Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil alamin. Wasalatu wassalamu asyrafil ambiya’i wa mursalin, sayidina wa maulana


muhammadin wa ‘ala alihi wa syahbihi aj main amma ba’du.
Rabbisy rahli shadri wa yassirli amri wahlul ‘uqdatan mil lisani yafqahu qauli.

Yang terhormat Ibu Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta, yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta
Karyawan, dan teman-teman yang saya sayangi.

Mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di halaman SMP Negeri 4 Yogyakarta dalam keadaan sehat
wal afiat, tanpa kekurangan apa pun.

Saya ucapkan terima kasih kepada hadirin yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menghadiri
acara Halal Bi Halal ini.

Hadirin yang terhormat, pada kesempatan hari ini saya akan menyampaikan sedikit pencerahan hati
tentang Usaha dan Takdir.

Seperti yang kita tahu, terkadang saat kita akan berusaha untuk mengerjakan suatu hal, kita takut
hasilnya tidak sempurna, tidak sesuai dengan harapan kita, kenyataannya sebelum kita mencoba kita
sudah putus asa terlebih dahulu. Terkadang pula kita beranggapan bahwa kalau seandainya takdir kita
ke depannya cerah seperti keadaan kita sekarang ini, maka untuk apa kita berusaha sekuat tenaga untuk
merubah kehidupan kita ke depannya agar lebih baik, sehingga pada akhirnya kita malas untuk
berusaha. Bahkan banyak diluar sana orang yang menyerah pada takdir entah karena faktor ekonomi,
percintaan, kesehatan, sosial, dan lain-lain. Memang kita tidak dapat memungkiri bahwa kehidupan ini
erat kaitannya dengan takdir, bahkan sebelum kita lahir Allah SWT sudah membuat catatan tentang
takdir kita di Lauh Mahfuzh dan tulisan itu tetap ada sampai hari Kiamat. Apa yang telah terjadi pada
masalalu, dan apa yang terjadi sekarang, serta apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang sudah
dituliskan oleh Allah SWT di Lauh Mahfuzh.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah, tema pencerahan saya kali ini pasti menimbulkan pertanyaan seperti
: “Jika segala sesuatu sudah ditentukan oleh Allah SWT dan sudah dituliskan di Lauh Mahfuzh, lalu untuk
apa manusia berusaha? apa peran dari usahanya itu?”. Tetapi mari kita renungkan bersama apa maksud
firman Allah dalam surah Ar-Ra’d ayat 18 yang terjemahannya berbunyi : “…Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri…”. Dari cuplikan terjemahan surah tersebut kita dapat memahami bahwa Allah tidak akan
mengubah nasib seseorang jika ia tidak berusaha untuk merubahnya sendiri.

Sebenarnya takdir sendiri telah terbagi menjadi dua yaitu takdir mu’allaq dan takdir mubram. Takdir
mu’allaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia, sedangkan takdir mubram adalah
takdir yang sudah pasti berlaku atas manusia tanpa dapat dielakkan lagi meskipun dengan ikhtiar. Nah
yang akan kita bahas dalam tema pencerahan hati kali ini adalah takdir mu’allaq, takdir yang dapat
diubah oleh manusia melalui ikhtiar apabila Allah SWT mengizinkan.
Contoh takdir mu’allaq adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan. Semuanya itu tidak dapat kita
capai hanya dengan berpangku tangan atau berdoa saja tanpa di ikuti usaha atau ikhtiar.
Pada dasarnya Al-Qur’an telah menunjukan bahwa manusia mempunyai potensi, manusia juga bisa
mencapai tempat yang terpuji manakala mereka mampu mendaya-gunakan seluruh potensi yang ada
dalam jiwanya, seperti daya cipta, rasa, dan krasa (akal, hati, dan nafsunya). Sebaliknya manusia bisa
mencapai tempat yang tercela (hina), manakala mereka tidak mampu mendaya-gunakan potensi yang
ada dalam jiwanya tersebut.

Marilah kita bercermin pada orang-orang yang sukses diluar sana. Mereka pun dahulunya bekerja keras,
ulet, dan tidak mengenal kata putus asa untuk meraih sukses seperti yang mereka dapatkan saat ini.
Mereka percaya akan takdir, tapi mereka pun percaya pada keajaiaban hasil dari usaha dan bekerja
keras serta mimpi kecil yang selalu ada di benak mereka. Mereka memegang teguh komitmen mereka,
dan mereka tetap tegak berdiri saat yang lain runtuh. Maka jangalah kita takut memulai dari yang
sederhana, takutlah bahwa kita tidak memulai sama sekali.
Tetapi tetaplah ingat untuk menyerahkan semua hasil usaha kita kepada Sang Pencipta Alam Semesta,
karena bagaimana pun juga Dia-lah yang Maha Menentukan. Jangan pula kita marah bahkan memaki-
maki Allah SWT karena ikhtiar kita tidak membuahkan hasil. Kita tidak akan pernah tahu hikmah dari
sebuah kejadian bila kita tidak menyikapi kejadian itu dengan dewasa.

Hadirin yang dirahmati Allah, dari pencerahan hati yang saya sampaikan di kesempatan ini dapat kita
simpulkan bahwa kita tetap harus berusaha dalam mengerjakan segala hal dan janganlah kita
terpancang oleh takdir sehingga kita takut, putus asa dan malas dalam berusaha.

Semoga pencerahan hati dari saya dapat bermanfaat.

Saya selaku hamba Allah yang tidak sempurna memohon maaf jika ada salah kata yang kurang berkenan
di hati Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara.

Terima kasih dan Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai