Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA

CARA BERGAUL YANG BAIK

DOSEN PENGAMPU:

Ferdinand S. Halomoan Pakpahan. S.Th.

DISUSUN OLEH:

Adiska T Pakpahan (08051282328055)

Cyntia R Pangaribuan (07011282328154)

Natalia M Nababan (07011282328116)

Putri Lumbantoruan (07011182328018)

Ratna Yosefin Eurolia (07011282328147)

Tegar V P Aritonang (07011182328152)

Yerico H Nainggolan (08051282328037)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR....................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1. Menelusuri Konsep Seni Bergaul........................................................................................................5
2.2. Menjadi Sahabat Sejati.....................................................................................................................7
2.3. Mengenali Sumber Alkitab Tentang Pergaulan......................................................................................8
2.4. Membangun Argumen Tentang Suka dan Duka Pergaulan......................................................................10
2.5. Mendeskripsikan Tahap-tahap Pergaulan............................................................................................11
BAB III. PENUTUP.................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan................................................................................................................................13
3.2. Saran.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14
KATA PENGANTAR

Syalom puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Bapa Yang Di Surga karena atas segala berkatnya sehingga
makalah ini yang berjudul “Cara Bergaul Yang Baik” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucap
syukur kepada Bapa Yang di Surga karna berkat-Mu lah ya Bapa, Yang membawa kita umatnya dari dunia yang tidak
perpengetahuan ke dunia yang berilmu pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf
sebelumnya kepada para pembaca. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman
bagi para pembaca. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang
yang kami sampaikan pada materi ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan umumnya bagi kita
sebagai Mahasiswa.

Palembang, 5 November 2023


BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Setiap orang ingin dikasihi dan diperhatikan oleh orang lain. Misalnya kalua dia dikasihi atau diperhatikan pastilah
dia merasa senang. Dikasihi dan diperhatikan merupakan kebutuhan setiap manusia. Hubungan seseorang dengan yang
lain harus disertai dengan sifat tolong-menolong. Suatu saat kita mungkin akan bertemu lagi kepada sahabat sahabat yang telah
menolong kita, mengasihi, dan memberi perhatian kepada kita.
Bayangkan kalau kita tidak diperhatikan oleh orang lain lalu apa yang terjadi. Hakekat manusia tidak
terpisahkan dengan orang lain atau sesamanya dan tanpa orang lain kita tidak bisa hidup. Tuhan menyatakan supaya kita
sebagai orang-orang Kristen harus tolong menolong. Langkah tolong menolong ini diawali dengan pergaulan dengan
sesame. Rasanya sulit menolong orang lain yang tidak dikenali. Oleh karna itu persahabatan sangat diperlukan dalam
kehidupan manusia.
Sahabat merupakan kata yang tidak asing dalam kehidupan manusia. Sudah barang tentu setiap orang akan
membutuhkan dan senantiasa berusaha mendapatkan sahabatkan bahkan jika seseorang mendapatkan sahabat yang baru
pastilah akan dipelihara persahabatan itu. Tuhan sudah membuat aturan bagi manusia untuk mendapatkan persahabatan. Bagi
orang Inggris, arti seorang sahabat diungkapkan dalam sebuah pepatah; afriend in needs a friend indeed, artinya sahabat
sejati ialah sahabat yang selalu siap menolong ketika seseorang memerlukannya.
Yang menjadi permasalahan adalah seringkali mahasiswa Kristen tidak mengerti atau tidak tau dengan siapa dia harus
bersahabat. Faktor ketidakmengertian ini mengakibatkan pergaulan yang buruk. Pergaulan yang buruk akan mendatangkan hasil
atau pengalaman yang tidak baik. Dalam penelitian ini akan dibahas cara bergaul yang baik menurut Iman Kristen.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1. Bagaimana konsep dari pergaulan yang baik?


2. Bagaimana caranya menjadi sahabat sejati?
3. Apa saja ayat alkitab yang mendukung pergaulan?

1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disajikan diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1. Mengetahui bagaimana konsep pergaulan yang baik


2. Mengetahui caranya menjadi sahabat sejati
3. Mengetahui ayat alkitab yang mendukung untuk pergaulan yang baik
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri Konsep Seni Bergaul


Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa hubungan dengan orang lain. Oleh sebab itu, adanya individu- individu lain
merupakan suatu keharusan. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang selalu akan hidup dalam suatu hubungan
keterikatan dengan manusia lainnya agar dapat mencapai taraf tingkah laku manusia. Dalam perkembangannya usia, pola
hubungan seseorang juga berkembang. Pola itu adalah pola pada usia remaja dan terus bertahan sampai lanjut usia. Dan pola
itu terdiri dari lima dimensi, yaitu:
 Demensi persamaan, kita memilih teman yang mempunyai persamaan dalam kepribadian, nilai-nilai
hidup, prilaku, minat dan latar belakang.
 Dimensi timbal balik, kita mencari teman yang bias saling mengerti, saling percaya, saling mengakui
keunggulan dan saling memaklumi kelemahan masing-masing.
 Dimensi kecocokan, kita berteman karena merasa cocok dan senang berada bersama dia.
 Dimensi struktur, kita mencari teman yang berjarak dekat, mudah dihubungi dan bias langgeng.
 Dimensi model, kita berteman karena kita respect dan mengagumi kepribadiannya.

Ada 7 tahapan dalam perkembangan kemampuan, kematangan dan kebutuhan, pola hubungan antar orang
berkembang:
1. Tahap Bayi
Bayi pada usia setahun terheran heran melihat bayi lainnya, karena biasanya mereka melihat orang dewasa.
Mereka bergaul dengan bayi lainnya dengan cara meraba, menyentuh atau memukul dan ikut menangis ketika temannya
menangis. Menjelang usia 2 tahun ia mulai menghibur temannya dengan cara membelai atau memberikan mainan.
2. Tahap Anak Kecil (3-6 tahun)
Pada tahap ini ia hanya melihat dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri seperti membandingkan apa yang dia
miliki dengan apa yang dimiliki temannya. Pada tahap ini juga berdampak sekali pengaruh dari orang tua seperti jika anak
mendapat cukup kehangatan, pujian, dan perlakuan baik dari orang tua akan lebih terbuka dan berprakarsa saat mendekati
temannya dan bahkan sebaliknya.
3. Tahap Anak Besar (6-12 tahun)
Pergaulan dengan teman pada tahap ini akan membentuk kepribadian kita. Contohnya ketika ada teman yang lebih
pandai, apakah kita akan malah iri atau mendengki ?. Disinilah letak faedahnya bersekolah. Anak mendapat ilmu secara
pribadi di rumah, mungkin akan menjadi orang dewasa yang hipersensitif terhadap ejekan, perlakuan iseng dan persaingan, atau
menjadi orang dewasa yang malah selalu ingin menang sendiri, sulit bergaul maupun bekerjasama.
4. Tahap Remaja dan Pemuda (12-25 tahun)

Pada tahap ini kita membentuk jati diri sambil menjauhkan diri dari pengaruh orang tua, sehingga pengaruh
teman lebih dominan. Tanpa teman kita merasa kurang percaya diri. Demi memelihara persahabatan
kita meniru perbuatan dan menaati seluruh suruhannya. Akibatnya kita kurang kritis dalam memilih teman. Kita mengalami
sejumlah ambivalensi.
5. Tahap dewasa muda (25-40 tahun)

Pada tahap ini jumlah teman memuncak karena teman di lingkungan kantor, gereja dan perumahan.
Biasanya pada tahap ini kita sulit mempunyai intimasi karena tidak mau mencampuri urusan pribadi teman.
6. Tahap Dewasa (40-65 tahun)
Pada tahap ini kita cenderung sibuk dengan kepentingan sendiri, karena kita berada di puncak karier. Kita tidak
mendapat banyak teman baru, kecuali tetangga atau teman organisasi.
7. Tahap Usia Lanjut
Pada tahap ini jumlah teman semakin berkurang namun mutu persahabatan menjadi lebih matang dan murni. Teman
yang seumuran kita, kita bisa saling merasakan dan menopang dalam suka maupun duka. Sedangkan teman yang
lebih muda bisa jadi sumber hikmat dan bijak dalam menghadapi persoalan sehari hari, karena kita telah mengalami itu
semua.
Untuk meningkatkan seni bergaul kita harus memperhatikan beberapa pedoman berikut:
1. Pergaulan pada setiap individu perlu adanya keterbukaan diri.
2. Melihat seseorang sebagaimana Tuhan memandangnya.
3. Mengenal individu lain sebagai seorang individu yang lain yang tidak sama dengan diri kita sendiri,
4. Mengerti bahwa individu lain memiliki ciri khas sifat khusus dan latar belakang masing-masing.
5. Memerhatikan orang lain dalam berbagai keadaan.
6. Ambilah waktu untuk bersahabat dengan dia dan biarkan dia berbicara tentang kepribadiannya dan
problema hidupnya.
7. Memahami faktor psikologis yang mendorong kelakuannya.
8. Berusaha untuk menghindari sifat atau sikap yang kurang menyenangkan seseorang.
9. Perbuatlah apa yang menurut pendapat anda harus diperbuat orang lain kepada anda.
10. Setiap orang mendambakan sebuah pujian.
11. Hindari perbantahan yang sia sia.
12. Jangan merusak kesenangan orang lain.
13. Bersahabatlah dengan pemuda pemudi yang akan membawa anda ke kehidupan yang lebih baik.
14. Pupuklah rasa humor, humor disini haruslah humor yang tetap mengutamkan sopan santun tanpa
menyinggung perasaan orang lain.
Ada beberapa cara yang dapat menolong anda mendapatkan sahabat dengan mudah
1. Memusatkan perhatian anda pada orang lain. Pikirkan bagaimana anda dapat menolong mereka, dan pada saat
berbicara jangan membicarakan diri anda. Tunjukkan anda menikmati kehadiran mereka.
2. Menghargai orang lain. Perlakukanlah orang lain sebagai gambar dan rupa Allah yang sama dengan anda, dan tidak
ada pembedaan kasta ataupun sejenisnya dan hargai mereka sebagai ciptaan Allah.
3. Mengubah cara berpikir tentang orang lain. Kecurigaan dan selalu berpikiran negative terhadap orang lain adalah
senjata paling ampuh memutus tali persahabatan.
4. Mencari orang yang terlantar dan sedih.

Tuhan Yesus Kristus mengajar para pengikut-Nya “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu” (Matius 5:44). Bagaimana perntah ini terwujud dalam kehidupan kita sehari hari sebagai pengikut pengikut Yesus
Kristus? Berikut adalah cara praktis yang dapat menolong Anda bersahabat dengan seteru:
1. Pusatkanlah perhatian Anda pada bagaiman anda dapat menolong mereka. Bantulah musuh anda dan lakukanlah itu
seperti anda melakukannya bagi Tuhan. Selanjutnya, pikirkanlah tentang bagaimana anda dapat memupuk
persahabatan anda dan berpikir tentang manfaat atau keuntungan yang anda harapkan dari persahabatan anda
dengan dia.
2. Daftarkanlah kebaikan-kebaikan yang anda lihat dari orang yang kurang menyenangkan hati anda. Setiap manusia
yang diciptakan Tuhan mempunyai kebaikan.
3. Bawalah mereka yang pernah menyakiti hati anda kepata Tuhan dalam doa. Mengucap syukurlah kepada Tuhan atas
apa yang menyenangkan dalam pribadi mereka serta memohon berkat dan pertolongan Tuhan bagi mereka.
Kemudian, nikmatilah sukacita dari Tuhan, Anda telah taat kepada firman Tuhan untuk mengasihi musuh
anda

2.2. Menjadi Sahabat Sejati


Sahabat adalah sebuah kata yang tidak asing dalam hidup manusia. Kata ini mempunyai makna yang sangat
mendalam. Setiap orang pasti membutuhkannya dan senantiasa berusaha mendapatkan sahabat, bahkan bila orang tersebut
telah memilikinya, ia akan senantiasa memeliharanya. Menjadi sahabat bagi orang lain dan mempunyai seorang sahabat
adalah sesuatu yang sangat berarti dan berharga dalam hidup seseorang, karena memang Sang Pencipta menata manusia untuk
hidup bersama dengan orang lain.
Bagi orang Inggris, arti seorang sahabat diungkapkan dalam sebuah pepatah: afriend in need is a friend indeed,
artinya sahabat yang sejati ialah sahabat yang selalu siap menolong ketika seseorang memerlukannya. Alasan utama mengapa
orang sulit menjalin persahabatan adalah kenyataan bahwa mereka tidak pernah benar benar menerima diri mereka sendiri.
Jika kita tidak menerima diri kita sendiri, kita akan mendapatkan kesulitan untuk menerima orang lain, dan kebiasaan
negative ini akan terancam dalam hubungan kita. Untuk membangun persahabatan ada 7 prinsip berikut yang perlu
diperhatikan:
1. Perhatikan setiap orang baru di sekitar anda.
2. Kembangkan ekspresi yang membuat suasana ceria.
3. Berlatih menyapa orang dengan nama.
4. Jangan congkak dan merasa lebih baik dari orang lain.
5. Menjadi pendengar yang baik.
6. Ajukan pertanyaan yang tepat.
7. Hendaknya sopan santun dalam setiap bertingkah laku.

Persahabatan yang baik berawal dari perkenalan dengan orang yang memiliki suatu persamaan dengan kita. Ada daya
tarik timbal balik. Anda senang berada bersama sama dengannya. Anda merasa orang lain itu menyenangkan, memberi
dorongan dan menyegarkan. Anda melihat dia mau mendengarkan anda, memberi dorongan yang tepat kepada anda.
Persahabatan pun tumbuh. Persahabatan itu butuh waktu. Jika anda berpikir untuk menjalin persahabatan, ketahuilah bahwa
tidak semua orang ingin menjadi sahabat anda. Orang mempunyai kebebasan untuk membuat pilihan itu. Jikalau anda
berusaha memaksakan sebuah persahabatan, akan timbul masalah. Persahabatan harus tercipta dengan sukarela, dan adapun
ciri persahabatan yang baik seperti:
1. Persahabatan yang baik tidak mementingkan diri sendiri. Amsal 17:17 mengatakan bahwa “seorang sahabat
menaruh kasih setiap waktu”. Seorang sahabat berkata,” Aku mengasihimu jika. ”atau” Aku mengasihimu bila. ”
Bukan sahabat seperti yang dilukiskan oleh Alkitab. Tapi sahabat sejati akan berkata “Aku mengasihimu setiap
waktu” Kasihku tidak bersyarat dan tidak mementingkan diri sendiri.
2. Persahabatan sejati bersifat teguh.
3. Persahabatan sejati bersedia berkorban
4. Persahabatan sejati bersifat menyucikan. Amsal 27:17 berkata, “Besi menjamin besi, orang menajamkan sesamanya”.
Sahabat sejati akan menjadikan anda orang yang paling baik. Persahabatan sejati membuat hidup anda lebih giat. Anda
akan menjadi orang yang lebih baik dan lebih berguna karena persahabatan itu. Persahabatan sejati tidak akan
menumpulkan kerohanian anda. Seorang sahabat sejati adalah orang yang cukup peduli sehingga ia akan menegur
anda bila anda salah. Alkitab berkata dalam Amsal 27:6, “Seorang kawan memikul dengan maksud baik, tetapi
seorang lawan mencium secara berlimpah limpah.”

Kita harus membangun persahabatan dengan orang orang yang non kristen juga. Ini hendaknya tidak
merupakan hubungan dengan maksud penginjilan (persahabatan demi satu jiwa), melainkan persahabatan karena kita benar
benar mengasihi orang orang tersebut tanpa memandang agama. Namun, dalam menjalin persahabatan ada baiknya
persahabatan tersebut tidak menjauhkan kita dari Tuhan melainkan sebaliknya.

2.3. Mengenali Sumber Alkitab Tentang Pergaulan


Simaklah 1 Korintus 5:9-11. Dalam 1 Korintus 5:9-11 tersebut, Paulus melarang jemaat di Korintus untuk bergaul
dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu. Menurut Anda, mengapa Paulus melarang
jemaat di Korintus untuk bergaul dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu. Apa
maksud dan makna perkataan Paulus yang terdapat dalam 1 Korintus 5:9-11 “dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya
kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya
dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian
kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang
kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara,
adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah
kamu sekali-kali makan bersama-sama.” “Jangan dipengaruhi oleh orang-orang lain” adalah nasihat yang sia-sia.
Setiap orang dipengaruhi oleh orang-orang lain, yang menjadi masalah ialah orang-orang macam apa yang
memengaruhi kita. Selain itu, yang menjadi masalah ialah bagaimana kita dipengaruhi. Kita perlu bergaul dengan orang-
orang yang dapat menolong kita mengembangkan suatu pandangan hidup yang lebih luas, lebih manusiawi dan lebih sesuai
dengan kehendak Tuhan.Kita juga perlu mempunyai suatu integritas yang tidak diombang-ambingkan oleh setiap pengaruh,
suatu pendirian yang sekaligus terbuka dan teguh.”
Ada 2 bahaya yang menyangkut hubungan kita dengan teman-teman kita. Bahaya pertama adalah
keeksklusifan, yaitu kecendrungan untuk menolak orang orang dari kalangan tertentu. Mungkin orang itu ditolak karena suku
bangsanya, kemiskinannya, dianggap bodoh atau terlalu pintar, atau karena alasan yang lain. Sikap eksklusif ini merugikan baik
orang yang menolak maupun orang yang ditolak. Allah bekerja untuk mempersatukan orang orang. Ia mengasihi semua orang.
Kasih kita perlu mencerminkan kasih Allah yang sangat inklusif itu. Orang Kristen perlu menerima dan mengasihi sebanyak
mungkin orang, bukan menolak mereka. Terutama orang Kristen perlu mengasihi orang-orang yang dianggap hina oleh
masyarakat. Yesus bergaul dengan orang-orang yang dibenci oleh kebanyakan orang dalam masyarakat-Nya. Kalau kita
yakin bahwa kita diterima dan dikasihi oleh Allah, kita tidak usah mengangkat harga diri kita dengan menganggap orang
lain rendah. Bila kita ditolak oleh orang lain, kita bisa merasa yakin bahwa kita masih diterima dan dianggap penting oleh
Tuhan.
Bahaya kedua yang menyangkut hubungan kita dengan teman teman ialah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan
pendapat dan perbuatan yang tidak baik. Sering orang-orang ku membenarkan suatu perbuatan yang diragukan benar salahnya
dengan berkata, “Semua orang berbuat demikian”. Kalau kebanyakan orang dalam kalangan berbuat demikian,
seseorang akan dianggap kolot bila ia bekata “Aku tidak boleh berbuat demikian”. Sangat sukar untuk berdiri sendirian
berlawanan dengan tekanan tekanan dari orang lain, Karena itu, kita memerlukan teman-teman yang juga berusaha
untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka dapat menolong kita menggumuli masalah-masalah dan menentang
godaangodaan yang kita hadapi. Beberapa prinsip pergaulan yang berdasarkan kasih Kristus dan yang sesuai dengan kebenaran
Alkitab adalah sebagai berikut:
 Kemuliaan bagi Allah. Motif tertinggi yang patut dimiliki orang yang menyebut dirinya anak-anak Allah ialah
melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Allah. Didalam 1 Korintus 10:31 dikatakan, “jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah semua itu untu kemuliaan Allah, “Selain itu, dalam Kolose 3:23 dikatakan, “Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
 Demi kebaikan orang lain. Dalam 1 Korintus 10:24 dikatakan. “Jangan seorangpun yang mencari
keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap tiap orang mencari keuntungan orang lain, “jadi dalam pergaulan
kita tidak boleh merugikan sesame, melainkan melakukan sesuatu yang mendatangkan berkat bagi sesama.
 Kebaikan bagi diri sendiri. Dalam 1 Korintus 10:23 dikatakan “Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan
segala sesuatu bergua. Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu
membangun. “Manusia memang boleh dan dapat kita lakukan, berguna bagi sesame dan diri kita sendiri, Oleh karena
itu, kalu hendak melakukan sesuatu hendaklah yang bermanfaat bagi manusia.
 Saling mempercayai
 Saling menghargai
 Saling mengasihi. Kasih yang benar adalah kasih yang berasal dari Kristus. Kasih seperti itu terlihat dari sifat
tenggang rasa, tidak suka perhitungan dengan teman, tahan diri untuk tidak selalu membicarakan diri sendiri, rela
berkorban dan suka mengalah untuk menang. Dalam hidup ini banyak sekali hal yang indah. Agaknya, salah
satu yang paling indah adalah persahabatan seperti orang lumpuh dalam Injil Markus 2:1-12. Pada saat Tuhan
Yesus sedang mengajar tiba-tiba terjadi gangguan yang mengejutkan, secara tiba-tiba ada tilam diturunkan dengan
tali dari atas atap. Di tilam itu terbaring seorang lumpuh. Orang lumpuh itu digotong oleh empat orang
kawannya untuk disembuhkan oleh Tuhan Yesus.

2.4. Membangun Argumen Tentang Suka dan Duka Pergaulan


Oleh para ahli sosiologi, pergaulan disebut interaksi. Interaksi bisa bersifat luas (bergaul dengan banyak orang) atau
bersifat frekuen (sering bergaul dengan orang). Dua orang yang bersahabat secara kental tidak bergaul secara luas tetapi frekuen
sedangkan seorang ekstrovert bergaul secara luas tetapi hanya sebentar saja. Sejak dilahirkan manusia memang sudah
mempunyai naluri untuk hidup berkumpul dengan orang-orang lain. Bahkan pada suatu saat orang tadi dipisahkan dari
orang- orang lain, kemungkinan besar keseimbangan jiwanya akan mengalami gangguan. Manusia mempunyai naluri
untuk hidup berkumpul dengan orang-orang lain. Karena memang manusia itu tidak diperlengkapi dengan alat-alat yang
cukup untuk dapat hidup sendiri di dunia. Oleh karena itu, gejala yang wajar jika manusia selalu akan mencari teman.
Orang yang ekstrovert mempunyai bakat bergaul. Selain itu, orang yang mempunyai bakat bergaul biasanya
adalah orang yang menyukai keramaian dan suka bertemu dengan banyak orang. Sebaliknya, orang yang tidak bisa
bergaul dengan orang lain adalah orang yang bertipe introvert. Orang yang tidak bisa bergaul dengan orang lain biasanya
kalau bertemu orang lain merasa tegang dan membenci keramaian. Di samping itu, perlu diperhatikan juga adanya beberapa
sifat yang menghalangi pergaulan, seperti sikap sombong, egois, cerewet, kecenderungan suka memaksa orang lain dan
sebagainya. Suka dan duka dalam pergaulan tentu saja ada, bahkan boleh dikatakan banyak.
Contoh sukanya adalah sebagai berikut. Anda sedang sendirian di rumah karena anggota keluarga yang lain sedang
pergi. Sendiri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Tiba-tiba datang seorang teman dan akhirnya anda asyik ngobrol.
Dengan bergaul anda juga dapat mencari jalan untuk memecahkan persoalan yang anda hadapi bersama teman-teman.
Mengatasi kesulitan bersama-sama tentu lebih mudah daripada mengatasi sendirian. Sukanya bergaul yang lain adalah saat
anda sakit. Teman-teman anda akan mengunjungi anda dengan segera. Selain itu, ketika anda dalam keadaan sedih dan susah,
teman dapat menghibur dan memberikan nasihat- nasihat.
Pergaulan mendatangkan banyak keuntungan. Misalnya, setelah anda mulai bergaul lebih dekat dengan
temanteman kuliah, anda memeroleh keterangan bahwa dahulu mereka menganggap bahwa anda merupakan pribadi yang
sombong. Lebih senang bermain dengan teman yang sama sekali tidak setingkat dengan anda.
Keuntungan yang lain adalah bergaul dengan teman-teman sangat menyenangkan sebab dengan bergaul anda dapat
menghilangkan kekesalan yang ada dalam hati anda. Anda dapat bergembira bersama, bertukar pendapat dan dapat juga
menambah pengetahuan tentang hal-hal yang ada dalam masyarakat. Anda butuh teman juga untuk menumpahkan seluruh
isi hati anda yang memang belum tentu teman anda dapat membantu, tetapi minimal anda merasa seolah-olah bebas bila anda
telah mencurahkan isi hati anda.
Dalam pergaulan anda tidak boleh terlalu acuh atau akrab sebab dalam pergaulan ada duka. Misalnya, anda telah
akrab dengan seseorang. Apabila terjadi perselisihan dengan orang tersebut, rahasia anda bisa dibongkar semua. Sikap
tersebut tidaklah benar bagi persahabatan. Adapun duka pergaulan yang lain yang bisa anda alami ialah jika seseorang dari
teman-teman anda menjauhi anda dengan alasan yang tidak jelas, mungkin iri atau yang lain yang anda sendiri tidak tahu
pasti. Duka lain, misalnya, ada teman yang mulai mengucapkan fitnah supaya nama anda menjadi jelek dan dijauhi oleh
teman lain. Duka pergaulan yang lain lagi adalah terjadi salah paham dalam pergaulan antara anda dengan teman dan
mengakibatkan hubungan menjadi agak terganggu. Ada pula yang mau menghargai teman yang bermobil saja, kaya raya dan
sebagainya, tetapi tidak mau menghargai teman yang kurang mampu sehingga dalam pergaulan, anda dapat melihat adanya
kelompok-kelompok dalam pergaulan. Yang kaya dengan yang kaya, sedangkan yang miskin dengan yang miskin. Di dalam
bergaul, kita juga sering mendapat kesukaran karena tidak semua orang mempunyai sifat yang sama, ada yang sombong, ada
yang genit, ada yang egois dan sebagainya.

2.5. Mendeskripsikan Tahap-tahap Pergaulan


Tulus Tu’u (1988, 33-36) membagi pergaulan muda-mudi ke dalam lima tahap.
1. Sifatnya terbatas pada persahabatan biasa

Seseorang dapat bergaul dengan siapa saja. Tahap pertama ini adalah persahabatan biasa baik dengan temanteman
sejenis maupun teman-teman lawan jenis. Pergaulan tahap ini dapat terjadi di sekolah, di gereja, di rumah teman-teman dan di
tempat-tempat yang lain. Di dalam persahabatan ini, kita bertukar pikiran, bekerja sama dan mengalami saat-saat biasa dan
istimewa dengan orang-orang lawan jenis tanpa hubungan asmara.

2. Persahabatan yang lebih istimewa

Hubungan ini berdasarkan keinginan untuk lebih mengenal seorang atau beberapa orang lawan jenis karena kita
merasa tertarik kepada mereka. Kita berusaha untuk mengenal mereka dengan lebih baik dengan bercakap cakap. Pada
tahap persahabatan yang lebih istimewa ini tidak ada kemesraan yang intim. Pada tahap ini pertemuan diadakan dalam
kelompok. Bukan sebagai pasangan yang terlepas dari kelompok. Misalnya. Malam ini di pertemuan pemuda gereja, Budi dapat
bercakap-cakap dengan Tini dan Dewi. Besok di sekolah ia bercakap- cakap dengan Yuli. Pada hari Sabtu, ia akan berenang
dengan rombongan pemuda. Ia mengetahui bahwa Tini juga akan mengikuti rombongan itu, dan ia mempunyai harapan
untuk berbicara dengan Tini, walaupun ia juga akan bergaul dengan kawan- kawannya yang lain. Dengan pertemuan-
pertemuan seperti ini, ia dapat lebih mengenal beberapa orang tanpa membentuk hubungan erat yang mengikat. Hubungan-
hubungan pada tahap ini masih dicurigai oleh banyak orang. Tahap ini sangat perlu dikembangkan oleh pemuda-pemudi yang
memerlukan kesempatan untuk mengenal baik lebih banyak orang dari lawan jenis.
3. Pacaran

Pergaulan tahap ini sepasang pemuda pemudi melakukan suatu persetujuan bahwa mereka akan mengadakan
hubungan khusus dan akan menghentikan semua hubungan khusus dan akrab yang lain dengan orang-orang dari lawan
jenisnya. Mereka masih ingin saling mengenal dengan lebih baik, tetapi sekarang ada unsur yang baru. Mereka masih
bebas untuk memutuskan hubungan mereka, tetapi sekarang tindakan putus itu perlu disertai pembicaraan bersama dan
keterangan bersama yang lebih dalam daripada yang diperlukan pada tahaptahap sebelumnya. Karena tujuan pokok tahap
ini adalah lebih mengenal pacar, mereka perlu banyak berbicara bersama dan banyak menjalankan aktivitas-aktivitas
bersama. Tahap ini perlu makan waktu yang cukup lama sehingga mereka dapat mengetahui apakah mereka benar-benar tepat
untuk meneruskan hubungan mereka ke tahap yang lebih dalam. Tahap pacaran ini tidak selamanya diakhiri dengan perkawinan.
Mungkin juga terjadi perpisahan apabila ternyata ada ketidak cocokan yang hakiki. Oleh sebab itu, prinsip yang berlaku dalam
pacaran adalah tidak melangkah jauh kepada kemesraan yang membuat tidak dapat mengendalikan diri, harus menjaga kesucian
diri masing-masing dan dapat menahan diri tidak terbuai oleh cinta berahi. Karena hubungan pacaran jelas masih dapat
putus.
4. Bertunangan
Berbeda dengan semua tahap sebelumnya, pertunangan biasanya berdasar atas perjanjian resmi yang diumumkan
kepada orang-orang lain. Perjanjian ini berbunyi bahwa sepasang pemuda-pemudi akan menuju pernikahan. Tahap ini
merupakan masa ujian. Mereka memperdalam hubungan mereka dengan menguji apakah mereka tepat menikah atau cocok
membangun suatu rumah tangga. Ada persetujuan bahwa mereka akan menikah kecuali kalau ternyata suatu alasan kuat untuk
tidak menikah. Pertunangan dapat dibatalkan, tetapi pembatalan harus disertai dengan alasan-alasan yang penting yang
penuh tanggung jawab. Biasanya pertunangan akan berakhir dalam pernikahan. Bila ternyata bahwa mereka sebaiknya
tidak menikah, mereka sebaiknya berpisah sebelum pernikahan mereka terjadi.
5. Pernikahan

Pada tahap ini, ada dua unsur baru. Pertama, hubungan antara dua orang itu sekarang tidak boleh diceraikan.
Menurut ajaran Kristen mereka yang telah menikah tidak boleh dipisahkan kecuali oleh kematian. Kedua, mereka mulai
hidup bersama dan bersenggama. Unsur kedua berhubungan erat dengan unsur pertama, karena senggama hanya tepat kalau
dilindungi oleh hubungan yang tidak dapat dihentikan. Sebaiknya, pernikahan di catatan sipil diadakan pada waktu yang sama
atau hampir sama dengan pemberkatan pernikahan olch gereja.
Bila pemberkatan dua orang ditunda sesudah pernikahan di catatan gereja. Bila pemberkatan dua orang ditunda
sesudah pernikahan di catatan sipil, timbul kebingungan tentang status hubungan mereka dalam mata orang banyak dan
mungkin juga dalam pikiran mereka sendiri.
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial dimana manusia itu tidak dapat hidup sendirian. Oleh sebab itu, manusia
membutuhkan pergaulan. Pergaulan itu sendiri merupakan hubungan antara dua orang atau lebih yang biasanya terbentuk
oleh beberapa faktor, seperti faktor kesamaan. Dalam membangun pergaulan hendaklah kita tidak memandang orang dari
luarnya saja, sama seperti Tuhan yang mengasihi semua manusia tanpa pandang bulu.
Tak hanya itu saja, pergaulan umat kristen bukanlah pergaulan yang eksklusif dengan orang kristen saja. Kita boleh
bergaul dengan semua orang asalkan pergaulan itu merupakan pergaulan yang benar dan bertanggung jawab. Pergaulan itulah
yang akan menjadi hubungan persahabatan yang sejati. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang teguh sama seperti
hubungan Tuhan dan manusia. Hubungan Tuhan dan manusia adalah perwujudan dari persahabatan sejati. Dan kita
sebagai mahluk sosial hendaklah dapat membangun pergaulan yang baik yang nantinya dapat menjadi hubungan
persahabatan yang sejati.

3.2. Saran
Sebagai Mahasiswa dan Pengikut Kristus, kita boleh bergaul dengan semua orang, tetapi dengan pergaulan
yang benar sesuai Firman Tuhan serta pergaulan yang bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Agama Kristen

Kesler, Jay. 1994. “Keterbukaan: Kunci Menuju Persahabatan” dalam Kesler, Jay (ed.) 1994. Pola Hidup Kristen. Malang:
Gandum Mas (hal.975977).

Osborne, Cecil G. 1996. Seni Bergaul. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Renaldy 2018. Cara Bergaul Yang Baik Menurut Alkitab.

Anda mungkin juga menyukai