(thn)
5

PENGGUNAANJALAN
-

FAKIOR KEAMANAN
112

freeway) dan ialan bedajur banyak, volurne kendaraan niaga tihg$i-. - Jalan Bebas
Hambatan (frcway;dan ialan arteri dengan volume kendataan
niaga menengah -Iilan dengan volurne kendaraan niaga rendah.

J"l"n Bebas Hambatan utama(malot

xJ

LAJU PERTUMBUHAN (0 PEK-TAHUN


l)
5

(%)
10
6,1

1,CI

4
5,4

6 5,8 13,2

8
\2
10,9

qg
14,5
1'7 n

10 15 20 25

10
15

t2
2A

15,9

4.4.3. METODA PERANCANGAN. 4.4.3.1. Metoda AASHTO 1993.


Tidak jauh berbeda dengan perkerasan lentur,untuk perkerasan kaku mengedepankan
rumus untuk perkerasan kaku. Identik dengan rumus 4.22. AASHTO menurunkan rumus
berikut:

17,j
24,3 32

23,3 36,8
54,9 79,1
1,1.1,,4

31,8
11
A

20
)<,

29,8 41,6 56,1

45,8
73,1.

98,3
1,64,5

30

30 35

40,6
5t)

T13,3
1,72,3

271

18 I loBwt =ZR*so r7.J5"log{D-l} 0.06r"!rr4q7 -(4.22 0.3)* tlr-,"1


TDl;s.ro beton(inch)
rogFqgl

q,..,,rn-.,.,r4 I
14

40

40

60,4

95

154,8

259,1

4+2.6

,iorl',, t'--"'"

$g f tf."J

' $'34')
(e)

HitungJumlah Sumbu Kendaraan Niaga rencana per laiur ialan: JSKNuRr',i"'=JSI(N,*x


dimana:

Dimana D
A

= Tcbal petat

S(/,ls .(4.33.)

Reban sumbu standar

C.............

PSI = Selisih antara nilai PSI diawal dan akhit masa layan
perkerasan. Dcviasi Standar dari nilai Sf,ts. Konstanta Normal pada tingkat peluang
(ptobabiJitas), R

total ( ESA ) selama umur rencana.

struktur

C=
(Q

koefisien distribusi kendaraan Qthat Tabel 4.2 untuk

kendaraan berat).

Hitung jumlah tepetisi kumuiatif untuk


konfigurasi /beban sumbu padalajur reflcana.
tiup

kombinasi

S" = Zp = IP, - lndeks Permukaan=P,=tetminal PSI(Ptesent Serviceability Index) S.'


= Modulus I{enrntuhan beton(psi) Ca = Itoefisien Dtainase J = I{oefisien transfer
beban(=J,2 bila sudut dilindungi) E. = Modulus Elastisitas beton (psi) k = Modulus
Reaksi Tanah (psi/in)
r,l

Dari rumus diatas diturunkan Nomogram pelzinc ngan(Gb.a.6.)


,"r.[..r
rogrJilrs.lR\+f.$!rost0(Drl)

[^m'l
-.rJ
-

t,"r]
!!.12

-0.6t

rJ2a*, rr6il,r

,rllT

c6o* thiilcl.&til,

E3

lldtal -4 .4

?/l
Its

.] a
a

-z

//YY/ r//V ,/A


//,
100 !o
l,todulur

{z

:'l
CONTOIl:

,t-l

tco
aoo

t t t ! \5 t.
5 o

iry,
.oJ

Gbr. 4.7. Beban Roda Kendataan

metoda PCA
too

too

500
R.qcllotrr

Kasus

memberikan tegang^n yang lebih tinggi dari I(asus

1,

ol

Subgrddl

(pcil

,":l
k=12Vt. E"=5x10' psi S"'- 650 psi c, =1,t1
S -0,29
R =95% ( z-=-1,645 ) APSI=4,2-2,5=1,7

sedang kasus 3 memberikan tegangan patng rendah dari ketiganya. Frekuensi


terjadtnya beban roda, pada posisi repetisi paling sering,

SIINIBIIR : AASHTO Guide [irr Design of


Pavement Sffucturcs

lihat gambar diagram scbclah kanan. Tetny^ta kasus 1 dan kasus 3 memberikan kondisi
yang representatif untuk rancangan.
Inflaence C hafts

w,, = 5,1$1d(

18

kip EsA)

didapat D=1{),(linch.

Gbr.4.6. Nomogram AASHTO untuk Perkerasan kaku


4.4.3.2. Metoda PCA.
Hal ini diperkuat dengan oleh Dr.Girald Pickett dan Gordon K.Rayfor Co n crete P
anements Transactions-ASCE Vol. 1 6'1,9 51 ;
bahwa:

(Portland Cement Association) Thickness Design USA, diiadikan oleh NAASRA


Q'{ational Association of Australia State Road Authorities) sebagai referensi untuk
men)'usun Standar Perkerasan I(aku NAASRA.
Berikut

PCA

1.

Untuk beban as tunggal pada lokasi 75 mm dari tepi pelat beton, dan as tanclcm pada
lokasi 25 mm dari tepi pelat beton, akan memberikan tcgangan maksimum pada pelat
beton >99oh dati
keseluruhan beban lalu lintas yang lewat Q<asus 1) Peningkatan tcgangan akibat
beban lainnyz dan 1.oh beban total,

in

zdalah tiniauan metoda PCA tersebut.

2.

tidak akan mcmpengamhi tebal t^ncang^n pelat beton


bersangkutan.

yang

a. Beban lalu lintas diamati pada 3 kasus penempatan beban roda kendaraan,roda
tunggal,roda tandem (ganda),lihat Gbr. 4.7 dimana:

3. AASHTO

1 : Beban roda tunggal dan tandem tepat bekeria pada pinggir sambungan melintang
(transversal)'
I(asus I(asus 2 : Beban roda tunggal dan tandem bekeria pada tepi luar konstruksi
perkerasan.
seperti kasus 2 tapi digeser 15 cm dari tepi luaf konstruksi perkerasan'
I{.asus

3 : Beban roda tunggal dan tandem bekeria

b.

De.rign Commitee menyebutkan dalam asumsi konservatif, tidak akan terjadi


penyaluran beban rodakendaraan al<tbat lalu lintas (tranverse) yang akan
melewati/menyeberang pada sambungan memanjang. Butir 'jgu ini penting dalam hal
kenapa ukuran tulangan sambungan melintang -tiebar- relatif kecil dan diameternya
lebih kecil dari ruli *dowel. Nomogram pe:lanc ng n tebal perkerasan dari PCA,
dapat dilihat pada Gbr. 4.8a, 4.Bb dan 4.8c.
Gambar 4.8a. mempresentasikan kondisi sumbu tunggal, roda tunggal. dalam selang 3 -
10 ton, Gbr. 4.8b. sumbu tunggal, roda ganda, dalam selang 4 - 16 ton dan Gbr.4.8c.
adalah kondisi untuk
sumbu gaida roda ganda dalam selang 8 - 24 ton.
po --o eo
-B

,P

d
#
,d,
E
6
,'A rL'

c6 q t'P e
,#0 ^rtr

g
d

ts 3
f,
E B

5'a

x
$ #
&

$
;E

e
q 6 q 4

F-{
A

3h:i:}:.,

t*****ll
B fidffid C;nr{ /$r tld$revhfldltsd Siflf,@ Aeit*

B'xrl'+::.

D.sign Chatt lot Singte-wheeted Singte


:
H
?

Gbt. 4.8 a. Nomogram untuk sumbu tunggal, roda tunggal b. Nomogram untuk sumbu
tunggal, roda ganda
(SUnnnnn r Cement & Concrete Association of Austratia,)

ff

r& d
axr"E ASSSMSLY

1,18

rl

14 1S

it
I

rg
I

er
4dar

?n

n "

fferdt,onsr:r'D gtY,B6n,ttodufusoy'

Ld*4 lrtrnsll

Subgraoe n6dct'oi and Ci/i/odr,e Bdsanq fiatr'o

Ha*-i{l

ra.ilhmo{,G

llr"-r-H

wid4

c.

I(ekuatan Tanah Dasar dan Lapis Pondasi Bawah.

Oosign f,rerr foi Oust'Wheei4d lhnoenr dx/es

Kekuatan Tanah dasar dapat didekati dengan modulus reaksi tanah dasar (modulus of
subgrade reaction), atau Caltfornia Bearing Ratio (cBR). Konversi nilai dari angka
CBR ke angka Subgrade Reaction k, dapat dilihat pada Gbr. 4.8d. Pemakaian lapis
pondasi bawah, dapat digunakan bahan campuran beton dengan kekuatan rendah (biasa
disebut sebagai CTSB Cement Treated Sub-Base), namun dapat juga digunakan ^ggregat
saja, tanpa pengikat semen. Bila digunak^n t tanpa bahan ^ggreg pengikat, fungsinya
hanya sebagai dasar perata permukaan untuk duduk pelat beton perkerasan kaku.

Gbr.

4.8

c. Nomogram

untuk sumbu tandem, toda ganda.


ke

d. Nomogram untuk konversi nilai CBR


Subgrade Reaction (k)

Apabila digunakan al+jregat tersemen (boand sub-base),lapisan subbase ini dapat


mcningkatkan kekuatan tanah dasar. Bila digunakan dalam hal demil<ian, peningkatan
kekuatan ini, dapat dilihat pada Gbr.4.9. CATATAN: Metoda PCA ini banyak dipedomani
oleh neg ra lain diluar USA, karcna dibandingkan clcngan mctoda AASHTO, metocla
Road Note
31 (tJR, US Corps of Engineers dll;metoda PCA lebih lain tidak memedukan pendekatan
ringkas dan sederh^na, ^nt^ta yang tidak terhadap iklim(seperti kondisi/raery 6
thaw

29

atau

Namun metoda ini juga

sebenarnya mengadopsi metoda dari PCA diatas,

walaupun dilakukan modifikasi.


Parameter yang digunakan antzta latn:

ditemui dinegara tropis termasuk Indonesia. Demikian


by HAA$fiA F aJ **Maxirnum ualue Fermitted 35

-beku&leleh)

pula

a. b. c.

Beban lalu Lintas Rencana, sebagaimana pada 8ab.1.2.1. Hanya kendaraan nizga dengan
berat total > 5 ton yang diakomodir. Modulus subgrade reaction k, dilapangan dapat
dilakukan dengan pengujian 'Plate Bearing Test (AASHTO T 222-81) atau ASTM D
1196.

:U
ga
trlff
0E

ul

,ull
Urrt

i.#
d. e.
AS$5S$ECI $UB6f,An6 STHENSTH -C8m Fbt

<.; fi;
Bil

ofi fi){
I"
ru!,t

sn y
r,u

{i.u lr: U. LJ srJ

6ff*cfiv* /ficrease ln $ubErnde $treng#t Oue lo Cemenf-Ireefsd Silb-$flse

CBR lapangan dilakukan dengan pengujian CBR lapangan sesuai dengan SNI 03-1731-1989
atau CBR laboratorium sesuai dengan sNr 03-1744-1989. Apabila CBR mempunyai nilai <
2o/o maka harus dipasang pondasi bawah terbuat dari beton kurus (Lean Mix Concrete)
setebal 15 cm yang dtanggap mempunyai n1lat CBR tanah dasar effektip 5o/o. Tebal
pondasi bawah minimum didapatkan dari Gbr.4.10. dengan tebal paling sedikit 10 cm
yang mempunyai muru sesuai dengan SNI No.03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta SNI
03-1743-1989. Bila direncanakan perkerasan beton semen bersambung tanpa ruji,
pondasi bawah harus mcnggunakan campuran beton kurus (CBI!. CBR tanah dasar
effektip clapat dilihat pada Gbr.4.11. CBR effektip adalah peningkatan (lBR tanah
dasar sesudah diperkuat dengan campuran beton kurus (CBK). Beberapa jenis pondasi
bawah yang direkomendasikan adalah: sirtu @ranular rubbase), beton kurus gilas
padat (lean rolled concrete), campuran beton kurus (CBI(=learu mix concrete), atau
stabilisasi.
CATATAN:

Gbr.4.9. Peningkatan kekuatan subgrade dengan adanya CTSB. peniiaian perwujudan


perkerasan dalam bentukan seniceabili4t Qihat 4.3.) tidak ditinjau. Sehingga
relatif lebih mudah untuk dilaksanakan.

Sebagai alternarif (walau bukan cata Bina Marga) untuk mencari kekuatan sub-base

unbound dan bound subbase c{apat menggunakan Tabel 4.16 dan Tabel 4.17, yang
merupakan effek ketebalan sub-base pada k desain(Handbook of Concrete Engineering
Robert G. Packard ).

f.
4.4.3.3.Metoda Bina Matga 2003.

Analisa perkerasan beton semen didasarkan


kerusakan yaitu:

^t^s

dua modcl

Pada dasarnya pe:lrrncangan dengan metoda Bina Marga sesuai dengan pedoman
Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen edT-142003), mengadopsi perancangan
perkerasan kaku dari Aastroad Australia.

fatik : kelelahan struktur pelat beton akibat repetisi beban. erosi pada pondasi
bawah t^nah dasar yang diakibatkarr ^tav oleh lendutan berulang pada sambungan dan
tempat retak yanu
direncanakan.
Tabel4.16. Pengaruh Unbound Sub-Base pada nilai k NILAI K TANAH DASAR
50

4in
65 130

NILAI k SUB-BASE ( pci ) 6 irr 9in


75 140 85 160 27A

12

in
:ialia cER ri*Ernun

110

100
2A0

i90
32A

220
32A

300

230 330

370

430

Tabel4.17. Nilai k untuk Cement Treated Sub-Base

NII-{I
50 100

TANAH DASAR

4in
1"70

NII-AI k SUB-BASE ( pci ) 6 irr 8in


230
400 640 310 524 830

10

in
" Jib CgR < 295 g'&hn bbal pondadi b.uh CBK 15O M den .ngioap @rlpffiFi rihi CBR
bmh dry sblof 596

208
280 4:/0

390 640

SUMBER: Cement & Concrete Association of Australia.

CBR

& 5 6 ? 8 10 1C 15 20 Zt ]0!6 Tsah Dasar Rhcane {Z.l

.s
.|!

l0
Blla CBRhnah daar kunng

Gbr.4.11. CBR Tanah Dasar effektip dan tebal pondasi bawah untul< perkefasan beton
semen ( Sumber Pedoman P(l 'l' 14 2003)
&rl llt,
gunrlrn
CBK,

!ro

toidnlnlmum lScm

flr

4.4.3.3.1. Prosedur Perancangan Perkerasan Beton Semen.

.cd

fi !t
tt

LANGI{AH
1.

1: c{asar.

Tentukan nilai CBR trurah


2:

!r
,

LANGISH

ts^ dt
(,

2.
{r l'{t {r
}$
C$rCtrlltrftrll

f bd Bp.B$il!.iefid

&mhh npetlrirunlu

Gbr.4.10. Tebal Pondasi Bawah minimum untuk Perkerasan Beton Semen ( Sumber:
Pedoman pd T-14-2003)

Merubah data lalu lintas clalam satuan kendaraan menjadi dalam satuan sumbu
kendaraan. i). Menghitung jumlah l<onfigurasi beban sumbu untuk masing-masing ienis
kendaraan ni:rg;r. ii). Menghitung jumlalr surnrbu kendaraan niaga 0sKN) rcncana
dican dengan rumus 4.29. iii).Menghitung jr-rmlah repetisi kumulatif tt^p kombinasi
konfigurasi/ bel>an sumbu pada laiur rencana'.
3:

LANGI(AH

3.

Pilih tipe struktur pcrkerasan. a). Jenis perkerasan :BBDT, BBTT, arau BMDT dengan
atau tanpa ruJi. b) Bahu adaf ticlak,kalau ada apa jcnis bahur.
c). Jenis dan tebal lapis pondasi bawah. d). Sifat kekuatan struktur: CBR tanah
dasar, CBR effektip, kuat tarik
lentur.

k. l.

e). Faktor kezmanan beban.

I,ANGKAH 4 : 4. Menghitung Kekuatan

Pelat Beton.

^. b.

c. d. e.

Pilih satu tebal pelat beton lebih besar dari tebal minimum 15 cm. Pemilihan tebal
pelat berdasarkan pengalaman atau contoh yang ada sebelumnya, atau gsnakan gambar
yang bersesuaian dengan kondisi langkah 3 menggunakan grafik padaLampiranCl2 s/d C-
15. Hitung beban renc na per-roda untuk setiap jenis sumbu = Fru xBeban
Sumbu/jumlah roda ff*u diambil dari Tabel 4.15.) Jumlah rodapadajenis sumbu STRT
adalah2buah, STRG zdalah4 buah, STdRG adalah B buah, dan STrRG 12 buah. Jika beban
renc na per-roda > 65 kN(6,5 ton) anggap dan gunakan nilai tersebut sebagai batas
tertinggi pada nomogram di Lampiran C-7 s/d C-9.. Tentukan tegangan ekivalen (IE)
dan faktor erosi (FE) untuk setiap jenis sumbu dengan menggunakan Tabel pada
Lampiran C-1 s/d C6.

y^ng sama hitung jumlah total erosi dari setiap beban roda, dari semua jenis sumbu
yangada. Hitung jumlah total kerusakan akibat fatik dan jumlah total kerusakan
akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu. Ulangi langkah a) sampai k) hingga
diperoleh ketebalan tertipis yang menghasilkan total kerusakan akibat fatik dan
atau erosi < 100o/o. Tebal tersebut adalah tebal pelat yang paling ekonomis untuk
tebal perkerasan beton semen yang direncanakan.

4.4.3.3.2. Perancangan Penulan gan pada Perkerasan Beton Semen.

^.

Penulangan pada perkerasan beton semen bersambung talnpa tulangan (BBTT).

Pada tipe ini penulangan tetap dipedukan untuk meminimalkan retak Tambahan
penul^ngan secar^ khusus mudak diperlukan bila
ada

- Pelat dengan bentuk adaklazim. - Pelat dengan sambungan ticlak sejalur. - Pelat
bedubang.

b.

Tentukan faktor rasio tegangan (FRT) dengan membagi tegangan ekivalen (TE) dengan
kuat tarik lentur f.r. Dengan faktor rasio tegangan fRT) dan beban tenc na,
tentukan jumlah repetisi ijin untuk fatik(fatigue) dari nomogram Lampiran C7, yang
dimulai dari beban roda tertinggi dari jenis masing-masing
sumbu.
Penulangan pada pcrkerasan beton semen bersambung dengan tulangan (BBDT). p.L.M.g.h

Luas penampang tulangan dapat dicari dengan rumus berikut ini:

A=
dimanz:

2f.

(4.3s.)

f. g.

Hitung jumlah prosentase dari repetisi fatik yang direncanakan


terhadap jumlah repetisi ijin. Dengan menggunakan faktor erosi(FE) tentukan jumlah
repetisi ijin untuk erosi, dengan menggunakan nomogram Lampiran C-8 atau C9.

A, f,

= : = = =

luas penampang tulangznbaja (mm2/mlebar pelat) kuat taril< iiin tulangan Q{Pa).
Biasanya 0,6 x tegangan leleh.

h. Hitung prosentase dari repetisi erosi yang direncanakan terhadap


jumlah repetisi ijin. Ulangi langkah e) sampai h) untuk setiap beban roda pada.
jenis sumbu tersebut, sehingga jumlah repetisi beban ijin yang terbaca pada
Nomogram Lampiran C-7 dan C-B atau C-9 yang masingmasing mencapai 10 juta dan 100
iuta repetisi. Hitung jumlah total fatik dengan menjumlahkan prosentase fatik dari
setiap beban roda dari semua jenis sumbu tersebut. Dengan

g h L

gravitasi (m/cleC) tebal pelat bcton (m) jarak antara sambungan yang

tidak dtlkat dan/atau tepi

bebas pclat (m). berat pcr-saruan volume pelat 1t<g/m3) koefisicn gesek antara
pelat beton dengan pondasi bawah (Tabcl 4.18.) Luas penampang, tulangan berbentuk
any^man empat persegi panjang dan bujur sangkar ditunjukkan padaTabel4.19.

M = p =
Tabel4.18. Koefisien gesek
No.
-t

p.
KOEFISIEN GESEKAN

P.

IAPIS PEMECAH IKATAN

{bownd breaker)

(t)

Lap$Jsap lkat aspal dratas permukaan pondasi parafin dpis pemecah ikatan I(aret
kompon ( a rhtar;nated nbber arring wrtpounfi

2 a

I'U
1,5

f., : fv= n=
p
E,"

prosentase luas tulangan memanjang yang dibutuhkan terhadap luas penampang beton
(%). kuat tarik langsung beton= 0,4-:0,5 {, ( kg/cm). tegangan leleh rencan a bala
(kg/cm'; angka ekivalensi antarabaja dan beton(E,/E)

L;i;;;;.

2,4

E.

Tabel4.19. Ukuran dan berat tulangan anyaman polos dilas.


TUIANGAN MEMANlANG
Diameter
(mnr)
12,5
11,,2

: = =

Qabel 4.20.)
pelat dan lapis dibawahnya. ^ntara modulus elastisitas baia =2,1.x1.0n 1kg/cmt)
modulus elastisitas beton = 1485 r/ q Gg/.-';. koefisien gesekan

TULANGAN
MELTNTANG
Diameter (mm)
8

I,UAS PEI.{AMPANG
Berat per-

TULANGAN
Memaniang (mm2/rn),
1.227

satllafl
luas

Jatak fmm)
100
100

Jarak

Melintang
(mm2/nr)
25L
251.

lmm)
200 200 200 200 200 200

&e/ml)
11,606 9,707 8.138 6,967 5,919
5.091

Egpet Fersegr Pn+j"ne


10
o 8 7.1

Tabel4.20. Proporsi angka ekivalen baja dan be ton ln). (l.g/.*') n 175 *225 10

235

*255

100 100
100

8
8

986

290 - keatas

iss
636 503 396 318 251 503

8
8

100 200 200 100 200 200 2A0


2AA

254
250 100 200

251 251 251 251 241 201 503 393

+,476 3.552 7,892


6,1.65

Prosentase minimum dari tr,rl^ngan memanjang pada perkerasan beton menefus adalah
0,60/o x ltrts penampang beton. Jumlah optimum tulangan memanjang perl' tliprsang
agar latak dan lebar retakan dapat

dikendalikan.
Secara teoritis iafak antlrrlr retakan pada perkerasan beton menerus dengan
tulangan dihitrrng clcngan rumus berikut:

tsuiul $angkar

I
10

10

3s3
318 251
198 156

I
7,1

9
R

7,1
6j,Z 5

20a 200 204


200 200
2A0

318 2s1
198 156 98 83
4,994
3-c)46

L., =
dimana:

6,3

200

3,108 2,447

.t',,' n. p' .u..f',,(t:.,.E,

(4.37.)

-f,,)

200
200

98
83

1,542
0.987

c. Penulangan pada
dengan tulangan.

L., p
u
fb
c

perkerasan beton semen menerus

c1. Penulangan memaniang.

jarak tcoritis retakan (cm) ^ntara perbantlirrsrrn luas tulangan memanjang dengan
luas = penampans bcton = perbanrlingrrn keliling terhadap luas tulangan= 4/d =
tegangrur lcktt antara tulangan dengan beton =

Tulangan memanjang yang dibutuhkan pada perkerasan beton semen bertulang menerus,
dengan tulangan dihitung dengan rumus
berikut ini.

q, n
p,-

100

.f ,,(1,3

f , - n..fn

- 0,2tt) ...................rj,;
',i

............(4.36.)

E. E.

1,97",1 i, (kg/cm';. = kocfisicn susurt beton = 400.10 6. = kuat tarik langsung


beton = 0,4 + 0,5 4, ( kg/cm'z). = angka ekivalensi antar^ baia dan beton (n=E,/E)
= moclr-ilus elastisitas beton = 1485 ! f. ($/cm';. = modul4sr elastisitas baja =
2,1. x1.06 1kg/cm2;
Untuk menjamin agzr dtdapat retakan yang halus dan iarzk
rctakan yang optimum, maka:

ant^ra
luas

o/o tulangan dan perbandingan


tulangan(u) harus besar.

- perlu menggunakan

tulangan

^nt^r ulir (deforned bars) untuk

keliling dan

memperoleh tegangan \ekzt yanglebih tinggi.

Jank retakan teoritis yang dihitung dengan pers^m^an 4.37. dtatas harus memberikan
hasil. antarz 150 dan 250 cm. + Jarak antara tuLangan 100 mm 225 mm. Diameter
batang tulangan memanjang berkisar ant^rz 1.2 mm dan 20 mm' c2. Penulangan
melintang.
Luas tulangan melintang (A,) yang diperlukan pada perkerasan beton menerus dengan
tulangan dihitung menggunakan rumus 4.35. Tulangan melintang direkomendasikan
sebagai berikut: - Diameterbatangulir tidak lebih kecil dari 12 nrr":'. -
Jankmaksimum tulangan dari sumbu kesumbu 75 cm' c3. Penemp atan twlangan.

y^ng s^m seperti perhitungan tebal pelat beton semen pada perencanaan perkerasan
beton semen baru yang sudah dijelaskan diatas. Modulus reaksi perkerasan lama (k)
diperoleh dengan melakukan pengujian pembebanan pelat (plate bearing tesl
berdasarkan AASHTO T 22281, pada perkerasan lamayang selanjutnya
dikorelasikanterhadap nilai CBR Qihat Lampiran C- 1 0) . B:ILa tt:lai k > 1 40 I{Pa
/ mm (14 kg/ cm'z), maka nilai k tersebut dianggap sama dengan 140 l{Pa/mm (14
kg/cm'z) dengan nilai CBR 5O%.

b. bl.

Lapis tambah perkerasan beton semen diatas perkerasan beton semen lama.
Pelapisan tambahan dengan lapis pemisah (unbounded atatt sepatated ovetlay\
Tebal lapis tambahan dihitung dengan rumus berikut ini:

T, = {(
dimana:

T'- c".T,,')

. (4.38.)

Penulangan melintang pada perkerasan beton semen harus ditempatkan pada kedalaman >
65 mm dari permukaan (untuk tebal pelat < 20 cm dan maksimum sampai 1./3 tebal
pelat (untuk tebal pelat > 20 cm).
Tulangan arah memanjang dipasang diatas tulangan arah meJ-intang. 4.4,3.3.3.
Perancangan Lapis Tambah pada Petkerasan Beton Semen.

T, T To C.
bernilai:
= tebal lapis tarnbthzrn = tebal yang <lilrcrlukan berdasarkan beban rencana dan
daya dukung tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah dari jalan ltnra sesuai
prosedur diatas. = tebal pcltt lama (yangada). = k<rcfisicrr yang menyatakan
kondisi pelat lama yang

Cr=1
C, = 0,75

Ada beberapa kondisi dimana dipedukan pelapisan tambah (ouerlaJ pada perkerasan
beton semen Yaitu: a. Pelapisan tambahan perkerasan beton semen diatas perkerasan
lentur. b. Pelapisan tambahan perkerasan beton semen diatas perkerasan beton
semen lama. c. Pelapisan tambahan perkerasan lentur diatas perkerasan beton semen.

l<onclisi struktuf perkerasan lama masih baik. li r r rr cl i si s truktur perkeras


an lama b ar:u mengalami

c -035

rctirli awal pada sudut-sudut sambungan. lionc'lisi struktur perkerasan lama sudah
rusak.

a.

Lapis tambah perketasan beton semen diatas perkerasan


beton aspal.

Penambahan lapis tambahan perkerasan beton semen diatas perkerasan lentur dalam hal
ini perkerasan beton d.Spal, dihitung dengan can

Tebal minimum lapis tambahan dengan lapis pemisah sebesar 150 mm. Fungsi lapis
pcmisah r-rntuk mencegah refleksi penyebaran retak perkerasan lama l<c lapis
tambahan,yangbiasanya terbuat dari beton aspal dengan kctcbalan minimum 3 cm. Letak
dan jenis sambungan serta penulangan pada lapisan tambah tidak periu sama dengan
yang ada pada perl<crasan lama. Penulangan pada lapis tambahan tidak tergantung
pada tulangan dan kondisi perkerasan lama.
,ti
b2. Pelapisan tambahan langsung (ditect oveday) Tebal lapis tambahan dihitung
dengan rumus berikut ini:

Tebal lapisan tambahan dihitung dengan rumus berikut ini:

T, = ''o{( Tt'o
dimana:

c..T"t*)

.............

..(4.39.)

T, =

T-T"............
dimana:

..(4.40.)

tebal yang dipedukan berdasarkan beban rencan dan daya dukung tanah dasar dan atau
lapis pondasi bawah dari ialan lama sesuai prosedur diatas' To = tebal pelat lama
(yangada). C, = koefisien yang menyatakan keadaan struktur perkerasan lama yang
bernilal antar^ 0,75 + 1,. Tebal minimum lapis tambahan ini sebesar 130 mm. Letak
sambungan pada lapis tambahan harus pada posisi yang sama dengan letak sambungan
pada perkerasan lama. Jenis sambungan dan penulangan pada lapis tambahan tidak
harus sama dengan jenis sambungan dan penulangan pada perkerasan lama. Perkerasan
lama yang mengalami retak awal (C.=0,75) dapat diberi lapisan tambahan larigsung
bila kerusakanny a dapat diperbaiki.

T, = T =

T,
tebal lapis tambahan

= =

tebal lapis tambahan

tebal yang dipedukan berdasarkan beban rencana

dan daya dukung tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah da'*j, jalan lama sesuai
prosedur
diatas.

T"

tebal effektip perkerasan lama.

Tebal lapis tambahan perkerasan lenrur yang diletakkan langsung diatas perkerasan
beton semen, dianjurkan minimum 100 mm. Bila iebJlapisan tambahan lebih dad 180 mm,
struktur lapis tambahan dapat menggunakan
lapis peredam retak

(G*.4.12)
I j a s

bcron aspal sebagai Japis aus (l; bcron aspal sebagai lapis perata (2) beton aspal
sebagai lapis peredam retak (3)
perkerasan beton semen lama(yang ada)-(4)

c.

Lapis tambah petkerasan beton aspal diatas perketasan beton semen larna.

tanah dasar (5)

Pedu ada evaluasi kembaii mengenai kondisi stfuktuf perkerasan beton lama supaya
tebal effektifnya dapat dinilai sebagai aspal beton. Untuk menentukan tebal
effektlf GJ setiap lapis perkefasan yang ada harus dikonversikan kedalam tebal
ekivalen aspal beton sesuai dengan Tabel 4.19. Dengan demikian tebal lapis tambahan
yang dipedukan, dihitung
berdasarkan perhitungan lapis tambahan pada perkerasan lentur.

Gbr.4,12. Lapis peredam rctak p ada pelapis an tambahan

perkerasan beton semen.

(Sumber: pd.T _14-2003)

CONTOH SOAL

4.6.

Dalam menentukan tebal ekivalen perkerasan beton semen, pedu memperhatikan kondisi
dan daya dukung lapis beton semen yang ada. Apabila lapisanJapisan perkerasan telah
diketahui dan kondisinya ditetapkan, kemudian faktor konversi dipilih sesuai
Lampitan C-11, tebal effektip dari setiap lapisan dapat ditentukan. Tebal effektip
setiap lapisan merupakan hasil perkahan antara tebal lapisan d?n faktor konversi.
Tebal effektip untuk seluruh perkerasan metupakan, fumlah kumulatif tebal effektip
dari masing-masing lapisan.
):, i,

RANCANGAN PERKERASAN BETON SEMEN


Rencanakan pelat beton perkerasan kaku, dengan kondisi - jalan baru berupa jalan
tol(major freeway) dalam kota. - lalu lintas 2 jalur terbagi atas 4lajur ( 4/2TB).

UR = 25 tahun - data lalu lintas harian rata-ratz.

* mobil,penumpang * bus
Q.l,ton

= =

1.995

kend./hari 293\<end./han
truck 2 as- 6 ron(Kcl)= 754 kend./hari truck 2 as- 13 ton(Bs)= 685 kend./hari truck
3 as- 20 ton(fd)= 410 kend./hari truck gandeng 5as-30t= 25 kend./hai Pertumbuhan
lalin = 6oh per-tahun Umur fercan = 25 tahun o/o. - CB&"",n 4u,u, = 4,5
Perkerasan beton semen mempunyai:
a). tipe

* * * *

Tabel Contoh Soal 4.6(1)

fffiudl*ndr

r $lf,f
a It g

$llt0

$ilr
$ n
ht fll]

&*fNh
[]

[&f,lmit f;r*rtil t! tl lfl fft


{ht tur
nl
I {tx}

ET

s
a

s
h
ffi

til

ig
Ul

{h}

tbl

tfi
{$

h
{&

ll
tll
ll
{t0

BBTT

b). tipe

BBDT

c). tipe

BMDT
tm[fir &kr*blbr tftl*!*.llhr I
I

Itr H
W
0 a

dengan ketentuan:

- kuat tarik lentur =4,25 MPa ( i = 310 kg/cm2,silinder) - bahan pondasi


bawah=stabilisasi semen 12,5 cm - mutu baja tulangan BJTU 32 (fr=tegansan leleh
3200kg/cm2) untuk BMDT. BJTU 24(fr=teganqan leleh 2400 kg/cm2) untuk BBDT.

flr

ffi
2

flr

lls till ffi

?8

I
IE
z

ffit

I I

ffi {il

ru

- t^np^bahu jalan beton - antzra pelat beton dan lapis pondasi bawah diberi laprs
bound breaker dengan koefisien gesek pr= 1,5
Perhitungan :

f,mfiIn{ffi,]n
r.[ldhftuh-ilh
t

fi

{t
s

fr

dt

11

II

u u
fr

t{

fr
I

t Langka}:'1..:
E

1. Nilai CBR =
Langkah 2:

4,570

M{

tr{

ilT

EII

{s

2a).Menghitung jumlah konfigurasi beban sumbu untuk masing-masing jenis kendar^ n


n1^ga danJSI{N"
2b).Menghitung jumlah sumbu kendaraan niaga (JSI{N ) rcncana. JSKNuR = 365 XJSKNH X
R dari (rumus 4.29.) dan JSI(Nu*t"1"'- JSKN'*x C dari rumus (4.33) Untuk Umur
Rencana 25 tahun, dengan i=6o/o didapat R=54,9 (Tabel 4.14.) dan dalam hal ini ,
menurut Tabel 4.2. untuk 4Iajv 2 arah, ntlat
CATATAN: RD=roda deptn, Ill)=rocla belakang, RGD=toda gandeng depan, RGB=toda
gandeng belakang, BS=beban sunrlxr,.f S= jumlah sumbu,STRT=sumbu tunggal roda
tunggal, STRG= sumbu tung4al rrxla gancla,STdRG=sumbu tandem roda ganda

Langkah 3: Memilih tipe struktur perkerasan


a). Sifat dan jenis strr,rktur : Menggunakan Rr-rji (Dowel)

Tanpa bahu beton

C = 0,45

f.r= 4,25MPa
Lapis Pondasi bawah : stabilisasi semen 1.2,5 cm.
CB&,.uran.".
E |KB - I,Z. -1a

JSKN'R
JSKN
uRloi"

=365 x 3284 x 54,9 = 6,58 x 107 = 6,58 x107 x 0,45 = 2,96 x 1,07.

4r5oh

CB&r*u,,' = 20o/o ( dari


b). Jenis perkerasan :tipe

Gbr.4.11.)

2c).Menghitung jumlah repetisi kumulatif tiap kombinasi konfigurasi/beban sumbu


padaLa1v renc na.

BBTT,BBDT ataa tspe BMDT.


Tabel Contoh Soal 4.6(2). Perhitunsan Reoetisi Sumbu rencana
BEBAN
JENIS SUMBI]
(ton)

%
JUMI"C.H

- STdRG=

140
8

*t.2= l1 .........

dst.

BRBAN TERHADAP
TOTAT,

PROPORSI
SUMBTJ

SUMBU

SUMBU

I-AI.U LINTAS RENCANA

REPRTISI SUMBU

c). Gunakan Tabel pada Lampiran

YANG
TERJADI
(7)

(1)

Q)
6 5

(3)

(4)

(s)

(6)

-(4)x(5)x(6)
435 0,13 0,66 0,66 0,66 0,66 0,66
2,96x1.A1

D. - untuk kondisi tanpa bahu,tebal pelat 19 cm dan CBR effektip = 200/o masing-
masing akan didapat untuk: TE'.*'. = 1,09 TEr.ro., = 1,,75 TErro*" = 1,45 FErr.*'''
= 1,82 FE',*,, = 2,42 FErroo., = 2,48 (dengan ruji).

STRT
2,54x1.06

d). FRTr.,.o..= TErr*,

735 754
586

023
a.23 0,18 0,23

2,96x10?
2,96x1,41

4,49x106
4,49x1,A6

f FRTrr*,,=

=-42

4
3

TE'tRr

2,96x107 2,96x107

'r l'J5 4.25 f,


.l',t
=
4.25

4'25

= u.ro
0,4

3,51x106 4,49x1,06

754

FRTsranc:

TEr,r,',

1,L5 .,,1y.j4

TOTAL
STRG
8
5

3.264
685 sB6
1,00

0,54
0,46 1,00 1,00
1,00

0,2(, a,26

2,96x1,01 2,96x1.07

4,15x106 3,54x100

TOTAL
STdRG
14

t.271
435 435

u),fl,d dan h). Gunakan Lampiran [,)-l rlcngan masing-masing beban roda dan masing-
masing FRT Lrntuli nrcndapatkan repetisi beban iiin(fatik). Gunakan pula Lampilur
l') 2 (untuk kondisi tanpa bahu beton pada analisa erosi untuk mcrrrlllutl<an
repetisi beban ijin (erosi). D,D,k). Lihat petunfuli lrltlrr liolom pada Tabel.
Tabel Contolr Soal 4.6(3). Analisa Fatik dan Erosi.

0,0tJ

2,96x107

2,37x1ff

TOTAL

KUMUI-ATIF

2,96x1V
JENIS
SUIVIBU

BEI}AN
SUJ\.IBU

TOli(kN)

priR-R(n)A
(l,N)

I}NDAN RENCANA

Iil il)l 'l

iflsl

Iri\LI()R
TI]G;\NGAN DAN
F,ROSI

ANALISA FATIIi
ANALIS,\ TiR('S]

\ r\N(;

lil{lr\l)l

RF:PTiTlSI

PliRsliN
RUSAI{

REPF,TISI

PF,R1'EN

Langkah 4: Menghitung Kekuatan Pelar Beton a). Dengan data dan langkah 3 gunakan
gambar grafik pada Lanpuan 2 s/d B dengan : - Lalu Lintas dalam kota, dengan
ruii;f.r=4,25; F*u=1,2; CB\rr.n,o=200lo dan reperisi sumbu=2,96x107 didapat
pendekatan tebal perkerasan= 19,0 cm. b) Beban Rencana per-roda: - STRT
_

UIN

(h)
(?) =

lllN
(8)

RIJSAK

(i)

0) s'rRT

(z) 6(60) 5(50)

(j)
36,00 30,00 24,01) 1 8,00 12,00

(.r)
.1,5,1x10('

(5)

(6)

(4)r

(e)-(4)r
100/(8)
0

IM/(6)
0

4,4qr
106

4(40) 3G0) 2Q0)

,1,.1')\ 10.

TE=1.09 FRT:0,26
ItF,-2,2'J

l.5l

x I 0/'

fi fi fi
TT
0,')x100

TT

.1-1tlxl0r'

0 0 0

fi

TT

0 0
0

TI
fi
4,6x1

STRG

8(80)

5(50)

24.00 i 5,00

4,1 5s 1 06

TE=lJ5
FRT=0.41

461

1.54r 1l)',

TI
TT

3,5x1()o

118

0
0

I'Ii=z,88

60
2

STdRG

14040)

2l,rlr

2,37x106

Tll=1,45
FRT=0,34

(l

l)!

51

xt.2 = 36 ........ dst.


T.)TAI,

l.E=298
4tll
>
1

Oll%

(rLl>llxl'/,

STRG

:p1.2 = 24
4

CATATAN: TE=Tegangan Ekivalcn,FRT=Faktor Rasio Tegangan,F-E=Faktor Erosi, TT=tidak


tcrdlntrs.
l
Persen rusak kedua anahsa melebihi l}}o/o,jadi tebal 19 cm tidak memenuhi.
I-.akakan pengwlangan perhitungan mwlai dai 4a lagi.

+5m,ambil5m.

Sambungan susut melintangpada BBTT dipasang seaap jarak 4

Ambil tebal pelat 20 cm.


Tabel Contoh Soal 4.6(4). Analisa Fatik dan Erosi(ulangan)
BEBAN JENIS
SUN'tBU

Gunakan untuk tebal pelat 200 mm ruji o 33 mm panjang 45 cm dengan iarak30 cm.

BEBAN SUMFU

RENC-ANA PER-

RB?ETlSI

FAl(IOR
TEGANGAN DAN
EROSI

ANALISA FATIK

ANAI1SA EROS]

YANG
TERJAD]

ToN{kN)

RODA
(kN)

REPETISI 11IN

PENSEN

RUSAK
(Yo)

REFETISI

PBRSEN

I]IN
(8)

RUSAK
("/,) (e)

(1)

{2) 6(60) 5{50) 4(40) 3(30)

(3)
{4)

(5)

($
'l-1

n
u 0

halrtnq po/os

dia.3J nn.

:14 rr 1 nn,1fR)
0 0 0 0

STRT

36,00

2,54x700

30p0
24,A0

4,49x1U
4,49x10e 3,51x104

TE=1,01 FRT=0,24

TT

fi

TT 1T
TT TT TT
&5x100

lllh
SfRG
8(80) 5(50) 14(140)

laoo
1?
OO

FE=z21
IE-I"bt FRT=0,38 FE=2.81

T1'

0 0
0
41,5

Untuk sambungan pclaksanaan memanjang dipasang batang pengikat memakai tulangan


baja ulir diambil o20 mm, panjang
70 cm dengan jarakT5 cm. Soal b).
4.49x1ff

TT
10x10c

0
49

?4,|N
1

4l5xltl6
3.54x106

5,00

TT TT

0 0

TT
10x106

0
24

STdRG

?1.00

237xt0a

TE=1,36
FRT=O,3?

FE-?.92

TOTAI, terbatas.

41.5<100%

73<1{Kla/n

CATATAN; TE=Tegangan Ekivalen,FRT=Faktot Rasio Tegangen,FE=Faktot Etosi, Tl=tidak

Jadi tebal pelat beton 20 cm adalah yang paling tipis dan paling ekonomis untuk
kondisi sebagaimanz- yang ditentukan.

CONTOH SOAL

4.7.

PENUI-ANGAN PELAT PADA PERKERASAN BETON SEMEN


Rencanakan penulangan pelat beton untuk perkerasan beton semen untuk tipe : a).
BBTT b). BBDT dan c). BMDT. dengan kondisi seperti contoh soal4.6. Rangkuman data
dengan ketentuan struktur pelat adalah sebagai berikut:
Soal a).
- Untuk BBDT pelat rrc'rncrlukan penulangan memanjang dan melintang. Tulangan
Memaniang. - Tebal pelat beton 2(X) rnrn - Lebar pelat = 4 x 3,5 rl.(untuk 4lajur
tanpa median). - Panjang pelat untul< Lategori bersambung(BBDT atau BMDT) variasi B
-15 m, rlisini ambil 15 m. - Koefisien gescl<an clengan lapis pemecahlekatan (boand
breaker) dengan p= 1,5 - Untuk baja l).)'l'tl 24,kuat tarik leleh fr=240 MPa, kuat
tarik ijin
0,6 x f,. =0,(r x240 = 144,0MPa. Berat Isi Beton - 2400 kg/m3.

(=

Gravitasi g = 9,[J1 mf det2. Gunakan rumr;s 4"35.


6
perJu

p.L.M.g.h

1,5.15,0.2400.9,81.0,20

2f"

2.144

=36..,9 mmrf m,lebar.

A.'''
Untuk BBTT pelat tidak ditulangi secar^ struktur,
dipasangi ruji dan batang pengikat. Tebal pelat beton 200 mm hanya

lebar>367,9

= 0,14,/u x luas pelat ( SNI '91) = 0,0014.200.1000 = 280 mmtf m' lebar < A,o"t".
Gunakan tulang;rrr @ 12 - 300 mm -> A, : 377 mm'fm'

Lebar pelat

= 4 x 3,5

m.

(untuk 4 lajur tanpa median)


EL{K^ 2:
A,r',,1"

PER.4NC,4Ni.

-ltilansan Melinfan&
,_.

r-\'j''RKER-4's'4NJ.4r-4N " ,.4^./ PERKER .


Metoda Perancangan perkerasan Jalan

Z.tq4 _ A:l ,= 280 mm2/n'Jebar ( { pcrrrr ju)angan -^, ,io "'oX?1j1, Hasil ru]anoan
*^, HasiJ tulangan -r

t!!E!
,

1,5.

il,o.zq0o.s,x

t47
r

.0.20 = 343,35 mm2/m, lel)ar.

Tulangan Melintang.
fi,p",l= p.L.M.g.h

'- t,

rnerr

^^ 'ts j". ^

2f"

1.5.14.0.2400.9.81 .0.20

2.144

343,3 5 mmt f

m'

Icl.,,r

r
554 mtnr/m, J54 6gtz7^'

A,-'' =
'

280 mm2/m'Iebar.

iffil*:ff i**";;J1ffi j"l1;i;fl ::#:^"ni:,'L;;^:.,;:T*l ::i,!i:'^ :::!,1iff: tt


:Tfil#rlr"1x? *T#i"ff :l*--'-'r Pcrat oeton hampir Gunal<an wj.J l-"^* ". 1, t.
soar c)

a 12.mm- 300 mm (A, Pengecekan iarak teoritis antar retakan. Dengan menggunakan
rumus 4.37:

Gunakan rulangan

=377

mm2).

ir,tr?, _ untuk -" tv/;). BMDT hel.+ _^ rnernerlukan unan melintan* o.nl"lllat
Penutangan mernanjang - .
o"iir"!

",,T:':[

fi',T,,'Jo,"

r -- ----i----lLcr
p=
20,11

J,.,

-2
dengan

;,;:3:n,,1,,1;

mm,m, /

u=4/d=4f1,6=2,5

,.p'.u.fu(e ,.8" - -f,,)

dan

ffi;::"t = r,eDar pelat


vanasj 8

*,* _r5

I(oefisien

ur,:q";';ljj:','"npa median). rn. *1H amb"il 1! ["''n''ung@BoT atau BMDT)


o"..r,otttli
b"eto,
u

1,1"1:t

rn'(untuk 4 lair

/ (100x20) = 0,0101 fo= (1,97{ f.)/d = 1t,ot ,l 310)/1,6 = 21.,68 kg/cm2. f-.bil
Ambil e. = 400 x 10 6. E. = 14850{ f.' = 14g50 r/gto = 261.461kg/cmr. 21.25' L.r= =
163J4 cm< 6.0,0 I o 1' .2,5
.z

t,eagodr@

L.,-"n'=250 cm. ok!

!:,*o';.""'Jr',i*ao;:*"lapispemecahrekatan(bound - Kuar rekan

:,"''!";j, ti:: f;l.r=

t' kg'lcm2(s'inder;

PEI.APISAN TAMBAH(OVERI.AY) PADA PERKERASAN BETON


SEMEN.

CONTOH SOAL

4.8.

,"

- y:i=rt'itfi;^"i^.'d,=0,50 {. Unruk u",, gliJ3,r,


u*rtarik
Jele

0,s.4,2s Mpa=2,125

7'

Lapis tambah perkerasan beton semen diatas perkerasan beton semen


lama-

, iil:ilffi il'j"1',T:,'-;ff:,1;;'.1"" ml* :' "'


T',:i",'::;" ^Z't2
p ani ang
4

3200

kg/ cm,

Contoh soal4.8.a:
Jalanlamaperkerasan bcron semen mempunyai tebal 1B .m G") Hasil plate bearing rest
mendaputkan"k = 15 kg/cnt'.' I(uat tarik lentur {,, = 3,50 Mpa (35 kg/cm2) Data
lalu lintas seperti soal 4.6. Tentukan: a)' Lapis tambah dengan lapis pemis ah,btJa
keadaan perkerasan lama secara struktural
dalam keadaan

5c

rru u 3 0 cm.

"]ffi= irrzu$|Sa fi*ffitn**-b16rnrn o,

r.,

0.7 o%.

ruiakl C=0,3!).

16 mrn

too

^^ti.To,,

.t

cm2).

f) Jawab:

r,anis tambah langsung pelat'beton baru mengal ami retakawal (c=0,75). o'------'

a)'Tebal lapis beton sem.en yang criperrukan scpcrti pada rancanean perkerasan
ircton
ban-r.

(r)

dilakukan dengan

c:rr.:r
Nilai k=

1,5 kg/cm3 berarti

lebih besar dari 14 kg/cm3, maka niiai k

I)iambil tebal lapis tambah T, = 15 cm. l).Untuk menghitung tebal lapis tambah yang
dipedukan digunakan
1.39.

rtrr.rrus

dengan nilai CBR'rr"up=50%0. Asumsikan tebal pelat beton lapis tambah 1B cm.

dianggap sama dengan k

= 14 kg/cm3

'l', = ''o{( Tt'o

c,.T.,t'o)

clengan diketahui, tebal lapis pelat beton yang diperlukan

Tabel Con toh Soal 4.Ea(1). Analisa Fatik dan Erosi.


BEBAN BRBAN FAKTOR REPETlSl ANALISA FATIK

jENrs
SUM]JU SUMBU

RENCANA
PER-

ANALISA EROS]

TEGANGAN

C,=0,35. sehingga T, = ''o!{ 1.71j_-0,35.(15)'''} =13,26 Diambil tebal lapis tambah


14 cm.

cm

T = 17

cm, T,,=

l5

cm)T, minimum=13 cm

YAN(;
DAN
TERJADI
L,ROS1

TON(KN)
RODA

REPETISI

PERSEN

RF,PETISI

PERSEN

&N) (t)
STRT

IJIN

RIiSAK

w
Q) =(4)x100/ (6)

UIN

RUSAK
(v")

Tabel Contoh Soal4.8a(2). Analisa Fatik dan Erosi.


BF,BAN

a)
6(60) 5(50) 4(40) 3(30)

(3)

(4)

(5)

(6)

(e)
(8)

IiAKTOR
RtiPF,TISI

BNBAN ]ENIS
SUMBU SUMBU

ANAI,ISA F'A'|II{

ANALISA EROSI

RENCANA
PER-

{4)x1001(8)

Tli(;ANGAN YANO I)AN


TI]]RJADI
I

3600
30,00 ?4,00
1

2,54x106

TT
'IE=1,03

0 0
0

3,8X108

0,66
r)

449x100
4y'9x100
3,51x1 06

TT

1'T

TONGf\I)

RODA
(kN)

R.EPET]S-I

PERSTiN

REPEIlSI UIN

PERSF]N

pg''0,24
Fn=z.12

'ff
TT

TT TT TT

:
0 0
STRT
6(60) (1) (2)

ll(

)st

rllN
RUSAK
("/")

RUSAK

(h\
(e)

8,00

(3)

(43tee)

(rt

(!)

Q=
(a)x1001(6)

(8)

2(20)
s

12.00 24"00
I 5.00

4,49x10e

36,t)0

14)x1

iA/ r8l

2,54x10i
4,49x1 0" 4,49x I 0"

fi
'I

0
0 0

0,9x108 ?xl
08

2,82
0,64

l'R(]

8(80) 5(50)

4,15x106
3,54x106

TE=1,57
FRT=0,37 FEz2,92

"IT TT

t)

3,9x10;

10,6+

5(50)

30,00

ri . I.l9

TT TT TT TT

TT

l)

4(40)

24,00

I R'l:.0,24
1r11:1,40

TT

0 0
0

3(30)

18,00

l,5 l r
4 1()r

10"

fi
TT

S]'dRG

4(14(D
21.tn

2,37x1Qr

TF=l,26
FRT=0,30 FE=2,97

TT

2x109

1,18 STRG

z?at
8(80)

llr"

12,0()

24,00

,l,l

5x

ll)(

TE=l 8l
trRT=0,37

TT

1,9r101

21,84 0

5fs0)

5,(x)

il

r1 0/,

fi

T"f
T()'t'Ar-

t]<100%

12,48<100%
STdRG r4(140)
21,00
171106

Fll-1,01
TIt=1,46 I RT-0,lL)

GATATAN: TE=Tegangan E,kivalen,FRT=Faktot Rasio Tegangan,FE=Faktor Er.rsi,


Tlr=tid"k
tefbatas

TT

B-r I UB

rJ.3t)

Asumsikan tebalpelat / 7,0

cm.
IF--3"08

Setelah dicoba dengan asumsi tebal pelat beton 16 cm, jumlah prosentase

faktor erosi lebih besar dari 1000h, sehingga diambjl tebal pelat 17 cm.Karena bila
dilihat Tabel contoh soal 4.8a.(2) diatas prosentase
l<crusakan akibat fatik dan erosi lebih kecil dari 1000
.

TO

0<1(lirY

25,6<1 00'%

Tebal lapis tambah yang diperlukan, dihitung dengan menggunakan rumus 4.38.

T, = {(
T, =

c..T"') dengan diketahui T"=18 cm. C. =0,35


maka didapar:

T'-

! {l7t

0,35(18)t} = 13.25 cm <

'15
cm.
I
150 xon6ceur46J74JAn
Ey.Kl,l.

2 : PERANoANqAN

PERKERASANJALAN

2.

Lapis tambah perkerasan beton aspal diatas perkerasan beton


semen lama.

Contoh Soal4.8b: Diketahui:

Susunan petkerasan beton semen lama:

x tebal pelat beton semen 18 cm x tebal pondasi bawah 12 cm,stabilisasi semen


PI=7oh * CBR tanah dzszr 4,5o/o

Kondisi perkerasan lama sudah retak,tidak rata dan terjadi fractare (potongan-
potongan pelat 1 + 4 m2,sudah selesai

dipe$aiki). Data lalu lintas sebagaimana Contoh 4.3. tahun pembukaan


2015.
perkerasan

Diminta : Tebal lapis tambah perkerasan beton aspal diatas


beton semen.

Jawab: Dari perhitungan Contoh 4.3 khusus untuk Oveday,didapzt tebal lapis tambah
total = 33 cm@. - Tebal effektip perkerasan lama: Tebal effektip pelat beton aspal
= 18 x 0,70 = 1.2,6 cm. Tebal effektip pondasi bawah = 1.2x0,30 = 3.6 cm. Tebal
effektip perkerasan lama = 1,6,2 cm. - Tebal perkerasan beton aspal yang
dipedukan,dihirung dengan rumus 4.40. T, = T - T"= 33 - 16,2 = 1.6,8 cm)T-i.i-*=10
cm.

,,irt ffi

i,,d

Anda mungkin juga menyukai