Tentang
Oleh Kelompok 5 :
Dosen Pengampu :
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam kami mohonkan kepada Allah
SWT agar senantiasa tercurah kepada pimpinan umat islam sedunia yakni nabi besar
Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah islam kepada umat manusia untuk
keselamatan dan ilmu pengetahuan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembina mata kuliah Etika Profesi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang dibina oleh Bapak Dr. Masril, M.PD., Kons, Dan
Bapak RENDY AMORA JOFIPAS, M.Pd, yang telah memberikan bimbingan dan arahan
hingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Berdasarkan hal itu, kami berupaya
untuk menyelesaikan makalah demi memenuhi tuntutan tugas serta memahami materi yang
ditugaskan kepada kami.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini banyak mengalami kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, pengalaman, keterbatasan wawasan serta
kemampuan kami. Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari
pembaca untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam penulisan makalah selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
iDAFTAR ISI ii
BAB I PEDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Ekonomi....................................................................................................................3
B. Sosial.........................................................................................................................4
C. Budaya......................................................................................................................4
D. Daerah.......................................................................................................................5
E. Fisik...........................................................................................................................6
F. Mental........................................................................................................................7
G. Emosi........................................................................................................................7
H. Perilaku dll pada ABK..............................................................................................8
A. Kesimpulan...............................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Implementasi di kelas, guru secara perlahan dan pasti memberikan penanaman sikap
simpati dan empati kepada peserta didik reguler bahwa dalam masyarakat itu memiliki
karakteristik keragaman bentuk, keyakinan, sosial, dan karakter peserta didik berkebutuhan
khusus. Dengan demikian, ciptakan susana kebersamaan dalam berbagai aktivitas agar
seluruh peserta didik membaur dan saling interaksi, sehingga akan tampak mereka
bersosialisasi dan saling tolong menolong antarsesama.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa keberagaman peserta didik dengan berbagai latar belakang ?
a. Ekonomi
b. Sosial
c. Budaya
d. Daerah
e. Fisik
f. Mental
g. Emosi
h. Perilaku
C. Tujuan Masalah
1. Untuk menegtahui keberagaman peserta didik dengan berbagai latar belakang
a. Ekonomi
b. Sosial
c. Budaya
d. Daerah
e. Fisik
f. Mental
g. Emosi
h. Perilaku
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. EKONOMI
Keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pertama, sebab dalam lingkungan inilah
pertama-tama anak mendapatkan pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan dan latihan.
Bukan hanya menjadi tempat anak dipelihara dan dibesarkan, tetapi juga tempat anak hidup
dan dididik pertama kali. Permasalahan ekonomi dalam keluarga akan sangat mengganggu
kelancaran pendidikan bagi seorang anak, banyak siswa yang terpaksa berhenti sekolah
karena masalah biaya dan mereka harus mencari pekerjaan untuk membantu orang tua
memenuhi kebutuhan hidup.
Hal ini terjadi karena mereka tidak mampu membiayai sekolah dan membeli buku-buku
pelajaran. Tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, sikap keluarga terhadap
masalahmasalah sosial, realita kehidupan dan lain-lain merupakan faktor yang akan memberi
pengalaman kepada anak dan menimbulkan perbedaan dalam minat, apresiasi sikap dan
pemahaman ekonomis, perbendaharaan bahasa, abilitas berkomunikasi dengan orang lain,
motif berfikir, kebiasaan berbicara dan pola hubungan kerjasama dengan orang lain.
Perbedaan-perbedaan ini akan sangat berpengaruh dalam tingkah laku dan perbuatan dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Keterbatasan dana yang dimiliki oleh orang tua siswa kemungkinan dapat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa karena tidak tersedianya fasilitas belajar yang memadai.
Penyediaan fasilitas belajar di rumah sangat memudahkan siswa dalam mencapai prestasi
yang diharapkan, hasil belajar yang telah dijalani selama proses belajar sangat penting
fungsinya untuk menentukan langkah selanjutnya dimasa yang akan datang sehingga siswa
akan semaksimal mungkin mendapatkan nilai yang baik. Status sosial orang tua pada suatu
ketika dapat menentukan sikap mereka terhadap pendidikan dan status ekonomi menentukan
kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas belajar yang diperlukan anak dalam
menelaah bahan pelajaran disekolah. Lebih lanjut, prestasi anak-anak dalam keluarga yang
3
rendah status sosial ekonominya pada akhir kelas pertama lebih tinggi dari pada prestasi
anak-anak daripada keluarga dengan status ekonominya yang mencukupi.
B. SOSIAL
Dari ketiga faktor di atas, dari faktor fisik, faktor mental intelektual dan faktor psikologis
yang banyak mempengaruhi perbedaan individual dalam menerima pelajaran, sedangkan
faktor-faktor yang akan mempengaruhi perbedaan individual dalam menyerap pelajaran
adalah faktor psikilogis dan faktor mental intelektual siswa.
C. BUDAYA
Budaya adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar untuk diubah, budaya
yang diterapkan di dalam keluarga sangat berpengaruh kepada perkembangan peserta didik.
Beberapa cara untuk orang tua agar dapat memfasilitasi perkembangan anak seperti
membimbing untuk belajar membaca, menulis, dan berperilaku baik dalam berhadapan
dengan orang lain. Hal yang harus di perhatikan dan menjadi sangat mendasar pada
perkembangan seorang anak adalah budaya yang mereka kembangkan di dalam suatu
keluarga dan biasanya anak yang berkembang di banyak budaya dapat memperoleh pelajaran
yang lebih mendasar tentang lingkungan mereka, lingkungan budaya juga membentuk cara
berpikir dan berprilaku.
4
Dari cara berpikir dan berprilaku sangat mempengaruhi anak dalam memperhatikan diri
sendiri atau hubungan mereka dengan orang lain untuk membentuk identitas mereka.
Perbedaan budaya juga sangat menojol pada karakteristik seorang anak contohnya dua orang
anak yang yang berumur 3 tahun sama-sama tinggal di Indonesia tetapi memiliki budaya
yang berbeda, seorang anak yang tinggal dengan orang tua yang berbicara menggunakan
bahasa Inggris dan yang tidak mengguķan bahasa Inggris perbedaannya sangat jelas, anak
yang sudah terbiasa tinggal dengan orang tua yang menggunakan bahasa Inggris sudah pasti
mereka bisa berbahsa inggis tetapi anak yang tinggal dengan orang tua yang berbahasa
Indonesia mereka belum bisa berbahasa inggris. Perkembangan yang telah tumbuh di dalam
diri seseorang akan terus berkembang setiap masyarakat meneruskan nilai-nilai dari satu
generasi ke generasi berikutnya, dan dengan cara seperti itulah peradaban berlangsung.
D. DAERAH
Pendidikan inkulsif adalah pendidikan yang mengakomodasi berbagai semua anak tanpa
mempedulikan keadaan fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa atau kondisi-kondisi lain,
termasuk anak-anak penyandang cacat, anak (gifted children), pekerja anak dan anak jalanan,
anak di daerah terpencil, anak kelompok etnis dan bahasa minoritas, anak yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat. Konsep tentang pendidikan inklusif
ini mengandung arti bahwa sekolah akan menghadapi peserta didik yang lebih beragam/
bervariasi, lebih heterogen, melebihi variasi yang sudah ada selama ini. Kondisi ini tentu
5
membutuhkan persiapan, perencanaan, penyelenggaraan yang berbeda dari penyelenggaraan
pendidikan yang sudah lazim dilaksanakan oleh berbagai pihak yang terlibat di dalamnya.
Di Indonesia pendidikan inklusif telah mulai dilaksanakan di sekolah tertentu. Hal ini
sesuai dengan adanya Surat Edaran Dirjen Dikdasmen no 380/C.66/MN/ 2003 tentang
pendirian pendidikan inklusi di tingkat kabupaten/kota. Pada tahun 2004 muncul deklarasi
Bandung yang berjudul "Indonesia Menuju Pendidikan Inklusi" yang dilanjutkan dengan
deklarasi Bukittinggi tahun 2005 tentang "Pendidikan untuk Semua" Kenyataan
menunjukkan bahwa pendidikan inklusif belum berkembang sebagaimana mestinya.
Kenyataan ini diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain belum adanya persepsi
yang sama tentang pendidikan inklusif bagi pihak penyelenggara pendidikan khususnya,
masyarakat pada umumnya. Belum dimilikinya pandangan yang sama, sudah barang tentu
berdampak kepada penyelenggaraan pendidikan inklusif itu sendiri, sehingga perlu dilakukan
upaya agar semua pihak memiliki persepsi yang sama, pandangan yang sama, sehingga pada
waktunya tindakan yang mereka lakukan sesuai dengan konsep-konsep, ketentuan dan
prosedur operasional sebagaimana mestinya.
E. FISIK
Ada beberapa peserta didik yang memiliki keberagaman seperti: Keberagaman Fisik:
Ada peserta didik yang tinggi, sedang, pendek untuk ukuranpada kelasnya
Ada peserta didik yang gemuk. Sedang, kurus untuk ukuranpada kelasnya
Ada peserta didik jenis kelamin dan perempuan
Ada peserta yang memiliki kelengkapan dan fungsi standar pada anggota tubuhnya,
ada juga peserta didik yang memiliki hambatan dalam kelengkapan dan fungsi tinggi
badan, raut wajah, proporsi tubuhm yang dalam ini dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Namun tidak dipungkiri fator lingkungan juga berpengaruh pada perbedaan individu segi
aspek fisik Salah satu permasalahan yang kerap timbul dari perbedaan individu dari segi
aspek adalah bullying. Bullying kerap terjadi antara peserta didik yang bertubuh besar
sebagai penguasa sedangkan peserta didik yang bertubuh kecil dan lemah. Peserta didik yang
bertubuh besar merasa lebih kuat dibandingkan yang lainsehingga ia merasa berkuasa untuk
6
menyakiti yang lebih lemah dan kecil dibancingkan dia, mulai dari mengejeknya di kelas,
memeras meminta uang saku, memakasa mengerjakan pekerjaan rumah, dan lain-lain.
Bullying sampai sekarang masih saja menjadi permasalahan yang belum dapat dipecahkan.
Salah satu langkah awal guru untuk mencegah bullyng di kelasnya adalahmenanamkan rasa
kebersamaan, mengeratkan indahnya perbedaan dalam pertemanan. Guru merangkul semua
peserta didik untuk saling menghormati satu sama lain dan menajarkan cara bertutur kata dan
besikap yang sopan.
F. MENTAL
Kondisi siswa adalah suatu situasi atau keadaan yang ada pada diri individu siswa baik itu
di luar maupun di dalam dirinya, seharusnya guru mampu memahami dengan mengenali ciri-
ciri fisik, pola tingkah laku, dan kondisi psikis siswa berkebutuahn khusus. Berdasarkan
beberapa penjelasan diatas menunjukkan bahwa guru dalam mengenali kondisi siswa
dikategorikan cukup dan sangat memiliki pemahaman tentang kondisi siswa baik secara fisik
maupun psikis, untuk responden yang kurang memiliki pemahaman tentang kondisi siswa
seharusnya guru memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dalam mengetahui dan memahami
berbagai kondisi siswa berkebutuhan khusus.
G. EMOSI
Emosionalitas siswa merupakan bagian penting yang perlu dikenali guru, sebab aktivitas
berpikir seseorang tidak terpisah dari emosi. Setidaknya ada dua unsur emosionalitas yang
perlu diperhatikan yaitu mood (suasana hati) dan emosionalitas secara umum. Suasana hati
adalah kondisi emosionalitas yang dapat berubah sewaktu- waktu. Suasana hati bersifat
temporer atau sementara. Misalnya saat udara panas, belum sarapan, dan tugas sekolah
banyak yang harus dikerjakan, maka suasana hati para siswa cenderung negatif.
Sementara mosionalitas secara umum merujuk pada emosi siswa yang diekspresikan
secara lebih persisten. Ada siswa yang lebih menyimpan perasaan, tenang, hati-hati, dan
pendiam (reserved). Ada pula yang lebih ekspresif atau spontan (loose or movable). Dengan
kemampuan memahami minat siswa, kita bisa memancing siswa yang pendiam menjadi lebih
aktif dalam aktivitas belajar. Apabila guru mengetahui minat siswa yang ekspresif maka
7
mereka dapat lebih berkonsentrasi belajar. Untuk itu guru perlu berlatih memperhatikan
suasana hati dan kecenderungan emosionalitas siswa.
H. PERILAKU
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) termasuk dengan anak
yang mengalami gangguan emosi dan perilaku dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
layanan pendidikan segregrasi, layanan pendidikan terpadu/integrasi, dan pendidikan inklusi.
Berdasarkan permasalahan yang dialami anak berkebutuhan khusus perlu adanya bantuan
dari pemerintah dalam menyediakan fasilitas layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus di semua jenis jenjang pendidikan baik pedidikan dasar sampai pendidikan tinggi
dalam sistem pembelajaran, fasilitas yang mendukung, serta pera guru yang sangat penting
untuk memberikan motivasi dan arahan yang bersifat membangun kepada anak berkebutuhan
khusus. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 133 yang berbunyi bahwa pemerintah
memberikan kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus, untuk dapat memperoleh layanan
pendidikan yang sama dengan siswa reguler.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika guru memahami adanya keberagaman peserta
didik dan melaksanakan pembelajaran tidak hanya berdasarkan karakteristik peserta didik
yang bersifat umum tetapi juga memperhatikan karakteristik peserta didik yang memiliki
kebutuhan khusus yang ada dalam kelas. Jika peserta didik memiliki perbedaan antara satu
dengan yang lain, maka penggunaan kurikulum yang sama dengan pembelajaran yang sama
dapat dikatakan sebagai suatu sistem pembelajaran yang tidak adil. Suatu pembelajaran
dikatakan adil jika setiap peserta didik memperoleh layanan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhannya.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat pemakalah susun, makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan pemakalah Maka dari itu harap kritik dan saran, untuk kesempurnaan makalah
ini.semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Y. (2017). Studi Deskriptif Peranan Guru Pendidik Khusus dalam Implementasi
Program Kebutuhan Khusus bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus. Jurnal
Pendidikan Khusus, 9(1), 1–10.
journal2.um.ac.id/index.php/jo/article/download/4406/2579
Hanifah, H., Susanti, S., & Adji, A. S. (2020). Perilaku Dan Karateristik Peserta Didik
Berdasarkan Tujuan Pembelajaran. Manazhim, 2(1), 105–117.
https://doi.org/10.36088/manazhim.v2i1.638
Yeni Hendriani. (2020). Mmodul Belajar Mandiri Calon Guru Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). In Mmodul Belajar Mandiri Calon Guru Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
10