Infeksi nosokomial terjadi karena kuman, dan rumah sakit tak luput menjadi salah
satu tempat berkembang biaknya kuman. Proses penularan ini bisa terjadi lewat
berbagai mekanisme. Pertama, ia menular lewat interaksi langsung maupun tidak
langsung antara petugas medis kepada pasien, pasien satu kepada pasien lain,
maupun pasien kepada orang yang berkunjung. Kedua, ia menular lewat udara
(batuk, bersin, bicara), di mana kontak jarak dekat sekitar 60 cm 1 m dapat
mempermudah transmisi ini. Ketiga, ia menular lewat inhalasi, di mana bakteri
berukuran lebih kecil dari 5 mm dapat bertahan hidup di udara dalam jangka
waktu panjang dan berpindah dengan jarak yang jauh.
#1 Kuman akan terus bertambah kuat, lebih cepat menyebar dan mudah
beradaptasi.
#3 Kuman dapat bertahan di suatu permukaan hingga dua jam, dan jumlahnya
bertambah dua kali lipat setiap 20 menit.
#4 Kuman tidak mati jika terkena air panas. Hanya suhu di atas 140 derajat yang
dapat membunuh kuman.
Sejak para dokter, perawat, pasien, dan pengunjung rumah sakit adalah sama
rentannya terhadap infeksi nosokomial, langkah-langkah pencegahan mesti
dilakukan untuk mengurangi risiko. Caranya? Cuci tangan ketika di rumah sakit.
Untungnya, penelitian RSCM pada 2002 juga menyebutkan bahwa 85,7 persen
angka infeksi nosokomial dapat dikendalikan jika petugas medis selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis. Dan, tindakan serupa
bisa juga dilakukan oleh setiap orang. Hanya saja, Anda perlu mengetahui lebih
rinci soal cara cuci tangan yang benar. (Bayu Maitra)