Anda di halaman 1dari 3

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji


syukur kita kepada Allah Subhanahu wa taala yang telah dan masih
memberi kita banyak sekali nikmat sehingga dengan nikmat-nikmat
itu kita masih bisa melaksanakan perintahnya dengan baik.

First of all, let us praise our thanks to Allaah who has and still gives
us so many blessings that with such blessings we can still carry out
his orders well.

Yang kedua, semoga sholawat serta salam semoga selalu tercurah


limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang
dengan perjuangan beliau dan para sahabatnya kita bisa merasakan
manisnya iman dan indahnya islam. Dan juga kepada keluarga,
sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman kelak, amiin ya
Rabbal alamiin.

Secondly, may praise and salutation always be poured out to our


Prophet Muhammad shalallahu alaihi wasallam, who with his struggle
and his companions we can feel the sweetness of faith and beauty of
Islam. And also to family, friends and his followers until the end of the
age, amiin ya Rabbal a'lamiin.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan


Kultum Singkat Tentang Ikhlas.

Ladies and gentelment who are blessed by God,

On this happy occasion, I will deliver a brief speech About Ikhlas or


Sincerity.

Ikhlas dalam arti yang sering kita pahami adalah, melakukan sesuatu
tanpa mengharap imbalan apa-apa. Pengertian ini sedikit banyak
sudah benar, hanya saja kurang tepat.
Ikhlas in the sense that we commonly understand is, doing something
without expecting anything in return. This understanding is a bit more
correct, just not quite right.

Dalam agama kita, ikhlas adalah melakukan sesuatu karena Allah


Subhanahu wa taala. ikhlas sendiri mempunyai banyak sekali
dimensi dalam kehidupan sehari-hari kita. Contoh, ikhlas dalam
bekerja, ikhlas dalam beramal, ikhlas dalam mengajar, ikhlas dalam
beribadah, dll.

In our religion, sincerity is doing something because Allah Subhanahu


wa ta'ala. Sincerity itself has many dimensions in our daily life. for
Example, sincere in working, sincere in charity, sincere in teaching,
sincere in worship, etc.

Nah, contohnya apabila kita masukkan dalam konteks ibadah, maka


ikhlas berarti melakukan ibadah karena Allah SWT, bukan yang lain,
bukan karena ingin dipuji, bukan karena ingin terlihat soleh, tapi
benar-benar semata-mata hanya karena Allah.

Well, for example in the context of worship, then sincere means to


worship only because of Allah SWT, not others, not because we want
to be praised, not because we want to look religious, but really only
because of God Allahu subhananu wataala.

Izinkan Saya mengutip satu kisah dalam sebuah hadist riwayat


muslim no. 1905, dikatakan nanti dihadapan Allah: Ada seorang
hamba ditanya oleh Allah Apa yang telah kamu lakukan di dunia
wahai hamba-Ku? Ia menjawab, Saya berjuang dan berperang demi
Engkau ya Allah, sehingga saya mati syahid. Allah berkata Engkau
Dusta! Sebenarnya kamu berperang bukan karena-Ku, melainkan
agar disebut orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar
tersebut. Kemudian Allah memerintahkan agar dia dicampakkan dan
dilempar ke neraka.

Let me quote one story in a hadith narrated by Muslim number 1905,


oneday in the hereafter. There is a servant being asked by God "What
have you done in the world oh my servant?" He replied, "I fought and
fought for you O God, so I died a martyr." God says " Lie! Actually you
fight not because of Me, but to be called a brave man. Now you have
the title you wanted. "Then Allah commanded that he be cast and
thrown to hell.
Kutipan hadist shahih diatas adalah contoh orang yang beribadah
dengan tidak ikhlas dan mengharap selain-Nya. Sehingga amalannya
didunia menjadi sia-sia dan tidak menjadikannya masuk surga
melainkan pada akhirnya diapun masuk neraka. Kisah ini menjadi
tamparan keras bagi kita yang masih sering beribadah atau
melakukan sesuatu bukan karena-Nya.

The quotation of the shahih hadith above is an example of a person


who worships with no sincere and wishes other than Allah. So that his
deeds in the world became futile and did not make him go to heaven
but ultimately he went to hell. This story becomes a hard slap for those
of us who still often worship or do something not because of Allah.

Fenomena diatas banyak sekali terjadi disekitar kita, bahkan mungkin


tanpa sadar kita termasuk dalam arus masyarakat yang seperti itu,
Naudzubillahimindzalik. Semoga kita dihindarkan oleh Allah dari sifat
seperti itu.

The phenomenon above has been happening a lot around us, maybe
even unconsciously we are included in the flow of such a society,
Naudzubillahimindzalik. May we be spared by God from such traits.

Nah, setelah memahami urgensi berlaku ikhlas, maka hendaknya kita


mulai memupuk dan melatih diri kita untuk ikhlas dalam segala hal.
Sehingga apa yang telah Rasulullah siratkan dalam hadist nya tidak
terjadi pada kita. Amiin

Well, after understanding the urgency of sincererity, then we should


start to cultivate and train ourselves to be sincere in all things. So what
the Messenger of Allaah says in his hadith does not happen to us.
Amiin

Saya kira cukup dulu Kultum Singkat Tentang Ikhlas ini, semoga apa
yang telah saya sampaikan bisa bermanfaat bagi kita semua.

I think thats enough speech about ikhlas that i can deliver, hopefully
what I said can be useful for all of us.

wabillahi taufiq wal hidayah. Wassalamualaikum warahmatullahi


wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai