Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PERGAULAN TERHADAP PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN REMAJA

Karya Tulis

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Dalam Menyelsaikan MA

Oleh :

AMIRUDDIN AGAM

No.Induk :

Kelas :XII IPS 1

MA MANBAIL FUTUH JENU


LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dibaca dan di setujui olehdisetujui oleh

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing Wali Kelas

Marsono, S.Pd. Drs.H.Dendy Julianto

Tanggal: ............................ Tanggal: ..............................

Guru Penguji 1 Guru Penguji 2

Eri Murniasih,S.Ag Reni Haerani,S.Pd M.Hum

Tanggal: ............................. Tanggal: ...............................

Kata Pengantar

II
Assalamu’alaikum WR.WB

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberika nikmat iman, nikmat islam
dan nikmat sehat untuk penulis. Berkat-Nya penulis dapat menyelsaikan karya
tulis yang berjudul Pengaruh Pergaulan Terhadap Pembentukan Kepribadian
Remaja yang dapat diselsaikan dengan baik.

Dalam menyusun karya tulis ini, penulis tidak akan bisa menyelsaikannya apabila
tidak ada bantuan tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu , penulis mengucap kan
terima kasih kepada :

1. Orang tua yang selalu memberikan semangat dan fasilitas untuk penulis
dalam menyelsaikan karya tulis ini.
2. Bapak Dendy Julianto, S.Pd. selaku wali kelas penulis yang selalu
mengingatkan penulis dalam membuat karya tulis ini.
3. Bapak Marsono, S.Pd. sebagai pembimbing yang selalu membimbing
penulis dalam menyelsaikan karya tulis ini sampai usai
4. Teman-teman Tjakra Co. yang selalu ada dan selalu membantu penulis
dalam menyelsaikan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya tulis


ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan partisipasi para pembaca dari
seluruh aspek tanpa terkecuali.Dengan melantunkan kritk dan saran yang
dapat membangun serta menyempurnakan karya tulis ini.Semoga karya tulis
ini bisa jadi hal yang bermanfaat bagi kita semua.

Wasslamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 20 November 2014

DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Identifikasi Masalah


1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Perumusan Masalah
1.5 Tujuan Pembahasan
1.6 Metode Penilitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Remaja
2.2 Pengertian Pergaulan
2.3 Pengertian Kepribadian

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Faktor – Faktor Pembentukan Kepribadian Remaja


3.2 Pengaruh Pergaulan Terhadap Pembentukan Kepribadian Remaja
3.3 Bagaimana Remaja Menyikapi Pergaulan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…
4.2 Saran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap manusia akan membutuhkan orang lain atau teman karena manusia
adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Selain keluarga teman
merupakan sosok yang dekat dengan seseorang selain keluarga. Untuk
memilki teman kita perlu bersosialisasi, untuk bersosialisasi kita harus
beradaptasi dengan lingkungan pergaulan yang baru agar dapat berinteraksi
dengan orang- orang baru yang akan menjadi teman kita. Namun , kita juga
harus memilih teman karena jika teman bergaul kita mempunyai kepribadian
yang buruk kita juga akan terjerumus menjadi pribadi yang buruk.

Dalam suatu pertemanan atau pergaulan pasti akan memberikan pengaruh


yang berbeda-beda, baik itu berdampak positif ataupun negatif, banyak hal yang
mempengaruhinya. Sama seperti hubungan pertemanan dikalangan pelajar, salah
satunya dalam pembentukan kepribadian seorang remaja. Pada masa peralihan
dari anak-anak menuju dewasa seorang remaja akan mencari jati dirinya dan
akan cenderung gampang terpengaruh oleh lingkungan sekitar dan pergaulannya,
teman merupakan faktor yang sangat memengaruhi karakteristik atau
kepribadian remaja, selain teman lingkungan , keluarga juga merupakan faktor
yang memengaruhi kepribadian remaja.

Lingkungan pergaulan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi


pembentukan kepribadian seorang remaja.Karena teman sepermainan atau teman
sebaya yang ada di dalam suatu lingkungan pergaulan adalah orang-orang yang
paling sering berinteraksi dengan seorang remaja.seperti teman sepermainan
yang sering bertemu untuk melakukan eksperimen baru yang merangsang jiwa
mereka.

Kepribadian “personality” berasal dari bahasa yunani kuno yaitu


prosopon atau persona yang berarti topeng dan biasa digunakan dalam
pertunjukan teater. Kepribadian mendasari atau menjadi penyebab kemunculan
perilaku individual, yang bersumber dari dalam diri , pengalaman , lingkungan
dan keluarga.
Teman bergaul yang berkepribadian baik juga akan membentuk
kepribadian yang baik untuk kita, contoh kita berada di lingkungan pergaulan
orang-orang yang rajin beribadah secara tidak langsung kita juga akan
terpengaruh menjadi orang yang rajin beribadah. Sedangkan, teman bergaul
yang buruk juga akan membentuk kepribadian yang buruk untuk kita, contoh
kita berada dilingkungan yang suka berjudi maka kita juga akan ikut berjudi.

Dengan beragamnya jenis pergaulan pada zaman sekarang, membuat para


remaja harus memilih lingkungan pergaulan. Karena, semua lingkungan
pertemanan atau pergaulan pasti akan membawa pengaruh bagi individu-
individu yang ada didalamnya. Yang dimaksud adalah individu-individu yang
ada di dalam lingkungan pertemanan akan mempengaruhi satu sama lain. Dalam
pembentukan kepribadian seorang remaja hal ini akan memberikan pengaruh
yang negatif bagi para remaja, setiap ada dampak negatif pasti akan ada dampak
positifnya.

Oleh karena itu, penulis akan membahas karya tulis yang berjudul
“Pengaruh Pergaulan Terhadap Pembentukan Kepribadian Remaja”. Penulis
memilih judul tersebut dengan maksud agar mengetahui dan mengenal
lingkungan pergaulan yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian
seorang remaja.Apa yang dilakukan remaja agar tidak terjerumus kelingkungan
bergaul yang buruk. Dan bagaimana remaja menjauhkan kepribadian mereka
yang buruk yang dapat mengakibatkan kenakalan remaja.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul pertanyaan-pertanyaan

yang muncul pada karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana suatu pergaulan dapat mempengaruhi pembentukan

kepribadian seorang remaja ?

2. Mengapa remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan bergaulnya ?


3. Apa peran keluarga dalam pembentukan kepribadian remaja ?

4. Apa pengaruh lingkungan bergaul yang buruk terhadap pembentukan

kepribadian seorang remaja?

5. Bagaimana remaja menyikapi lingkungan bergaul yang buruk ?

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis ingin membahas

bagaimana suatu lingkungan bergaul dapat mempengaruhi pembentukan

kepribadian remaja dan bagaimana cara remaja menghadapi pengaruh dari

lingkungan pergaulan tersebut.

1.4 Tujuan Pembahasan

Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang pergaulan

kelompok remaja, menbahas lebih dalam tentang kepribadian remaja dan apa saja

pengaruh pergaulan terhadap pembentukan kepribadian seorang remaja.

1.5 Pembatasan Masalah

Dalam karya tulis ini penulis hanya akan membahas remaja SMA dan

penulis akan membahas bagaimana kepribadian terbentuk,sebab-sebabnya,


dampak dari kepribadian yang buruk dan penulis akan membahas bagaimana

remaja menyikapi pergaulan yang buruk.

1.6 Metode Penulisan

Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menyelsaikan

karya tulis ini penulis akan menggunakan metode kajian pustaka.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Remaja

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal

anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga

12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula

pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang

dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti

pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya

suara.Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat

menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak

menghabiskan waktu di luar keluarga.

Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia

belasan tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi

dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang

lebih berpengalaman memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan

remaja menuju kedewasaan Remaja juga berasal dari kata latin "adolensence"

yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence

mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup

kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992).Remaja memiliki

tempat di antara anak-anakdan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan


anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua.Seperti yang

dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja

menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum

memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri

Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak

dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk

memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai

dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.

Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di

antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa

pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.

Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau

bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada

diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan

sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang

mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia

remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun

2.2 Pengertian Pergaulan

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu

dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok.


Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk

sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak

lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh

yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia

lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif

maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa

kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang

positif.Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas,

hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati

dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh

terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin

dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.

2.3 Pengertian Kepribadian

Kepribadian atau dalam bahasa Inggrisnya “personality” berasal dari

bahasa Yunani Kuno, yaitu prosopon yang artinya “topeng”. Seolah-olah, topeng

itu mewakili ciri karakter tertentu seperti topeng dalam drama. Konsep awal dari

personality adalah tingkah laku yang ditunjukan kepada lingkungan social dan

kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap orang lain (Schultz &

Schultz, 2005) . Setiap ahli teori memiliki pehaman dan istilah sendiri

mengenai kepribadian. Pada bagian ini, kita akan menjelaskan mengapa ada
begitu banyak perbedaan teori kepribadian. Meskipun berbagaidefinisi dan teori-

teori tersebut tidak berguna.Setiap teori menawarkan wawasan berupa pertanyaan

diri sendiri, dan masing-masing teori dapat membantu kita mengembangkan

jawaban kita sendiri. Gordon Allport mengklasifikasikan lebih dari lima puluh

definisi kepribadian yang berbeda. Menurutnya (dalam Engler,1995), kepribadian

adalah sesuatu yang nyata dalam seorang individu yang mengarah pada

karakteristik perilaku. Sementara itu, menurut Carl Rogers seorang ahli teori

kepribadian, ia mendefiniskan kepribadian atau “diri” adalah sesuatu yang

terorganisasi,berisikan pola persepsi tentang “aku” (self) atau “aku yang menjadi

pusat pengalaman individual” (Engler,1995). Adapun menurut Sigmund Freud,

kepribadian sebagian besar terdiri dari ketidaksadaran, tersembunyi, dan tidak

diketahui.

Kepridbadian mendasari penyebab perilaku individual yang bersumber

dari dalam diri dan pengalaman. Karenanya, kepribadian terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan : pertama, mengenai deskripsi kepribadian yang harus

mempertimbangkan ciri-ciri seseorang. Kita akan menggambarkan kepribadian

seseorang dengan cara membandingkannya dengan orang lain. Kedua , bagaiama

kita dapat memahami dinamika kepribadian, cara seseorang menyesuaikan diri

dengan situasi kehidupan, dan pengaruh budaya terhdap proses pemikiran. Dan

ketiga perkembangan kepribadian.

Faktor lingkungan merupakan salah satu yang memengaruhi pembentukan

kepribadian. Erik Erikson berpendapat bahwa tahapan bersumber dari pembawaan

(innate), tetapi lingkungan bergaulah yang menentukan cara untuk tahapan yang

berbasis genetic dicapai. Erikson percaya pengaruh dari kekuatan sejarah dan
social terhadap pembentukan ego. Maslow dan Rogers menyatakan bahwa

akutualisasi diri adalah sesuatu yang bersifat dari dalam (innate), tetapi mereka

mengakui bahwa faktor lingkungan akan mendorong atau sebaliknya menghambat

kebutuhan aktualisasi diri. Dan faktor lingkungan lah yang mempengaruhi

seorang remaja dalam pembentukan sifat, tindakan , perilakunya.


BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini penulis akan membahas bagaimana sebuah

pergaulan dapat memengaruhi pembentukan kepribadian seorang remaja.

Terdapat berbagai faktor yang bisa memengaruhi kepribadian seorang remaja baik

faktor internal maupun eksternal keduanya dapat mempengaruhi kepribadian

remaja dan pada bab pembahasan ini penulis akan membahas bagaimana remaja

menyikapi pengaruh pergaulan itu sendiri.

3.1 Faktor – Faktor Pembentukan Kepribadian Remaja

Pada sub-bab ini penulis akan menjelaskan faktor – faktor yang

mempengaruhi pembentukan kepribadian remaja .

a. Faktor Genetik

Dijelaskan bahwa sifat atau dimensi kepribadian merupakan

sesuatu yang diwariskan. Zuckerman menyatakan bahwa sifat

mencari sensasi pada mulanya dipengaruhi oleh faktor genetik.

Pembentukan kepribadian yang menekankan dampak dari faktor

genetik masih dianggap vital sampai saat ini. Banyak penilitan

yang menyatakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh faktor

bawaan. Meskipun dalam kenyataanya, prediposisi genetik

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan pergaulan. Terutama

ketika masa remaja.


b. Faktor lingkungan

Allport dan Cattell menyatakan pentingnya faktor linkungan

terhadap pembentukan kepribadian. Menurut Allport, meskipun

faktor genetik bahan dasar dalam pembentukan kepribadian, tetapi

lingkungan bergaulah yang membentuk bahan dasar tersebut

menjadi produk akhir. Dapat kita simpulkan lingkungan bergaul

merupakan tempat dimana yang sangat mempengaruhi

pembentukan kepribadian remaja.

c. Faktor Keluarga atau Pengasuhan

Freud berpendapat bahwa pengasuhan merupakan faktor yang

sangat berpengaruh kepada pembentukan kepribadian remaja.

Sejumlah penelitian menyatakan bahwa remaja yang dibesarkan

oleh orang tua yang hangat tapi tegas dalam mengasuh anaknya

(autoritatif) akan lebih kompeten dan matang dibanding dengan

anak yang dibesarkan oleh orang tua yang kasar, permisif,atau

tidak peduli. Orang tua yang autoritatif akan membuat remaja

mempunyai dasar yang kuat sehingga ia tidak mudah terpengaruh

oleh lingkungan bergaulnya. Keluarga mempunyai peran penting

dalam pembentukan kepribadian berdasarkan bagaimana seorang

remaja itu diasuh. Apabila dengan cara kasar maka ia akan merasa

ditolak oleh orang tuanya sehingga ia akan mudah terpengaruh

oleh pergaulannya yang membuat ia merasa nyaman.

3.2 Pengaruh Pergaulan Terhadap Pembentukan Kepribadian Remaja


Dalam sebuah lingkungan terdapat berbagai macam individu yang ada di

dalamnya. Untuk mewujudkan suatu hubungan, maka perbedaan – perbedaan itu

harus diolah agar menjadi sesuatu yang berhubungan. Maka diperlukan

penyesuaian diri anatara satu sama lain di dalam sebuah lingkungan pergaulan.

Diusia remaja yang sedang mencari jati diri ini, remaja dapat mudah

terpengaruh dengan apa yang ada disekitarnya. Seperti contoh, di dalam sebuah

lingkungan pergaulan seorang remaja dapat mudah terpengaruh oleh apa yang

biasa dilakukan oleh teman-teman di sekitarnya. Didalam pergaulan remaja hanya

memiliki dua cara dalam bertindak yaitu dengan menerapkannya di dalam dirinya

atau hanya menerima pengaruh-pengaruh tersebut tanpa melakukan apa-apa.

Dalam proses pembentukan kepribadian remaja akan membawa pengaruh buruk

apabila kita hanya mengandalkan apa yang ada disekitar kita tanpa bisa

menanggapi pengaruh apa yang ada di dalam lingkungan pergaulan tersebut. Jika

pengaruh baik yang diberikan lingkungan tersebut maka kita harus tetap bertahan

di dalam lingkungan tersebut.

Namun, jika di suatu lingkungan memberikan pengaruh buruk, diri kita

sendiri yang harus membatasi hal-hal apa saja yang dapat kita terima dan kita

terapkan, dan hal-hal apa saja yang harus kita buang karena sudah menyimpang

dari moral yang ada dan bisa mengakibatkan kenakalan remaja. Apabila, kita

mudah terpengaruh kita tidak sadar apa yang telah masuk ke diri kita. Terkadang

remaja berfikir apa yang ia lakukan bersama teman bergaulnya adalah hal yang

menyenangkan meskipun itu sudah menyimpang dari norma yang ada. Lama-

kelamaan remaja akan terpengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik


sehingga ia akan menjadi pribadi yang buruk. Karena kepribadian terbentuk

karena hal-hal yang biasa kita lakukan.

Faktor internal yang membuat remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan

pergaulannya ada rasa ingin diterima oleh lingkungan bergaulnya. Ketika remaja

baru memasuki suatu lingkungan pergaulan, ia harus bisa beradaptasi agar dapat

berinteraksi. Terkadang saat remaja menemukan kebiasaan-kebiasaan baru dalam

diri temannya ia akan berfikir bahwa hal itu menarik dan akhirnya secara tidak

langsung remaja menanamkan hal itu dalam dirinya yang akhirnya dapat merubah

kebiasaanya atau bahkan menumbuhkan kebiasaan baru.

Faktor eksternal yang membuat remaja mudah terpengaruh oleh pergaulan.

Biasanya, faktor pengasuhan yang kurang baik oleh orang tuanya sehingga remaja

merasa ditolak atau diabaikan oleh orang tuanya. Apabila remaja sudah

mempunyai perasaan seperti itu, maka ia akan mencari sosok yang selalu

mendengarkannya, akibatnya remaja akan mudah terpengaruh oleh pergaulannya.

Akan sangat berbahaya apabila remaja tidak memiliki dasar atau pendirian yang

kuat, yang seharusnya ditanamkan sewaktu ia diasuh oleh orangtuanya.

Pengaruh positif, remaja akan bertemu dengan hal-hal yang dianggap

membosankan dan tidak menarik. Namun, di dalam suatu lingkungan bergaul

pasti ada seseorang remaja yang memiliki kemampuan interaksi yang baik

sehingga banyak teman-temannya mudah terpengaruh olehnya. Seorang remaja

harus dapat membuat teman-temannya yang memiliki kebiasaan yang kurang baik

untuk menjadi tertarik juga terpengaruh untuk melakukan dan membiasakan diri

dengan hal-hal yang baik. Ini merupakan contoh pengaruh pergaulan yang baik,
dengan adanya pengaruh yang baik tidak memungkinkan seorang remaja akan

tumbuh menjadi kepribadian yang baik dan tidak akan menyimpang moral yang

ada.

Pengaruh negatif terkadang selalu ada di lingkungan pergaulan. Seorang

anak yang memiliki kepribadian,kebiasaan,pemikiran dan hailnya yang baik jika

memasuki lingkungan bergaul yang buruk. Dapat terpengaruh oleh nilai-nilai

negatif yang ada di lingkungan bergaul tersebut. Segala kebiasaan baik yang

menumbuhkan ia menjadi pribadi yang baik dapat tercampur oleh sebuah

pengaruh yang negatif yang baru saja diterimanya. Sebenarnya, tanpa melakukan

apapun atau melakukan penolakan remaja secara tidak sadar telah terpengaruh

oleh hal-hal yang ada disekitarnya. Sehingga tanpa disadari hal-hal tersebut telah

diterapkan ke dalam diri kita secara tidak sadar karena melihat suatu kebiasaan

orang lain. Tidak hanya kebiasaan yang dapat terpengaruh, pola pikir seseorang

juga dapat terpengaruh akibat lingkungan pergaulan.

3.3 Bagaimana Remaja Menyikapi Pergaulan

Pada dasarnya seorang remaja menerima pergaulan yang baru

adalah hal yang wajar. Karena hal tersebut merupakan pembelajaran dan

adaptasi bagi remaja untuk memasuki lingkungan bergaul yang baru, hal

ini juga penting bagi remaja untuk membedakan nilai yang positif dan

negative. Pengaruh tersebut harus diseleksi dengan baik. Dan sangat perlu

peran keluarga untuk mengawasi dan membimbing agar remaja tidak

menjadi pribadi yang buruk. Untuk menghindari kepribadian yang buruk

akibat pergaulan yang kurang baik seorang remaja harus mempunyai


pendirian yang kuat, ilmu agama yang kokoh hal ini tidak akan bisa

didapat jika tidak ada peran dari orang tua itu sendiri. Memperkuat

keyakinan dan kepercayaan diri sendiri juga harus tetap ada di dalam diri

remaja jika dihadapkan oleh salah satu pengaruh yang kurang baik dari

lingkungan pergaulannya.

Pengaruh pergaulan yang buruk terhadap pembentukan kepribadian

remaja akan membuat remaja menjadi pribadi yang buruk sehingga

kepribadian yang buruk dapat menyebabkan munculnya kenakalan remaja

karena kepribadian terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan yang ada dan

kebiasaan seorang remaja didasarkan oleh lingkungan sekitarnya.

Apabila kebiasaan tersebut nyatanya akan membawa pengaruh

yang buruk, remaja wajib menghindari dan menolak dengan tegas atau

meninggalkan pergaulan tersebut. Dengan meninggalkan pergaulan yang

buruk bukan berarti seorang remaja tidak akan memiliki teman atau

bahkan kesepian. Dengan hanya beradaptasi dengan lingkungan sekitar,

remaja tersebut pasti akan menemukan suatu lingkungan bergaul yang

akan memberikan pengaruh baik untuk dirinya.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Lingkungan pergaulan ini dapat dipastikan akan memberikan pengaruh

kepada remaja. Lingkungan pergaulan akan berdampak pada kebiasaan diri

remaja yang kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya akan menjadi dasar untuk

pembentukan kepribadian remaja. Pengaruh yang diberikan aka nada dua macam

yaitu pengaruh yang positif dan pengaruh yang negatif. Agar remaja dapat

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Saat seorang remaja mendapatkan pengaruh positif yang didapat dari

lingkungan pergaulan seorang remaja harus menerapkan hal tersebut di dalam

dirinya agar terbiasa menerima hal yang baik meski awalnya akan terlihat

membosankan dan tidak menarik. Namun, terkadang tanpa disadari karena sudah

terbiasa dengan lingkungan disekitarnya yang sering melakukan kebiasaan baik

soerang remaja juga akan menirukan atau mengikuti kebiasaan baik tersebut.

Pada akhirnya seorang remaja akan menerapkan baik ini ke dalam dirinya karena

teman sekitarnya melakukan kebiasaan yang sama.

Sebaliknya, jika remaja menemukan sebuah pengaruh negatif di dalam

lingkungan pergaulannya seharusnya remaja tidak menerapkan hal itu ke dalam

dirinya. Remaja harus menghadapi pengaruh ini dengan sikap yang dewasa. Jika

teman di lingkungan pergaulannya memiliki kebiasaan yang buruk, seorang


remaja hanya cukup menerima dan mengetahuinya agar dapat membedakan baik

dan buruk dan jika perlu seorang remaja harus meninggalkan lingkungan yang

buruk agar tidak terjerumus ke dalam kenakalan remaja. Jika seorang remaja

menerapkan pengaruh buruk ke dalam dirinya ia harus memikirkan dampak apa

yang akan ia terima jika menerapkan hal tersebut ke dalam dirinya. Remaja harus

memiliki pendirian yang ditanamkan di dalam dirinya agar tidak mudah

terpengaruh dengan dampak negatif yang ada disekitarnya.

Pengaruh negative dari lingkungan pergaulan dapat dicegah. Sikap

seorang remaja dalam menghadapi dapat berpengaruh besar. Ada dua cara untuk

menghadapi pengaruh buruk yang ia dapat. Pertama, menolak dengan tegas

berbagai pengaruh buruk yang ia terima dan hanya menerimanya tanpa berbuat

apa-apa karena menghargai teman disekitanya yang sudah terbiasa dengan

kebiasaan buruk tersebut. Yang kedua, menerima lalu menerapkan hal tersebut ke

dalam dirinya yang akhirnya akan berpengaruh ke dalam kebiasaan remaja

tersebut. Untuk jenis remaja yang kedua, biasanya ia mudah terpengaruh karena

tidak punya pendirian yang kuat. Selalu ingin mencoba juga dapat menjadi salah

satu penyebabnya.

4.2 Saran

Sebagai seorang remaja yang akan memasuki kehidupan dewasa,

remaja harus memiliki pendirian yang kuat dan pemikirian yang dewasa.

Dengan pemikiran yang dewasa, seorang remaja harus memikirkan jauh

ke depan ketika menemukan sesuatu pengaruh yang kurang baik. Diri

sendiri yang harus memulai untuk memikirkan hendak menjadi apa diri

kita dikemudian hari. Perkembangan diri kita di usia remaja cukup


kehidupan kita kelak, akan menjadi suatu awal yang baik jika sedari dini

kita selalu menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri kita. Tidak aka

nada kerugian dari sesuatu yang positif.

Ketika kita dihadapkan dengan sebuah lingkungan dengan

kebiasaan yang baik cobalah untuk tetap bertahan di dalam lingkungan

pergaulan itu. Pada awalnya mungkin akan dirasa tidak nyaman karena

adanya perbedaan kebiasaan. Namun, cobalah untuk mengikuti alur

tersebut. Karena alur itu akan membantu kita untuk berjalan kearah yang

lebih baik.

Sedangkan jika anda sudah memasuki suatu lingkungan pergaulan

yang kurang baik, cobalah untuk membentengi diri sendiri. Jangan biarkan

ada sebuah celah untuk hal negative tersebut masuk dan mengganggu

perkembangan kepribadian diri anda. Hal ini tidak akan berguna selain

untuk kesenangan sesaat yang tidak bermakna. Seorang remaja yang telah

terpengaruh oleh kebiasaan-kebiasaan negative bukanlah jati diri

sebenarnya dari individu tersebut. Berusahalah agar dapat kembali sebagai

seorang yang baik dan perbaiki diri sendiri.

Bagi seorang remaja memang wajar kalau ingin mengetahui hal-hal

baru yang mungkin bersifat negatif, karena hal tersebut termasuk kedalam

tahap pembentukan kepribadian seorang remaja agar mengetahui baik dan

buruk. Tetapi, jangan menanamkan suatu kebiasaan buruk kepada diri

sendiri jika sebelumnya anda tidak pernah mendapatkan hal itu. Hal

tersebut, tidak ditanamkan kepada diri anda karena memang tidak

seharusnya.
Dalam menghadapi berbagai pengaruh di dalam proses

pembentukan kepribadian, kita harus bersikap tegas terhadap segala hal.

Dengan memiliki keteguhan hati, percaya diri, ketegasan dan keyakinan

maka kita akan selamat dari pengaruh buruk yang ada disekitar kita. Jika

memang tidak mau, kita tidak perlu meninggalkan suatu lingkungan

pergaulan walaupun di dalamnya terdapat individu-individu yang

memiliki kebiasaan buruk. Tetap berada di dalamnya bukanlah merupakan

sebuah masalah. Kita dapat mjembantu teman-teman kita yang berada

dalam lingkungan pergaulan tersebut, agar meninggalkan kebiasaan-

kebiasaan yang kurang baik dan kembali atau memulai untuk

membiasakan diri kepada sesuatu yang positif

DAFTAR PUSTAKA

Artanis. 23 November 2009. “Perkembangan Diri Manusia”, dalam

forum.indowebster.com

Ismanto, Zainul. 20 April 2011. “Konsep Teori dalam Remaja” ,

www.dokumenqu.blogspot.com

Noer, Maz. 11 Juni 2014. “Perkembangan Sosial Remaja” ,

humansyaharuddin.blogspot..com

Vivi, Riyani. 17 April 2012. “Pergaulan Remaja dan Perkembangan Diri” , dalam

www.godangisina.com

Anda mungkin juga menyukai