Disusun Oleh :
1. YENI NORMALIA
2. REVINDA BERLIANA
VIRAWAN SEPTYA
Mengetahui
Kepala SMA PGRI 1 Kudus
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan anugrah
yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini dengan judul Persepsi Pacaran Siswa, Tinjauan Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku Pacaran pada Siswa SMA PGRI 1 Kudus.
Namun demikian, kami menyadari bahwa keberhasilan penyusunan
laporan penelitian ini berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu, dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Bambang Sugiarto, S.Pd selaku kepala SMA PGRI 1 Kudus
2. Bapak Ibu Guru beserta Staff dan karyawan SMA PGRI 1 Kudus
3. Bapak Virawan Septya, S.Pd selaku pembimbing
4. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat
serta doa restunya
5. Rekan-rekan dan saudara-saudara kami yang telah memberikan motivasi,
dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan
laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan penelitian ini jauh dari
predikat sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan berbagai masukan baik
saran maupun kritik yang membangun. Harapan kami, sederhana apapun
penulisan ini semoga dapat memberikan manfaat yang berarti. Kiranya Tuhan
sumber segala berkat selalu memberkati kita.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 1
C. TUJUAN PENELITIAN ................................................................... 1
D. MANFAAT PENELITIAN ................................................................ 1
BAB II LANDASAN TEORI............................. 2
A. PENGERTIAN PERSEPSI.............................................................. 2
B. PENGERTIAN PACARAN................................................................ 2
C. PACARAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM 4
D. PENGERTIAN SIKAP DAN PERILAKU . 4
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 6
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ............................................... 6
B. POPULASI PENELITIAN DAN SAMPLING ...................................... 7
C. METODE PENGUMPULAN DATA.................................................... 7
D.TEKNIK ANALISI DATA ............................................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN 9
A. PERSEPSI SISWA SMA PGRI 1 KUDUS TENTANG PACARAN .. 9
B. PENANGANAN YANG TEPAT .........10
BAB V PENUTUP ................................................................11
A. KESIMPULAN .................................................................................. 11
B. SARAN ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. v
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat dalam
tulisan ini adalah :
1. Bagaimana persepsi siswa SMA PGRI 1 Kudus tentang pacaran, baik dari
aspek pengetahuan, sikap maupun perilaku?
2. Bagaimana penanganan yang tepat dalam menghadapi kasus pacaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui persepsi siswa SMA PGRI 1 Kudus tentang pacaran
2. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan dalam penanganan kasus
pacaran.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti seleksi lomba karya tulis ilmiah
BEM FT Universitas Muria Kudus tahun 2017.
2. Sebagai kontribusi bagi kesadaran pelajar perlu tidaknya pacaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu
dengan menggunakan panca indra (Drever dalam sasanti, 2003). Kesan yang
diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah
diperoleh melalui proses berfikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor
yang berasal dari dalam diri individu.
Sarbi (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang
memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai
kepadanya melalui alat inderanya, kemampuan itulah yang memungkinkan
individu mengenalii milleu (lingkungan pergaulannya) hidupnya.
Persepsi berarti tanggapan terhadap suatu hal. Sedangkan siswa berarti
peserta didik yang mengenyam bangku pendidikan. Jadi secara ilmiyah
persepsi siswa adalah tanggapan sejumlah peserta didik terhadap suatu hal.
Tanggapan tersebut bermacam-macam. Hal tersebut dipengaruhi oleh
pandangan dan pemikiran mereka, sehingga persepsi antara orang yang satu
dengan orang yang lain itu berbeda.
B. Pengertian Pacaran
Tak kenal maka tak sayang! Itulah sebuah ungkapan yang telah populer
di kehidupan kita. Bahkan, ungkapan itu memang berlaku umum, yaitu sejak
seseorang mulai mengenal lingkungan hidupnya. Dalam konteks hubungan
antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, istilah "tak kenal maka
tak sayang" adalah awal dari terjalinnya hubungan saling mencintai. Apa lagi,
di zaman sekarang ini hubungan seperti itu sudah umum terjadi di masyarakat.
Yaitu, suatu hubungan yang tidak hanya sekadar kenal, tetapi sudah
berhubungan erat dan saling menyayangi. Hubungan seperti ini oleh
masyarakat dikenal dengan istilah "pacaran". Istilah pacaran berasal dari kata
dasar pacar yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta
kasih. Istilah pacaran dalam bahasa Arab disebut tahabbub. Pacaran berarti
bercintaan; berkasih-kasihan, yaitu dari sebuah pasangan laki-laki dan
perempuan yang bukan mahram.
Pengertian pacaran adalah sebuah hubungan romantis atau suatu
hubungan hasil kombinasi antara passion, komitmen dan intimasi (perasaan
kedekatan secara fisik dan emosional). Hubungan pacaran berarti tahap untuk
saling mengenal antara seorang pemuda dan pemudi yang saling tertarik dan
berniat untuk mengadakan hubungan yang eksklusif (terpisah, sendiri,
istimewa). Dengan pengertian itu, berarti pacaran memang diarahkan untuk
suatu hubungan yang lebih lanjut, lebih dalam, dan lebih pribadi lagi. Ini tidak
boleh diartikan sebagai keharusan untuk melanjutkan. Pacaran dimaksudkan
sebagai situasi yang memungkinkan pasangan yang berelasi semakin dekat
dan akhirnya menemukan kecocokan satu sama lain untuk melanjutkan hidup
bersama dalam suatu hubungan resmi, baik pertunangan maupun perkawinan.
Sedangkan pengertian pacaran jarak jauh adalah bagaimana jarak, intensitas
dan frekuensi berkomunikasi terbatas dan tidak dapat bertatap muka secara
langsung
Pacaran mempunyai aturan main yang harus ditaati kalau pasangan
yang saling tertarik masih mau dianggap berpacaran. Aturan main itu secara
singkat adalah sebagai berikut:
1. Setuju untuk mengadakan hubungan yang khusus dan akan menghentikan
semua hubungan khusus dengan orang-orang lain dari lawan jenis.
2. Masih ingin saling kenal lebih jauh, tapi jelas masih ada hal-hal pribadi
yang hanya boleh diketahui oleh orang itu sendiri (masih punya rahasia).
7. Mengingat ciri-ciri dari hubungan pacaran ini, kita dapat melihat dan
menilai kembali apakah caraku berpacaran sudah merupakan pacaran
dalam arti yang paling pas, sehat, dan menggembirakan aku dan pacarku
saat ini dan kelak.
Selama ini tempaknya belum ada pengertian baku tentang pacaran.
Namun setidak-tidaknya di dalamnya akan ada suatu bentuk pergaulan antara
laki-laki dan wanita tanpa nikah.
Kalau ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran menjadi bagian dari kultur
Barat. Sebab biasanya masyarakat Barat mensahkan adanya fase-fase
hubungan hetero seksual dalam kehidupan manusia sebelum menikah seperti
puppy love (cinta monyet), dating (kencan), going steady (pacaran), dan
engagement (tunangan).
C. Pacaran dalam Perspektif Islam
Cinta kepada lain jenis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Karena
sebab cintalah, keberlangsungan hidup manusia bisa terjaga. Oleh sebab itu,
Allah Taala menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan kenikmatan bagi
penghuni surga. Islam sebagai agama yang sempurna juga telah mengatur
bagaimana menyalurkan fitrah cinta tersebut dalam syariatnya yang rahmatan
lil alamin. Namun, bagaimanakah jika cinta itu disalurkan melalui cara yang
tidak syar`i? Fenomena itulah yang melanda hampir sebagian besar anak muda
saat ini. Penyaluran cinta ala mereka biasa disebut dengan pacaran.
Agama Islam itu adalah agama yang tidak menentang fitrah manusia.
Islam sangat sempurna di dalam memandang hal semacam ini. Manusia
diciptakan oleh Allah SWT memiliki dorongan sek. Oleh karena itu, Islam
menempatkan syariat pernikahan sebagai salah satu sunah nabi-Nya.
Hubungan sepasang kekasih mencapai puncak kedekatan setelah
menjalin hubungan suami-istri. Dengan pernikahan, seseorang sesungguhnya
telah dihalalkan untuk berbuat sesukannya terhadap istri/suaminya (dalam hal
mencari kepuasan libido seksualnya: hubungan badan), asalkan saja tidak
melanggar larangan yang telah diundangkan oleh syariat.
Kita tidak menyangkal bahwa di dalam kenyataan sekarang ini
meskipun sepasang kekasih belum melangsungkan pernikahan, tetapi tidak
jarang mereka melakukan hubungan sebagaimana layaknya hubungan suami-
istri. Oleh karena itu, kita sering mendengar seorang pemudi hamil tanpa
diketahui dengan jelas siapa yang menghamilinya. Bahkan, banyak orang yang
melakukan aborsi (pengguguran kandungan) karena tidak sanggup menahan
malu memomong bayi dari hasil perbuatan zina.
Jika suatu hubungan muda-mudi yang bukan mahram (belum menikah)
sudah seperti hubungan suami istri, sudah tidak diragukan lagi bahwa
hubungan ini sudah mencapai puncak kemaksiatan. Sampai hubungan pada
tingkatan ini, yaitu perzinaan, banyak pihak yang dirugikan dan banyak hal
telah hilang, yaitu ruginya lingkungan tempat mereka tinggal dan hilangnya
harga diri dan agama bagi sepasang kekasih yang melakukan perzinaan. Selain
itu, sistem nilai-nilai keagamaan di masyarakat juga ikut hancur.
1 XII IPS. 1 44
2 XI IPS. 1 16
JUMLAH 60
Sumber data bagian tata usaha
Tiga table di atas menunjukkan jika siswa SMA PGRI tahun pelajaran
2016/ 2017 sebanyak 66,67 % siswa tidak memahami arti sebenarnya pacaran
dan hanya 33,33 % siswa yang memahami arti dari pacaran. Tabel di atas juga
menunjukkan sebanyak 30 % setuju terhadap praktek pacaran dan 70 % tidak
setuju adanya praktik pacaran. Hasil yang ketiga menunjukkan sebanyak
33,33% pelaku pacaran menjadikan lebih semangat sedangkan 66,67% siswa
merasa malas belajar ketika berpacaran.
A. Kesimpulan
Dari hasil dan kajian karya tulis ini dapat diajukan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Siswa SMA PGRI tahun pelajaran 2016/ 2017 sebanyak 66,67 % siswa
tidak memahami arti sebenarnya pacaran dan hanya 33,33 % siswa yang
memahami arti dari pacaran. Tabel di atas juga menunjukkan sebanyak
30 % setuju terhadap praktek pacaran dan 70 % tidak setuju adanya
praktik pacaran. Hasil yang ketiga menunjukkan sebanyak 33,33%
pelaku pacaran menjadikan lebih semangat sedangkan 66,67% siswa
merasa malas belajar ketika berpacaran.
2. Penanganan yang tepat terhadap fenomena pacaran ada 2, yaitu:
a. Bagi pelaku pacaran
Pacaran harus diarahkan kepada peningkatan kegiatan-kegiatan yang
menjadikan prestasi sekolah meningkat.
b. Bagi bukan pelaku pacaran
Bagi siswa yang tidak melakukan pacaran bukan berarti tidak ada
kegiatan lain. Siswa yang tidak pacaran harus memperbanyak
aktivitas, memperbanyak relasi baik sesame jenis maupun relasi
lawan jenis
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat penulis sarankan sebagai
berikut :
1. Seorang siswa harus pandai dalam menentukan keputusan berpacaran
atau tidak dengan menimbang-nimbang kemampuan diri dalam
mengarahkan pacaran tersebut.
2. Jika merasa pacaran tidak memberikan efek positif maka lebih baik tidak
melakukan pacaran dan mengalihkanya dengan menambah kegiatan
positif dengan tidak meninggalkan hubungan dengan lawan jenis.
DAFTAR PUSTAKA