Laporan Tutorial Skenario B Blok 18
Laporan Tutorial Skenario B Blok 18
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.3 Klarifikasi Istilah
No Istilah Klarifikasi
1 Penyakit kulit Bidang kedokteran yang berorientasi pada morfologi atau
(dermatologi) ujud kelainan kulit (ukk) yang ditemukan, dapat terjadi
karena berbagai faktor mulai dari virus, lingkungan yang
terkontaminasi, dll.
2 Studi pustaka Segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topic yang
sedang diteliti.
3 Herbisida Bahan kimia untuk membunuh atau memusnahkan
tumbuhan pengganggu atau gulma.
4 Sarung tangan habis Sarung tangan yang dipakai hanya sekali
pakai
5 Bukti ilmiah Suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-
bukti ilmiah tertinggi untuk kepentingan pelayanan
kesehatan.
6 Efektif Ada efeknya manjur atau mujarab dan dapat membawa
hasil yang berguna
7 Kontak langsung Keadaan bersentuhan atau berhubungan satu dengan yang
lain secara langsung.
8 Dinas tenaga kerja Bagian yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah
atau provinsi
3
3. Direktur perusahaan meminta agar dr.Feri memberikan bukti ilmiah bahwa usulan
sarung tangan diikuti mencuci tangan lebih efektif dibanding hanya mencuci tangan
untuk mengurangi kejadian penyakit kulit pada pekerja.
4
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan
oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaan-nya yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaan-nya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaan-nya yang beracun
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaan-nya yang beracun
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau persenyawaan-nya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. beracun.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbonalifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzene atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan
seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya
yang beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang berkenaan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik dan radiasi yang
mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau
biologik.
5
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak
mineral, antrasena atau persenyawaan, produk atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau radiasi atau
kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
6
2. Dokter feri mengajukan usulan kepada direktur PT. Sawit Jaya untuk
menggunakan sarung tangan habis pakai yang diikuti dengan perilaku mencuci
tangan bagi puluhan pekerja di perusahaan tersebut. Akan tetapi direktur
menolak karena selama ini perusahaan telah menerapkan peraturan dinas
tenaga kerja untuk mewajibkan pekerja hanya mencuci tangan setelah
mengelola herbisida. Selain itu, pemberian sarung tangan juga akan menambah
biaya pengeluaran perusahaan.
a. Apa makna dokter feri mengajukan usulan kepada direktur PT. Sawit Jaya untuk
menggunakan sarung tangan habis pakai yang diikuti dengan perilaku mencuci
tangan bagi puluhan pekerja di perusahaan tersebut ?
Jawab :
Maknanya merupakan suatu tindaklanjut dari hasil studi pustaka yang telah
dilakukan dr Feri sebagai landasan mengajukan usulan penggunaan sarung tangan
sekali pakai untuk pekerja PT. Sawit Jaya.
Penulisan laporan ilmiah
1. Judul laporan penelitian
2. Nama pengarang dan institusi
3. Abstrak
- Introduction
- Methods
- Results
- Dicussion
4. Pendahuluan
5. Tinjauan pustaka
6. Cara kerja
- Desain
- Tempat dan waktu penelitian
- Sumber data primer atau sekunder
- Populasi terjangkau, sampel, cara pemilihan sampel
- Kriteria pemilihan (inklusi dan eksklusi)
- Keterangan khusus sesuai desain yang dipakai
- Teknik pengukuran (pemeriksaan)
- Rencana analisis
7. Hasil & Pembahasan
7
8. Kesimpulan dan saran
9. Daftar pustaka
(Sastroasmoro,2014)
8
penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi karyawan,
perlindungan karyawan dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan karyawan dalam suatu lingkungan kerja yang
mengadaptasi antara karyawan dengan manusia dan manusia dengan
jabatannya.
2. Pasal 11 ayat 2
Standar K3 Perkantoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja dan penyakit lain, serta
kecelakaan kerja pada karyawan, dan menciptakan perkantoran yang aman,
nyaman dan efisien untuk mendorong produktifitas kerja.
3. Pasal 17 ayat 1
4. Pencegahan penyakit di Perkantoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf b paling sedikit meliputi
a. pengendalian faktor risiko;
b. penemuan dini kasus penyakit dan penilaian status kesehatan.
(Armansyah,2016)
9
(Alan, 2002)
b. Bagaimana uji validitas pada bukti ilmiah ?
Jawab :
1. Validitas Internal
Validitas internal adalah sejauh mana hasil sebuah studipenelitian
klinis tidak bias. Beberapa karakteristik penelitian mempengaruhi validitas
internal.Validitas internal ini adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian
dapat dipercaya kebenarannya atau berkenaan dengan derajat akurasi
antardesain penelitian dan hasil yang dicapai.. Validitas internal merupakan
hal yang esensial yang harus dipenuhi jika peneliti menginginkan hasil
studinya bermakna.Validitas internal mengacu pada kemampuan desain
penelitian untuk menyingkirkan atau membuat masuk akal penjelasan
alternatif hasil, atau masuk akal dugaan sementara (Campbell, 1957; Kazdin,
2003c).
Ada banyak faktor yang mempengaruhi masing-masing validitas. Berikut ini
akan di bahas faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal :
- Sejarah (History)
Peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu yang kadang-kadang dapat
berpengaruh terhadap variabel keluaran (variabel terikat). Oleh karena itu
terjadinya perubahan variabel terikat, kemungkinan bukan sepenuhnya
disebabkan karena perlakuan atau eksperimen, tetapi juga dipengaruhi
oleh faktor sejarah atau pengalaman subjek penelitian terhadap masalah
yang dicobakan, atau masalah-masalah lain yang berhubungan dengan
eksperimen tersebut.
- Kematangan (Maturitas)
Manusia, binatang, atau benda-benda lainnya sebagai subjek penelitian
selalu mengalami perubahan. Pada manusia perubahan berkaitan dengan
proses kematangan atau maturitas, baik secara biologis maupun
psikologis. Dengan bertambahnya kematangan pada subjek ini akan
berpengaruh terhadap variabel terikat. Dengan demikian, maka perubahan
yang terjadi pada variabel terikat bukan saja karena adanya eksperimen,
tetapi juga disebabkan karena proses kematangan pada subjek yang
mendapatkan perlakuan atau eksperimen.
- Seleksi (Selection)
10
Dalam memilih anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bisa
terjadi perbedaan ciri-ciri atau sifat-sifat anggota kelompok satu dengan
kelompok yang lainnya. Misalnya anggota-anggota kelompok eksperimen
lebih tinggi pendidikannya dibandingkan dengan anggota-anggota
kelompok kontrol, sehingga sebelum diadakan perlakuan sudah terjadi
pengaruh yang berbeda terhadap kedua kelompok tersebut. Setelah
adanya perlakuan pada kelompok eksperimen, maka besarnya perubahan
variabel terikat yang terjadi mendapat gangguan dari variabel pendidikan
tersebut. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi pada variabel terikat
bukan saja karena pengaruh perlakuan, tetapi juga karena pengaruh
pendidikan.
- Prosedur Tes (Testing)
Pengalaman pada pretes dapat mempengaruhi hasil postes, karena
kemungkinan para subjek penelitian dapat mengingat kembali jawaban-
jawaban yang salah pada waktu pretes, dan kemudian pada waktu postes
subjek tersebut dapat memperbaiki jawabannya. Oleh sebab itu,
perubahan variabel terikat tersebut bukan karena hasil eksperimen saja,
tetapi juga karena pengaruh dari pretes.
- Instrumen (Instrumentation)
Alat ukur atau alat pengumpul data (instrumen) pada pretes biasanya
digunakan lagi pada postes. Hal ini sudah tentu akan berpengaruh
terhadap hasil postes tersebut. Dengan perkataan lain, perubahan yang
terjadi pada variabel terikat, bukan disebabkan oleh perlakuan atau
eksperimen saja, tetapi juga karena pengaruh instrumen.
- Mortalitas (Mortality)
Pada proses dilakukan eksperimen, atau pada waktu antara pretes dan
postes sering terjadi subjek yang dropout baik karena pindah, sakit
ataupun meninggal dunia. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap hasil
eksperimen.
- Regresi ke Arah Nilai Rata-rata (Regressien Toward The Mean)
Ancaman ini terjadi karena adanya nilai-nilai ekstrem tinggi maupun
ekstrem rendah dari hasil pretes (pengukuran pertama), cenderung untuk
tidak ekstrem lagi pada pengukuran kedua (postes), namun biasanya
melewati nilai rata-rata. Perubahan yang terjadi pada variabel terikat
11
tersebut adalah bukan perubahan yang sebenarnya, tetapi merupakan
perubahan semu. Oleh sebab itu, regresi ke arah nilai rata-rata ini juga
disebut regresi semu (regression artifact).
Untuk menjamin penelitian menghasilkan laporan yang valid, maka
keseluruhan ancaman validitas di atas harus dapat dikontrol oleh peneliti. Cara
yang dilakukan beragam, tergantung kebutuhan dan tergantung tingkat
ancaman yang muncul.
Bila ancaman-ancaman ini diabaikan, sangat dimungkinkan hasil
penelitian tidak valid dan tidak memberikan kesimpulan yang berarti.
2. Validitas Eksternal
Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian studi. Dalam
semua bentuk desain penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian ini adalah
terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti yang didefinisikan oleh
kontur penelitian dan mengacu pada sejauh mana generalisasi hasil penelitian
untuk lain kondisi, peserta, waktu, dan tempat (Graziano & Raulin, 2004).
ikhwal penelitian yang menyangkut pertanyaan, sejauh mana hasil suatu
penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi induk (asal sampel)
penelitian diambil.
Contoh : apabila kita meneliti tingkat efektifitas suatu metode penyuluhan
baru mengenai program imunisasi dengan mengambil sampel di suatu desa
dan ternyata baik hasilnya.
Validitas eksternal itu Berkaitan dengan pertanyaan apakah fakta mengenai
treatment (IV) yang diberikan benar-benar mengakibatkan perbedaan pada
DV, atau Apakah benar-benar IV berpengaruh pada DV.
Validitas eksternal ialah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat
digeneralisasi pada populasi, latar dan hal-hal lainnya dalam kondisi yang
mirip. Hal-hal yang menjadi sumber-sumber validitas eksternal ialah:
- Interaksi Testing
Efek-efek tiruan yang dibuat dengan menguji responden akan mengurangi
generalisasi pada situasi dimana tidak ada pengujian pada responden.
- Interaksi Seleksi
Efek dimana tipe-tipe responden yang mempengaruhi hasil-hasil studi dapat
membatasi generalitasnya.
12
- Interaksi Setting
Efek tiruan yang dibuat dengan menggunakan latar tertentu dalam penelitian
tidak dapat direplikasi dalam situasi-situasi lainnya.
Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi, dapat atau tidaknya hasil
penelitian digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi tempat sampel
tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian valid
dan reliabel, cara mengumpulkan dan menganalisis data benar, penelitian akan
memiliki validitas eksternal yang tinggi.
(Sugiyono,2007)
(Affudin, 2010)
Judul penelitian yang tepat pada kasus adalah Efektivitas Penggunaan Sarung
Tangan dan Perilaku Cuci Tangan terhadap Penyakit Kulit di Telapak Tangan
(Dermatitis Kontak Iritan) pada Pekerja di PT. Sawit Jaya.
13
Sintesis :
Latar belakang
- Pengertian dermatitis kontak iritan
- Epidemiologi dan prevalensi dermatitis kontak iritan
- Penyebab atau faktor risiko terjadinya dermatitis kontak iritan
- Pencegahan DKI yaitu dengan memakai alat pelindung diri bagi yang bekerja
dengan bahan iritan
Pentingnya pencegahan DKI sehingga pada kasus ini akan dilakukan penelitian
dengan judul Efektivitas Penggunaan Sarung Tangan dan Perilaku Cuci Tangan
terhadap Penyakit Kulit di Telapak Tangan (Dermatitis Kontak Iritan) pada
Pekerja di PT. Sawit Jaya diharapkan pada hasil penelitian ini dapat
diterapkannya penggunaan sarung tangan dan perilaku cuci tangan pada pekerja
pertanian untuk menurunkan angka kejadian dermatitis kontak iritan.
14
(Sastroasmoro,2014)
Sintesis :
Penyakit kulit telapak tangan yang sering mucul pada pekebun sawit
Faktor risiko dari penyakit tersebut
Dampak penyakit tersebut
Upaya pencegahan terhadap penyakit tersebut
Keefektifitasan pencegahan terhadap kejadian penyakit kulit
15
khusus adalah uraian ringkas serta jelas tentang apa yang hendak dilakukan
secara observable (dapat teramati) dan measurable (dapat diukur).
( Hasmi, 2016)
16
i. Apa saja macam-macam uji hipotesis ?
Jawab :
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variable
penyebab dan variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan
oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bias
menimbulkan akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan
mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian.
(Kunto,1997)
17
merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh
variabel bebas/variabel independent.
3. Variable moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan
Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat.
4. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat
Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang
terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas
tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel
Terikat
5. Variabel Kontrol
Variable kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi
oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh
peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian
eksperimental.
(Pratiknya,2007)
Observasional Intervensional
1. Laporan kasus 1. Uji klinis
2. Seri kasus 2. Intervensi
3. Studi cross-sectional termasuk survai Pendidikan
4. Studi kasus-kontrol Perilaku
5. Studi kohort Kesehatan masyarakat
6. Meta-analisis
18
Jenis-jenis desain penelitian:
1) Observasional
a) Deskriptif
b) Analitik
- Cross-sectional (potong lintang)
- Case Control
- Cohort
2) Eksperimental
a) Quasi-eksperimental
b) True Eksperimental / RCT (Randomized Controlled Trial)
(Sastroasmoro, 2014)
a. Penelitian klinis
b. Penelitian lapangan
c. Penelitian laboratorium
b. Penelitian longitudinal
a. Penelitian dasar
b. Penelitian terapan
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian analitik
5. Desain khusus
a. Uji diagnostic
b. Analisis kesintasan
19
c. Meta-analisis
(Saryono. 2011)
20
waktu. Dari populasi terjangkau ini dipilih sampel, yang terdiri atas subyek
yang akan langsung diteliti
(Sastroasmoro, 2014)
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
hingga dianggap mewakili populasinya :
1. Probability sampling
Prinsipnya adalah bahwa setiap subyek dalam populasi mempunyai kes
empatan yang sama untuk terpilih sebagai sampe penelitian.
Simple random sampling; kita hitung terlebih dahulu jumlah subyek
dalam populasi terjangkau yang akan dipilih subyeknya sebagai sampel
penelitian. Setiap subyek diberi nomor, dan dipilih sebagian dari
mereka
Systematic random sampling; ditentukan bahwa dari seluruh subyek
yang dapat dipilih, setiap subyek nomor ke-sekian dipilih sebagai
sampel.
Stratified random sampling; sample dipilih secara acak untuk setiap
strata, kemudian hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel
yang terbebas dari variasi untuk setiap strata.
Cluster sampling; sampel dipilih secara acak pada kelompok individu
dalam populasi yang terjadi secara alamiah
(Sastroasmoro, 2014).
2. Non-probability sampling
Merupakan cara pemilihan sampel yang lebih praktis dan mudah dilakukan.
Consecutive sampling; semua subyek datang berurutan dan memenuhi
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek
terpenuhi.
Convenient sampling; sampel diambil tanpa sistematika tertentu,
sehingga jarang dapat dianggap dapat mewakili populasi terjangkau.
Purposive sampling; peneliti memilih responden berdasarkan
pertimbangan subyektif dan praktis, bahwa responden tersebut dapat
memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan
penelitian
21
(Sastroasmoro, 2014).
Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Ali-Imran: 190-191).
22
2.6 Kesimpulan
Desain penelitian yang cocok untuk membuktikan efektivitas penggunaan sarung tangan
diikuti mencuci tangan dalam mengurangi angka kejadian penyakit kulit telapak tangan
adalah quasi eksperimental.
Studi pustaka
23
DAFTAR PUSTAKA
Al-quran
Afuddin dan Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia.
Rineka Cipta.
Sastroasmoro, S., 2014. Dasar-dasar metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto.
Suryana, 2010. Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Universitas Pendidikan Indonesia. (Diakses 19 Mei 2017) Tersedia di:
http://file.upi.edu/
Tumbelaka, Alan. 2002. Sari pediatri: Evidence-based Medicine (EBM), Vol. 3, No. 4, Maret
2002: hal 247 248. (Diakses 19 Mei 2017) tersedia di: https://saripediatri.org/
24