Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

UPAYA MEMPERKECIL TINGKAT KENAKALAN REMAJA SMAN 1


BANDUNG DENGAN DIADAKANNYA BERBAGAI KEGIATAN ROHANI
SESUAI DENGAN VISI DAN MISI SEKOLAH

Disusun oleh :
Dta. Hj. Emi Yuliaty, M ,Pd
NIP : 195511071979012001
(Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung)

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANDUNG

Jl : Ir.H. JUANDA No 93
BANDUNG
2010

6
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tidakan Sekolah (PTS) dengan judul

Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan

Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah ini dapat

penulis selesaikan.

PTS ini dipicu oleh adanya kenakalan yang marak sehingga dapat merusak diri siswa itu

sendiri. Beberapa penyimpangan terasa akhir-akhir ini yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA

Negeri 1 Bandung diantaranya : Banyaknya ketidak hadiran (Absensi), adanya perkelahian,

pelanggaran Tata Tertib, Merokok di Sekolah.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup kemungkinan

masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin sistematikanya, mungkin isinya, maupun

segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik konstrutif dan saran dari pembaca umumnya sangat

penulis harapkan.

Penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan PTS ini, semoga laporan PTS ini dapat memberikan kontribusi kepada dunia

pendidikan umumnya dan kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Terimakasih.

Bandung Nopember 2010

Penulis

7
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah

SWT penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tindakan Sekolas (PTS) dengan judul :

Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan

Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan MISI Sekolah ini dapat

penulis selesaikan.

Kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, baik berupa bantuan materil,

dorongan moral dan spiritual, tenaga, doa yang tulus baik langsung maupun tidak langsung

sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan.

Atas semua kontribusi tersebut, dengan penuh rasa takzim, penulis ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya, terutama kepada:

1. Kepala Dinas Pendididkan Kota Bandung Bapak Drs. Oji Mahroji yang banyak

memberikan sumbangsih pikiran kepada penulis.

2. Bapak Kabid SMAK Disdik Kota Bandung yang selalu memberikan kemudahan

kepada penulis dalam bertukar pikiran membahas kenakalan remaja.

3. Bapak Drs. Amin Yusuf Pengawas Pembina Disdik Kota Bandung yang banyak

memberikan masukan kepada penulis .

4. Guru-guru dan Siswa SMA Negeri 1 Bandung yang banyak membantu dalam pengisian

angket, wawancara, dan kesediaannya untuk hypnotherapy.

Semoga semua yang telah mereka kontribusikan mendapat balasan kebaikan yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Amin.

Penulis

8
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

1. Judul Penelitian
UPAYA MEMPERKECIL TINGKAT
KENAKALAN REMAJA SMAN 1
BANDUNG DENGAN
DIADAKANNYA BERBAGAI
KEGIATAN ROHANI SESUAI
DENGAN VISI DAN MISI SEKOLAH

2. Identitas Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar Dra. Hj. Emi Yuliaty, M.Pd
b. Jenis Kelamin Perempuan
c. Pangkat, Golongan, Pembina Tk I/ IV B
d. NIP 195511071979012001
e. Asal Sekolah SMA Negeri 1 Bandung
f. Alamat Kantor Jl. Ir H. Juanda 93 Bandung
g. Alamat Rumah Jl. Platina No. 2 Bandung

3. Lama Penelitian Januari 2009 sampai Nopember 2010

Bandung Nopember 2010


Peneliti

Dra. Hj Emi Yuliaty, M.Pd

9
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH:
PENGAWAS PEMBINA DISDIK KOTA BANDUNG

Drs. Amin Yusuf Panirwan Hastya


NIP 195208041981121001
(Pembina TK 1/IVb)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH :

KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

Drs. H. Oji Mahroji

NIP : 195506021984031005
Pembina Utama Muda IV C

10
ABSTRAK

Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung Dengan Diadakannya
Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah . Penelitian ini dilatar
belakangi maraknya kenakalan remaja yang meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang di sekitar nya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada
masa transisi. Jenis kenakalan remaja secara umum biasanya adalah : penyalahgunaan narkoba,
seks bebas, tawuran antara pelajar.

Sehubungan dengan hal tersebut maka Penulis mengadakan penelitian di lokasi SMA Negeri 1
Bandung dengan judul : Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1
Bandung Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi
Sekolah. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya beberapa penyimpangan yang dilakukan
oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung diantaranya : Banyaknya ketidak hadiran (absensi),
adanya perkelahian, pelanggaran tata tertib, merokok di Sekolah dll.

Tujuan penelitian untuk mengetahui (a) sejauh mana kenakalan remaja yang dilakukan oleh
siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung (b) apa aktivitas siswa siswi SMA Negeri 1 Bandung dalam
kesehariannya (c) apa solusi yang dapat dilakukan untuk memenghilangkan atau setidaknya
memperkecil kenakalan remaja yang sedang marak di luar lingkungan sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari
remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal: Krisis dan
Kontrol diri yang lemah identitas. Faktor eksternal: Keluarga, teman sebaya dan
komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Penelitian dilakukan dengan metode
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan dua siklus yang masing-masing siklusnya terdiri dari
tahap (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Melalui teknik observasi dan angket yang disebarkan di lingkungan SMA Negeri 1 Bandung
dengan alur siklus diketahui bahwa dengan berbagai kegiatan rohani misalnya : muhasabah,
tabligh akbar, idul kurban, bakti sosial, pelatihan manasik haji, mentoring, rihlah, energik pintar
soleh edukatif (EPISODE) , Orientasi Pengenalan dan Pengkajian Islam (OPPI). Bagi mereka
yang non muslim ada wadah tersendiri yaitu One Creative Ministry (OCM) dan Orientasi
Pengenalan Agama Kristen (OPAK ) yang diadakan di sekolah dapat memperkecil kenakan
remaja khususnya siswa- Siswi SMA Negeri 1 Bandung.

Kegiatan tersebut sangat menunjang dan berhasil memperkecil kenakalan remaja yang ada di
SMA Negeri 1 Bandung sesuai dengan VISI dan MISI sekolah bahwa Iman dan Taqwa itu
nomor satu harus di terapkan. Sebagai bukti dapat dilihat adanya keberhasilan dalam
peningkatan moral di lingkungan SMA Negeri 1 Bandung.

11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan pilar utama dalam menggapai kemajuan masa depan suatu

bangsa. Bangsa yang ingin maju perlu meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk

menggerakkan roda pembangunan melalui sistem pendidikannya. Peningkatan kualitas

sumber daya manusia melalui sistem pendidikan antara lain dilakukan melalui proses

pendidikan yang terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sehingga diharapkan

setiap individu diberi kesempatan untuk mengembangkan semua potensi pribadinya.

Semua tuntutan ini juga harus menjadi perhatian yang serius dari semua komponen

pendidikan. sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pada pasal 3 yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya pengembangan sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah

mengembangkan segenap potensi peserta didik dengan segala dimensi kemanusiaannya.

Sumber daya manusia yang cerdas akan berdampak kepada corak kehidupan masyarakat

yang cerdas sehingga diharapkan dapat menjawab setiap tantangan dalam perubahan

yang terjadi ditengah kehidupan masyarakat dewasa ini

12
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab yang besar dalam

mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga akan melahirkan insan yang

cerdas intektual, emosional, spiritual dan dimensi sosial sehingga akan menempatkan posisisnya

yakni sebagai pribadi yang utuh, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Karena justru

kelompok sosial inilah yang menjadikan manusia dapat tumbuh sebagaimana wajarnya. Seiring

dengan pelaksanaan tanggung jawab tersebut maka komponen sekolah terutama guru

mempunyai peranan penting dalam menggali dan membimbing siswa untuk dapat

mengembangkan segenap potensi dan mendapatkan hak-haknya sebagai peserta didik, seperti

mendapatkan bimbingan dalam menentukan masa depan dan cita-cita dari institusinya.

Kondisi yang ditemukan selama ini di SMA Negeri 1 Bandung kurangnya pelayanan dan

bimbingan guru kepada peserta didik, masih belum maksimal terbukti masih banyak siswa-siswi

yang melakukan tindakan yang dapat dikatakan menyimpang dan hal ini berdampak dengan

keberadannya yaitu menjadi nakal dan dapat disebut dengan kenakalan remaja.

Secara umum kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak

anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan

kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja jaman

sekarang. Dan kita juga sering mendengar adanya kelompok Geng Motor yang betul-betul tidak punya

hati yang begitu tega menyakiti bahkan sampai membunuh.

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum

pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-

orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia

13-18

13
tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum

cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Jenis kenakalan

remaja secara umum biasanya adalah : penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran antara

pelajar.

Melihat keadaan seperti ini sesuai dengan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung yaitu

Terwujudnya sekolah yang unggul dalam prestasi akademik berdasarkan Iman dan

Taqwa. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien,

meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas disiplin

belajar mengajar, dan layanan administrasi, mewujudkan hubungan kerjasama yang

harmonis, kondisif baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah,

meningkatkan sumberdaya manusia yang handal , mewujudkan lingkungan sekolah yang

bersih, indah, nyaman dan aman

Maka Penulis merasa perlu mengadakan penelitian di lokasi SMA Negeri 1 Bandung

dengan judul : Upaya Memperkecil Tingkat Kenakalan Remaja SMA Negeri 1 Bandung

Dengan Diadakannya Berbagai Kegiatan Rohani Sesuai Dengan VISI dan Misi Sekolah.

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh

siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung diantaranya misalnya : banyaknya ketidak hadiran

(Absensi), adanya perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, merokok

di Sekolah.

14
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah berbagai kegiatan kerohanian (Keagamaan) yang diadakan di SMA Negeri 1


Bandung dapat memperkecil kenakalan remaja?
2. Apakah VISI dan MISI Sekolah dapat mewujudkan upaya memperkecil tingkat
kenakalan remaja khususnya di SMA Negeri 1 Bandung ?

C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Sebelum menentukan tindakan apa yang dianggap dapat meningkatkan dan mewujudkan

VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian berbagai

aktivitas siswa dan guru, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Hasilnya

diperoleh beberapa alternative tindakan yang dihipotesiskan dapat memperkecil kenakalan

remaja dan mewujudkan VISI , MISI SMA Negeri 1 Bandung. Alternatif tersebut adalah

Melalui monitoring terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di SMA Negeri 1 Bandung dan

mengikuti acara pada setiap kegiatan kerohanian (keagamaan) di SMA Negeri 1 Bandung,

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Ingin memperkecil bahkan menghilangkan tingkat kenakalan remaja khususnya siswa-

siswi SMA Negeri 1 Bandung.

2. Ingin mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sebagai motivasi untuk

memperkecil tingkat kenakalan remaja khususnya di SMA Negeri 1 Bandung ?

15
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu manajen pendidikan

khususnya manajemen (pengelolaan Kesiswaan)

2. Manfaat Praktis

Untuk memperkecil dan menanggulangi tingkat kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Bandung

sebagai solusi bagi Pengelolaan Kesiswaan :

a. Sebagai acuan untuk peningkatan dan keberhasilan dalam mewujudkan VISI dan MISI

Sekolah

b. Meningkatkan kepedulian terhadap prilaku siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung

c. Meningkatkan kebersamaan guru dalam menghadapi masalah kenakalan remaja di SMA

Negeri 1 Bandung

d. Meningkatkan kinerja sekolah dan nilai akreditasi sekolah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KENAKALAN REMAJA

Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak

sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (1988 : 93)

16
mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita

cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku

mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan. Dalam Bakolak

inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah

laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan

hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan

dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang

bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau

sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum

dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan

perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S

(1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka

berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang

menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil

barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan

seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja

dalam penelitian.

Kartono, ilmuwan sosiologi ; Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan

istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh

satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang

menyimpang".

17
Santrock ;"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak

dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

B. KENAKALAN REMAJA

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum

pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-

orang di sekitarnya.

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada

usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang

untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.

Penyebab terjadinya kenakalan remaja : Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari

remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:

1. Krisis identitas

Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk

integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,

tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa

integrasi kedua.

2. Kontrol diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima

dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi

18
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa

mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:

1. Keluarga

Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan

antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah

di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama,

atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan

remaja.

2. Teman sebaya yang kurang baik

3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Berdasarkan hasil penelitian Masngudin HMS, adalah peneliti pada Puslitbang UKS, Badan

Latbang Sosial Departemen Sosial RI. Yang tergolong nakal adalah :

1. Berbohong 9. membaca buku porno

2. Pergi keluar rumah tanpa pamit 10. melihat gambar porno

3. Keluyuran 11. menontin film porno

4. Begadang 12. Mengendarai kendaraan bermotor tanpa


SIM
5. membolos sekolah
13. Kebut-kebutan/mengebut
6. Berkelahi dengan teman
14. Minum-minuman keras
7. Berkelahi antar sekolah
15. Kumpul kebo
8. Buang sampah sembarangan
16. Hubungan sex diluar nikah

19
17. Mencuri

18. Mencopet

19. Menodong

20. Menggugurkan Kandungan

21. Memperkosa

22. Berjudi

23. Menyalahgunakan narkotika

24. Membunuh

20
Ciri-ciri kenakalan remaja adalah tidak mau belajar karena yang mereka fikirkan hanyalah

bersenang-senang dan berpesta pora. Tidak mau di nasehati mereka akan marah dan memaki-

maki, mereka merasa kita hanya mengganggu mereka

Dampak negatif kenakalan remaja adalah bodoh. mereka menjadi, bodoh karena mereka

tidak mau belajar, tidak pernah belajar dan tidak mau memikirkan pelajaran, tidak dapat

mengatur waktu dengan baik. Remaja tidak pernah mempergunakan waktunya dengan baik.

Karena waktunya habis terbuang untuk bermain-main dan bersenang-senang tidak pernah

memikirkan pelajaran sekolah. Dan juga dapat merusak positif dan tidak pernah melakukan

ibadah akibatnya remaja menjadi nakal dan melakukan perbuatan yang tidak baik.

C. KEROHANIAN

Kerohanian atau rohani, dalam maksud merujuk kepada perkara-perkara yang berkaitan

dengan roh. Manakala dalam maksud yang lebih luas, membawa maksud semangat intrinsik

yang dipunyai oleh segala jirim di dunia. Walaupun begitu rohani selalu dikaitkan dengan

perasaan dalaman manusia yang melibatkan emosi sendiri dan penaakulan strategik.

Kesucian rohani sangat ditekankan dalam agama. Kesucian rohani membawa maksud

keadaan mental yang logik dan mementingkan kebaikan manusia sejagat dan barulah kebaikan

individu itu sendiri. Rohani setiap individu merupakan penentu moral sosial masyarakat itu dan

penetapan undang-undang.

Undang-undang penting dalam mengawal rohani manusia yang dijadikan bercampur baur di

antara emosi positif dan emosi negatif dengan intuisi dan objektif bagi mencorakkan secara

optimum manusia yang sempurna dari segi kelakuan dan personaliti.

21
Rohani yang kacau dikaitkan juga dengan emosi negatif dari segi psikologi. Manakala

rohani yang sempurna selalu juga dikaitkan dengan aktiviti beragama individu yang tekun dan

perbuatan baik yang banyak dilakukan oleh individu itu. Walaupun demikian, dari segi

perspektif umum, individu yang mempunyai rohani yang baik diklasifikasikan oleh penentuan

dan kepercayaan umum mengenai hal kelakuan kebaikan individu itu secara total. Maksud

individiu yang mempunyai kerohanian yang tinggi pada pandangan masyarakat adalah individu

yang tidak pernah melakukan kesalahan langsung pada pandangan masyarakat walaupun

ironinya setiap individu pasti melakukan kesalahan. Tetapi bagi individu kerohanian tinggi ini,

emosi dan kelakuan negatif diperuntukkan untuk dilakukan ketika individu berada jauh dari

masyarakat ataupun tidak ditonjolkan kesalahannya di kalangan masyarakat.

D. VISI DAN MISI SEKOLAH

Visi adalah suatu pandangan jauh tentang sekolah, tujuan sekolah dan apa yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat

dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sisten yang ditujunya dikarenakan

perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa

persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:

- Orientasi kedepan

- Tidak dibuat berdasarkan kondisi sekolah saat ini

- Mengekspresikan kreatifitas

22
- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat

Pengertian Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam

usahanya mewujudkan Visi. Misi sekolah adalah tujuan dan alas an keberadaan sekolah tersebut.

Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasanproses pencapaian tujuan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah

(PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73).

Penelitian tindakan sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada

tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan

terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan;

dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis (Depdiknas,

2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata

yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah

tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.

Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya adalah adanya siswa yang masih

melakukan penyimpangan social yang dapat dikatakan dengan kenakalan remaja . Prosedur

23
penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2)

pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.

1. Perencanaan

Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut

diperbaiki. Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan,

menentukan siapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan),

dan tempat pelaksanaan.

2. Pelaksanaan (Action)

Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala kecil guna

memperbaiki kondisi yang diteliti.

3. Observasi (Observation)

Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat dan merekam)

terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses

pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi (Reflection)

Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris),

kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis

terhadap rencana dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang

belum dapat atau sempat dilakukan.

Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua yang terdiri

dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena

dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah

lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan

24
demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali

melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan

seterusnya, dan . . . berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang

diperoleh dari tindakan tersebut berhasil (Sudjana, 2009 : 8).

Jika digambarkan , siklus kerja PTS adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS I

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN
25

?
Gambar 1. Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)

B. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang jumlahnya 20 guru

dan 32 siswa.

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum

pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-

orang di sekitarnya.

2. Kerohanian atau rohani, dalam maksud merujuk kepada perkara-perkara yang berkaitan

dengan roh. Manakala dalam maksud yang lebih luas, membawa maksud semangat intrinsik

yang dipunyai oleh segala jirim di dunia. Walaupun begitu rohani selalu dikaitkan dengan

perasaan dalaman manusia yang melibatkan emosi sendiri dan penaakulan strategik.

3. Visi adalah suatu pandangan jauh tentang sekolah, tujuan sekolah dan apa yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Misi adalah pernyataan

tentang apa yang harus dikerjakan oleh sekolah dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi sekolah

26
adalah tujuan dan alas an keberadaan sekolah tersebut. Misi juga akan memberikan arah

sekaligus batasanproses pencapaian tujuan

D. INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :

1. Lembar Observasi awal secara umum ( Lampiran A)

2. Lembar Observasi guru terhadap siswa ( Lampiran B)

3. Lembar observasi untuk Guru dan Siswa. (Lampiran C dan D)

4. Angket yang dibagikan pada Siswa (Lampiran E)

5. Hypnotherapy pada Siswa dan jawabannya (Lampiran F dan G)

6. Wawancara (Diskusi) untuk mengetahui kesulitan apa yang terjadi pada siswa-siswi

SMA Negeri 1 Bandung sehingga mereka melakukan penyimpangan social yang dapat

digolongkan pada kenakalan remaja. (Lampiran H)

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan

mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini

peneliti menggunakan lembar observasi yang sudah diformat untuk diisi dengan membubuhkan

tanda centang (v) pada kolom 1 5 pada aspek yang dinilai . Tujuan utama dari observasi ini

adalah untuk memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap

siklus.

2. Angket

27
Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum

nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan

tersebut terperinci dan lengkap. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sesuai dengan keperluan

data yang diperoleh untuk penelitian.

3. Hypnotherapy

Terapi yang dilakukan pada subjek dalam hypnosis. Kata "hypnosis" adalah kependekan dari

istilah James Braid's (1843) "neuro-hypnotism", yang berarti "tidurnya sistem syaraf". Orang

yang terhipnotis menunjukan karakteristik tertentu yang berbeda dengan yang tidak, yang paling

jelas adalah mudah disugesti. Hypnotherapy sering digunakan untuk memodifikasi perilaku

subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit

sehubungan stress, manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi.

4. Wawancara (Diskusi)

Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama

berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru dan siswa. Hal ini untuk mengetahui pikiran

yang tidak dapat digali melalui observasi.

5. Studi Dokumenter

Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah

catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk

memperoleh data-data mengenai prilaku yang dilakukan oleh siswa-siwa yang dapat tergolong

pada sebutan kenakalan remaja serta solusi apa yang telah diupayakan.

6. Studi Pustaka

Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai

tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh

28
untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam

menentukan arah, metoda dan landasan teoritis penelitian.

F. LOKASI PENELITIAN (KONDISI SOSIAL)

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Bandung


Waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut : Awal Pengamatan dimulai akhir semester 2 bulan
Januari 2009. Dimulai pelaksanaan Siklus I pada minggu ke 4 bulan Juli 2010 , Siklus II
dilaksanakan minggu kedua bulan Agustus 2010 dan berakhir Nopember 2010

Dibantu dengan tiga guru dua sebagai observer yaitu guru Bimbingan Konseling dan
Koordinator TATIBSI, dan satu lagi guru IPS sebagai kolaborasi dalam penggunaan
hynotherapy.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI

Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan

orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini siswa didiagnosissehingga peneliti

menemukan adanya pelanggaran tata tertib yang terjadi pada siswa-siswi SMA Negeri 1

Bandung yang dapat digolongkan pada daftar kenakalan remaja . Demikian pula pada gurupun

penulis mendiagnosis sehingga menghasilkan bahwa masih banyak guru yang belum bahkan

tidak peduli pada apa yang terjadi pada seputar siswa.

Peneliti mengamati aktivitas Guru terhadap Siswa dalam setiap pelanggaran yang terjadi

pada siswa bagaimana respon guru terhadap masalah pelanggaran tersebut khususnya dalam

proses penanganan dan solusi akhir. Kemudian mengevaluasi hal tersebut. Hasil pengamatan dan

29
evaluasi kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada

silkus penelitian.

Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat baik Guru maupun Siswa maka ditemukan

kondisi awal yaitu tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan

oleh siswa belum baik dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , seperti

yang terdapat pada gambar di bawah ini jka di masukkan dalam kategori nilai baru mendapat

nilai 4 artinya cukup .

OBSERVASI AWAL 1

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI NILAI

1 2 3 4

1 Kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang V


dilakukan siswa

2 Identifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa V

Jumlah centang 0 2 0 0

Nilai 1 2 3 4

Jumlah centang X Nilai 0 4 0 0

Nilai Total 4

Keterangan : Kategori nilai total

Nilai total minimum : 2 x 1 = 2 Kurang Cukup baik Sangat

30
Nilai total maksimum : 2 x 4 = 8 Baik

1-2 3-4 5-6 7-8

Gambar 2: Observasi Awal

B. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN

Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus I

Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi.

1. . Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan meliputi :

1) mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum penelitian dilakukan

secara sistematis yang berhubungan dengan ahlak mulia dan tujuan akhir dari keberhasilan

sekolah dalam kelulusan , yaitu :

a) Keputusan Standar Nasional Pendidikan Nomor 0023/SK-Pos/BSNP/XII/2009 yaitu tentang

prosedur operasi standar (POS) ujian Nasional Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah

(SMA/MA) tahun pelajaran 2009/2010. Badan Sandar Nasional Pendidikan.

Yang tertera didalam lampiran Kriteria Lulus dari Satuan Pendidikan nomor 2 berisi :

Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran (a) kelompok

mata pelajaran agama dan ahlak mulia , (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian, (c) kelompok mata pelajaran esetika, dan (d) kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga, dan kesehatan.

Penilaian akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran dilakukan oleh satuan pendidikan

dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik.

31
a. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilakukan

melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan

afeksi peserta didik, serta melalui ulangan, dan /atau penugasan untuk mengukur aspek

kognitif peserrta didik.

Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia dapat berdasarkan indikator :

(1) kerajinan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut;

(2) kerajinan mengikuti kegiatan keagamaan;

(3) jujur dalam perkataan dan perbuatan;

(4) mematuhi aturan sekolah;

(5) hormat terhadap pendidik;

(6) tertib ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat lain;

(7) kriteria lainnya yang dapat dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Ulangan dan/atau penugasan dilakukan sekolah dengan materi ujian berdasarkan

kurikulum yang digunakan.

Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik :

(1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;

(2) hasil ulangan dan/atau penugasan minimum baik.

b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan keperibadian

dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai

perkembangan afeksi peserta didik dan keperibadian, serta melalui ulangan, dan/atau

penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.

32
Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran kewarganegaraan

dan lepribadian dalat menggunakan indikator.

(1) menunjukkan kemauan belajar;

(2) ulet tidak mudah menyerah ;

(3) mematuhi aturan sosial;

(4) tidak mudah dipengaruhi hal yang negatif;

(5) berani bertanya dan menyampaikan pendapat;

(6) kerjasama dengan teman dalam hal yang positif;

(7) mengikuti kegiatan ekstra kurikuler satuan pendidikan;

(8) kriteria lainnya yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.

Ulangan, dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi uijan

berdasarkan kurikulum yang digunakan.

Hasil penilaian akhir dari dua aspek yang masing-masing harus minimum baik;

(1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;

(2) hasil ulangan dan /atau penugasan minimum baik.

c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetikan dilakukan melaui pengamatan

terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilan perkembangan afeksi dan ekspresi

psikomotorik peserta didik

Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran estetika dapat

menggunakan indikator :

(1) apresiasi seni;

(2) kreasi seni;

(3) kriteria lainnya dapat dikembangan oleh satuan pendidikan.

33
Hasil penilaian akhir yang merupakan gabungan dari hasil penilaian dari beberapa

observasi ditentukan oleh satuan pendidikan.

d. Penilaian hasil kelompok belajar jasmani, olah raga, dan kesehatan melalui pengamatan

terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai menilai perkembangan

psikomotorik dan afeksi peserta didik.

Pengamatan yang dilakukan untuk menilai kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga,

dan kesehatan dapat menggunakan indikator :

(1) aktifitas dalam kegiatan olah raga di satuan pendidikan;

(2) kebiasaan hidup sehat dan bersih;

(3) tidak merokok;

(4) tidak menggunakan narkoba

(5) disiplin waktu;

(6) ketrampilan melakukan gerak olah raga

(7) kriteria lainnya dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan.

Ulangan, dan/atau penugasan dilakukan satuan pendidikan dengan materi ujian

berdasarkan kurikulum yang digunakan. Hasil penilaian akhir terdiri dari dua aspek yang

masing-masing harus minimum baik;

(1) hasil pengamatan terhadap perkembangan perilaku minimum baik;

(2) hasil ulangan dan /atau penugasan minimum baik.

b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidkan


Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan
bertanggung-jawab.
34
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Penyelenggara pendidikan yang dikembangkan mencakup empat aspek kecerdasan, yaitu


kecerdasan spiritual ( untuk memperteguh keimanan dan ketaatan, meningkatkan akhlak
mulia, budi pekerti atau moral dan kepemimpinan ), kecerdasan intelektual (membangun
kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi ), kecerdasan emosional
(meningkatkan sensivitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni dan budaya )
dan kecerdasan kinestatis ( meningkatkan kesehatan, kebugaran daya tahan, kesigapan fisik
dan keterampilan kinestetis ).

c) VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung

d) Buku-buku yang menunjang

e) Tata Tertib Siswa Tahun Pelajaran 2009 2010

f) Program Kerja Kesiswaan Tahun Pelajaran 2009 2010

g) Kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung

2. Mempersiapkan instrument penelitian berupa Obervasi a) Perhatian dan kepedulian guru -

guru dalam menangani masalah siswa b) Aktivitas siswa dalam kesehariannya sehubungan

VISI dan MISI sekolah c) Dokumen-dokumen yang menunjang.

2 . Pelaksanaan

Sebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Jumat, 26 Juli 2010 pukul 08.00 :

1) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 20 menit mengenai prilaku siswa akhir-akhir ini

banyak sekali penyimpangan dan cenderung kearah pada kenakalan remaja ,

2) Peneliti dan guru bersama-sama mengamati dan mencatat pelanggaran-pelanggaran apa

saja yang terjadi pada siswa dan tindakan apa yang sudah di upayakan oleh guru

35
3) di siklus kesatu.

3. Observasi

Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa ,

peneliti melakukan observasi dengan menggunakan 20 lembar observasi pada guru untuk

menilai prilaku siswa sehubungan dengan pelaksanaan VISI dan MISI Sekolah . Aspek yang

dinilai secara umum yaitu tentang siswa dalam melaksanakan tata tertib sekolah dan mengikuti

kegiatan-kegiatannya. Apakah mereka bertanggung jawab dalam mengatasi masalah dan berani

mengumukakan pendapat serta sopan dan baik. Bagaimana kemampuan kerjasa dalam

memnyelesaikan program dan yang paling penting kenyamanan dan perasaan siswa apakah at

home di SMA Negeri 1 Bandung seperti format dibawah ini:

a) OBSERVASI UMUM

NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5 JML

1 Siswa aktif melaksanakan Tata Tertib Sekolah 13 4 3 70

2 Siswa bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan 2 3 10 5 78

3 Siswa sangat menghargai waktu 11 7 2 71

4 Siswa dapat bertanggung jawab mengatasi masalah 2 12 5 1 65

5 Siswa berani mengemukakan pendapat 1 16 3 81

6 Siswa berprilaku baik dan sopan 5 13 2 77

7 Siswa mampu bekerjasama dengan teman 2 3 14 1 74

8 Siswa mampu menyelesaikan program dg baik 1 8 11 70

9 Siswa merasa nyaman di sekolah 5 12 3 78

36
10 Selama di SMA Negeri 1 Bandung siswa merasa at home 1 5 9 5 78

Julah Nilai 742

Nilai Akhir 74.2

Kategori Nilai

Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi

50 60 61- 70 71 80 81- 90 91 100

Gambar 3. Format Observasi Guru terhadap siswa

Hasil evaluasi dari penilaian guru - guru terhadap siswa sesuai dengan aspek-aspek yang

diajukan ternyata memperoleh nilai 74.2, artinya hanya ada pada kategori sedang jadi belum

mencapai hasil nilai tinggi atau sangat tinggi sehingga masih perlu diadakan obervasi khusus

guru dan siswa dengan minta bantuan pada dua guru sebagai observer yaitu penulis mununjuk

dari 1) guru Bimbingan dan Konseling 2) Koordinator TATIBSI.

Dalam pengamatan lebih lanjut peneliti dibantu oleh observer untuk mengobservasi beberapa

aspek untuk guru dan siswa dalam berperilaku di lingkungan sekolah pada khususnya.

b) OBSERVASI UNTUK GURU : (OBSERVER 1)

NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

1 Guru aktif sebagai pertemanan dengan siswa V

2 Mampu menciptakan suasana mendidik bagi siswa V

3 Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah V

4 Mampu memberikan solusi yang dihadapi siswa V

37
5 Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP V

6 Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb V

7 Guru mendidik secara demokratis V

8 Guru selalu mencatat jika ada pelanggaran siswa V

9 Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif V

10 Guru menegur siswa dengan senyum V

Jumlah centang 0 2 8 0 0

Nilai 1 2 3 4 5

Jumlah Centang X Nilai 0 4 24 0 0

Nilai Total 28

Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Kategori Nilai Total

Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41 50

Gambar 4, Lembar Observasi untuk Guru- 1

Hasil evaluasi dari aspek yang di observasi pada guru memperoleh nilai rendah pada

aspek nomor 1 dan 8 sedangkan aspek yang lainnya memperoleh nilai sedang . Idealnya nilai

total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 28 jadi

belum mencapai nilai yang diharapkan.

c) OBSERVASI UNTUK SISWA (OBSERVER 1)

NILAI

38
NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

1 Siswa bersahabat (terbuka) dengan guru V

2 Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah V

3 Siswa mampu menghargai orang lain V

4 Siswa bertanggung jawab V

5 Siswa ketergantungan pada HP V

6 Siswa suka merokok, mencontek jika ulangan V

7 Siswa mampu bekerjasama dengan teman V

8 Siswa melaksanakan aturan Tata Tertib Sekolah V

9 Siswa tidak pernah terlambat masuk sekolah V

10 Siswa aktif jika ada Tablig Akbar di sekolah V

Jumlah centang 1 2 5 1 1

Nilai 1 2 3 4 5

Jumlah Centang X Nilai 1 4 15 4 5

Nilai Total 29

Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Kategori Nilai Total

Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41 50

Gambar 5. Observasi siswa -1

Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang sangat

rendah yaitu pada aspek nomor 6. Sedangkan aspek nomor 10 mendapat nilai tinggi dan nomor 5

39
mendapat nilai sangat tinggi . Rata-rata nilai dalam rinciannya setiap aspek memperoleh sedang

belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Sementara nilai total yang diperoleh mencapai 29

jadi belum mencapai nilai yang ideal .

d) OBSERVASI GURU : (OBSERVER 2)

NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

1 Guru aktif sebagai pertemanan dengan siswa V

2 Mampu menciptakan suasana mendidik bagi siswa V

3 Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah V

4 Mampu memberikan solusi yang dihadapi siswa V

5 Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP V

6 Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb V

7 Guru mendidik secara demokratis V

8 Guru selalu mencatat jika ada pelanggaran siswa V

9 Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif V

10 Guru menegur siswa dengan senyum V

Jumlah centang 0 5 5

Nilai 1 2 3 4 5

Jumlah Centang X Nilai 0 10 15 0 0

Nilai Total 25

Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Kategori Nilai Total

40
Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat
Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41 50

Gambar 6. Observasi guru -2

Hasil evaluasi dari aspek yang di observasi pada guru mendapat nilai rendah pada nomor

1, 3, 5, 6, 8. Sedangkan nomor 2, 4, 7, 9, 10 memperoleh nilai sedang dari keseluruhan aspek

yang dinilai belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Idealnya nilai total antara 31 40

atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 25 jadi belum mencapai nilai

yang diharapkan.

e) OBSERVASI UNTUK SISWA (OBSERVER 2)

NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

1 Siswa bersahabat (terbuka) dengan guru V

2 Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah V

3 Siswa mampu menghargai orang lain V

4 Siswa bertanggung jawab V

5 Siswa ketergantungan pada HP V

6 Siswa suka merokok, mencontek jika ulangan V

7 Siswa mampu bekerjasama dengan teman V

8 Siswa melaksanakan aturan Tata Tertib Sekolah V

9 Siswa tidak pernah terlambat masuk sekolah V

10 Siswa aktif jika ada Tablig Akbar di sekolah V

Jumlah centang 0 2 5 3

41
Nilai 1 2 3 4 5

Jumlah Centang X Nilai 0 4 15 12 0

Nilai Total 31

Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Kategori Nilai Total

Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41 50

Gambar 7. Observasi Siswa -2

Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang rendah yaitu

pada aspek nomor 9 dan 10 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 4, 8 memperoleh nilai sedang dan nomor

5, 6, 7 memperoleh nilai tinggi. Sehingga penilaian oleh observer 2 mendapat nilai 31.

Evaluasi dari Observer pada Siklus 1 memperoleh nilai :

NO OBSERVER GURU SISWA

1 Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) 28 29

2 Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI) 25 31

(Gambar 8. Evaluasi dari Observer 1 dan 2 bagi Guru dan Siswa

Dari evaluasi tersebut perlu diadakan tindakan perbaikan baik pada guru maupun pada siswa

pada Siklus 1.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih banyak hal

yang perlu diperbaiki yaitu:

42
Pada Guru yang masih dinilai rendah adalah 1) Aktif sebagai pertemanan dengan siswa 2) Selalu

memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah 3) Peduli terhadap siswa dalam penggunaan

HP 4) Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb 5) Mencatat jika ada pelanggaran

siswa 6) Menegur siswa dengan senyum.

Pada Siswa yang masih dinilai sangat rendah adalah 1) Terbuka pada guru 2) Suka merokok,

mencontek jika ulangan 3) Keterlambatan masuk sekolah 4) Keaktifan mengikuti kegiatan

kerohanian atau keagamaan di sekolah. Berdasarkan evaluasi pada siklus 1 maka perlu diadakan

perbaikan tindakan.

C. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN

Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus II

Dalam siklus kedua ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) Mengobservasi kembali guru dan siswa dengan

bantuan du Observer b) Membuat instrument berupat angket sebanyak 32 lembar untuk siswa

kelas X 10 lembar , kelas XI -10 lembar, kelas XII- 12 c) Membuat instrument pertanyaan-

pertanyan untuk wawancara d) Mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan kerohanian/

keagamaan yang diadakan di sekolah. e) Untuk guru memberikan pembinaan pada setiap hari

Senin dan setiap hari Jumat bersamaam dengan waktu Shalat Jumat bagi Ibu-Ibu guru mengikuti

Pengajian Majelis Taklim di SMANegeri 1 Bandung.

2. Pelaksanaan

43
Sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka pada

tanggal 9 Agustus 2010 hari senin a) Peneliti mengadakan observasi guru dan siswa dengan

aspek sama seperti terdahulu b) Menyebarkan angket sebanyak 32 kepada kelas X, XI, XII.

c) Mewawancara pada beberapa siswa, lembar pertanyaan terlampir pada halaman lampiran d)

Mengadakan kegiatan keagamaan misalnya tabligh akbar, dzikir akbar, muhasabah dengan

mengundang penceramah dari luar agar lebih tertarik.( terlampir acara kegiatan pada lampiran

kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung)

3. Observasi

Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa , peneliti

melakukan beberapa observasi dengan dibantu oleh Observer .

a) OBSERVASI UNTUK GURU : ( Observer 1)

NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

1 Guru aktif sebagai pertemanan dengan siswa V

2 Mampu menciptakan suasana mendidik bagi siswa V

3 Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah V

4 Mampu memberikan solusi yang dihadapi siswa V

5 Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP V

6 Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb V

7 Guru mendidik secara demokratis V

8 Guru selalu mencatat jika ada pelanggaran siswa V

44
9 Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif V

10 Guru menegur siswa dengan senyum V

Jumlah centang 0 0 2 8 0

Nilai 1 2 3 4 5

Jumlah Centang X Nilai 0 0 6 32 0

Nilai Total 38

Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Kategori Nilai Total

Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41 50

Gambar 9. Observasi Guru -1 pada siklus 2

Hasil evaluasi aspek yang di observasi dari guru pada nomor 3 dan 8 mendapat nilai

sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41

50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 38 .

b) OBSERVASI UNTUK SISWA (Observer 1)

NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

1 Siswa bersahabat (terbuka) dengan guru V

45
2 Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah V

3 Siswa mampu menghargai orang lain V

4 Siswa bertanggung jawab V

5 Siswa ketergantungan pada HP V

6 Siswa suka merokok, mencontek jika ulangan V

7 Siswa mampu bekerjasama dengan teman V

8 Siswa melaksanakan aturan Tata Tertib Sekolah V

9 Siswa tidak pernah terlambat masuk sekolah V

10 Siswa aktif jika ada Tablig Akbar di sekolah V

Jumlah centang 2 0 1 5 2

Nilai 1 2 3 4 5

Jumlah Centang X Nilai 2 0 3 20 10

Nilai Total 35

Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Kategori Nilai Total

Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41
50

Gambar 10. Observasi Siswa -1 pada siklus 2

Evaluasi dari obesrvasi nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 35 . Namun masih

ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 dan 9 karena masih sangat rendah dan

nomor satupun masih sedang.

c) OBSERVASI UNTUK GURU : ( Observer 2)

46
NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

1 Guru aktif sebagai pertemanan dengan siswa V

2 Mampu menciptakan suasana mendidik bagi siswa V

3 Selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah V

4 Mampu memberikan solusi yang dihadapi siswa V

5 Perduli terhadap siswa dalam penggunaan HP V

6 Perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb V

7 Guru mendidik secara demokratis V

8 Guru selalu mencatat jika ada pelanggaran siswa V

9 Guru mampu memanfatkan waktu dengan efektif V

10 Guru menegur siswa dengan senyum V

Jumlah centang 0 0 1 8 1

Nilai 1 2 3 4 5

Jumlah Centang X Nilai 0 0 3 32 5

Nilai Total 40

Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Kategori Nilai Total

Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41 50

Gambar11. Observasi Guru -2 Siklus 2

Hasil evaluasi aspek yang di observasi dari guru pada nomor 3 mendapat nilai sedang.

Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi . Aspek nomor 10 sudah sdangat tinggi. Ideal nilai
47
total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 40.

d) OBSERVASI UNTUK SISWA (Observer 2)

NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5

1 Siswa bersahabat (terbuka) dengan guru V

2 Siswa menciptakan suasana tenang di sekolah V

3 Siswa mampu menghargai orang lain . V

4 Siswa bertanggung jawab V

5 Siswa ketergantungan pada HP V

6 Siswa suka merokok, mencontek jika ulangan V

7 Siswa mampu bekerjasama dengan teman V

8 Siswa melaksanakan aturan Tata Tertib Sekolah V

9 Siswa tidak pernah terlambat masuk sekolah V

10 Siswa aktif jika ada Tablig Akbar di sekolah V

Jumlah centang 0 1 2 6 1

Nilai 1 2 3 4 5

Jumlah Centang X Nilai 0 2 6 24 5

Nilai Total 37

Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang

Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi

Keterangan : Kategori Nilai Total

Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi
Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50
0 10 11 20 21 30 31 - 40 41 50

Gambar 12. Observasi Siswa -2 Silkus 2


48
Evaluasi dari obesrvasi 49ampak adanya perkembangan mendapat nilai total 37 . Namun

masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 masih rendah, nomor 5 dan 6 masih

mendapat nilai sedang dan nomor yang lainnya sudah tinggi bahkan nomor 3 sudah sangat

tinggi.

Evaluasi dari Observer pada Siklus 2 memperoleh nilai :

NO OBSERVER GURU SISWA

1 Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) 38 35

2 Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI) 40 37

Gambar 13. Evaluasi Siklus 2)

Walaupun pada hasil evaluasi pada Siklus II mendapat nilai tinggi baik Guru maupun

Siswa namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu tentang guru untuk lebih peduli pada siswa

dan mencatat jika ada pelanggaran pada siswa.

Untuk siswa yang masih dinilai rendah adalah tentang merokok, mencontek jika ulangan atau

membuat PR dan keterlambatan masuk sekolah.

Pada silkus kedua ini pengamatan yang tercatat baik Guru maupun Siswa sudah mengalami

perbaikan dari kondisi awal tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan oleh siswa dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , jka di

masukkan dalam kategori nilai sudah mendapat nilai 8 artinya sangat baik.

49
OBSERVASI 2

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI NILAI

1 2 3 4

1 Kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang V


dilakukan siswa

2 Identifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa V

Jumlah centang 0 0 0 2

Nilai 1 2 3 4

Jumlah centang X Nilai 0 0 0 8

Nilai Total 8

Keterangan : Kategori nilai total

Nilai total minimum : 2 x 1 = 2 Kurang Cukup baik Sangat


Baik
Nilai total maksimum : 2 x 4 = 8
1-2 3-4 5-6 7-8

Gambar 14, Observasi 2

Evaluasi pada siklus kedua peneliti mengobservasi dengan formasi seperti kondisi awal

pada kepedulian guru terhadap siswa seperti terdapat pada gambar di bawah ini.

50
e) OBSERVASI UMUM 2

NILAI

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2 3 4 5 JML

1 Siswa aktif melaksanakan Tata Tertib Sekolah 4 14 2 78

2 Siswa bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan 2 12 6 84

3 Siswa sangat menghargai waktu 3 14 3 80

4 Siswa dapat bertanggung jawab mengatasi masalah 2 17 1 79

5 Siswa berani mengemukakan pendapat 4 11 5 81

6 Siswa berprilaku baik dan sopan 5 11 4 79

7 Siswa mampu bekerjasama dengan teman 2 16 2 80

8 Siswa mampu menyelesaikan program dg baik 4 14 2 78

9 Siswa merasa nyaman di sekolah 13 7 87

10 Selama di SMA Negeri 1 Bandung siswa merasa at home 1 13 6 85

Julah Nilai 811

Nilai Akhir 81.1

Kategori Nilai

Kurang Rendah Sedang Tinggi Sangat


Tinggi

50 - 60 61- 70 71 - 80 81- 90 91 - 100

Gambar 15. Observasi guru terhadap siswa pada siklus 2

Hasil observasi pada siklus kedua ini secara umum menunjukkan perbaikan yang cukup

tinggi yaitu 81.1, namun penulis masih ingin mengetahui bagaimana sebenarnya menurut siswa

dalam pengetahuannya tentang kenakalan remaja pada zaman sekarang dan bagaimana dengan

51
keterlibatan siswa dalam mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sehubungan

banyaknya tantangan dan hambatan secara ekternal dan internal dalam dirinya, maka penelis

membagikan angket untuk dijawab secara jujur.

f) MENYEBARKAN ANGKET

Angket dibagikan pada siswa sebanyak 32 agar dijawab sejujurnya .

NO PERTANYAAN KESIMPULAN JAWABAN

1 Bagaimana pandangan menurut siswa tentang 80% menjawab mengerikan, brutal


kenakalan remaja zaman sekarang? apalagi adanya geng motor dan
bebasnya mendownload video
porno, banyak yang menjadi
perokok jadi cenderung ke narkoba.
2 Bagaimana perasaan siswa jika tidak mengikuti 70 % menjawab kurang gaul, minder,
pergaulan zaman sekarang ini? gengsi
3 Apa yang dilakukan oleh siswa pada waktu 90% menjawab dengan positif ; belajar,
senggang ? olah raga, ngumpul dengan teman,
nonton TV, main PS, membantu
orang tua, ibadah . 10% merokok
4 Apakah di sekolah ada kegiatan yang 90% menjawab ada yaitu ekskul,
menyenangkan bagi siswa ? Fibosa, Liga SMANSA, belajar
kelompok, Sholat bareng
5 Tahukan siswa apa VISI dan MISI SMA 70% menjawab tahu, 30% tidak tahu
Negeri 1 Bandung ? karena kurang disosialisasikan
6 Apakah VISI dan MISI SMA Negeri 1 ini 70 % menjawab sudah terwujud dengan
sudah terwujud ? baik, yang 30% belum sempurna
7 Dapatkah siswa menyebutkan keberhasilan dari 80% menjajawab adanya prestasi
VISI dan MISI dari SMA Negeri 1 akademik, renovasi masjid untuk
Bandung? solat berjamaah, alumni yang
berhasil di Perguruan Tinggi
Favorit, menciptakan ketertiban dan
lebih religius
8 Apakah menurut siswa lingkungan disekolah 70% menjawab cukup memadai,
dengan segala sarana dan prasarana yang lumayan. 30% menjawab kurang
ada cukup mendukung untuk mendukung, masih kurang
menghilangkan atau memperkecil pengawasan guru sehingga WC
kenakalan remaja ? menjadi smoking area, dan masih
ada beberapa tempat yang belum

52
terpantau oleh guru
9 . Apakah orang tua siswa turut terlibat dalam 80% menjawab ya dan memang sudah
terwujudnya VISI dan MISI sekolah ? seharusnya. 20% menjawab kurang
sosialisasi, tidak tahu
10 Apakah SMA Negeri 1 Bandung sudah dapat 90% menjawab cukup berhasil,
dikatakan berhasil dalam membina Siswa lumayan, perlu ditingkatkan.
dibidang kerohanian dan dapat pendekatan rochani memang sangat
menghilangkan atau memperkecil diperlukan 10% belum masih
kenakalan remaja ? secara teori akademik

Gambar 16. Tanya Jawab Angket Siswa

Hasil jawaban dari siswa melalui angket dapat dikatakan positf 79% positif jadi dapat

dikatakan cukup berhasil dan masih ada beberapa yang harus di perbaiki dan ditingkatkan.

Sebagai pelengkap Penulis mewawancarai secara langsung pada siswa seputar kegiatan mereka

di sekolah.

g) WAWANCARA

Wawancara pada beberapa siswa dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan.

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana menurut kalian tentang Bagus sudah cukup ketat, cuma
tata tertib sekolah ? masih ada guru yang belum
menerapkan disiplin

2 Senangkah kalian mengikuti Iya senang sekali


kegiatan-kegiatan di Sekolah ?
3 Apakah kalian sering terlambat dan Tidak tapi sekali-sekali pernah,
mengerjakan tugas-tugas pelajaran belum bisa tepat waktu
tepat waktu ?

4 Jika kalian menghadapi masalah , Biasanya curhat sama teman


apakah kalian selesaikan dengan karena sulit untuk curhat dengan
baik atau kalian tinggalkan begitu guru
saja tanpa ada penyelesaian ?

53
5 Jika pendapat kalian tidak sesuai Berani
dengan yang lain apakah kalian
berani mengemukakan pendapat
kalian sendiri ?

6 Bagaimana sikap kalian jika Berusaha untuk sopan


menghadap/ bicara dengan guru ?

7 Apa yang kalian lakukan jika kalian Minta bantuan teman


menghadapi pekerjaan yang
lumayan berat menurut kalian ?

8 Jika kalian pengurus OSIS agar Membuat program dan kerjasam


semua dapat dilaksanaakan dengan dengan teman
baik apa yang harus kamu lakukan ?

9 Bagaimana menurut kalian situasi Lumayan nyaman, asik banyak


dan kondisi SMA Negeri 1 Bandung temen, ekskulnya rame
apakah kalian merasa nyaman ?

10 Apakah kalian merasa at home Iya karena ada masjid yang


di SMA Negeri 1 Bandung ini ? membuat lebih tenang jkadi bias
ngumpul bareng temen di masjid

Gambar 17. Tanya Jawab lisan pada Siswa

Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun

penulis masih terus ingin memperbaiki dengan menggunakan hypnotherapy .

h) HYPNOTHERAPI

Untuk mengetahui lebih akurat lagi masalah-masalah apa yang ada pada siswa

sebenarnya maka penulis berkolaborasi dengan guru IPS yang mampu melakukan hypnotherapy,

pertanyaan dapat dilihat pada lampiran. Hasil dari hynotherapi dari sepuluh siswa hampir semua

mengatakan ayahnya galak , egois dan keras. Dan semua menyatakan sangat sayang pada ibunya

54
Waktu senggang yang ada semua digunakan untuk main dengan teman, nonton TV, hanya

seorang yang membuka situs porno, rata-rata mereka baru bias tidur jam 12 malam. Semua rata-

rata sudah mempunyai .pacar . Peristiwa ini didokumentasikan oeh siswa dalam bentuk foto

dan rekaman video melalui HP.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua , dapat terindetifikasi bahwa guru-guru

sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang dilakukan oleh

siswa misalnya merokok di lingkungan sekolah ,banyaknya ketidak hadiran (Absensi),

perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video porno dsb.

Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa instrument

yang digunakan.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Orientasi

Dalam kegiatan orientasi, peneliti menemukan adanya pelanggaran tata tertib yang terjadi

pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang dapat digolongkan pada daftar kenakalan remaja

. Demikian pula pada gurupun penulis mendiagnosis sehingga menghasilkan bahwa masih

banyak guru yang belum bahkan tidak peduli pada apa yang terjadi pada seputar siswa.

Peneliti mengamati aktivitas Guru terhadap Siswa dalam setiap pelanggaran yang terjadi pada

siswa bagaimana respon guru terhadap masalah pelanggaran tersebut khususnya dalam proses

penanganan dan solusi akhir. Kemudian mengevaluasi hal tersebut. Hasil pengamatan dan

evaluasi kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada

silkus penelitian.

55
Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat baik Guru maupun Siswa maka ditemukan kondisi

awal yaitu tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh

siswa belum baik dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa .

2. Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu

Pada tindakan perbaikan kesatu penulis melakukan Siklus 1 kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi. mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum

penelitian dilakukan secara sistematis yang berhubungan dengan ahlak mulia dan tujuan akhir

dari keberhasilan sekolah dalam kelulusan, VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung, Buku-buku

yang menunjang, Tata Tertib Siswa Tahun Pelajaran 2009 2010, Program Kerja Kesiswaan

Tahun Pelajaran 2009 2010, Kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung .

Mempersiapkan instrument penelitian berupa Obervasi a) Perhatian dan kepedulian guru - guru

dalam menangani masalah siswa b) Aktivitas siswa dalam kesehariannya sehubungan VISI dan

MISI sekolah c) Dokumen-dokumen yang menunjang.

Peneliti dan guru berdialog kurang mengenai prilaku siswa akhir-akhir ini banyak sekali

penyimpangan dan cenderung kearah pada kenakalan remaja , Peneliti dan guru bersama-sama

mengamati dan mencatat pelanggaran-pelanggaran apa saja yang terjadi pada siswa dan tindakan

apa yang sudah di upayakan oleh guru dan pihak sekolah.

Pada siklus kesatu menunjukkan hasil evaluasi dari penilaian guru - guru terhadap siswa sesuai

dengan aspek-aspek yang diajukan ternyata memperoleh nilai 74.2, artinya hanya ada pada

kategori sedang jadi belum mencapai hasil nilai tinggi atau sangat tinggi sehingga masih perlu

diadakan obervasi khusus guru dan siswa dengan minta bantuan pada dua guru sebagai observer

yaitu penulis mununjuk dari 1) guru Bimbingan dan Konseling 2) Koordinator TATIBSI.

56
Hasil evaluasi observasi observer pertama dari aspek yang di observasi pada guru

memperoleh nilai rendah pada aspek nomor 1 dan 8 sedangkan aspek yang lainnya memperoleh

nilai sedang . Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang

diperoleh baru mencapai 28 jadi belum mencapai nilai yang diharapkan.

Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang sangat rendah

yaitu pada aspek nomor 6. Sedangkan aspek nomor 10 mendapat nilai tinggi dan nomor 5

mendapat nilai sangat tinggi . Rata-rata nilai dalam rinciannya setiap aspek memperoleh sedang

belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Sementara nilai total yang diperoleh mencapai 29

jadi belum mencapai nilai yang ideal .

Hasil evaluasi observasi dari observer kedua dari aspek yang di observasi pada guru

mendapat nilai rendah pada nomor 1, 3, 5, 6, 8. Sedangkan nomor 2, 4, 7, 9, 10 memperoleh nilai

sedang dari keseluruhan aspek yang dinilai belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi.

Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru

mencapai 25 jadi belum mencapai nilai yang diharapkan.

Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang rendah yaitu

pada aspek nomor 9 dan 10 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 4, 8 memperoleh nilai sedang dan nomor

5, 6, 7 memperoleh nilai tinggi. Sehingga penilaian oleh observer 2 mendapat nilai 31.

Evaluasi dari Observer pada Siklus 1 memperoleh nilai :

NO OBSERVER GURU SISWA

1 Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) 28 29

2 Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI) 25 31

Gambar, 18 . Evaluasi observasi pada siklus 1 dalam pembahasan

57
Jika di buat grafik menunjukkan hasil sebagai berikut :

40

38

36 GURU

34 SISWA

32
OBSERVER 1 OBSERVER 2

Gambar 19. Grafik Evaluasi siklus 1

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih banyak hal

yang perlu diperbaiki yaitu:

Pada Guru yang masih dinilai rendah adalah 1) aktif sebagai pertemanan dengan siswa 2) selalu

memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah 3) peduli terhadap siswa dalam penggunaan

HP 4) perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb 5) encatat jika ada pelanggaran siswa

6) menegur siswa dengan senyum.

Pada Siswa yang masih dinilai sangat rendah adalah 1) terbuka pada guru 2) suka merokok,

mencontek jika ulangan 3) keterlambatan masuk sekolah 4) keaktifan mengikuti kegiatan

kerohanian atau keagamaan di sekolah.

3. Tindakan Perbaikan Siklus Kedua

Dalam siklus kedua ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi.

Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) mengobservasi kembali guru dan siswa dengan

bantuan du Observer b) membuat instrument berupat angket sebanyak 32 lembar untuk siswa

kelas X - 10 lembar , kelas XI -10 lembar, kelas XII- 12 c) membuat instrument pertanyaan-

58
pertanyan untuk wawancara d) mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan kerohanian/

keagamaan yang diadakan di sekolah. e) untuk guru memberikan pembinaan pada setiap hari

Senin dan setiap hari Jumat bersamaam dengan waktu Shalat Jumat bagi Ibu-Ibu guru mengikuti

Pengajian Majelis Taklim di SMANegeri 1 Bandung.

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka

pada tanggal 2 Agustus 2010 hari senin a) Peneliti mengadakan observasi guru dan siswa

dengan aspek sama seperti terdahulu b) menyebarkan angket sebanyak 32 kepada kelas X, XI,

XII.c) mewawancara pada beberapa siswa, lembar pertanyaan terlampir pada halaman lampiran

d) mengadakan kegiatan keagamaan misalnya tabligh akbar, dzikir akbar, muhasabah dengan

mengundang penceramah dari luar agar lebih tertarik.( terlampir acara kegiatan pada lampiran

kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung).

Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa ,

peneliti melakukan observasi secara umum seperti operasi awal dengan hasil Pada silkus kedua

ini pengamatan yang tercatat baik Guru maupun Siswa sudah mengalami perbaikan dari kondisi

awal tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa

dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , jka di masukkan dalam

kategori nilai sudah mendapat nilai 8 artinya sangat baik.

Evaluasi pada siklus kedua peneliti mengobservasi dengan formasi seperti kondisi awal pada

Hasil observasi pada siklus kedua ini secara umum menunjukkan perbaikan yang cukup tinggi

yaitu 81.1. Jika dibuat grafik maka akan terlihat sebagai berikut :

59
UMUM 85

80 OBSERVASI
10 AWAL
Gambar 19. Observassi Umum Gambar 20. Observasi Guru terhadap Siswa

Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa ,

peneliti melakukan beberapa observasi dengan dibantu oleh observer

Hasil evaluasi observasi dari penilaian observer pertama guru pada nomor 3 dan 8 mendapat nilai

sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41

50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 38 .

Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total

35 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 dan 9 karena masih

sangat rendah dan nomor satupun masih sedang.

Hasil evaluasi observasi dari observer kedua guru pada nomor 3 mendapat nilai sedang. Dan

rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi . Aspek nomor 10 sudah sdangat tinggi. Ideal nilai total

antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 40.

Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total

37 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 masih rendah, nomor 5

dan 6 masih mendapat nilai sedang dan nomor yang lainnya sudah tinggi bahkan nomor 3 sudah

sangat tinggi.

Evaluasi dari Observer pada Siklus 2 memperoleh nilai :

60
NO OBSERVER GURU SISWA

1 Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) 38 35

2 Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI) 40 37

Gambar 21, Evaluasi Observasi Siklus 2

Jika dibuat grafik maka terlihat sebagai berikut :

40
39
38
37
Gambar 22. Grafik
36 GURU Penilaian Observer
35 SISWA 1 dan2 terhadap
34 Guru dan Siswa
33
32
OBSERVER 1 OBSERVER 2

Gambar 22. Grafik Penilaian Observer 1 dan2 terhadap Guru dan Siswa

Evaluasi dari observasi penulis masih ingin mengetahui bagaimana sebenarnya menurut

siswa dalam pengetahuannya tentang kenakalan remaja pada zaman sekarang dan bagaimana

dengan keterlibatan siswa dalam mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung

sehubungan banyaknya tantangan dan hambatan secara ekternal dan internal dalam dirinya, maka

penulis membagikan angket untuk dijawab secara jujur. Angket dibagikan pada siswa sebanyak

32 agar dijawab sejujurnya .

61
Hasil jawaban dari siswa melalui angket dapat dikatakan positf 79% positif jadi dapat

dikatakan cukup berhasil dan masih ada beberapa yang harus di perbaiki dan ditingkatkan.

Sebagai pelengkap Penulis mewawancarai secara langsung pada siswa seputar kegiatan mereka

di sekolah.

Wawancara pada beberapa siswa dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan.

Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun penulis

masih terus ingin memperbaiki yang masih belum maksimal dengan menggunakan hypnotherapy

Untuk mengetahui lebih akurat lagi masalah-masalah apa yang ada pada siswa sebenarnya maka

penulis berkolaborasi dengan guru IPS yang mampu melakukan hypnotherapy, pertanyaan dapat

dilihat pada lampiran. Hasil dari hypnotherapi dari sepuluh siswa hampir semua mengatakan

ayahnya galak , egois dan keras. Dan semua menyatakan sangat sayang pada ibunya Waktu

senggang yang ada semua digunakan untuk main dengan teman, nonton TV, hanya seorang yang

membuka situs porno, rata-rata mereka baru bias tidur jam 12 malam. Semua rata-rata sudah

mempunyai .pacar . Peristiwa ini didokumentasikan oeh siswa dalam bentuk foto dan rekaman

video melalui HP.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua , dapat terindetifikasi bahwa

guru-guru sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang

dilakukan oleh siswa misalnya merokok di lingkungan sekolah ,banyaknya ketidak hadiran

(Absensi), perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video

porno dsb. Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa

instrument yang digunakan. Hasil dari observasi antara Observer satu dan dua pada siklus satu1

dan dua jika di buat grafik akan Nampak sebagai berikut :

62
40
35
30
25
GURU
20
SISWA
15
10
5
0
SIKLUS 1 SIKLUS 2

Gambar 23. Grafik Observasi Guru dan Siswa pada Siklus 1 dan 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan masalah nyata yang ditemukan di sekolah,

khususnya siswa SMA Negeri 1 Bandung adalah adanya siswa yang masih melakukan

pelanggaran-pelanggaran yang dapat dikatakan dengan kenakalan remaja . Prosedur

penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2)

pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.

Dengan melalui Orientasi , Obsevasi secara umum dan Observasi pada Guru dan Siswa yang di

antu oleh dua guru sebagai Observer dan satu guru IPS sebagai kolaborasi penggunaan

hypnotherapy, pengisisan Angket, wawancara dapat disimpulkan hasil pada siklus 1 masih

terdapat penilaian yang belum baik, kenudian dilakukan penetian perbaikan pada siklus 2

ternyata dapat menghasilkan evaluasi yang boleh dikatakan tinggi.

63
Sesuai dengan rumusan masalah maka dapat dikatakan bahwa berbagai kegiatan

kerohanian (Keagamaan) yang diadakan di SMA Negeri 1 Bandung dapat memperkecil

kenakalan remaja. Jika kenakalan remaja tidak ada atau sangat kecil dapat dipastikan VISI dan

MISI SMA Negeri 1 Bandung akan terwujud dengan baik . Dari hasil penelitian Kepedulian

Sekolah, Guru pada siswa akan membuat Siswa nyaman dan at home di sekolah. Kegiatan

Ekstra Kurikuler sangat menunjang untuk memperkecil bahkan menghilangkan kenakan remaja

yang semakin memprihatinkan. Sarana beribadah merupakan hal yang sangat penting untuk

membina secara moral dan spriritual.

B. SARAN.

- Sebaiknya semua individu yang terkait dengan masalah kenakalan remaja yang ada di

lingkungan sekolah hendaknya turut memantau secara hirarkhi mulai dari atas

sampai bawah. Karena pada dasarnya semua siswa yang ada di SMA Negeri 1

Bandung memang perlu perhatian sehubungan dengan maraknya kenakalan remaja

yang memprihatinkan.

- Hendaknya efektifkan seefisien mungkin sarana yang ada di SMA Negeri 1 Bandung

ini untuk mendidik, membina, melatih, memotivasi, membimbing dan mendewasakan

siswa kearah yang positif agar SKL yang berhubungan dengan akhlak mulia dapat

berhasil maksimal

64
DAFTAR PUSTAKA

Achlis, 1992, Praktek Pekerjaan Sosial I, STKS , Bandung

BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta : BSNP.

Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)

Gunarsa Singgih D at al, 1988, Psikologi Remaja, BPK Gunung Mulya,Jakarta

Kartini Kartono,1986, Psikologi Sosial 2, Kenakalan Remaja, Rajawali, Jakarta

Nazir, Moh, 1985, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA / SMK. Jakarta : Dirjen PMPTK.

Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009).

Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sagala, H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.

Sartono, Suwarniyati, 1985, Pengukuran Sikap Masyarakat terhadap Kenakalan Remaja di DKI

Jakarta, laporan penelitian, UI, Jakarta

Soerjono Soekanto, 1988, Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta

65
Sudjana, H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi

Pengawas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok

LAMPIRAN - LAMPIRAN

I. LAMPIRAN OBSERVASI

A. LEMBAR OBSERVASI SECARA UMUM

B. LEMBAR OBSERVASI GURU TERHADAP SISWA

C. LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU

D. LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

E. ANGKET KEPADA SISWA

F. PERTANYAAN HYPNOTHERAPY

G. JAWABAN HYNOTHERAPY

II. LAMPIRAN SURAT PERJANJIAN DAN PERNYATAAN

A. SURAT PERNYATAAN TIDAK LAGI MENJADI ANGGOTA GENG INTERNAL

BACKSIDE

66
B. SURAT PERJANJIAN TIDAK MELANGGAR KETERTIBAN DENGAN

MEROKOK

C. SURAT PERJANJIAN PELANGGARAN KETERTIBAN

D. SURAT PERNYATAAN ORANG TUA UNTUK MENDIDIK ANAK-ANAKNYA

UNTUK TIDAK MENILIKI VIDEO PORNO DI HP

E. SURAT PERNYATAAN ORANG TUA UNTUK MENDIDIK PUTRANYA

F. SURAT SKORSING KARENA PELANGGARAN DENGAN MENCEMARKAN

NAMA BAIK SEKOLAH

G. SURAT PERJANJIAN UNTUK TIDAK MAIN KARTU

III. FOTO-FOTO

A. HYNOTHERAPY

B. KEGIATAN KEAGAMAAN

C. PEMBINAAN

67
68

Anda mungkin juga menyukai