Laporan Hasil Penelitian Tindakan Sekolah Pembinaan
Laporan Hasil Penelitian Tindakan Sekolah Pembinaan
Disusun oleh :
Dta. Hj. Emi Yuliaty, M ,Pd
NIP : 195511071979012001
(Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung)
Jl : Ir.H. JUANDA No 93
BANDUNG
2010
6
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tidakan Sekolah (PTS) dengan judul
Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah ini dapat
penulis selesaikan.
PTS ini dipicu oleh adanya kenakalan yang marak sehingga dapat merusak diri siswa itu
sendiri. Beberapa penyimpangan terasa akhir-akhir ini yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup kemungkinan
masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin sistematikanya, mungkin isinya, maupun
segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik konstrutif dan saran dari pembaca umumnya sangat
penulis harapkan.
Penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan PTS ini, semoga laporan PTS ini dapat memberikan kontribusi kepada dunia
pendidikan umumnya dan kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Terimakasih.
Penulis
7
UCAPAN TERIMA KASIH
SWT penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tindakan Sekolas (PTS) dengan judul :
Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan MISI Sekolah ini dapat
penulis selesaikan.
Kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, baik berupa bantuan materil,
dorongan moral dan spiritual, tenaga, doa yang tulus baik langsung maupun tidak langsung
Atas semua kontribusi tersebut, dengan penuh rasa takzim, penulis ucapkan terima kasih
1. Kepala Dinas Pendididkan Kota Bandung Bapak Drs. Oji Mahroji yang banyak
2. Bapak Kabid SMAK Disdik Kota Bandung yang selalu memberikan kemudahan
3. Bapak Drs. Amin Yusuf Pengawas Pembina Disdik Kota Bandung yang banyak
4. Guru-guru dan Siswa SMA Negeri 1 Bandung yang banyak membantu dalam pengisian
Semoga semua yang telah mereka kontribusikan mendapat balasan kebaikan yang berlipat
Penulis
8
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
1. Judul Penelitian
UPAYA MEMPERKECIL TINGKAT
KENAKALAN REMAJA SMAN 1
BANDUNG DENGAN
DIADAKANNYA BERBAGAI
KEGIATAN ROHANI SESUAI
DENGAN VISI DAN MISI SEKOLAH
2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar Dra. Hj. Emi Yuliaty, M.Pd
b. Jenis Kelamin Perempuan
c. Pangkat, Golongan, Pembina Tk I/ IV B
d. NIP 195511071979012001
e. Asal Sekolah SMA Negeri 1 Bandung
f. Alamat Kantor Jl. Ir H. Juanda 93 Bandung
g. Alamat Rumah Jl. Platina No. 2 Bandung
9
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH:
PENGAWAS PEMBINA DISDIK KOTA BANDUNG
NIP : 195506021984031005
Pembina Utama Muda IV C
10
ABSTRAK
Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan Diadakannya
Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah . Penelitian ini dilatar
belakangi maraknya kenakalan remaja yang meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang di sekitar nya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada
masa transisi. Jenis kenakalan remaja secara umum biasanya adalah : penyalahgunaan narkoba,
seks bebas, tawuran antara pelajar.
Sehubungan dengan hal tersebut maka Penulis mengadakan penelitian di lokasi SMA Negeri 1
Bandung dengan judul : Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1
Bandung Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi
Sekolah. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya beberapa penyimpangan yang dilakukan
oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung diantaranya : Banyaknya ketidak hadiran (absensi),
adanya perkelahian, pelanggaran tata tertib, merokok di Sekolah dll.
Tujuan penelitian untuk mengetahui (a) sejauh mana kenakalan remaja yang dilakukan oleh
siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung (b) apa aktivitas siswa siswi SMA Negeri 1 Bandung dalam
kesehariannya (c) apa solusi yang dapat dilakukan untuk memenghilangkan atau setidaknya
memperkecil kenakalan remaja yang sedang marak di luar lingkungan sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari
remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal: Krisis dan
Kontrol diri yang lemah identitas. Faktor eksternal: Keluarga, teman sebaya dan
komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Penelitian dilakukan dengan metode
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari
tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Melalui teknik observasi dan angket yang disebarkan di lingkungan SMA Negeri 1 Bandung
dengan alur siklus diketahui bahwa dengan berbagai kegiatan rohani misalnya : muhasabah,
tabligh akbar, idul kurban, bakti sosial, pelatihan manasik haji, mentoring, rihlah, energik pintar
soleh edukatif (EPISODE) , Orientasi Pengenalan dan Pengkajian Islam (OPPI). Bagi mereka
yang non muslim ada wadah tersendiri yaitu One Creative Ministry (OCM) dan Orientasi
Pengenalan Agama Kristen (OPAK ) yang diadakan di sekolah dapat memperkecil kenakan
remaja khususnya siswa- Siswi SMA Negeri 1 Bandung.
Kegiatan tersebut sangat menunjang dan berhasil memperkecil kenakalan remaja yang ada di
SMA Negeri 1 Bandung sesuai dengan VISI dan MISI sekolah bahwa Iman dan Taqwa itu
nomor satu harus di terapkan. Sebagai bukti dapat dilihat adanya keberhasilan dalam
peningkatan moral di lingkungan SMA Negeri 1 Bandung.
11
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pilar utama dalam menggapai kemajuan masa depan suatu
bangsa. Bangsa yang ingin maju perlu meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk
sumber daya manusia melalui sistem pendidikan antara lain dilakukan melalui proses
pendidikan yang terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sehingga diharapkan
Semua tuntutan ini juga harus menjadi perhatian yang serius dari semua komponen
Sumber daya manusia yang cerdas akan berdampak kepada corak kehidupan masyarakat
yang cerdas sehingga diharapkan dapat menjawab setiap tantangan dalam perubahan
12
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab yang besar dalam
mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga akan melahirkan insan yang
cerdas intektual, emosional, spiritual dan dimensi sosial sehingga akan menempatkan posisisnya
yakni sebagai pribadi yang utuh, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Karena justru
kelompok sosial inilah yang menjadikan manusia dapat tumbuh sebagaimana wajarnya. Seiring
dengan pelaksanaan tanggung jawab tersebut maka komponen sekolah terutama guru
mempunyai peranan penting dalam menggali dan membimbing siswa untuk dapat
mengembangkan segenap potensi dan mendapatkan hak-haknya sebagai peserta didik, seperti
mendapatkan bimbingan dalam menentukan masa depan dan cita-cita dari institusinya.
Kondisi yang ditemukan selama ini di SMA Negeri 1 Bandung kurangnya pelayanan dan
bimbingan guru kepada peserta didik, masih belum maksimal terbukti masih banyak siswa-siswi
yang melakukan tindakan yang dapat dikatakan menyimpang dan hal ini berdampak dengan
keberadannya yaitu menjadi nakal dan dapat disebut dengan kenakalan remaja.
Secara umum kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak
anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan
kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja jaman
sekarang. Dan kita juga sering mendengar adanya kelompok Geng Motor yang betul-betul tidak punya
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-
orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
13-18
13
tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Jenis kenakalan
remaja secara umum biasanya adalah : penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran antara
pelajar.
Melihat keadaan seperti ini sesuai dengan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung yaitu
Terwujudnya sekolah yang unggul dalam prestasi akademik berdasarkan Iman dan
meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas disiplin
Maka Penulis merasa perlu mengadakan penelitian di lokasi SMA Negeri 1 Bandung
dengan judul : Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung
Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah.
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh
(Absensi), adanya perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, merokok
di Sekolah.
14
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi
Sebelum menentukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan dan mewujudkan
VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian berbagai
aktivitas siswa dan guru, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Hasilnya
remaja dan mewujudkan VISI , MISI SMA Negeri 1 Bandung. Alternatif tersebut adalah
Melalui monitoring terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di SMA Negeri 1 Bandung dan
mengikuti acara pada setiap kegiatan kerohanian (keagamaan) di SMA Negeri 1 Bandung,
D. TUJUAN PENELITIAN
2. Ingin mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sebagai motivasi untuk
15
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajen pendidikan
2. Manfaat Praktis
Untuk memperkecil dan menanggulangi tingkat kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Bandung
a. Sebagai acuan untuk peningkatan dan keberhasilan dalam mewujudkan VISI dan MISI
Sekolah
Negeri 1 Bandung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak
sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (1988 : 93)
16
mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita
cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku
mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan. Dalam Bakolak
inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah
laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan
dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang
bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau
sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum
dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan
perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S
(1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka
berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang
menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil
barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan
seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja
dalam penelitian.
Kartono, ilmuwan sosiologi ; Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh
satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang".
17
Santrock ;"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak
B. KENAKALAN REMAJA
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-
orang di sekitarnya.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada
usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang
Penyebab terjadinya kenakalan remaja : Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari
Faktor internal:
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa
integrasi kedua.
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima
dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi
18
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
Faktor eksternal:
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah
di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama,
atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja.
Berdasarkan hasil penelitian Masngudin HMS, adalah peneliti pada Puslitbang UKS, Badan
19
17. Mencuri
18. Mencopet
19. Menodong
21. Memperkosa
22. Berjudi
24. Membunuh
20
Ciri-ciri kenakalan remaja adalah tidak mau belajar karena yang mereka fikirkan hanyalah
bersenang-senang dan berpesta pora. Tidak mau di nasehati mereka akan marah dan memaki-
Dampak negatif kenakalan remaja adalah bodoh. mereka menjadi, bodoh karena mereka
tidak mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat
mengatur waktu dengan baik. Remaja tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik.
Karena waktunya habis terbuang untuk bermain-main dan bersenang-senang tidak pernah
memikirkan pelajaran sekolah. Dan juga dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan
ibadah akibatnya remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan yang tidak baik.
C. KEROHANIAN
Kerohanian atau rohani, dalam maksud merujuk kepada perkara-perkara yang berkaitan
dengan roh. Manakala dalam maksud yang lebih luas, membawa maksud semangat intrinsik
yang dipunyai oleh segala jirim di dunia. Walaupun begitu rohani selalu dikaitkan dengan
perasaan dalaman manusia yang melibatkan emosi sendiri dan penaakulan strategik.
Kesucian rohani sangat ditekankan dalam agama. Kesucian rohani membawa maksud
keadaan mental yang logik dan mementingkan kebaikan manusia sejagat dan barulah kebaikan
individu itu sendiri. Rohani setiap individu merupakan penentu moral sosial masyarakat itu dan
penetapan undang-undang.
Undang-undang penting dalam mengawal rohani manusia yang dijadikan bercampur baur di
antara emosi positif dan emosi negatif dengan intuisi dan objektif bagi mencorakkan secara
21
Rohani yang kacau dikaitkan juga dengan emosi negatif dari segi psikologi. Manakala
rohani yang sempurna selalu juga dikaitkan dengan aktiviti beragama individu yang tekun dan
perbuatan baik yang banyak dilakukan oleh individu itu. Walaupun demikian, dari segi
perspektif umum, individu yang mempunyai rohani yang baik diklasifikasikan oleh penentuan
dan kepercayaan umum mengenai hal kelakuan kebaikan individu itu secara total. Maksud
individiu yang mempunyai kerohanian yang tinggi pada pandangan masyarakat adalah individu
yang tidak pernah melakukan kesalahan langsung pada pandangan masyarakat walaupun
ironinya setiap individu pasti melakukan kesalahan. Tetapi bagi individu kerohanian tinggi ini,
emosi dan kelakuan negatif diperuntukkan untuk dilakukan ketika individu berada jauh dari
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang sekolah, tujuan sekolah dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat
dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sisten yang ditujunya dikarenakan
perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa
- Orientasi kedepan
- Mengekspresikan kreatifitas
22
- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat
Pengertian Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam
usahanya mewujudkan Visi. Misi sekolah adalah tujuan dan alas an keberadaan sekolah tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73).
Penelitian tindakan sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada
tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan
terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan;
dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis (Depdiknas,
2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata
Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya adalah adanya siswa yang masih
melakukan penyimpangan social yang dapat dikatakan dengan kenakalan remaja . Prosedur
23
penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2)
1. Perencanaan
Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut
diperbaiki. Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan,
menentukan siapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan),
2. Pelaksanaan (Action)
Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala kecil guna
3. Observasi (Observation)
terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses
pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi (Reflection)
Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris),
kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis
terhadap rencana dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang
Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua yang terdiri
dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena
dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah
lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan
24
demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali
melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan
seterusnya, dan . . . berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
PERENCANAAN
PENGAMATAN
25
?
Gambar 1. Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang jumlahnya 20 guru
dan 32 siswa.
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-
orang di sekitarnya.
2. Kerohanian atau rohani, dalam maksud merujuk kepada perkara-perkara yang berkaitan
dengan roh. Manakala dalam maksud yang lebih luas, membawa maksud semangat intrinsik
yang dipunyai oleh segala jirim di dunia. Walaupun begitu rohani selalu dikaitkan dengan
perasaan dalaman manusia yang melibatkan emosi sendiri dan penaakulan strategik.
3. Visi adalah suatu pandangan jauh tentang sekolah, tujuan sekolah dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Misi adalah pernyataan
tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi sekolah
26
adalah tujuan dan alas an keberadaan sekolah tersebut. Misi juga akan memberikan arah
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :
6. Wawancara (Diskusi) untuk mengetahui kesulitan apa yang terjadi pada siswa-siswi
SMA Negeri 1 Bandung sehingga mereka melakukan penyimpangan social yang dapat
1. Observasi
Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan
mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini
peneliti menggunakan lembar observasi yang sudah diformat untuk diisi dengan membubuhkan
tanda centang (v) pada kolom 1 5 pada aspek yang dinilai . Tujuan utama dari observasi ini
adalah untuk memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap
siklus.
2. Angket
27
Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum
nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan
tersebut terperinci dan lengkap. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sesuai dengan keperluan
3. Hypnotherapy
Terapi yang dilakukan pada subjek dalam hypnosis. Kata "hypnosis" adalah kependekan dari
istilah James Braid's (1843) "neuro-hypnotism", yang berarti "tidurnya sistem syaraf". Orang
yang terhipnotis menunjukan karakteristik tertentu yang berbeda dengan yang tidak, yang paling
jelas adalah mudah disugesti. Hypnotherapy sering digunakan untuk memodifikasi perilaku
subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit
4. Wawancara (Diskusi)
Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama
berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru dan siswa. Hal ini untuk mengetahui pikiran
5. Studi Dokumenter
Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah
catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk
memperoleh data-data mengenai prilaku yang dilakukan oleh siswa-siwa yang dapat tergolong
pada sebutan kenakalan remaja serta solusi apa yang telah diupayakan.
6. Studi Pustaka
Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai
tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh
28
untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam
Dibantu dengan tiga guru dua sebagai observer yaitu guru Bimbingan Konseling dan
Koordinator TATIBSI, dan satu lagi guru IPS sebagai kolaborasi dalam penggunaan
hynotherapy.
BAB IV
A. ORIENTASI
orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini siswa didiagnosissehingga peneliti
menemukan adanya pelanggaran tata tertib yang terjadi pada siswa-siswi SMA Negeri 1
Bandung yang dapat digolongkan pada daftar kenakalan remaja . Demikian pula pada gurupun
penulis mendiagnosis sehingga menghasilkan bahwa masih banyak guru yang belum bahkan
Peneliti mengamati aktivitas Guru terhadap Siswa dalam setiap pelanggaran yang terjadi
pada siswa bagaimana respon guru terhadap masalah pelanggaran tersebut khususnya dalam
proses penanganan dan solusi akhir. Kemudian mengevaluasi hal tersebut. Hasil pengamatan dan
29
evaluasi kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada
silkus penelitian.
Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat baik Guru maupun Siswa maka ditemukan
kondisi awal yaitu tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
oleh siswa belum baik dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , seperti
yang terdapat pada gambar di bawah ini jka di masukkan dalam kategori nilai baru mendapat
OBSERVASI AWAL 1
1 2 3 4
Jumlah centang 0 2 0 0
Nilai 1 2 3 4
Nilai Total 4
30
Nilai total maksimum : 2 x 4 = 8 Baik
Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.
1. . Perencanaan
1) mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum penelitian dilakukan
secara sistematis yang berhubungan dengan ahlak mulia dan tujuan akhir dari keberhasilan
prosedur operasi standar (POS) ujian Nasional Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah
Yang tertera didalam lampiran Kriteria Lulus dari Satuan Pendidikan nomor 2 berisi :
Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran (a) kelompok
mata pelajaran agama dan ahlak mulia , (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, (c) kelompok mata pelajaran esetika, dan (d) kelompok mata pelajaran jasmani,
Penilaian akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran dilakukan oleh satuan pendidikan
31
a. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilakukan
melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan
afeksi peserta didik, serta melalui ulangan, dan /atau penugasan untuk mengukur aspek
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
(7) kriteria lainnya yang dapat dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan.
Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik :
dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi peserta didik dan keperibadian, serta melalui ulangan, dan/atau
32
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
Hasil penilaian akhir dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik;
c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetikan dilakukan melaui pengamatan
terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilan perkembangan afeksi dan ekspresi
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran estetika dapat
menggunakan indikator :
33
Hasil penilaian akhir yang merupakan gabungan dari hasil penilaian dari beberapa
d. Penilaian hasil kelompok belajar jasmani, olah raga, dan kesehatan melalui pengamatan
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga,
berdasarkan kurikulum yang digunakan. Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang
guru dalam menangani masalah siswa b) Aktivitas siswa dalam kesehariannya sehubungan
2 . Pelaksanaan
Sebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Jumat, 26 Juli 2010 pukul 08.00 :
1) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 20 menit mengenai prilaku siswa akhir-akhir ini
saja yang terjadi pada siswa dan tindakan apa yang sudah di upayakan oleh guru
35
3) di siklus kesatu.
3. Observasi
peneliti melakukan observasi dengan menggunakan 20 lembar observasi pada guru untuk
menilai prilaku siswa sehubungan dengan pelaksanaan VISI dan MISI Sekolah . Aspek yang
dinilai secara umum yaitu tentang siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah dan mengikuti
kegiatan-kegiatannya. Apakah mereka bertanggung jawab dalam mengatasi masalah dan berani
mengumukakan pendapat serta sopan dan baik. Bagaimana kemampuan kerjasa dalam
memnyelesaikan program dan yang paling penting kenyamanan dan perasaan siswa apakah at
a) OBSERVASI UMUM
NILAI
36
10 Selama di SMA Negeri 1 Bandung siswa merasa at home 1 5 9 5 78
Kategori Nilai
Hasil evaluasi dari penilaian guru - guru terhadap siswa sesuai dengan aspek-aspek yang
diajukan ternyata memperoleh nilai 74.2, artinya hanya ada pada kategori sedang jadi belum
mencapai hasil nilai tinggi atau sangat tinggi sehingga masih perlu diadakan obervasi khusus
guru dan siswa dengan minta bantuan pada dua guru sebagai observer yaitu penulis mununjuk
Dalam pengamatan lebih lanjut peneliti dibantu oleh observer untuk mengobservasi beberapa
aspek untuk guru dan siswa dalam berperilaku di lingkungan sekolah pada khususnya.
NILAI
37
5 Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP V
Jumlah centang 0 2 8 0 0
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 28
Hasil evaluasi dari aspek yang di observasi pada guru memperoleh nilai rendah pada
aspek nomor 1 dan 8 sedangkan aspek yang lainnya memperoleh nilai sedang . Idealnya nilai
total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 28 jadi
NILAI
38
NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5
Jumlah centang 1 2 5 1 1
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 29
Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang sangat
rendah yaitu pada aspek nomor 6. Sedangkan aspek nomor 10 mendapat nilai tinggi dan nomor 5
39
mendapat nilai sangat tinggi . Rata-rata nilai dalam rinciannya setiap aspek memperoleh sedang
belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Sementara nilai total yang diperoleh mencapai 29
NILAI
Jumlah centang 0 5 5
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 25
40
Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41 50
Hasil evaluasi dari aspek yang di observasi pada guru mendapat nilai rendah pada nomor
yang dinilai belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Idealnya nilai total antara 31 40
atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 25 jadi belum mencapai nilai
yang diharapkan.
NILAI
Jumlah centang 0 2 5 3
41
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 31
Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang rendah yaitu
pada aspek nomor 9 dan 10 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 4, 8 memperoleh nilai sedang dan nomor
5, 6, 7 memperoleh nilai tinggi. Sehingga penilaian oleh observer 2 mendapat nilai 31.
Dari evaluasi tersebut perlu diadakan tindakan perbaikan baik pada guru maupun pada siswa
pada Siklus 1.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih banyak hal
42
Pada Guru yang masih dinilai rendah adalah 1) Aktif sebagai pertemanan dengan siswa 2) Selalu
memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah 3) Peduli terhadap siswa dalam penggunaan
HP 4) Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb 5) Mencatat jika ada pelanggaran
Pada Siswa yang masih dinilai sangat rendah adalah 1) Terbuka pada guru 2) Suka merokok,
kerohanian atau keagamaan di sekolah. Berdasarkan evaluasi pada siklus 1 maka perlu diadakan
perbaikan tindakan.
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) Mengobservasi kembali guru dan siswa dengan
bantuan du Observer b) Membuat instrument berupat angket sebanyak 32 lembar untuk siswa
kelas X 10 lembar , kelas XI -10 lembar, kelas XII- 12 c) Membuat instrument pertanyaan-
keagamaan yang diadakan di sekolah. e) Untuk guru memberikan pembinaan pada setiap hari
Senin dan setiap hari Jumat bersamaam dengan waktu Shalat Jumat bagi Ibu-Ibu guru mengikuti
2. Pelaksanaan
43
Sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka pada
tanggal 9 Agustus 2010 hari senin a) Peneliti mengadakan observasi guru dan siswa dengan
aspek sama seperti terdahulu b) Menyebarkan angket sebanyak 32 kepada kelas X, XI, XII.
c) Mewawancara pada beberapa siswa, lembar pertanyaan terlampir pada halaman lampiran d)
Mengadakan kegiatan keagamaan misalnya tabligh akbar, dzikir akbar, muhasabah dengan
mengundang penceramah dari luar agar lebih tertarik.( terlampir acara kegiatan pada lampiran
3. Observasi
NILAI
44
9 Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif V
Jumlah centang 0 0 2 8 0
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 38
Hasil evaluasi aspek yang di observasi dari guru pada nomor 3 dan 8 mendapat nilai
sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41
NILAI
45
2 Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah V
Jumlah centang 2 0 1 5 2
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 35
Evaluasi dari obesrvasi nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 35 . Namun masih
ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 dan 9 karena masih sangat rendah dan
46
NILAI
Jumlah centang 0 0 1 8 1
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 40
Hasil evaluasi aspek yang di observasi dari guru pada nomor 3 mendapat nilai sedang.
Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi . Aspek nomor 10 sudah sdangat tinggi. Ideal nilai
47
total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 40.
NILAI
Jumlah centang 0 1 2 6 1
Nilai 1 2 3 4 5
Nilai Total 37
masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 masih rendah, nomor 5 dan 6 masih
mendapat nilai sedang dan nomor yang lainnya sudah tinggi bahkan nomor 3 sudah sangat
tinggi.
Walaupun pada hasil evaluasi pada Siklus II mendapat nilai tinggi baik Guru maupun
Siswa namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu tentang guru untuk lebih peduli pada siswa
Untuk siswa yang masih dinilai rendah adalah tentang merokok, mencontek jika ulangan atau
Pada silkus kedua ini pengamatan yang tercatat baik Guru maupun Siswa sudah mengalami
perbaikan dari kondisi awal tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , jka di
masukkan dalam kategori nilai sudah mendapat nilai 8 artinya sangat baik.
49
OBSERVASI 2
1 2 3 4
Jumlah centang 0 0 0 2
Nilai 1 2 3 4
Nilai Total 8
Evaluasi pada siklus kedua peneliti mengobservasi dengan formasi seperti kondisi awal
pada kepedulian guru terhadap siswa seperti terdapat pada gambar di bawah ini.
50
e) OBSERVASI UMUM 2
NILAI
Kategori Nilai
Hasil observasi pada siklus kedua ini secara umum menunjukkan perbaikan yang cukup
tinggi yaitu 81.1, namun penulis masih ingin mengetahui bagaimana sebenarnya menurut siswa
dalam pengetahuannya tentang kenakalan remaja pada zaman sekarang dan bagaimana dengan
51
keterlibatan siswa dalam mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sehubungan
banyaknya tantangan dan hambatan secara ekternal dan internal dalam dirinya, maka penelis
f) MENYEBARKAN ANGKET
52
terpantau oleh guru
9 . Apakah orang tua siswa turut terlibat dalam 80% menjawab ya dan memang sudah
terwujudnya VISI dan MISI sekolah ? seharusnya. 20% menjawab kurang
sosialisasi, tidak tahu
10 Apakah SMA Negeri 1 Bandung sudah dapat 90% menjawab cukup berhasil,
dikatakan berhasil dalam membina Siswa lumayan, perlu ditingkatkan.
dibidang kerohanian dan dapat pendekatan rochani memang sangat
menghilangkan atau memperkecil diperlukan 10% belum masih
kenakalan remaja ? secara teori akademik
Hasil jawaban dari siswa melalui angket dapat dikatakan positf 79% positif jadi dapat
dikatakan cukup berhasil dan masih ada beberapa yang harus di perbaiki dan ditingkatkan.
Sebagai pelengkap Penulis mewawancarai secara langsung pada siswa seputar kegiatan mereka
di sekolah.
g) WAWANCARA
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana menurut kalian tentang Bagus sudah cukup ketat, cuma
tata tertib sekolah ? masih ada guru yang belum
menerapkan disiplin
53
5 Jika pendapat kalian tidak sesuai Berani
dengan yang lain apakah kalian
berani mengemukakan pendapat
kalian sendiri ?
Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun
h) HYPNOTHERAPI
Untuk mengetahui lebih akurat lagi masalah-masalah apa yang ada pada siswa
sebenarnya maka penulis berkolaborasi dengan guru IPS yang mampu melakukan hypnotherapy,
pertanyaan dapat dilihat pada lampiran. Hasil dari hynotherapi dari sepuluh siswa hampir semua
mengatakan ayahnya galak , egois dan keras. Dan semua menyatakan sangat sayang pada ibunya
54
Waktu senggang yang ada semua digunakan untuk main dengan teman, nonton TV, hanya
seorang yang membuka situs porno, rata-rata mereka baru bias tidur jam 12 malam. Semua rata-
rata sudah mempunyai .pacar . Peristiwa ini didokumentasikan oeh siswa dalam bentuk foto
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua , dapat terindetifikasi bahwa guru-guru
sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang dilakukan oleh
perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video porno dsb.
Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa instrument
yang digunakan.
1. Orientasi
Dalam kegiatan orientasi, peneliti menemukan adanya pelanggaran tata tertib yang terjadi
pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang dapat digolongkan pada daftar kenakalan remaja
. Demikian pula pada gurupun penulis mendiagnosis sehingga menghasilkan bahwa masih
banyak guru yang belum bahkan tidak peduli pada apa yang terjadi pada seputar siswa.
Peneliti mengamati aktivitas Guru terhadap Siswa dalam setiap pelanggaran yang terjadi pada
siswa bagaimana respon guru terhadap masalah pelanggaran tersebut khususnya dalam proses
penanganan dan solusi akhir. Kemudian mengevaluasi hal tersebut. Hasil pengamatan dan
evaluasi kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada
silkus penelitian.
55
Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat baik Guru maupun Siswa maka ditemukan kondisi
awal yaitu tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
siswa belum baik dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa .
Pada tindakan perbaikan kesatu penulis melakukan Siklus 1 kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum
penelitian dilakukan secara sistematis yang berhubungan dengan ahlak mulia dan tujuan akhir
dari keberhasilan sekolah dalam kelulusan, VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung, Buku-buku
yang menunjang, Tata Tertib Siswa Tahun Pelajaran 2009 2010, Program Kerja Kesiswaan
Tahun Pelajaran 2009 2010, Kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung .
Mempersiapkan instrument penelitian berupa Obervasi a) Perhatian dan kepedulian guru - guru
dalam menangani masalah siswa b) Aktivitas siswa dalam kesehariannya sehubungan VISI dan
Peneliti dan guru berdialog kurang mengenai prilaku siswa akhir-akhir ini banyak sekali
penyimpangan dan cenderung kearah pada kenakalan remaja , Peneliti dan guru bersama-sama
mengamati dan mencatat pelanggaran-pelanggaran apa saja yang terjadi pada siswa dan tindakan
Pada siklus kesatu menunjukkan hasil evaluasi dari penilaian guru - guru terhadap siswa sesuai
dengan aspek-aspek yang diajukan ternyata memperoleh nilai 74.2, artinya hanya ada pada
kategori sedang jadi belum mencapai hasil nilai tinggi atau sangat tinggi sehingga masih perlu
diadakan obervasi khusus guru dan siswa dengan minta bantuan pada dua guru sebagai observer
yaitu penulis mununjuk dari 1) guru Bimbingan dan Konseling 2) Koordinator TATIBSI.
56
Hasil evaluasi observasi observer pertama dari aspek yang di observasi pada guru
memperoleh nilai rendah pada aspek nomor 1 dan 8 sedangkan aspek yang lainnya memperoleh
nilai sedang . Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang
Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang sangat rendah
yaitu pada aspek nomor 6. Sedangkan aspek nomor 10 mendapat nilai tinggi dan nomor 5
mendapat nilai sangat tinggi . Rata-rata nilai dalam rinciannya setiap aspek memperoleh sedang
belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Sementara nilai total yang diperoleh mencapai 29
Hasil evaluasi observasi dari observer kedua dari aspek yang di observasi pada guru
sedang dari keseluruhan aspek yang dinilai belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi.
Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru
Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang rendah yaitu
pada aspek nomor 9 dan 10 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 4, 8 memperoleh nilai sedang dan nomor
5, 6, 7 memperoleh nilai tinggi. Sehingga penilaian oleh observer 2 mendapat nilai 31.
57
Jika di buat grafik menunjukkan hasil sebagai berikut :
40
38
36 GURU
34 SISWA
32
OBSERVER 1 OBSERVER 2
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih banyak hal
Pada Guru yang masih dinilai rendah adalah 1) aktif sebagai pertemanan dengan siswa 2) selalu
memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah 3) peduli terhadap siswa dalam penggunaan
HP 4) perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb 5) encatat jika ada pelanggaran siswa
Pada Siswa yang masih dinilai sangat rendah adalah 1) terbuka pada guru 2) suka merokok,
Dalam siklus kedua ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi.
Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) mengobservasi kembali guru dan siswa dengan
bantuan du Observer b) membuat instrument berupat angket sebanyak 32 lembar untuk siswa
kelas X - 10 lembar , kelas XI -10 lembar, kelas XII- 12 c) membuat instrument pertanyaan-
58
pertanyan untuk wawancara d) mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan kerohanian/
keagamaan yang diadakan di sekolah. e) untuk guru memberikan pembinaan pada setiap hari
Senin dan setiap hari Jumat bersamaam dengan waktu Shalat Jumat bagi Ibu-Ibu guru mengikuti
Sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka
pada tanggal 2 Agustus 2010 hari senin a) Peneliti mengadakan observasi guru dan siswa
dengan aspek sama seperti terdahulu b) menyebarkan angket sebanyak 32 kepada kelas X, XI,
XII.c) mewawancara pada beberapa siswa, lembar pertanyaan terlampir pada halaman lampiran
d) mengadakan kegiatan keagamaan misalnya tabligh akbar, dzikir akbar, muhasabah dengan
mengundang penceramah dari luar agar lebih tertarik.( terlampir acara kegiatan pada lampiran
peneliti melakukan observasi secara umum seperti operasi awal dengan hasil Pada silkus kedua
ini pengamatan yang tercatat baik Guru maupun Siswa sudah mengalami perbaikan dari kondisi
awal tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , jka di masukkan dalam
Evaluasi pada siklus kedua peneliti mengobservasi dengan formasi seperti kondisi awal pada
Hasil observasi pada siklus kedua ini secara umum menunjukkan perbaikan yang cukup tinggi
yaitu 81.1. Jika dibuat grafik maka akan terlihat sebagai berikut :
59
UMUM 85
80 OBSERVASI
10 AWAL
Gambar 19. Observassi Umum Gambar 20. Observasi Guru terhadap Siswa
Hasil evaluasi observasi dari penilaian observer pertama guru pada nomor 3 dan 8 mendapat nilai
sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41
Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total
35 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 dan 9 karena masih
Hasil evaluasi observasi dari observer kedua guru pada nomor 3 mendapat nilai sedang. Dan
rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi . Aspek nomor 10 sudah sdangat tinggi. Ideal nilai total
antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 40.
Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total
37 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 masih rendah, nomor 5
dan 6 masih mendapat nilai sedang dan nomor yang lainnya sudah tinggi bahkan nomor 3 sudah
sangat tinggi.
60
NO OBSERVER GURU SISWA
40
39
38
37
Gambar 22. Grafik
36 GURU Penilaian Observer
35 SISWA 1 dan2 terhadap
34 Guru dan Siswa
33
32
OBSERVER 1 OBSERVER 2
Gambar 22. Grafik Penilaian Observer 1 dan2 terhadap Guru dan Siswa
Evaluasi dari observasi penulis masih ingin mengetahui bagaimana sebenarnya menurut
siswa dalam pengetahuannya tentang kenakalan remaja pada zaman sekarang dan bagaimana
dengan keterlibatan siswa dalam mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung
sehubungan banyaknya tantangan dan hambatan secara ekternal dan internal dalam dirinya, maka
penulis membagikan angket untuk dijawab secara jujur. Angket dibagikan pada siswa sebanyak
61
Hasil jawaban dari siswa melalui angket dapat dikatakan positf 79% positif jadi dapat
dikatakan cukup berhasil dan masih ada beberapa yang harus di perbaiki dan ditingkatkan.
Sebagai pelengkap Penulis mewawancarai secara langsung pada siswa seputar kegiatan mereka
di sekolah.
Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun penulis
masih terus ingin memperbaiki yang masih belum maksimal dengan menggunakan hypnotherapy
Untuk mengetahui lebih akurat lagi masalah-masalah apa yang ada pada siswa sebenarnya maka
penulis berkolaborasi dengan guru IPS yang mampu melakukan hypnotherapy, pertanyaan dapat
dilihat pada lampiran. Hasil dari hypnotherapi dari sepuluh siswa hampir semua mengatakan
ayahnya galak , egois dan keras. Dan semua menyatakan sangat sayang pada ibunya Waktu
senggang yang ada semua digunakan untuk main dengan teman, nonton TV, hanya seorang yang
membuka situs porno, rata-rata mereka baru bias tidur jam 12 malam. Semua rata-rata sudah
mempunyai .pacar . Peristiwa ini didokumentasikan oeh siswa dalam bentuk foto dan rekaman
guru-guru sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa misalnya merokok di lingkungan sekolah ,banyaknya ketidak hadiran
(Absensi), perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video
porno dsb. Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa
instrument yang digunakan. Hasil dari observasi antara Observer satu dan dua pada siklus satu1
62
40
35
30
25
GURU
20
SISWA
15
10
5
0
SIKLUS 1 SIKLUS 2
Gambar 23. Grafik Observasi Guru dan Siswa pada Siklus 1 dan 2
BAB V
A. KESIMPULAN
khususnya siswa SMA Negeri 1 Bandung adalah adanya siswa yang masih melakukan
penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2)
Dengan melalui Orientasi , Obsevasi secara umum dan Observasi pada Guru dan Siswa yang di
antu oleh dua guru sebagai Observer dan satu guru IPS sebagai kolaborasi penggunaan
hypnotherapy, pengisisan Angket, wawancara dapat disimpulkan hasil pada siklus 1 masih
terdapat penilaian yang belum baik, kenudian dilakukan penetian perbaikan pada siklus 2
63
Sesuai dengan rumusan masalah maka dapat dikatakan bahwa berbagai kegiatan
kenakalan remaja. Jika kenakalan remaja tidak ada atau sangat kecil dapat dipastikan VISI dan
MISI SMA Negeri 1 Bandung akan terwujud dengan baik . Dari hasil penelitian Kepedulian
Sekolah, Guru pada siswa akan membuat Siswa nyaman dan at home di sekolah. Kegiatan
Ekstra Kurikuler sangat menunjang untuk memperkecil bahkan menghilangkan kenakan remaja
yang semakin memprihatinkan. Sarana beribadah merupakan hal yang sangat penting untuk
B. SARAN.
- Sebaiknya semua individu yang terkait dengan masalah kenakalan remaja yang ada di
lingkungan sekolah hendaknya turut memantau secara hirarkhi mulai dari atas
sampai bawah. Karena pada dasarnya semua siswa yang ada di SMA Negeri 1
yang memprihatinkan.
- Hendaknya efektifkan seefisien mungkin sarana yang ada di SMA Negeri 1 Bandung
siswa kearah yang positif agar SKL yang berhubungan dengan akhlak mulia dapat
berhasil maksimal
64
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.
Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA / SMK. Jakarta : Dirjen PMPTK.
Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009).
Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung :
Sartono, Suwarniyati, 1985, Pengukuran Sikap Masyarakat terhadap Kenakalan Remaja di DKI
65
Sudjana, H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi
Pengawas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Nasional.
Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok
LAMPIRAN - LAMPIRAN
I. LAMPIRAN OBSERVASI
F. PERTANYAAN HYPNOTHERAPY
G. JAWABAN HYNOTHERAPY
BACKSIDE
66
B. SURAT PERJANJIAN TIDAK MELANGGAR KETERTIBAN DENGAN
MEROKOK
III. FOTO-FOTO
A. HYNOTHERAPY
B. KEGIATAN KEAGAMAAN
C. PEMBINAAN
67
68