Anda di halaman 1dari 4

LAMPIRAN II SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR

NOMOR : 01/SE/D/2013
TANGGAL : 4 April 2013

Teknik Penyusunan Konsepsi Pengaturan Rancangan Peraturan Menteri

1. Konsepsi pengaturan rancangan Peraturan Menteri adalah naskah hasil


penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu
substansi tertentu meliputi aspek teknis, aspek hukum, ataupun untuk
memenuhi kebutuhan mendesak yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai
pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
pengaturan materi muatan sesuai dengan kewenangan Menteri, dan/atau
perubahan dan pencabutan dari suatu peraturan Menteri.

2. Sistematika Konsepsi Pengaturan Rancangan Peraturan Menteri adalah sebagai


berikut:
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN
LITERATUR TERKAIT
BAB IV LANDASAN YURIDIS, MAKSUD DAN TUJUAN PENGATURAN
BAB V RUANG LINGKUP MATERI MUATAN, SASARAN, DAN JANGKAUAN
PENGATURAN
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Uraian singkat setiap bagian:

1. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan memuat latar belakang, sasaran yang akan diwujudkan,
identifikasi masalah, tujuan dan kegunaan, serta metode penelitian.

A. Latar Belakang
Latar belakang memuat pemikiran dan alasan-alasan perlunya
penyusunan Konsepsi Pengaturan sebagai acuan pembentukan
Rancangan Peraturan Menteri.

1
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah memuat rumusan mengenai masalah yang diuraikan
dalam Konsepsi Pengaturan. Pada dasarnya identifikasi masalah dalam
suatu Konsepsi Pengaturan ditinjau dari beberapa aspek, antara lain:
1. teknis
2. yuridis
3. sosial, ekonomi, dan lingkungan
4. historis

C. Tujuan dan Kegunaan Penyusunan Konsepsi Pengaturan


Menguraikan tujuan dan kegunaan serta arah yang ingin dicapai dalam
menyusun konsepsi pengaturan.

D. Metode
Penyusunan Konsepsi Pengaturan pada dasarnya merupakan suatu
kegiatan penelitian sehingga digunakan metode penyusunan Konsepsi
Pengaturan yang berbasiskan pada kajian ilmiah baik dengan
menggunakan data primer, data sekunder maupun hasil penelitian.

2. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS


Bab ini memuat uraian mengenai materi yang bersifat teoretis, praktik,
perkembangan pemikiran, serta implikasi sosial, politik, ekonomi, dan/atau
keuangan negara.
Bab ini dapat diuraikan dalam beberapa sub bab berikut:
A. Kajian teoretis.
B. Kajian terhadap prinsip yang terkait dengan penyusunan norma.
Analisis terhadap penentuan prinsip ini perlu memperhatikan berbagai
aspek bidang kehidupan terkait dengan Peraturan Menteri yang akan
dibuat
C. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, serta
permasalahan yang dihadapi masyarakat.
D. Kajian terhadap implikasi penerapan pengaturan baru yang akan diatur
dalam Peraturan Menteri terhadap berbagai aspek, misalnya kapasitas
institusi pelaksana, kehidupan masyarakat, dan dampak terhadap beban
keuangan negara.

3. BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


TERKAIT
Bab ini memuat hasil kajian terhadap Peraturan Perundang-undangan
terkait, hubungan antara rancangan pengaturan dengan Peraturan
Perundang-undangan lain, harmonisasi secara vertikal dan horizontal, serta
status dari Peraturan Perundang-undangan yang ada, termasuk Peraturan
Perundang-undangan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku serta

2
Peraturan Perundang-undangan yang masih tetap berlaku karena tidak
bertentangan dengan peraturan yang bersangkutan.
Kajian terhadap Peraturan Perundang-undangan ini dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi hukum atau peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai substansi atau materi yang akan diatur. Dalam kajian ini
akan diketahui posisi dari Peraturan Menteri yang baru. Analisis ini dapat
menggambarkan tingkat sinkronisasi, harmonisasi Peraturan Perundang-
undangan yang ada serta posisi dari Peraturan Menteri untuk menghindari
terjadinya tumpang tindih pengaturan.

4. BAB IV LANDASAN YURIDIS, MAKSUD DAN TUJUAN PENGATURAN


A. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan perlunya
dibentuk peraturan Menteri sebagai pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, atau yang dibentuk berdasarkan kewenangan
Menteri.
B. Maksud dan Tujuan
Menguraikan maksud dan tujuan peraturan Menteri yang akan disusun.

5. BAB V RUANG LINGKUP MATERI MUATAN, SASARAN, DAN JANGKAUAN


PENGATURAN
Dalam Bab ini, diuraikan ruang lingkup, materi muatan, dirumuskan sasaran
yang akan diwujudkan, serta ditentukan jangkauan pengaturan.
Ruang lingkup materi muatan mencakup:
A. Ketentuan umum memuat rumusan akademik mengenai pengertian
istilah, dan frasa;
B. Materi yang akan diatur;
C. Ketentuan sanksi administratif (dalam hal diperlukan); dan
D. Ketentuan peralihan.

Sasaran merupakan penjelasan tentang apa yang akan diwujudkan dengan


peraturan yang akan disusun. Jangkauan pengaturan dimaksudkan untuk
memberi batasan lokus pengaturan.

6. BAB VI PENUTUP
Bab penutup terdiri atas subbab simpulan dan saran.
A. Simpulan
Simpulan memuat rangkuman pokok pikiran yang berkaitan dengan
praktik penyelenggaraan dan pokok elaborasi teori, yang telah diuraikan
dalam bab sebelumnya.
B. Saran
Saran memuat tindak lanjut yang perlu dilakukan dalam penyusunan
rancangan peraturan Menteri.

3
7. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat buku, Peraturan Perundang-undangan, dan/atau
jurnal yang menjadi sumber bahan penyusunan Konsepsi Pengaturan.

8. LAMPIRAN
Lampiran memuat data pendukung yang digunakan, dapat berupa gambar
teknis, tabel, peta, dan rumus.

DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR,

DR. Ir. Mohamad Hasan, Dipl. HE


NIP. 195305091978111001

Anda mungkin juga menyukai