Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KEGIATAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN

Judul

PENYULUHAN DAN PELATIHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN

DI DESA BALANG BARU, KECAMATAN TAROWANG

KABUPATEN JENEPONTO

OLEH :

POSKO 12

Putri Pratiwi K111 14 510

Irma K111 14 077

Nur Magfira Naimu K111 14 011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Pengabdian : Penyuluhan dan Pelatihan CTPS di Desa Balang Balang Baru,
Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto.
Pengabdi
a. Nama : Putri Pratiwi
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : K111 14 510
d. Fakultas : Kesehatan Masyarakat
e. Alamat : BTN Antara Blok A11/5
f. Telepon : 082345749045
Anggota Pengabdi : 1. Irma
2. Nur Magfira Naimu
Waktu Pengabdian : 8-16 Januari 2017
Sumber Dana : Mahasiswa PBL FKM Unhas (Posko 12)
Jumlah Mahasiswa
Yang Terlibat : 9 orang (terlampir)

Makassar, 14 April 2017

Mengetahui,

Supervisor Ketua Tim

Andi Imam Arundhana, S.Gz., MPH Putri Pratiwi


NIP. 19810407 200801 2013 K111 14 510

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii

RINGKASAN.....................................................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Tujuan Kegiatan......................................................................................................................2

C. Manfaat Kegiatan...................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................3

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).............................................................................3

B. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)......................................................................................6

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN....................................................................7

A. Keadaan Geografis dan Demografis.......................................................................................7

B. Keadaan Sosial Budaya..........................................................................................................8

C. Status Kesehatan....................................................................................................................9

BAB IV HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................................11

A. Jenis Kegiatan.......................................................................................................................11

B. Target dan Sasaran Kegiatan................................................................................................11

C. Waktu dan Tempat Kegiatan................................................................................................11

D. Pelaksanaan Kegiatan...........................................................................................................11

E. Materi Kegiatan....................................................................................................................12

F. Jumlah Dana..........................................................................................................................13

G. Hasil Kegiatan......................................................................................................................13

BAB V PENUTUP.............................................................................................................................14

A. Kesimpulan...........................................................................................................................14

B. Saran.....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15

LAMPIRAN-LAMPIRAN 17

KATA PENGANTAR
iii
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nyasehingga kami dapat menyelesaikan laporan pengabdian masryarakat ini dengan tepat
waktu.
Dalam penyusunan laporan ini, Alhamdulillah tidak ada hambatan berarti yang kami
hadapi dalam menyusun penulisan laporan. Namun kami sangat menyadari bahwa dengan
pertolongan-Nya akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Serta kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang-orang
sekitar, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran terkait penyuluhan kesehatan yang
telah kami lakukan di desa Balang Baru, Kabupaten Jeneponto, yaitu penyuluhan terkait Cuci
Tangan Pakai Sabun di SD Inpres 119 Bontowa dan SD Inpres 225 Bonto Masugi. Kami
sadar bahwa dalam penulisan Laporan ini dan penyajian materi masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada para pembaca kami meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan laporan selanjutnya.

Makassar, 14 April 2017

Pengabdi

iv
RINGKASAN

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan langkah awal pencegahan dari
berbagai penyakit, seperti diare, cacingan, batuk, dan pilek. Dari hasil survei ditemukan
sebanyak 47.2% masyarakat yang tidak cuci tangan pakai sabun. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang bagaimana memberikan keterampilan cuci tangan pakai
sabun (CTPS) bagi siswa sekolah dasar.
Kegiatan penyuluhan pelatihan CTPS dilakukan dalam bentuk penyuluhan dengan
penyampaian materi dalam bentuk power point, pemutaran video, dan praktek cuci tangan
pakai sabun.
Penyuluhan dan pelatihan CTPS diikuti oleh 20 orang siswa dari SD Inpres 225
Bonto Masugi dan 19 orang siswa dari SD Inpres 119 Bontowa. Kegiatan pelatihan ini
dimulai dengan pre-test yang dilanjutkan dengan penyampaian materi, pemutaran video, dan
praktek cuci tangan pakai sabun. Di akhir kegiatan dilakukan post-test.
Diharapkan adanya peran serta dari orang tua dan guru dalam memotivasi siswa
untuk selalu mencuci tangan pakai sabun, serta penyediaan fasilitas CTPS di sekolah.

Kata Kunci: CTPS, Desa Balang Baru

v
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan bukanlah segala-galanya akan tetapi segala yang kita miliki
tidak berarti tanpa adanya kesehatan. Mengingat pentingnya kesehatan dalam
menunjang aktivitas hidup manusia maka dibentuklah berbagai lembaga
kesehatan mulai dari tingkat dasar sampai pada perguran tinggi.
Tujuan Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dan tujuan nasional. Untuk mencapai tujuan itu
perlu dikerahkan segala potensi yang ada dalam masyarakat. Peningkatan
kualitas manusia sejak dini perlu ditunjang oleh upaya meningkatkan derajat
kesehatan.
Menurut H. L. Blum, derajat kesehatan masyarakat disebabkan oleh 4
faktor. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor lingkungan (sosial, ekonomi,
politik, budaya), faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor pelayanan
kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya), dan faktor genetik (keturunan).
Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan yang paling besar
dan paling sulit ditanggulangi kemudian faktor lingkungan. Hal ini disebabkan
karena intervensi sesama manusia lebih sulit dari intevensi terhadap
lingkungan sebab perilaku manusia lah yang dapat memicu lestarinya
lingkungan.
Pendekatan masyarakat yang komprehensif untuk mempertahankan
dan meningkatkan status kesehatan penduduk sangat dibutuhkan. Hal tersebut
dilakukan dengan membina lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat
hidup sehat, membina perilaku hidup sehat, menggalakkan upaya promotif dan
preventif serta memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih
efektif dan efisien.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengalaman Belajar Lapangan 1
(PBL 1) di desa Balang Baru, Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto

1
tahun 2016, ditemukan bahwa Sebanyak 47.2% warga yang tidak cuci tangan
pakai sabun.
Oleh karena itu, perlu adanya perubahan perilaku agar masyarakat dan
anak-anak dapat terhindar dari penyakit serta dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat desa Balang Baru, Kecamatan Tarowang, Kabupaten
Jeneponto.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pemahanaman anak-anak di desa Balang Baru
mengenai pentingnya mencuci tangan pakai sabun.
b. Mendorong kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak di desa
Balang Baru.
2. Tujuan Khusus
a. Anak-anak di desa Balang Baru memahami pentingnya mencuci tangan
pakai sabun (CTPS).
b. Anak-anak di desa Balang Baru mengaplikasikan cara mencuci tangan
pakai sabun dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari

C. Manfaat Kegiatan
1. Manfaat Penyuluhan dan Pelatihan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
bagi Masyarakat
Masyarakat desa Balang Baru mengetahui pentingnya untuk mencuci
tangan pakai sabun dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
untuk mencuci tangan pakai sabun.
2. Manfaat Penyuluhan CTPS bagi Pemerintah
Program pemerintah mengenai berperilaku hidup bersih dan sehat dalam
hal ini cuci tangan pakai sabun.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1. Pengertian PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar/menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok,
dan masyarakat dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi,
dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan

2
perilaku, dan melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social
support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes, 2006).
PHBS yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna
terhadap kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusdia dalam
peningkatan derajat kesehatan, status pola gizi dan pemanfaatan saran
kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Masalah
kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya
tingkat pendidikan dan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat
Indonesia dengan adar istiadat dan kebiasaan, kepercayaan dan lain
sebagainya yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan (Azwar, 1981).
Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah terjadinya
penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampah PHBS yang
tidak baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah mencret,
muntaber, desentri, typus, dan DBD (Dinkes Metro, 2005). Penyebab yang
mempengaruhi PHBS adalah faktor perilaku dan non perilaku fisik, sosial
ekonomi, dan sebagainya, oleh sebab itu penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat juga dapat ditunjukkan pada kedua faktor utama tersebut
(Notoadmojo, 2005). Banyak hal yang menjadi penyebab PHBS menurun
yaitu selain faktor teknis juga faktor-faktor geografi, ekonomi, dan sosial
(Depkes RI, 2003).
2. Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah meningkatkan rumah tangga sehat di seluruh
masyarakat Indonesia, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan
masyarakat agar hidup sehat, meningkatkan peran aktif masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup
yang optimal (Depkes, 2006).
3. Manfaat PHBS
a. Bagi rumah tangga: semua anggota keluarga menjadi sehat dan tidak
mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas dan pengeluaran biaya rumah
tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan
modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

3
b. Bagi masyarakat: masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang
sehat, masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dan masyarakat mampu untuk mengembangjan Upaya
Kesehatan Bersumber Masyarakat (UBKM) seperti Posyandu, tabungan
ibu bersalin, arisan jamban, ambulan desa, dan lain-lain (Depkes RI,
2008).
4. Sasaran PHBS
Sasaran PHBS menurut Depkes RI 2008 dikembangkan dalam lima
tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-tempat
umum, institusi pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan sasaran
PHBS di institusi pendidikan adalah seluruh warga institusi pendidikan yang
terbagi dalam:
a. Sasaran primer, yaitu sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan
dirubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah
(individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
b. Sasaran sekunder, yaitu sasaran yang mempengaruhi individu dalam
institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru,
orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas
kesehatan dan lintas sektor terkait.
c. Sasaran tersier, merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu
dalam mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya
pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah,
camat. Kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang
tua murid.
5. Strategi PHBS
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan menetapkan tiga strategi
dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu (Manda, 2006):
a. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment), merupakan proses pemberian
informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan agar sasaran
berubah dari aspek knowledge, attitude, dan practice. Sasaran utama dari
pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat.
b. Bina Suasana (Social Support), adalah upaya menciptakan lingkungan
sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau
melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga pendekatan dalam

4
bina suasana antara lain: a) Pendekatan Individu, b) Pendekatan
Kelompok, c) Pendekatan Masyarakat Umum.
c. Advokasi (Advocacy), adalah upaya yang terencana untuk mendapatkan
dukungan dari pihak-pihak terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini
dapat berupa tokoh masyarakat formal yang berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan informal seperti tokoh agama, tokoh
pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu
kebijakan tidak tertulis di bidangnya atau sebagai penyandang dana non
pemerintah. Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:
1) Mengetahui adanya masalah;
2) Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah;
3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan
alternatif pemecahan masalah;
4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif pemecahan masalah;
5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
B. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku
yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya.Rendahnya
perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci
tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting
adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan
tersebut.(Depkes, 2007) Dengan demikian dapat dipahami betapa perilaku ini
harus dilakukan, antara lain karena berbagai alasan sebagai berikut:
1. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat
menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunya,
2. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup,
3. CTPS (cuci tangan pakai sabun) adalah satu-satunya intervensi kesehatan
yang paling cost-effective jika dibanding dengan hasil yang diperolehnya
(Rahmani, 2010).
Waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan,
yaitu saat-saat sebagai berikut:
1. Sebelum makan,
2. Sebelum menyiapkan makanan,
3. Setelah buang air besar,
4. Setelah menceboki bayi/anak,

5
5. Setelah memegang unggas atau hewan.
Manfaat yang diperoleh setelah seseorang melakukan CTPS yaitu:
1. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan,
2. Mencegah penularan penyakit seperti typus, disentri,flu burung, flu babi,
3. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
seperlunya,
2. Bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
tangan,
3. Bersihkan tangan menggunakan lap bersih (Rahmani, 2010).
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN

A. Keadaan Geografis dan Demografis


1. Geografi
Desa Balang Baru terletak di wilayah pemerintahan kecamatan
Tarowang yang merupakan salah satu desa dari 8 desa di kecamatan

Tarowang. Jarak ibukota ke kecamatan yaitu 115 km, sedangkan jarak

ibukota ke Kabupaten yaitu 100 km. Adapun batas wilayah kerja Balang

Baru, dimana titik lokasi tiap Desa adalah:


a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gantarang;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores;
c. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Balangloe Tarowang;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Tarowang.
2. Demografi
Kependudukan (demografi) merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan, baik dari segi jumlah (kuantitas),
pertumbuhan, struktur umur, mobilitas, dan mata pencaharian penduduk.
Adapun data sekunder yang didapatkan di desa Balang Baru jumlah
KK (Kepala Keluarga) yaitu 2882 jiwa. Di desa Balang Baru terdapat 4
dusun yaitu Bonto Manai, Bonto Masuhi, Camba Lompoa, dan Bonto Baru.
Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Balang Baru
Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto
2017

6
Dusun Jumlah jiwa Total
Laki-Laki Perempuan
Bonto Manai 269 384 653
Bonto Masugi 382 402 784
Camba Lompoa 473 480 953
Bonto Baru 374 395 769
Total 1498 1661 3159
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Tino Desa Balang Baru

Dari tabel 3.1 dapat diketahui bahwa desa Balang Baru memiliki
penduduk laki-laki sebanyak 1498 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak
1661 jiwa dengan total seluruh penduduk desa Balang Baru adalah 3159
jiwa.
Tabel 3.2
Distribusi Berdasarkan Kartu Keluarga Desa Balang Baru
Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto
2017

Dusun Jumlah KK
Bonto Manai 190
Bonto Masugi 201
Camba Lompoa 270
Bonto Baru 262
Total 923
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Tino Desa Balang Baru

Dari tabel 3.2 dapat diketahui bahwa di desa Balang Baru


kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto memiliki jumlah Kartu Keluarga
sebanyak 923 KK.

B. Keadaan Sosial Budaya


1. Mata Pencaharian
Masyarakat desa Balang Baru yang pada umumnya bekerja sebagai
petani dan nelayan yang penghasilannya tergantung dengan dukungan cuaca
(musim). Dengan penghasilan yang tidak tetap setiap bulannya atau setiap
musimnya maka kehidupan masyarakat di desa Balang Baru sebagian besar
tergolong ekonomi rendah.
2. Pendidikan
Ditinjau dari segi pendidikan, sebagian masyarakat desa Balang
Baru hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Namun, ada beberapa mayarakat

7
yang tamat SMP, SMA bahkan sampai Perguruan Tinggi. Di samping itu,
ada sebagian besar masyarakat yang sama sekali tidak pernah merasakan
bangku sekolah. Oleh karena latar belakang pendidikan tersebut sehingga
memengaruhi jumlah pekerjaan masyarakat desa Balang Baru yang sebagian
besarnya bekerja sebagai wiraswasta/pedagang/petani/nelayan/ buruh.
3. Sosial Budaya
Desa Balang Baru yang terdiri dari empat dusun yaitu dusun Bonto
Manai, Bonto Masugi, Camba Lompoa, dan Bonto Baru masyarakatnya
yang ramah dan terbuka menjadi salah satu contoh bahwa masyarakat desa
Balang Baru masih memegang teguh tradisi setempat.
Adat istiadat pun masih sangat kental di desa Balang Baru. Adanya
gotong royong dan saling mengunjungi pada saat adanya hajatan ataupun
pesta nikah merupakan salah satu bukti bahwa mereka masih menganut
tradisi dan adat istiadat yang ada.
Masyarakat desa Balang Baru sebagian besar bekerja sebagai
petani/peternak dan nelayan menyebabkan sebagian besar masyarakatnya
memiliki tingkat ekonomi di bawah standar. Disamping itu, lahan yang luas
menjadi salah satu potensi banyaknya petani/peternak di desa Balang Baru.
Luasnya lahan untuk bertani, berkebun, dan beternak menyebabkan
banyaknya masyarakat desa Balang Baru yang bekerja sebagai petani
berkebun maupun peternal dibanding bekerja sebagai PNS, pedagang
maupun pekerja swasta dan sebagian warganya juga bekerja sebagai
nelayan, misalnya di dusun Bonto Baru karena memang pada dasarnya
warganya tinggal di pesisir pantai.

C. Status Kesehatan
1. Lingkungan
Berdasarkan survei yang dilakukan di desa Balang Baru, kesehatan
lingkungan masyarakat masih sangat jauh dari kata bersih. Hal ini
dibuktikan dengan masih banyaknya sampah jagung di halaman rumah
warga desa Balang Baru, banyaknya masyarakat yang masih buang air besar
di kebun/sungai, selokan dan bahkan pantai. Semua itu dapat terjadi karena
kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh masyarakat desa Balang Baru seperti
WC/jamban, tempat pembuangan sampah akhir, dan SPAL. Sumber air

8
bersih yang ada di desa ini hanya berasal dari mata air dan sumur bor/sumur
gali. Melihat masalah-masalah tersebut dapat dikatakan kesadaran
masyarakat akan kebersihan lingkungan dan pentingnya hidup sehat masih
tergolong rendah.
2. Perilaku Masyarakat
Untuk mengetahui status kesehatan seseorang pertama adalah
merubah perilaku orang tersebut seperti di desa Balang Baru masih banyak
perilaku penduduk baik disadari maupun tidak disadari mempengaruhi
status kesehatan mereka. Perilaku tersebut dapat dibedakan menjadi dua
yaitu perilaku positif dan perilaku negatif.
a. Perilaku Positif (Positive Behavior)
Di desa Balang Baru beberapa warganya masih ada yang
memerhatikan kesehatannya atau anggota keluarganya. Contohnya
beberapa ibu yang membawa bayinya ke posyandu/polindes untuk
diberikan imunisasi secara teratur untuk meningkatkan imun tubuh
bayinya.
b. Perilaku Negatif (Negative Behavior)
Selain berperilaku positif, sebagian besar warga di desa Balang
baru masih berperilaku yang tidak sesuai dengan cara hidup sehat.
Seperti membuang air limbah di bawah rumah, buang air besar di
kebun/sungai/selokan/pantai, membuang sampah di pekarangan rumah
(kebun). Hal ini disebabkan bukan hanya akrena kurangnya fasilitas
tetapi juga karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hidup
bersih.
3. Keturunan
Mayoritas masyarakat desa Balang Baru bersuku Makassar dan
keseluruhan beragama Islam. Masyarakat desa Balang Baru juga masih
melestarikan adat istiadat yang ada namun telah dicampur dengan
kehidupan modern. Sehingga ada perpaduan antara kehidupan tradisional
dan modern dalam penerapan adat istiadat yang ada di desa Balang Baru.
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Jenis Kegiatan

9
Kegiatan yang telah dilakukan adalah penyuluhan dan pelatihan Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) di SD 119 Bontowa dan SD 225 Bonto Masugi.

B. Target dan Sasaran Kegiatan


1. Siswa/i SD
Sasaran pelatihan CTPS adalah siswa/i telah mampu melakukan cuci
tangan pakai sabun dengan benar, meskipun sebagian kecil dari mereka
masih ada yang tidak sesuai dengan urutan cuci tangan yang benar. Target
pelatihan CTPS adalah siswa/i kelas III dan IV yaitu SD Inpres 119
Bontowa sebanyak 20 orang dan SD 225 Inpres Bonto Masugi sebanyak 20
orang, namun hanya hadir 19 orang di SD 119 Bontowa.

C. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan penyuluhan CTPS berlangsung 2 hari dan pada dua tempat
yang berbeda. Hari pertama berlangsung pada hari Selasa, 10 Januari 2017
bertempat di SD Inpres 119 dan hari kedua berlangsung pada hari Rabu, 11
Januari 2017 bertempat di SD Inpres 225 Bonto Masugi.

D. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
angkatan 2014 sebagai peserta pada mata kuliah Pengalaman Belajar Lapangan
2 (PBL 2), khususnya kelompok 12 Desa Balang Baru Kecamatan Tarowang
Kabupaten Jeneponto. Nama-nama pelaksana dan kegiatan yang dilakukan
dapat dilihat pada lampiran 1.

E. Materi Kegiatan
Materi yang telah dibawakan pada kegiatan yaitu Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS). Uraiannya sebagai berikut (Lampiran 3):
1. Cuci Tangan Pakai Sabun
Adapun materi yang telah dibawakan, yaitu:
a. Pengertian mencuci tangan;
b. Tujuan mencuci tangan;
c. Alasan harus mencuci tangan yang benar dengan sabun;
d. Penyakit yang timbul akibat tidak mencuci tangan;
e. Waktu untuk cuci tangan;
f. Langkah-langkah mencuci tangan.
Metode yang digunakan pada kegiatan pelatihan CTPS, yaitu:

10
a. Ceramah
Dalam metode ini peserta pelatihan mendengarkan materi yang
disampaikan oleh fasilitator yang telah diamanahkan. Materi
disampaikan dengan menggunakan media power point.
b. Pemutaran Video
Di akhir materi dilakukan pemutaran video singkat mengenai
bagaimana cara melakukan cuci tangan yang benar.
c. Praktek Cara Cuci Tangan
Setelah pemberian materi dan pemutaran video cara mencuci
tangan pakai sabun, peserta diarahkan menuju pada tempat praktek cuci
tangan.
d. Quiz Berhadiah
Setelah melakukan praktek cuci tangan, siswa/i diberikan
pertanyaan untuk dijawab oleh siswa/i secara berebutan. Siswa/i yang
mengangkat tangan terlebih dahulu dipersilahkan untuk menjawab
pertanyaan. Siswa/i yang berhasil menjawab pertanyaan secara tepat,
diberikan hadiah yang telah disiapkan.

F. Jumlah Dana
Pemasukan didapatkan dari kontribusi mahasiswa serta menghitung
nilai partisipasi dari birokrasi fakultas. Perhitungan nilai partisipasi terdapat
pada lampiran 7.

G. Hasil Kegiatan
1. Siswa/i SD Inpres 119 Bontowa dan SD Inpres 225 Bonto Masugi
Setelah melakukan pelatihan CTPS dengan pemberian materi dan
praktek, siswa SD Inpres 119 Bontowa dan SD Inpres 225 Bonto Masugi
telah mengetahui dan dapat melakukan CTPS yang baik dan benar. Siswa
juga telah mampu melakukan langkah-langkah CTPS dengan benar. Dengan
demikian, siswa di sekolah mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
melalui CTPS. Peserta pelatihan CTPS diikuti oleh 39 orang siswa.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pelatihan CTPS terdapat tambahan pengetahuan siswa-siswi
sekolah dasar mengenai manfaat, kegunaan, akibat bila tidak cuci tangan
menggunakan sabun, dan cara melakukan cuci tangan yang baik dan benar. Hal
ini bisa dilihat dari pertanyaan yang dapat dijawab oleh peserta dan dapat
mempraktikkan cuci tangan dengan benar. Pelatihan CTPS ini dapat
memotivasi para siswa sekolah dasar untuk mencuci tangan pakai sabun.

B. Saran
1. Diperlukan adanya peran serta orang tua dan guru dalam memotivasi siswa
untuk selalu mencuci tangan pakai sabum.
2. Diperlukan fasilitas CTPS di sekolah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agus, F. et al., 2006. Environmental multifunctionality of Indonesian agriculture. Paddy and


Water Environment, 4(4), pp.181188.

__________, 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah. Jakarta: Sekretariat Negara.

Anonim. 1996. Istilah Lingkungan untuk Manajemen. Ecolink.

Asyhadie, Zaeni, 2007, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Azwar.A., 1981. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Cet ke-2. Penerbit Mutiara. Jakarta.

Balai Pustaka. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Jakarta. 1090 hal. ; 25 cm. (Seri BP no. 3658).

Bustan, M.N, 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta, Jakarta\

Carranza, F. A. dan Newman, M. G., 2002, Clinical Periodontology, 10thed., W. B.Saunders


Company, Tokyo, pp.74-82

Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta:


Depkes RI

Departemen Pekerjaan Umum (1990), Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat Halus, SNI. 03 1970 1990, Yayasan BadanPenerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum (1990), Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat Kasar, SNI. 03 1969 1990, Yayasan BadanPenerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta

Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

15
Depkes RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator
Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta.

DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta.

Depkes RI, 2006. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Ditjen P2M dan
PLP, Jakarta.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Depkes RI. 2007. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29, Jakarta:EGC,1765.

Fadhilah, Arief. 2011. Kajian Pengelolaan Sampah Kampus Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Diiponegoro. Semarang.

Hendargo, Ismoyo Imam, 1994. Kamus Istilah Lingkungan. P.T. Bina Rena Pariwara.
Jakarta.

M.Pranjoto Utomo, Endang Widjajanti, Kun Sri Budiasih. 2010. Adsorpsi Nitrogen dari Urin
dengan Zeolit. Jurnal Penelitian Saintek.

Manda, Syamsur. 2006. Pedoman Pengembangan Kabupaten/ Kota Percontohan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat. Dinas Kesehatan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan.

Manson JD, Eley BM. Buku ajar periodonti. Jakarta: Hipokrates, 1993: 44-9;105-10.

Rahmani. (2010). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Syamsul.

Sitepoe, M, 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Cetakan I. Penerbit PT Gramedia


Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Sitepoe, M. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : PT Grasindo.

Sudarso, 1985, Pengelolaan Sampah, CV. Tiga Serangkai, Surabaya.

Tchobanoglous, G. Theiseen, H. Vigil S. 1993. Integrated Solid Waste Management.


Singapore: Mc Graw-Hill Book Co.

16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan penyuluhan ini adalah mahasiswa Kesehatan Masyarakat
angkatan 2014 yang mengambil mata kuliah Pengalaman Belajar Lapangan 2 (PBL 2),
khususnya kelompok 12 desa Balang Baru, Kecamatan Tarowang, Kabupaten
Jeneponto, dengan rincian jobdesk sebagai berikut:
Pelatihan CTPS
Pre dan Post Test : 1. Ulfa Anisa Ridwan
2. Asti Hardianti Azis
3. Beby Prima Amaliyah
Pemateri : 1. Irma
2. Putri Pratiwi
3. Nur Maghfira Naimu
Pendamping
Praktik : Shabrina Fauzia Muhamad
Dokumentasi : 1. M. Furqan Ramadhan
2. Andi Firmansya Erwin

17
Lampiran 2. Susunan Acara
1. Pelatihan CTPS di SD Inpres 119 Bontowa
No. Kegiatan Waktu
1. Menuju Lokasi 08.30-08.45
2. Persiapan oleh Pihak Pelaksana 08.45-09.00
3. Pembukaan 09.00-09.05
5. Pre Test CTPS 09.05-09.15
6. Ceramah 09.15-09.30
7. Pemutaran Video 09.30-09.40
8. Praktik CTPS 09.40-10.00
9. Quiz Berhadiah 10.00-10.10
10. Post Test CTPS 10.10-10.20
11. Foto Bersama 10.20-10.30

2. Pelatihan CTPS di SD Inpres 225 Bonto Masugi


No. Kegiatan Waktu
1. Menuju Lokasi 08.30-08.45
2. Persiapan oleh Pihak Pelaksana 08.45-09.00
3. Pembukaan 09.00-09.05
5. Pre Test CTPS 09.05-09.15
6. Ceramah 09.15-09.30
7. Pemutaran Video 09.30-09.40
8. Praktik CTPS 09.40-10.00
9. Quiz Berhadiah 10.00-10.10
10. Post Test CTPS 10.10-10.20
11. Foto Bersama 10.20-10.30

Lampiran 3. Materi Kegiatan


1. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

18
19
20
Lampiran 4. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dan Siswa

1. Pelatihan CTPS
Tingkat Pengetahuan Pre-test Post-test
Nilai p
CTPS n % n %
Pengetahuan tinggi 3 7,7 35 89,7
Pengetahuan sedang 31 79,5 4 10,3 0,000
Pengetahuan kurang 5 12,8 0 0 p < 0,05
Total 39 100,0 55 100,0

21
Lampiran 5. Absensi Peserta dan Pelaksana Kegiatan

DAFTAR HADIR
PESERTA PELATIHAN CTPS HARI PERTAMA
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Januari 2017
Tempat : SD Inpres 119 Bontowa
No. Nama Keterangan
1. Bayu
2. Galang
3. Wandi
4. Nana
5. Nabila
6. Sartika Dewi
7. Ayu Angraeni
8. Wilda
9. Adel Rahmaulid
10. Suci Karim
11. Amanda
12. Nurul Fadila
13. Sera Sindi Aulia
14. Lena Nur Tika
15. Putri L
16. Ledi
17. Reni
18. Halima
19. Amelia

DAFTAR HADIR

22
PESERTA PELATIHAN CTPS HARI KEDUA
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Januari 2017
Tempat : SD Inpres 225 Bonto Masugi
No. Nama Keterangan
1. Andriana
2. Saskia Nur
3. Pebi Ola
4. Kamaruddin
5. Rial Denis
6. Ahmad P. Muis
7. Nurul Insirah Balqis
8. Bilqis Rehanun
9. Nur Hidayah
10. Bunga Lestari
11. Nurfadillah
12. Nur Fidayah
13. Adi Pirmansa
14. Ayu Andira
15. Dika
16. Zulfikar
17. Muh. Alkahfi Azis
18. Sukarno
19. Nasriah
20. Fitrah

DAFTAR HADIR
PELAKSANA KEGIATAN CTPS HARI PERTAMA
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Januari 2017
Tempat : SD Inpres 119 Bontowa
No. Nama Keterangan
1. M. Furqan Ramadhan
2. Irma
3. Putri Pratiwi
4. Ulfa Anisa Ridwan
5. Beby Prima Amaliyah
6. Asti Hardianti Azis
7. Nur Maghfira Naimu
8. Andi Firmansya Erwin
9. Shabrina Fauzia Muhamad

DAFTAR HADIR
PELAKSANA KEGIATAN CTPS HARI KEDUA
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Januari 2017
23
Tempat: SD Inpres 225 Bonto Masugi
No. Nama Keterangan
1. M. Furqan Ramadhan
2. Irma
3. Putri Pratiwi
4. Ulfa Anisa Ridwan
5. Beby Prima Amaliyah
6. Asti Hardianti Azis
7. Nur Maghfira Naimu
8. Andi Firmansya Erwin
9. Shabrina Fauzia Muhamad

24
Lampiran 6. Laporan Keuangan

25
Lampiran 7.
Dokumentasi
Kegiatan
1. Pelatihan
CTPS di SD
Inpres 119
Bontowa

2. Pelatihan CTPS di SD Inpres 225 Bsonto Masugi

26

Anda mungkin juga menyukai