Anda di halaman 1dari 5

STOIKIOMETRI KOMPLEKS AMMIN TEMBAGA

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan rumus molekul kompleks ammin-tembaga ( II )

B. Dasar Teori
1. Kompleks Tembaga

Dalam hal kompleks dari logam Cu, terdapat beberapa macam bilangan
koordinasi yang dapat dibentuk oleh logam ini dengan ligan, yaitu:
Bilangan Koordinasi 2 dimana struktur molekulnya yang lazim adalah linear,
contoh: ion diklorokuprat(I) [CuCl2]-, ion dibromokuprat(I) [CuBr2]-,
karbonilklorotembaga(I) [Cu(CO)Cl], Kalium disianokuprat(I) K[Cu(CN)2], ion
diaminatembaga(I) [Cu(NH3)2]+.
Bilangan Koordinasi 3 dengan struktur molekulnya yang lazim adalah trigonal
planar, contoh: ion triklorokuprat(I) [CuCl3]2-, ion trinitratokuprat(II) [Cu(NO3)3]-,
klorobis(trisikloheksilfosfina)tembaga(I) [CuCl(Pcy3)2].
Bilangan Koordinasi 4 dengan struktur molekulnya yang lazim adalah
tetrahedral atau bujur sangkar, contoh: ion tetrasianokuprat(I) [Cu(CN)4]3-, amonium
tetraklorokuprat(II) (NH4)2[CuCl4], cesium tetraklorokuprat(II) Cs2[CuCl4], cesium
tetrabromokuprat(II) Cs2[CuBr4], ion tetraaminatembaga(II) [Cu(NH3)4]2+
Bilangan Koordinasi 5 dengan struktur molekulnya yang lazim adalah trigonal
bipiramidal, contoh: ion pentaklorokuprat(II) [CuCl5]3-
Bilangan Koordinasi 6 dengan struktur molekulnya yang lazim adalah
oktahedral, contoh: ion heksaakuotembaga(II) [Cu(H2O)6]2+, ion heksaaminatembaga (II)
[Cu(NH3)6]2+, ion tris(etilenadiamina)tembaga(II) [Cu(en)3]2+, kalium
heksafluorokuprat(III) K3[CuF6], dan cesium heksafluorokuprat(IV) Cs2[CuF6].
(Masterton, 2008 )
2. Ekstraksi Cair Cair

Dasar metode ekstrasi cair-cair distribusi senyawa diantara dua fasa zat cair yang
berada dalam keadaan kesetimbangan. Kesetimbangan partisi bergantung pada kelarutan
senyawa pada masing-masing fasa. Perbandingan konsentrasi di kedua fasa tersebut
disebut koefisien distribusi (K), yaitu K = Ca/Cb. Perpindahan senyawa terlarut dari satu
fasa ke fasa lainnya akhirnya mencapai keadaan setimbang pada jumlah senyawa yang
terpartisi.
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia
diantara dua fase pelarut yang tidak dapat saling bercampur dimana sebagian komponen
larut pada fase pertama dan sebagiannya lagi larut pada fase kedua. Kedua fase yang
mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjasi pemisahan sempurna
dan terbentuk dua lapisan fasa zat cair. Komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua
fasa tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang
tetap (Sudjadi, 1986: 82).
Dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap (batch), ekstraksi
kontinue, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling
sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak
bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi
kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini
tercapai, lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk
pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang
dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang dilakukan berulangkali
dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit (Khopkar, 2008:106). (Shevla, 1990 )
C. Metode Percobaan

1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain buret ukuran 50 ml, mikroburet
ukuran 5 ml, corong pisah 250 ml, Erlenmeyer, pipet gondok 10 ml, beker gelas,
pipet tetes, gelas ukur 10 ml, propipet.

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain larutan standar H2C2O4 0,1 M,
larutan NaOH 0,1 M, Larutan Ammonia 1 M, Larutan HCl 0,055 M, Larutan ion Cu2+
0,1 M, kloroform, indicator phenolptalin ( pp ), indicator methyl orange ( MO ).

3. Cara Kerja
1. Standarisasi beberapa larutan
a. Standarisasi Larutan NaOH
Mula-mula disiapkan buret ukuran 50 ml dan diisi larutan NaOH yang akan
distandarisasi. Selanjutnya disiapkan 3 buah Erlenmeyer dan diisi masing-masing
dengan 10 ml larutan standar H2C2O4 dan ditambah masing-masing indicator pp
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH. Konsentrasi NaOH kemudian dihitung.

b. Standarisasi Larutan HCl


Dengan metode yang sama dengan standarisasi sebelumnya, dilakukan
standarisasi larutan HCl dengan menggunakan larutan standar NaOH hasil
standarisasi langkah a

c. Standarisasi Larutan NH3


Dengan metode yang sama dengan standarisasi sebelumnya, dilakukan
standarisasi larutan NH3 dengan menggunakan larutan standar HCl hasil
standarisasi langkah b.
2. Penentuan Koefisien distribusi ammonia antara air dan kloroform
Mula-mula dimasukkan 10 ml larutan NH3 1 M dari hasil standarisasi dan 10 ml
larutan air ke dalam corong pemisah kemudian dikocok hingga homogen. Setelah
dikocok kemudian ditambahkan 25 ml kloroform kedalamnya dan kocok lagi
sambil dibuang gas yang terbentuk. Corong pisah didiamkan sampai terbentuk
dua lapisan. Diambil sebanyak 10 ml lapisan bawah ( kloroform ) dan ditampung
dalam Erlenmeyer. Ditambahkan indicator MO lalu dititrasi pelan-pelan dengan
larutan standar HCl 0,055 M yang terdapat dalam buret mikro 5 ml. Prosedur
diulangi sekali lagi dan volume HCl yang digunakan dicatat untuk perhitungan.
3. Penentuan rumus kompleks Cu-ammin
Langkah ini dilakukan serupa dengan langkah di atas hanya saja 10 ml air yang
ditambahkan diganti dengan larutan ion Cu2+ 0,1 M sebanyak 10 ml. Dari langkah
ini akan dapat dicari harga KD dan rumus kompleks senyawa Cu-ammin.

D.
E. Simpulan
Rumus senyawa kompleks yang dihasilkan pada percobaan kali ini adalah [ Cu(NH3)9 ]2+

F. Daftar Pustaka

Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UIPress.

Keenan, Kleinfelter,Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi Keenam.


Erlangga. Jakarta.

Kelter, Paul, dkk, 2008, Chemistry: The Practical Science, Media Enhanced Edition,
Cengage Learning.

Masterton, William L, dan Cecile N. Hurley, 2008, Chemistry: Principles and Reactions,
Cengage Learning.

Shevla, G. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT. Kalman
Media Pustaka. Jakarta.

Yogyakarta, 29 Maret 2012


Asisten Praktikan

Priyagung Dhemi Pandu Setiawan

G. Lampiran
Laporan Sementara
Perhitungan Standarisasi Larutan
Perhitungan KD NH3
Perhitungan Stoikiometri Cu : NH3

Anda mungkin juga menyukai