Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KESELAMATAN KERJA PADA GRANDONG

PENGANGKUT KAYU GELONDONGAN PADA PTPN XII


KALISEPANJANG GLENMORE BANYUWANGI

LAPORAN MAGANG

Oleh
Iib Bahrul Hikam NIM 121710201015

Kelas TEP A

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam system ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan
kesehatan kerja berdampak positif atas berkelanjutan produktivitas kerja para
pekerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan kerja dan kesehatan kerja pada saat ini
bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja,akan tetapi
juga menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dalam bentuk kegiatan pekerjaan.
Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran
ergonomic, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam
rangka efektifitas dan efisiensi kerja (Sedarmayanti,1996). Ergonomi yaitu salah
satu ilmu yang berusaha untuk menyerasikan antara faktor manusia, faktor
pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja secara ergonomis maka
diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari gerakan dan
upaya yang tidak perlu serta melaksanakan pekerjaan menjadi sekecil-kecilnya
dengan hasil yang sebesar-besarnya (Soedirman,1989 ).
Salah satu permasalahan ergonomic yaitu berupa alat dan mesin yang
digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Penelitian yang dilakukan di Perkebunan
Nusantara XII Kalisepanjang, Glenmore, Banyuwangi. Objek dari penelitian
tersebut berupa kendaraan Grandong pengangkut kayu gelondongan dari kebun.

1.2 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan tugas manajemen proyek
keteknikan pertanian yaitu:
a. mengevaluasi faktor lingkungan kerja (kebisingan dan getaran mekanis),
b. memberikan alternatif perbaikan pada kendaraan grandong yang dapat
memberikan kenyamanan dan keamanan pada saat kerja,
c. mengidentifikasi kenyamanan dan keselamatan pada kendaraan grandong
pengangkut.
2

1.3 Manfaat Magang


Manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan laporan magang ini yaitu:
a. mengetahui dan memahami keselamatan pekerja di Perkebunan Nusantara
XII Kalisepanjang, Glenmore,
b. mengetahui kekurangan dan kelebihan dari kendaraan grandong yang
digunakan pekerja di Perkebunan Nusantara XII Kalisepanjang, Glenmore.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara XII atau biasa disingkat PTPN XII adalah


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang agribisnis
perkebunan. Kebun Kalisepanjang merupakan kebun seluas 1.291,890 ha milik
PTPN XII yang terletak di Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Jenis
tanaman di PTPN XII Kebun Kalisepanjang antara lain berupa tebu, karet, kakao,
aneka kayu,dll. PTPN XII Kebun Kalisepanjang terdiri atas 4 afdeling kebun, 1
kantor induk, dan 1 balai kesehatan. Tebu merupakan salah satu produksi
unggulan dari Kebun Kalisepanjang. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah
terkait dengan limbah yang dihasilkan. Oleh sebab itu, laporan ini akan
menjelaskan tentang beberapa masalah dan solusi yang tepat terkait dengan proses
pemanfaatan limbah tanaman tebu di PTPN XII Kebun Kalisepanjang.
Komoditas tanaman yang diusahakan oleh PTPN XII sebagian besar
merupakan perkebunan karet, kopi, dan kakao. Beberapa tahun terakhir ini PTPN
XII sedang melakukan transformasi bisnis dengan didirikannya PG Glenmore di
Kabupaten Banyuwangi. Kondisi tersebut menyebabkan banyak terjadi alih fungsi
lahan dari komoditas semula yang diusahakan ke perkebunan tebu. Kebun
Kalisepanjang juga merupakan salah satu kebun yang menjadi proyek ahli fungsi
lahan dalam program pemerintah tersebut
4

MANAJER
Mulyadib Eko, S.P

WAKIL MANAJER
Hardi, S.P

ASAKU AFD. ASTEKPOL AFD. ASTAN AFD. KEMPIT dan DARUNGAN ASTAN AFD.
KANTOR PABRIK KAMPUNG LIMA
Melanton Berutu
Yahono Hartatikno Andika

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PTPN XII Kebun Kalisepanjang

2.2 Pengertian Ergonomi


Ergonomi adalah suatu studi yang mempelajari hubungan manusia dengan
lingkungan, digunakan untuk mencegah dari kecelakaan sehingga dapat
menciptakan peningkatan atas kenyamanan dan keamanan dalam beraktivitas.
Tujuan adalah untuk merancang suatu system kerja yang baik sehingga diperoleh
system yang efektif,aman dan nyaman. Secara umum ergonomi dapat
didefinisikan sebagai suatu aplikasi sistematik, dari berbagai informasi dan kajian
yang relevan tentang karakteristik, kemampuan dan keterbatasan manusia serta
interaksinya terhadap alat,mesin,prosedur dan lingkungan dimana manusia
melakukan kerja atau aktivitas dengan tujuan agar mencapai kondisi
keselamatan,kesehatan dan kenyamanan serta produktivitas kerja optimal
(Nurmianto,1998).
Fokus utama pertimbangan ergonomi adalah mempertimbangkan unsur
manusia dalam perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Metode
pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan
fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah
kelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu,
dibutuhkan adanya data pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang
5

memiliki relevansi dengan tuntutan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh


manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki dan perempuan,
utuh atau cacat tubuh, gemuk atau kurus. Jadi, karakteristik manusia sangat
berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja manusia untuk
mencapai tujuan yang efektif, sehat, aman dan nyaman. Tujuan tersebut dapat
tercapai dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian,
keselamatan, keamanan, dan kenyamanan manusia dalam menggunakan hasil
produk desain, yang kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang
ergonomi (Wardani, 2003:43).

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktifitas


Produktivitas mempunyai beberapa pengertian filosofis, produktivitas
mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa
mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari besok harus lebih baik
dari hari ini.

2.3.1 Kenyamanan Kerja


Kenyamanan adalah unsur perasaan manusia yang muncul sebagai akibat
dari minimalnya atau tidak adanya gangguan pada tubuh. Dengan kata lain,
kenyamanan sangat ditentukan oleh adanya keseimbangan antara faktor dalam diri
manusia dengan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Dengan kondisi yang
nyaman, membuat manusia merasa sehat, betah melakukan aktivitas dan mampu
berprestasi (Nurmianto, 1998:66).

2.3.2 Kelelahan Kerja


Kelelahan kerja merupakan keadaan pekerja yang mengakibatkan
penurunan vitalis dan produktivitas kerja sebagai akibat faktor pekerja, atau
sebagai suatu proses menurunnya efisiensi, performansi kerja dan berkurangnya
kekuatan atau ketahanan fisik (Nurmianto, 1998:264).
Ada beberapa kelelahan yang disebabkan oleh beberapa faktor-faktor yang
berbeda yaitu sebagai berikut.
a. Kelelahan Otot
6

Kelelahan otot merupakan teremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot.
Ditandai dengan menurunnya kinerja sesudah mengalami tekanan tertentu yang
ditandai dengan menurunnya kekuatan dan kelambanan gerak.
b. Kelelahan Umum
Kelelahan umum merupakan suatu perasaan yang menyebar yang disertai
adanya penurunan kesiagaan dan kelembapan pada setiap aktivitas. Perasaan
adanya kelelahan secara umum dapat ditandai dengan berbagai kondisi.
Kondisinya adalah lelah pada organ penglihatan, mengantuk, stress, rasa malas
bekerja (Nurmianto, 1998:267-268). Selain itu, kelelahan umum dicirikan dengan
menurunnya perasaan ingin bekerja, serta kelelahan umum disebut juga kelelahan
fisik dan kelelahan syaraf (Sumamur, 2009:358).

2.3.3 Kondisi Lapangan Kerja


Manusia sebagai makhluk sempurna tidak luput dari kekurangan karena
segala kemampuannya masih dipengaruhi beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut
biasa datang dari dalam diri sendiri atau dari luar. Salah satu faktor yang berasal
dari luar adalah kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah semua
keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja seperti suhu, kelembapan udara,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan
lain-ain. Hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap kerja manusia
tersebut (Wignjosoebroto, 2003:83-87).

a. Kebisingan
Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena
pada tingkat atau intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan, terutama
merusak alat pendengaran. Sedangkan intensitas kebisingan yang dianjurkan
berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
No.13/MEN/X/2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan faktor kimia di
tempat kerja adalah 85dBA (decibel adjusted) untuk 8 jam kerja. Adapun tingkat
kebisingna yang dianjurkan selama satu hari dapat dilihat pada Tabel 2.2.
7

Tabel 2.2 Tingkat Paparan Kebisingan


No Tingkat Kebisingan (dBA) Pemaparan Harian
1 85 8 jam
2 88 4 jam
3 91 2 jam
4 94 1 jam
5 97 30 menit
6 100 15 menit
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.13/MEN/X/2011

Dari hasil penelitian Feidihal (2007:31-41) bahwa kebisingan sangat


berpengaruh sekali pada manusia, terutama kepada mahasiswa ditempat bising.
Banyak penyakit atau gangguan yang dapat ditimbulkan oleh bising, maka
penyakit atau gangguan ini dapat dikelompokkan menjadi gangguan fisiologis,
gangguan psikologis, gangguan komunikasi, dan gangguan pendengaran.
b. Getaran Mekanis
Getaran mekanis adalah getaran bolak-balik suatu massa melalui keadaan
seimbang terhadap suatu titik acuan. Gangguan yang ditimbulkan dapat
mempengaruhi kondisi kerja, mempercepat datangnya kelelahan dan
menyebabkan timbulnya beberapa penyakit. Besaran getaran ditentukan oleh
lama, intensitas dan frekuensi getaran. Sedangkan anggota tubuh mempunyai
frekuensi getaran sendiri sehingga jika frekuensi alami ini beresonansi dengan
frekuensi getaran mekanis akan mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat
kelelahan, gangguan pada anggota tubuh seperti mata, syaraf dan otot. Menurut
Sedarmayanti (1996) bahwa secara umum getaran mekanis dapat mengganggu
tubuh dalam hal seperti konsentrasi bekerja, datangnya kelelahan, dan timbulnya
beberapa penyakit diantaranya gangguan terhadap mata, saraf, peredaran darah, otot,
tulang, dan lain-lain.
Dari hasil penelitian Suyanto et al (2012:231-237) bahwa analisa akustik
dan vibrasi pada FFT (Fast Fourier Transform) didapatkan hasil pada puncak
sinyal dengan nilai frekuensi yang sama memiliki amplitudo yang berbeda. Nilai
frekuensi dan amplitudo ini tergantung panjang gelombang dan rambatan bunyi
tersebut.
8

2.4 Definisi Kendaraan Grandong

Grandong adalah sebuah kendaraan bermotor rakitan yang digerakkan


oleh mesin diesel sebagai alat angkutan. Pada mulanya, grandong digunakan
masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian dari persawahan. Kini grandong
juga digunakan untuk mengangkut pasir, penggilingan padi keliling, dan
sebagainya. Konstruksi grandong merupakan hasil kreativitas masyarakat desa
yang memadukan teknologi sederhana dan barang bekas untuk menghasilkan
kendaraan bermesin. Grandong memiliki sebuah pedal kopling, pedal rem, gas
ditarik tangan menggunakan tali, tanpa persneling. Seiring perubahan waktu,
pembuatan grandong kini menggunakan kerangka mobil bekas sehingga lebih
kokoh dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemilik, misalnya digabung
dengan bak truk sehingga dapat digunakan untuk mengangkut pasir.
9

BAB 3. METODE PRAKTIK

3.1 Tempat Kerja Praktik dan Periodik Kerja Praktik

Waktu pelaksanaan kegiatan selama tiga bulan yang dimulai pada bulan 21
September 2015 hingga 07 November 2015 serta Lokasi kegiatan dilaksanakan di
PTPN XII Kalisepanjang, Glenmore, Banyuwangi. Berikut ini merupakan time
line secara umum pelaksanaan kerja praktik yang disajikan pada Tabel 3.1.

Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3


No. Kegiatan I II III IV I II III IV I II III IV
1. Adapatasi
dan obsevasi
lapang
2. Analisa
kinerja dan
pengambilan
data
kendaraan
Gerandong
3. Mengikuti
rutinitas
kegiatan
kebun

4. Pembuatan
laporan
magang

Tabel 3.1 Time line kerja praktik


10

3.2 Metode Kerja Praktik

Mulai

Observasi Lapang

Pengambilan data

Diskusi dan
Wawancara

Dokumentasi

Hasil dan
Pembahasan

Selesai

Tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan magang yaitu:

a. melaksanakan pengenalan dan observasi lapang pada lahan perkebunan, hal


ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi yang terkait
dengan keteknikan pertanian,
b. melakukan beberapa kajian terhadap situasi permasalahan yang berada di
PTPN XII Kalisepanjang, Glenmore,
c. pengumpulan data dengan cara wawancara kepada pekerja dan menganalisa
Grandong sesuai dengan ilmu ergonomi,
d. sisa waktu magang dimaksimalkan dengan mengikuti rutinitas perkebunan,
e. pembuatan laporan magang dengan objek analisa kenyamanan dan
keselamatan kerja pada kendaraan Grandong.
11

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengukuran

a. Pengukuran Mobil Pengangkut Kayu Gelondongan (Grandong)


Berdasarkan hasil pengukuran pada kendaraan grandong dengan
menggunakan roll meter ditunjukkan pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1. Data Pengukuran Grandong

Hasil Pengukuran ( cm )
No Dimensi Grandong A B
1 Panjang Grandong 470 cm 485 cm
2 Tinggi Grandong 180 cm 185 cm
3 Panjang bak 360 cm 370 cm
4 Lebar bak 230 cm 234 cm
(Sumber : Data Primer,2015)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Alat Pelindung Diri (APD)

Dalam dunia pekerjaan sangat perlu Alat Pelindung Diri diterapkan sesuai
dengan semestinya. Pada PTPN 12 Kalisepanjang beberapa pekerja sudah
menggunakan APD dengan baik, contohnya pada semua pekerja lapang
diharuskan memakai sepatu boot untuk menjaga dari serangan hewan liar berupa
ular atau bahan-bahan asing yang berbahaya lainnya. Selain itu di komoditi kebun
tertentu juga sudah menggunakan alat pelindung diri, ketika saat para pekerja
sedang membersihakan pohon kakao juga memakai sarung tangan,topi, dan
masker.
Khususnya para pekerja pengangkut kayu gelondongan yang akan ditaruh
di Grandong masih kurang sadar dengan Alat Pelindung Diri, contohnya ketika
mengangkut kayu bahu pekerja kadang-kadang dikasih alas dari baju yang
dipakai, hal itu bisa melukai bahu pekerja itu sendiri. Untuk APD lainnya yang
dipakai yaitu sepatu gunung yang alasnya ada spoll sudah bagus untuk melindungi
12

kaki dari potongan-potongan kayu kecil yang habis di tebang. Untuk masker
hanya para penebang yang memakai untuk melindungi dari debu dan sekam kayu
hasil tebangan. Sarung tangan masih beberapa pekerja yang memakainya. Tabel
4.2 data pengamatan dalam pemakaian Alat Pelindung Diri di PTPN 12
Kalisepanjang (penilainnya ,Sudah,Kadang,Belum).

Tabel 4.2 Penggunaan APD Sesuai Pekerjaan


Alat pelindung Pengangkut Penyemprot Penyulam Penebang
No Diri kayu Hama kakao kakao Tebu
1 Sepatu/boot/spoll Sudah Sudah Sudah Sudah
2 Masker kadang Sudah Kadang Kadang
3 Sarung Tangan Kadang Sudah Sudah Sudah
4 Topi/pelindung Belum Sudah Sudah Kadang
kepala
(Sumber: data lapang)

4.2.2 Kondisi Lingkungan Kerja


Menurut Ishak dan Tanjung (2003), manfaat lingkungan kerja adalah
menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja meningkat.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang
termotivasi adalah pekerjaan dapat terselesaikan dengan tepat, yang artinya
pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yagn
ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan
tidak akan menimbulkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya
akan tinggi.

a. Kondisi Lapang
Kebun Kalisepanjang mempunyai kebun yang begitu luas sekitar 1291 ha.
Medan untuk para pekerja sedikit susah karena jalan menuju perkebunan batu-
batu besar. Dalam perkebunan semua jalan penghubung tanah dan bebatuan,
sehingga dalam mengendarai kendaraan bermotor dan mobil pelan-pelan dan
harus hati-hati.
Pada komiditi tebu lingkungan kerja sangat panas dan bisa menimbulkan
gatal-gatal bagi pekerja yang sedang menebang tebu. Sehingga sangat perlu untuk
memakai Alat Pelindung Diri. Selain itu lahan tebu yang sangat rimbun sangat
rawan dengan adanya hewan melata bisa berupa ular dan hewan-hewan liar
13

lainnya, maka dipandang perlu untuk selalu waspada dalam melaksanakan kerja
pada penebangan tebu.

b. Kenyamanan Kendaraan Grandong

Berdasarkan data yang diperoleh, mesin B merupakan mesin yang


memiliki tingkat kebisingan yang paling tinggi. Hal ini diakibatkan karena suara
knalpot diesel yang tinggi. Kebisingan juga diakibatkan oleh getaran yang
ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidakseimbangan gerakan bagian
mesin. Semakin besar getaran yang ditimbulkan maka akan semakin besar pula
tingkat kebisingan yang dihasilkan. Besarnya getaran pada grandong dipengaruhi
oleh beberapa hal diantaranya, kondisi mesin, ukuran mesin, dan medannya.

Pengaruh kebisingan pada manusia dapat menimbulkan gangguan secara


fisiologis, komunikasi, ketulian, psikologis dan keseimbangan. Secara fisiologis,
menyebabkan gangguan peredaran darah, pencernaan, tidur, pendengaran, batal
metabolisme, sistem saraf, dan otot menjadi tegang. Secara komunikasi
menyebabkan gangguan pada saat bekerja, kesehatan kerja, keselamatan kerja,
gangguan pendengaran, mutu pekerjaan menurun, produktivitas kerja menurun.
Secara psikologis menyebabkan rasa tidak nyaman, penurunan intelektualitas,
kurang konsentrasi, dan jantung koroner. Secara keseimbangan menyebabkan
mual, kepala pusing, mudah pingsan, dan trauma akustik secara pendengaran
menyebabkan ketulian progresif dan ketulian permanen (Sumamur, 2009:121-
126).

Pada saat pekerja mengangkut kayu gelondongan untuk ditaruh diatas bak
grandong pekerja menaiki dengan menggunakan kayu panjang, hal ini berbahaya
ketika keseimbangan pekerja tidak dijaga maka akan jatuh. Sehingga perlu ada
rekomendasi untuk memperbaiki kenyamanan kerja tersebut salah satunya
memberikan tangga sesuai dengan tinggi pekerja dan tinggi kendaraan grandong
tersebut.
Ketika membawa kayu gelondongan yang sangat perlu diperhatikan yaitu
penyusunan kayu, jika dalam penyusunan kayu tidak tepat maka akan
mengakibatkan tertimpanya pengemudi grandong karena kayu yang didepan tidak
14

ada pelindung yang kuat. Selain itu pula dikhawatirkan grandong akan terguling
jika melebihi muatan, karena medan di perkebunan tidak rata.

Gambar 4.1 Posisi kayu

Grandong sendiri dibuat dengan bekas-bekas kendaraan yang sudah tidak dipakai
untuk mengurangi biaya pembuatan. Tetapi hal itulah ada waktu khusus untuk
memeriksa grandong lebih rutin untuk menjaga keselamatan dalam pekerjaan
sehari-hari. Dalam penalian juga harus diperhatikan, melihat dari kondisi gambar
maka dipandang perlu untuk memberikan batas keselamatan untuk operator kerja
yang ada didepan, bisa berupa besi kuat dipasang tinggi agar kayu yang ada
didepan tidak sampai menjatuhi operator yang didepan.

Untuk tetap menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja pada kendaraan


grandong maka dipandang perlu untuk lebih sering mengecek lebih intensif pada
onderdil kendaraan grandong, karena bahan yang digunakan pada kendaraan
grandong mayoritas bahan bekas. Selain itu maka perlu untuk merekomendasikan
untuk memodifikasi dan menambahkan beberapa alat dan kelengkapan kendaraan
sebagai berikut.

a. Membuatkan tangga bak

Untuk mempermudah membawa kayu gelondongan keatas bak penampungan


maka dipandang perlu untuk membuatkan tangga penginjak berupa kayu. Tinggi
15

tangga 65 cm dari tanah ke tinggi bak penampung. Tangga dibuat sekuat mungkin
untuk pijakan karena pekerja dengan membawa kayu gelondongan.

Gambar 4.2 Tangga bak

b. Pelindung operator bagian depan dari kayu

Pada kendaraan grandong pengangkut kayu ini bagian depan untuk menahan
kayu agar tidak menggelundung dibuatkan penahan berupa kayu. Hal tersebut
sudah baik, tetapi sesuai dengan kegiatan kerja dilapang penahan tersebut masih
kurang berfungsi dengan baik karena penahan tersebut tidak menahan kayu
semuanya. Penempatan kayu gelondongan melebihi batas tinggi dari pembatas
kayu tersebut sehingga kekhawatiran kayu bisa menggelundung depan.

Melihat kondisi grandong sebagai tersebut, maka dipandang perlu untuk


menambahkan bagian penahan kayu bagian depan dengan menambahakan besi
dengan ketinggian 1,9 meter, karena mayoritas ketinggian pada kayu gelondongan
yang di tempatkan setinggi 2 meter.

Gambar 4.3 Bak belakang


16

c. Pelindung operator dari diesel penggerak

Tenaga penggerak pada kendaraan grandong tersebut berupa diesel.


Penempatan diesel tersebut berada didepan pengemudi sehingga untuk kebisingan
suara dari diesel sangat keras. Hal tersebut jika di gunakan terus menerus bisa
berakibat kerusakan pendengaran pada operator dan pengemudi. Maka perlu
direkomendasikan dengan menggunakan peredam, pengendalian kebisingan
terhadap operator yaitu dengan penggunaan ear plug atau ear muff. Penggunaan
alat ini mampu mengurangi 10-25 dBA (decibel adjusted) sehingga sangat
berguna untuk kenyamanan operator (Sumamur, 2009:131). Selain menggunakan
ear plug perlu juga untuk mengkaji knalpot pada diesel, yaitu dengan membuat
arah knalpot menjauhi dari pengemudi.
Dalam menjaga keamanan pengemudi dari putaran diesel maka direkomendasikan
untuk membuat pelindung kaki dari jangkauan diesel atau membuat besi-besi
pembatas dari diesel.

Gambar 4.4 Tanpa pelindung Gambar 4.5 Diesel dengan pelindung

d. Memberikan pir pegas untuk kursi operator

Menurut Sumamur (2009:411) bahwa getaran mekanis dapat mencapai


operator melalui beberapa cara hantaran. Cara pertama, getaran dihantarkan pada
seluruh tubuh pekerja melalui dasar atau badan enjin yang bergetar disebut whole-
body vibration. Dalam banyak hal, getaran dihantarkan ke tubuh secara lokal
melalui tangan, sehingga getaran jenis ini disebut sebagai segmental vibration.
Benda bergetar yang dipasangkan pada tumpuan dengan kaku akan
menyampaikan getaran secara maksimum pada benda yang kontak langsung.
Material yang keras dan padat mempunyai nilai besar dalam meneruskan getaran
yang terjadi.
17

Dari beberapa penelitian, efek getaran akan berdampak secara akut (dalam waktu
singkat) maupun kronis (dalam waktu lama). Gejala akut dari efek getaran adalah
pusing, nyeri dada, mual, nafas pendek, dan tidak bisa bekerja secara presisi.
Gejala kronis dari efek getaran adalah perubahan struktur tulang belakang, hernia,
dan gangguan pada system reproduksi (Sumamur,2009:412).
Rekomendasi yang diberikan untuk mengurangi efek getaran pada kendaraan
grandong bisa mengecek ulang mur dan baut yang renggang selain itu
menambahkan pegas atau pir pada tempat duduk pengemudi dan operator.
18

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis permasalahan di atas dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut.

1. Hasil dari analisis terhadap lingkungan kerja yang terkait dengan


kebisingan dan getaran kerja, direkomendasikan untuk menggunakan ear
plug dan memodifikasi knalpot pada diesel untuk menjauhi operator dan
pengemudi, serta untuk meredam getaran yang dihasilkan menambahkan
pegas pada kursi duduk dan melakukan pengecekan pada mur dan baut.
2. Menambah penahan kayu gelondongan dibagian depan serta
menambahkan pengaman pengemudi dari diesel.
3. Berdasarkan hasil analisa kenyamanan dan keselamatan kerja maka perlu
untuk lebih mengutamakan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri agar
cidera dalam kerja bisa diminimalkan.

5.2 Saran

Saran yang diberikan hasil dari penelitian magang ini antara lain .

1. Untuk menambahkan nilai keselamatan para pekerja maka diharapkan


untuk bisa memahami dan melaksanakan sesuai aturan dan standart kerja.
2. Sebagai rekomendasi dalam mengurangi kebisingan,getaran dan
keselamatan kerja lainnya, maka perlu untuk melakukan modifikasi pada
kendaraan grandong.
3. Analisa dan penelitian lanjutan yang lebih detail untuk pengujian ukuran
desain pada kendaraan grandong.
19

DAFTAR PUSTAKA

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya


Manusia.Jakarta: Universitas Trsakti

Feidihal. 2007. Tingkat Kebisingan Dan Pengaruhnya Terhadap Mahasiswa DI


Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. Jurnal Teknik Mesin
Vol. 4, No.1.

Nurmianto, E. 1998. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:


Penerbit Guna Widya.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.13/MEN/X/2011. Tentang


Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja.

Sedarmayanti. 1996. Tata kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Penerbit


Mandar Maju.

Sumamur, P. K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT


Gunung Agung.

Suyanto, Arifianto, D., dan Arista, E. Y. 2012. Pengukuran Getaran Dengan


Vibrometer Dan Akustik Pada Mesin Pendorong Pokok (MPK) KRI Pulau
Rupat-712 Di Komando Armada RI Kawasan Timur Surabaya. Jurnal
Teknik POMITS Vol.1, No. 1.

Wardani, L. K. 2003. Evaluasi ergonomic dalam perancangan desain. Tidak


Diterbitkan. Skripsi. Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya.

Wignjosoebroto. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna


Widya.
20

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai