Anda di halaman 1dari 3

CONTOH SURAT PERJANJIAN

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MESIN

Pada hari ini tanggal.. , kami yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Achmad Martadinata


Jabatan : Direktur PT. Indo Garment Karunia Abadi
Alamat : Jalan Raya Bandung Km.6 No.127/129
Karang Tengah, Cianjur

Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA

Nama : H. Bonbon Saefuddin


Jabatan : Ketua Umum Yayasan Al-Kalam Cianjur
Alamat : Jalan Imun Sulaeman No.21
Cianjur

Selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA

Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat mengadakan Perjanjian Sewa Menyewa Mesin (selanjutnya
disebut PERJANJIAN) dengan syarat-syarat dan kondisi sebagai berikut :

Pasal 1
OBJEK PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA dengan ini menyewakan kepada PIHAK KEDUA tempat berikut mesin-mesin pabrik
yang berlokasi di

Pasal 2
HARGA SEWA
PIHAK KEDUA akan melakukan pembayaran jasa sewa kepada PIHAK PERTAMA
sebesar. dengan berdasarkan pada masa berlangsungnya Perjanjian Kerjasama No :
.. tanggal. yang akan dibayarkan melalui rekening PIHAK PERTAMA
dengan nomor rekening..

Pasal 3
JANGKA WAKTU
1. Jangka waktu penyewaan ini berlaku sesuai dengan Perjanjian Kerjasama No : ..
tanggal sebagai Perjanjian Induk yang telah dibuat oleh kedua belah pihak, terhitung
sejak tanggal.. sampai dengan tanggal.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban meninggalkan tempat yang disewanya tepat pada waktu
Perjanjian ini berakhir dan bilamana PIHAK KEDUA lalai, maka PIHAK KEDUA wajib membayar biaya
keterlambatan sebesar.. per hari.
3. Bilamana PIHAK KEDUA menyatakan bahwa tidak ingin melanjutkan Perjanjian ini, maka
PIHAK PERTAMA memberikan batas toleransi waktu selama.. kepada PIHAK KEDUA
untuk pengosongan tempat tersebut, terhitung sejak berakhirnya masa sewa.
Pasal 4
PERPANJANGAN MASA SEWA
PIHAK KEDUA dapat memperpanjang Perjanjian ini dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada
PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya. sebelum Perjanjian ini berakhir, dengan
ketentuan-ketentuan serta harga sewa yang akan ditentukan dikemudian atas kesepakatan kedua
belah pihak.

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
1. PIHAK PERTAMA :
a. Berhak untuk mendapatkan atau memperoleh atau menerima pembayaran atas sewa tempat
termasuk mesin-mesin pabrik dari PIHAK KEDUA.
b. Berhak untuk melakukan kontrol terhadap tempat termasuk mesin-mesin pabrik yang
disewakan kepada PIHAK KEDUA agar tetap dalam kondisi baik dan terawat.
c. Berkewajiban untuk memberikan jaminan kepada PIHAK KEDUA bahwa selama PIHAK
KEDUA menggunakan tempat termasuk mesin-mesin pabrik tersebut PIHAK KEDUA tidak akan
mendapat gangguan dari pihak lain dan bilamana dalam hal PIHAK KEDUA mendapat gangguan dari
pihak lain, sehingga PIHAK KEDUA harus meninggalkan tempat berikut mesin-mesin pabrik yang
disewanya atau apabila PIHAK KEDUA terpaksa harus mengosongkan tempat tersebut karena
tindakan atau perbuatan dari pihak lain, maka PIHAK PERTAMA wajib memberikan kompensasi
kepada Pihak Kedua, yaitu sebesar.. dari masa sewa yang belum dijalani oleh
PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA :
a. Melakukan peninjauan bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA terhadap tempat termasuk
mesin-mesin pabrik yang akan di sewa oleh PIHAK KEDUA.
b. Berkewajiban untuk memelihara tempat termasuk mesin-mesin pabrik yang disewa dari
PIHAK PERTAMA menurut Perjanjian ini dengan sebaik-baiknya, sebagai penyewa yang
bertanggung jawab, memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian dengan
biaya sendiri.

Pasal 6
PENGALIHAN HAK
PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengalihkan hak sewa atas tempat berikut mesin-mesin pabrik
kepada pihak lain tanpa persetujuan dari PIHAK PERTAMA.

Pasal 7
PERSELISIHAN
Kedua belah pihak akan mencari jalan musyawarah bilamana terjadi perselisihan. Jika tidak tercapai
kata sepakat, maka kedua belah pihak sepakat memilih domisili hukum di kepaniteraan Pengadilan
Negeri..

Pasal 8
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau Force Majeure adalah peristiwa yang terjadi
diluar kekuasaan kedua belah pihak yang secara langsung mempengaruhi lancarnya pekerjaan
kontrak lepasan, misalnya embargo, peperangan, blockade, epidemic, huru-hara, pemogokan dan
bencana alam, seperti banjir, kebakaran dan gempa bumi.
2. Apabila terjadi keadaan memaksa atau force majeure, maka kedua belah pihak harus
memberitahukan secara tertulis kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja,
terhitung sejak tanggal terjadinya keadaan memaksa atau Force Majeure tersebut untuk meminta
pertimbangan atau persetujuan dari kedua belah pihak.

Pasal 9
LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan dibuat kemudian jika dianggap perlu serta
mengikat kedua belah pihak dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan dari
Perjanjian ini.

Demikianlah Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak tanpa adanya suatu
paksaan dari pihak manapun dan dengan itikad baik kedua belah pihak sepakat akan melaksanakan
Perjanjian ini. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

Cianjur,..

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

(Achmad Martadinata) (H. Bonbon Saefuddin

Anda mungkin juga menyukai