Fatamorgana dunia
Namun jika ada yang datang padaMU dengan bersujud dan bermunajah
Karena terlalu besar kecintaannya padaMU
Hingga menolak hadirku,
Maka kumohon padaMU ya Robbi,
Berikanlah hatiku padanya,
Agar penantian kekasih sunyi ini berakhir,
Karena Dialah hambaMU yang kurindu karena merinduMU,
Dialah kekasihMu yang kukasihi karena mencintaiMU,
Dan dialah ciptaanMu yang kutunggu tuk melengkapi cintaku padaMU…”
Tawakkal Cinta
Dua purnama terhijab di tujuh langitMu,
memantulkan bayangan rindu
yang membisu dalam mahful keimanan…
Kutawakkalkan cinta,
lewat basuhan suci embun senja,
menyimpan damaimu
dalam sejuknya percikan dzikir,
yang memadamkan keresahan
alam barzakh sana…
Kutawakkalkan cinta,
bersama kuncup bunga yang merunduk,
menjaga indahmu dalam kuntuman doa-doa,
menyambut mekarnya rindu
di titian shiratNya nanti…
kutawakkalkan cinta,
ditemani sayap-sayap malaikat
yang bersujud,
memendam rinduku dalam kesaksian Qiyamku,
sebagai jawaban cinta
di pelaminan firdausi nanti…
Jauharah bertakbir,
meneguhkan binar hatimu sang hawa,
dalam syahadah rindu,
ghorizah pun mengaku,
“cintaku karenaNya,
Insya Allah…”
Istikharah Cinta
Syahadah cintaku
pada kehendakNya,
menghadirkan tawakkal
di antara hati dan takdir…
Mihrab Penantian
Cinta ini
Cinta ini,
Menitik mesra di hamparan sajadah
Laksana angin menghembus
Ruh jiwaku ke hadiratMu
Cinta ini,
Zahirnya tak hanya butiran tasbih,
Dari wajah merunduk khauf
Tapi kerinduan yang terhijab
Dari kasih bergejolak dalam asmaMu
Cinta ini,
Adakah meggetarkan tama arsyiMu,
Akankah membuka gerbang firdausiMu,
Atau penyejuk bara siksaMu,
Bukan itu yang kunanti,
Tapi hanya sebuah perjumpaan denganMu
Dalam lahfah cintaku…
Demi Allah,
dia datang bukan dengan kata pujangga merayu,
tapi lewat seruan indah ayat-ayatNya,
Demi Allah,
dia hadir bukan karena sempurnanya raga,
tapi dengan niat suci karena Allah,
Demi Allah,
dia ada bukan karena limpahan kekayaan atau kedudukan,
tapi karena Allah lah penggerak jiwanya,
Demi Allah,
hadirnya bukan dengan senyum mengusikmu,
namun dalam keindahan cinta-Nya penyentuh hatimu,
Demi Allah,
dia tidak akan menyapamu di terangnya pagi,
namun sebagai cahaya penyerumu di kelamnya malam,
karena dia datang dalam diam penjaga lisan,
dan bentangan hijab penjaga pandangan,
bukan dengan perkenalan semu di riuhnya dunia,
bukan jua pada kedekatan raga pengantar maksiat,
Demi Allah,
dia tak menjanjikan hanya ada kebahagiaan,
namun hanya kepingan kesabaran bentengan cinta,
Demi Allah,
dia pasti datang,
sebagai jawaban penantianmu”
Titah-titah cintaNya,
menjemput fananya takdir,
menyingkap tak abadinya masa…
(Maret, 2011)
Munajahku
(“kata orang cinta itu buta, tapi bagiku cinta buta hanya milik orang-orang yang buta
terhadap agamanya... karena cinta akan menjadi mata, andai agama menjadi sandaran,
sehingga cinta dapat melihat sebuah kebenaran dalam cahaya bukan menjadikan cinta
itu benar dalam kegelapan”)
Menyapa Rindu
Wahai rindu,
Sampaikanlah sabda tawadhu cinta,
pada kanvas obsesi sang jiwa,
sebagai penakluk singgasana maya,
dalam gerhana hasrat kasih semu…
Wahai rindu,
Kusiarahi hatimu lewat ghaib tahajjud,
sebagai udzur syahwat yang setia,
dan lentera cahaya di hari kesaksian…
Wahai rindu,
Kufasihkan padamu harakat doa-Nya,
sebagai pelengkap aksara hatimu
ketika lena akan fatamorgana…
Wahai rindu,
Kubisikkan di nadimu dzikir keteguhan,
sebagai pengikat setia pada-Nya,
dan penghantar di gerbang magfirah,
Wahai rindu,
Kulukiskan fajarmu di indahnya dhuha,
sebagai pembuka nikmat-Nya di pagi hari,
jua penyempurna rahmat-Nya di hari abadi…
Belahan Jiwa
Belahan jiwa,
Masa mungkin belum menyibak tabir siapa sejatinya dirimu,
Dan takdir belum jua menuliskan noktah-noktah cinta di hidup kita,
Namun jadikanlah penantian ini sebagai ibadah mencari redha-Nya…
Belahan jiwa,
Kutahu sekarang kau masih mencari seseorang tuk manapaki hidup di jalan-Nya,
Maka bersabarlah dalam lentera cahaya iman,
Teguhkan pencarian diriku dalam munajat sepertiga akhir malammu,
Hingga kau temukanku sebagai bidadari keindahanmu…
Belahan jiwa,
Demi Allah, kuhanya seorang hawa yang diliputi ketaksempurnaan,
Bukan karena kecantikan raga, tidak pada kecerdasan akal,
jua bukan pada kilauan materi,
Tapi nantikanlah hadirku sebagai insan sederhana,
yang kan mendampingimu karena-Nya…
Belahan jiwa,
Kutahu kau jua tak sempurna,
Namun cukuplah cinta ikhlasmu pada yang Maha Sempurna,
Menjadi pengikat abadi cinta yang apa adanya,
yang tak memilih tapi dipilih oleh-Nya..
Belahan jiwa,
Doakanlah semoga kelak kubisa menjadi bidadarimu,
Yang dengan sayapnya melindungi bahtera kita,
Dan harum semerbaknya menjadi pengingat
dikala dirimu lena oleh nikmat duniawi,
Belahan jiwa,
Simpanlah lafaz cintamu padaku dengan bentengan syariah,
Tutuplah pintu hatimu rapat-rapat dengan menundukkan pandangan,
Hingga Allah mempertemukan kita nanti di waktu yang tepat
Dalam keindahan cinta yang halal…
Belahan jiwa,
Doakanlah, dua keping hati yang terpisah semoga cepat menyatu
Doakanlah, semoga munajah penantian ini diijabah Illahi…
Dalam ikrar cinta suci dunia akherat…
Doakanlah, Amin Allahumma Amin…
Sayap-sayap qana’ahmu,
Meyibak indah di teguhnya cinta,
Menghantarkan ruh rindumu
Menuju singgasana cintaNya…
(Maret, 2011)
Thaharah Cinta
(Maret, 2011)
Awan-awan sendu,
membentangkan hijab-hijab rindu,
menirai sempurnanya cahaya,
tuk memantul di cerminan hatimu…
Kabut-kabut asa,
menabirkan keindahan yang berjarak ruang,
mengapa perbedaan membatasi cahaya cinta,
tuk menyatu dalam qadhaNya…
(Maret, 2011)
Keabadian menyapa
Langit menepi,
Senja pun gugur,
Rindu pun lebur,
Karena nafas tlah terhenti…
Bayangan berkisah
ia datang menyapaku,
bukan dengan desiran angin liar melenakan,
namun dengan senandung do’a penyejuk bumi…
ia pun menatapku,
bukan lewat mata bergejolak dilatari nafsu,
tapi dengan pandangan batin yang mengiba dunia…
dan hadirnya,
bukan dalam wujud kefanaan,
namun karena keabadianNya…
Mahar Cinta
Namun kasihku,
Jalan kebahagiaan tak pernah sunyi,
Rintangan, ujian, siap menyapa sebuah rindu…
"Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun
buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya. Adapun yang memberi
manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan ".(Ar-Ra'ad: 17)
Sang mujahid,
Takkan diam melihat ketauhidan semakin tumbang,
Takkan membisu melihat firman Tuhannya diinjak-injak,
Dan takkan rela agamanya difitnah...
Wahai mujahidku,
Kulepaskan engkau dengan senyuman keimanan,
Kuihlaskan engkau demi sebuah kemuliaan,
Wujudkan mimpi ummat,
Tegakkan dienNya berlafadz ”laa ilaaha illallah”
Ar roya berkibar
"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalayn ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap
menyembah~Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku."(An Nur
: 55)
Penantian Suci
Insan istimewa,
Hadirlah menyingkap tabir masa,
Menaklukkan asa menuju sunnah nabi,
Berjanji dalam aqad karena Illahi...
Sejuknya berkelopak,
menyatu dengan jingganya sang fajar,
desau rindunya bagai ombak,
memantulkan cinta berhijab syariat-Nya,
nampakkah di pelupukmu wahai sang jiwa...
Afnaan mengering
Afnaan mengering,
Sang kisah pun patah,
Tertiup derasnya takdir yang mengikat,
Beginikah kisah sejati yang mereka banggakan...???
Inikah cinta azali yang mereka agungkan...???
merapuh... patah...
afnaan mengering,
kasih manusia semu... dan semu...
Kitab Cinta
(Des, 2009)
Mahar Cinta
namun,
jalan kebahagiaan tak slalu sunyi,
ada rintangan,
dan beribu ujian,
siap menyapa sebuah rindu...
Bayangan berkisah
Ia datang menyapamu,
bukan dengan desiran angin liar melenakan,
namun lewat senandung doa penyejuk,
ia menatapmu,
bukan dengan mata tajam menggelora,
namun penglihatan batin pengiba dunia...
Dan ia hadir,
bukan dalam wujud kefanaannya,
namun karena keabadianNya..
Senja berbisik,
pada maujud hati yang mencari,
bahwa sang bayangan tlah pergi,
saat terang menghampiri,
adakah esok datang lagi,
berkisah tentang rindu dan sendu,
tak hanya bayangan tapi wujud,
hingga tak hanya memuji tapi berbagi...
(Januari, 2010)
Lafaz cintaku,
Kulafazkan padamu,
wahai sang hati,
Aku mencintaimu,
bukan karena kelebihan yg ada padamu,
tapi pada kekuranganmu…
Insya Allah…
itu janjiku padaNya dan padamu,
andai esok takdir berpihak
menyatukan ketaksempurnaan kita
dalam kesempurnaanNya…
(November, 2009)
(Kadang tertawa sendiri saat membaca lagi puisi ini, rasanya puisiku yg satu ini agak
gila, hehehe… tapi itulah hidup ini untuk berkarya, entah itu dialami orang lain atau diri
sendiri)
Kerudung putih
”Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS Al-A’raf [7] : 26)
Ia bukanlah sempurna
hakikinya pun manusia,
penuh khilaf dan dosa...
Samudra kehidupan,
membawamu jauh tak berjejak
hingga jeritan nuraniku tak lagi kau dengar…
Tanpamu…
sang dara hanya tinggal sebuah nama,
ia hilang,
tersesat oleh mimpi tak berujung…
(Desember 2007)
Sahabat
Setia…”
Cahaya Cinta
Di kejauhan,
Cinta melihat sebuah ruang kosong itulah hati...
(Nov, 2006)
Menanti hati
Tahukah kasih
Hatiku menanti hatimu
Menjadi sebentuk cinta yang utuh
Tiada palsu bukan semu
Sebuah cinta putih...
Sepi
(Des. 2007)
Kembali
Harap...”
Keabadian menyapa
Langit menepi,
Senja pun gugur,
Rindu pun lebur,
Karena nafas tlah terhenti…
Bayangan berkisah
ia datang menyapaku,
bukan dengan desiran angin liar melenakan,
namun dengan senandung do’a penyejuk bumi…
ia pun menatapku,
bukan lewat mata bergejolak dilatari nafsu,
tapi dengan pandangan batin yang mengiba dunia…
dan hadirnya,
bukan dalam wujud kefanaan,
namun karena keabadianNya…
Wahai Mujahidku,
Kulepaskan engkau dengan senyuman keimanan,
Kuikhlaskan dirimu demi sebuah kemuliaan,
Wujudkan mimpi ummat,
Tegakkan dienNya berlafadz “Laa ilaaha illallah”
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar,…
Senandung cintamu menggema…
Memecah bumi yang hampir sunyi…
Mahar Cinta
Namun kasihku,
Jalan kebahagiaan tak pernah sunyi,
Rintangan, ujian, siap menyapa sebuah rindu…
Sahabat Kecilku
Cinta Pertama
Cinta Pertama,
awal rasa itu ada,
sesuatu yang tak pernah bisa kuungkapkan,
sesuatu yang takkan pernah bisa kau baca,
Dan rasa yg takkan pernah kau tahu…
Cinta Pertama,
tak pernah ada kisah,
tak juga ada janji,
namun mengapa ada penantian…???
Di hari bahagiamu,
Kupersembahkan sekotak cinta,
Dibungkus lembaran kesetiaan,
Berhiaskan melati keikhlasan,
Dari taman hatiku, jagalah...
Suara rindu
Wahai kasih,
Tlah kulukis cintaku dengan ketulusan
Kan kubingkai dengan setiaku
Lalu kupersembahkan sebagai hadiah
Dalam hidup, jagalah...
Wahai kasih,
Ingin kukatakan kepadamu
Bahwa engkaulah nadi kehidupanku
Tapi mengapa, jemarimu... jemariku...
Sangatlah jauh ???
Tahukah kasih
Hatiku menanti hatimu
Menjadi sebentuk cinta yang utuh
Tiada palsu bukan semu
Sebuah cinta putih...
Datanglah
Sepi
SAHABAT
Sejenak ia terdiam,
Sang kupu-kupu terpaku melihat
Bayangnya di atas danau...
Lewat beningnya air,
Ia bercermin
Mengagumi sayapnya nan indah..
Tetapi wahai kupu-kupu,
Engkau harus segera pulang
Taman kasih menunggumu
Hari hampir petang...
Ia pun ingin melangkah pergi
Menjauh dari kefanaan ini
Namun sayapnya terbelenggu ilusi
Dan ia terpenjara disini...
Akankah ada yang membawanya lari
Menjauh dari mimpi yang menguasai,
Ia terperangkap di atas danau
Ingin bebas dari kelu
Salahkah...???
Tegar
Isyarat
Kembali
Kini hidup
Yang bersajak tentangku
Ia rangkai kata untuk mewujudkan mimpiku,
Lewat gelombang yang menghempaskan ia bernada,
Lewat dinginnya salju ia berkata,
Oh...
Inikah kehidupan... ???
Irama suka duka,
Silih berganti mengisi hariku....
Mentari yang terbenam
Allahu akbar...
Tiada lagi sanubari yang tergetar
Syukur menjelma kufur
Apakah iman tlah tertidur
Candu dunia membius nurani
Hanyalah nafsu sebagai pengendali
Kebenaran pun menjadi mati fungsi
Kemanakah jiwa yang fitri ?
Biarlah mentari redup
Asalkan iman tetap hidup
Kembalilah untuk sujud
Wahai engkau yang berwujud...
Kitab Cinta
Cahaya Cinta
kerudung putih
Ia bukanlah sempuna
hakikinya pun manusia,
penuh khilaf dan dosa...
Sahabat Kecilku
Cinta Pertama
Cinta Pertama,
awal rasa itu ada,
sesuatu yang tak pernah bisa kuungkapkan,
sesuatu yang takkan pernah bisa kau baca,
Dan rasa yg takkan pernah kau tahu…
Cinta Pertama,
tak pernah ada kisah,
tak juga ada janji,
namun mengapa ada penantian…???
Samudra kehidupan,
membawamu jauh tak berjejak
hingga jeritan nuraniku tak lagi kau dengar…
Tanpamu…
sang dara hanya tinggal sebuah nama,
ia hilang,
tersesat oleh mimpi tak terujung…
Di hari bahagiamu,
Kupersembahkan sekotak cinta,
Dibungkus lembaran kesetiaan,
Berhiaskan melati keikhlasan,
Dari taman hatiku, jagalah...
Di kejauhan,
Cinta melihat sebuah ruang kosong itulah hati...
Suara rindu
Wahai kasih,
Tlah kulukis cintaku dengan ketulusan
Kan kubingkai dengan setiaku
Lalu kupersembahkan sebagai hadiah
Dalam hidup, jagalah...
Wahai kasih,
Ingin kukatakan kepadamu
Bahwa engkaulah nadi kehidupanku
Tapi mengapa, jemarimu... jemariku...
Sangatlah jauh ???
Menanti hati
Tahukah kasih
Hatiku menanti hatimu
Menjadi sebentuk cinta yang utuh
Tiada palsu bukan semu
Sebuah cinta putih...
Datanglah
Kata orang...
Cinta datang dari mata turun ke hati,
Terus kapan cinta kita dimulai ?
Bukankah pandangan pertama tak pernah ada ?
Apa yang membuatmu mencintai aku ?
Tiada cahaya di mataku yang menggoda
Tiada senyum yang membuatmu resah,
Bukankah aku hanya sebuah misteri
dalam perjalanan cintamu ?
tahukah ???
Dunia berbisik padaku,
”cintamu hanya sebuah ilusi
Tak ada dalam realiti ”
Cinta ini dimulai,
Ketika tiada sesuatu diharapkan sebagai balasan...
Cinta ini berawal,
Ketika Tuhan mencipta sebentuk hati untuk insan...
Dan cinta ini ada,
Bukan saat pertama kumengenalmu
Tapi saat kudiciptakan dari tulang rusukmu...
Entah bagaimana kita jatuh dalam cinta...
Aku tak pernah mengerti
Engkau tak jua memahami
Dialah Yang Maha Tahu...
Sepi
SAHABAT
Sejenak ia terdiam,
Sang kupu-kupu terpaku melihat
Bayangnya di atas danau...
Lewat beningnya air,
Ia bercermin
Mengagumi sayapnya nan indah..
Tetapi wahai kupu-kupu,
Engkau harus segera pulang
Taman kasih menunggumu
Hari hampir petang...
Ia pun ingin melangkah pergi
Menjauh dari kefanaan ini
Namun sayapnya terbelenggu ilusi
Dan ia terpenjara disini...
Akankah ada yang membawanya lari
Menjauh dari mimpi yang menguasai,
Ia terperangkap di atas danau
Ingin bebas dari kelu
Salahkah...???
Tegar
Isyarat
Kembali
Hidup
Kini hidup
Yang bersajak tentangku
Ia rangkai kata untuk mewujudkan mimpiku,
Lewat gelombang yang menghempaskan ia bernada,
Lewat dinginnya salju ia berkata,
Oh...
Inikah kehidupan... ???
Irama suka duka,
Silih berganti mengisi hariku....
Allahu akbar...
Tiada lagi sanubari yang tergetar
Syukur menjelma kufur
Apakah iman tlah tertidur
Candu dunia membius nurani
Hanyalah nafsu sebagai pengendali
Kebenaran pun menjadi mati fungsi
Kemanakah jiwa yang fitri ?
Biarlah mentari redup
Asalkan iman tetap hidup
Kembalilah untuk sujud
Wahai engkau yang berwujud...
Kitab Cinta
Cahaya Cinta
Kepergianku
Mengapa mentari tak jua menghangatkan,
bahkan embun pun tak lagi menyejukkan,
semua rasa tlah pergi,
karena engkau bukanlah yang kucari...
Tahukah,
engkau tak pernah ada dalam pencarian,
engkau hanya sebuah kesalahan...
Ku kan’ pergi,
menjauh dari mimpimu,
jangan sesali lagi,
kisah ini tlah berlalu...
kerudung putih
Ia bukanlah sempuna
hakikinya pun manusia,
penuh khilaf dan dosa...
Lafaz cintaku,
Kulafazkan padamu,
wahai sang hati,
Aku mencintaimu,
bukan karena kelebihan yg ada padamu,
tapi pada kekuranganmu…
Sepi…”
http://freshca_26.blogs.friendster.com/fathe_blog/
CAHAYA ILMU