Anda di halaman 1dari 8

Modul 5

Reduksi data gravitasi

Reduksi data gravitasi terdiri dari:


1. Reduksi g teoritis
2. Reduksi free air
3. Reduksi Bouguer
4. Reduksi medan/terrain

1. Reduksi g teoritis
Penelaahan tentang konsep reduksi data gravitasi lebih mudah dipahami dengan cara
menelaah terlebih dahulu arti anomali medan gravitasi. Secara matematis dapat didefinisikan
bahwa anomali medan gravitasi di topografi atau di posisi (x,y,z) merupakan selisih dari
medan gravitasi observasi di topografi terhadap medan gravitasi teoritis di topografi. Medan
gravitasi teoritis yaitu medan yang diakibatkan oleh faktor-faktor non-geologi dan harganya
dihitung berdasarkan rumusan-rumusan yang dijabarkan secara teoritis. Nilai Medan ini
dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian, dan massa topografi di sekitar titik tersebut. Secara
matematis, Anomali medan gravitasi di topografi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut :
g(x,y,z) = gobs (x,y,z) gTeoritis (x,y,z) (5-1)
dengan g (x,y,z) merupakan anomali medan gravitasi di topografi, dan gobs(x,y,z) adalah
medan gravitasi observasi di topografi yang sudah dikoreksikan terhadap koreksi pasang-
surut, koreksi tinggi alat dan koreksi drift. Sedangkan gTeoritis ( x, y, z ) merupakan medan

gravitasi teoritis di topografi.


Medan gravitasi teoritis yang ditentukan lebih awal adalah medan gravitasi normal
yang terletak pada bidang datum (pada ketinggian z = 0) sebagai titik referensi geodesi.
Rumusan medan gravitasi normal pada bidang datum ini telah ditetapkan oleh The
International Association of geodesy (IAG) yang diberi nama Geodetic Reference System
1980 (GRS80) sebagai fungsi lintang (Joenil Kahar, 1990) yaitu :
g() = 978032,700 (1 + 0,0053024 sin2 - 0,0000058 sin22) (mgal) (5-2)
dengan adalah garis lintang.

Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 1


Dari persamaan (5-2) terlihat bahwa semakin tinggi letak lintangnya maka semakin
besar percepatan gravitasinya. Jadi medan gravitasi bumi cenderung bertambah besar ke
arah kutub.

2. Reduksi Free Air (Udara Bebas)


Jika persamaan (5-2) sebagai medan gravitasi teoritis disubtitusikan ke persamaan
(1) maka anomali medan gravitasi di topografi yang dihasilkannya belum dapat didefinisikan
secara fisis. Hal ini disebabkan karena medan gravitasi nomal, g(), masih berada pada
bidang datum (z = 0) sedangkan medan gravitasi observasinya, gobs (x,y,z), berada pada
topografi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan suatu teknik untuk membawa medan
gravitasi normal yang berada pada bidang datum itu ke permukaan topografi, sehingga
medan gravitasi normal dan medan gravitasi observasi sama-sama berada pada topografi.
Teknik yang digunakan untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan koreksi udara-bebas
(free-air correction), yang besarnya adalah H g/r, dimana H adalah ketinggian di atas
permukaan bumi. Untuk menghitungnya dapat menggunakan formula McCullagh (Grant and
West, 1965) untuk potensial gravitasi pada sembarang titik di luar spheroida dengan
eksentrisitas kecil dan berputar dg laju sudut :
GM G 1
U (r ) 3 (C A)(1 3sin 2 ) 2 r 2 cos 2 (5-3)
r 2r 2
dimana C dan A adalah momen inersia axial dan equatorial dari bumi., sedangkan M adalah
massa bumi, serta .
Dengan mendeferensialkan persamaan 3 terhadap r untuk r = Re, akan diperoleh:
g 2U G 1 9G(c A) 1 2
2 5 [2MRe2 3(C A)] 2 9[ ] cos 2 (5-4)
r r 2 Re 2 Re5 2
Dengan memasukkan harga-harga astronomi untuk C, A, M dan Re, akan diperoleh:
g
0.9406 0.0007 cos 2 gu/ft (5-5)
r
dimana gu adalah gravity unit dan 1 gu = 0.1 mgal.
Dengan memasukkan harga lintang untuk sekitar Jawa Tengah dan DIY, yaitu sekitar 70 dan
satuan diubah dalam mgal/meter, harga pendekatan yang cukup baik adalah:
gf.a. - 0,308765 h miligal/m (5-6)

Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 2


dengan h merupakan ketinggian stasiun dari datum. Persamaan (6) di atas disebut sebagai
koreksi udara-bebas karena hanya memperhitungkan elevasi antara permukaan topografi
(titik-titik observasi) dengan reference spheroid dengan mengabaikan massa diantaranya.
Dengan melibatkan reduksi free air sebagaimana di atas, maka g teoritis di
permukaan topografi dapat dituliskan sebagai :
gTeoritis (x,y,z) = g() + gf.a (5-7)
Dengan koreksi udara-bebas ini maka diperoleh anomali medan gravitasi udara-
bebas di topografi yang diformulasikan dalam persamaan berikut
g(x,y,z)f.a. = gobs (x,y,z) gTeoritis (x,y,z) (5-8)
Pada penghitungan anomali medan gravitasi udara-bebas di atas, massa yang
terletak antara datum dan permukaan topografi tidak diperhitungkan, padahal massa ini
sangat mempengaruhi harga anomali medan gravitasi. Maka persamaan (10) akan lebih
sempurna jika massa ini turut diperhitungkan. Grand and West, 1965, mendefinisikan bahwa
massa yang terletak antara permukaan topografi dan bidang datum dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:
a) Bagian massa yang terletak antara bidang Bouguer dengan bidang datum dimana efek
dari massa ini disebut efek Bouguer. Anomali yang dihasilkan setelah dilakukan koreksi
Bouguer terhadap anomali udara-bebas disebut anomali medan gravitasi Bouguer
sederhana.
b) Bagian massa yang berada di atas bidang Bouguer dan bagian massa yang hilang di
bawah bidang Bouguer. Efek dari massa ini disebut efek medan (terrain effect). Anomali
yang dihasilkan setelah dilakukan koreksi medan terhadap anomali Bouguer sederhana
disebut anomali medan gravitasi Bouguer lengkap.
Secara matematis, anomali medan gravitasi Bouguer sederhana di topografi,
g B.L. ( x, y, z ) , dinyatakan oleh persamaan berikut :

g B.S . ( x, y, z ) = gobs (x,y,z) gTeoritis (x,y,z) . + gB (5-9)

Sedangkan anomali medan gravitasi Bouguer lengkap di topografi adalah :


g B.L. ( x, y, z ) = gobs (x,y,z) gTeoritis (x,y,z) . + gB - gT (5-10)

dengan gB merupakan koreksi Bouguer dan gT adalah koreksi medan (terrain correction).
Anomali medan gravitasi Bouguer lengkap merefleksikan adanya variasi-variasi densitas
dalam kerak.

Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 3


Dengan dilakukannya koreksi Bouger tidak menghilangkan anomali massa yang
terdapat di atas datum karena densitas massa yang digunakan dalam perhitungan koreksi
Bouguer adalah densitas rata-rata dengan menganggap massa topografi bersifat homogen.
Seperti halnya koreksi udara-bebas, dengan dilakukan koreksi Bouguer tidak berarti secara
fisis memindahkan titik-titik amat ke ref spheroid, dan tidak menimbulkan diskontinyuitas
densitas dari massa-massa yang berada di atas dan di bawah reference spheroid.

3. Model Koreksi Bouguer


Model pendekatan terhadap koreksi Bouguer telah mengalami perkembangan dan
pembaharuan. Model yang pertama dikenal adalah model slab horizontal tak hingga dengan
ketebalan h relatif dari datum ke titik amat (stasiun). Besarnya koreksi Bouguer untuk model
slab horizontal tak hingga adalah
gB = 2 Gh (5-11)
dengan adalah densitas massa Bouguer (massa topografi) dan h adalah ketinggian stasiun
dari datum. Jika daerah penelitianya sangat luas, dari model ini akan terdapat banyak massa
kosong yang turut menyumbang dalam penghitungan koreksi Bouguer. Di samping itu,
secara geometris model ini kurang dapat dipertanggungjawabkan karena bentuk permukaan
bumi tidak datar. Meskipun demikian, untuk daerah penelitian yang sempit (tidak luas) dan
undulasinya kecil model ini masih signifikan digunakan karena makin sempit daerahnya maka
secara geometris makin rendah derajat kelengkungannya atau makin mendekati bentuk
datar.

4. Koreksi Medan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat bagian massa yang berada di
atas bidang Bouguer dan bagian massa yang hilang di bawah bidang Bouguer yang pada
kenyataannya merepresentasikan keberadaan bukit dan lembah. Efek dari massa ini disebut
efek medan (terrain effect). Adanya lembah akan mengurangi nilai medan gravitasi di titik
pengamatan, demikian pula dengan adanya bukit mengakibatkan berkurangnya medan
gravitasi di titik pengamatan. Massa bukit mengakibatkan terdapatnya komponen gaya ke
atas yang berlawanan arah dengan komponen gaya gravitasi. Jadi adanya lembah dan bukit
di sekitar titik pengamatan akan mengurangi besarnya medan gravitasi sebenarnya di titik
tersebut, sehingga koreksi medan yang diperhitungkan selalu berharga positif. Pada
penghitungan koreksi medan menggunakan metode yang diusulkan oleh Kane (1962).

Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 4


Metode ini didesain untuk menyeleksi data ketinggian disekitar stasiun gravitasi dimana
koreksi medan akan dicari. Pada model ini dibuat grid dengan stasiun gravitasi sebagai
pusatnya dan daerah perhitungan dibagi atas dua zona yaitu zona eksternal dan zona
internal. Dengan menggunakan metode tersebut akan lebih efisien dalam perhitubgan
koreksi medan. Program komputasi dari model ini telah dibuat oleh Ballina (1990) dengan
menggunakan bahasa Fortran.

3. Penentuan Densitas Batuan


Pada koreksi topografi di atas (koreksi Bouguer dan koreksi medan) ada satu nilai
yang belum diketahui yaitu densitas batuan permukaan (densitas topografi). Densitas batuan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah rapat massa butir pembentuknya,
porositas, kandungan fluida yang mengisi pori-porinya, serta pemadatan akibat tekanan dan
pelapukan yang dialami batuan tersebut.
Metode penentuan densitas lapisan permukaan kerak bumi dari data hasil
pengukuran gravitasi dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :
a) Metode yang memanfaatkan data pengukuran gravitasi di permukaan.
b) Metode yang memanfaatkan data pengukuran gravitasi di bawah permukaan pada
pertambangan dan boreholes.
Penentuan densitas dengan memanfaatkan data-data hasil pengukuran di permukaan dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Nettleton yang dapat ditempuh dengan dua cara,
yaitu:
a) Secara grafis yaitu dengan membuat profil topografi dan profil anomali Bouguer untuk
densitas yang berbeda-beda dari tiap-tiap lintasan yang dipilih. Harga densitas yang
dipilih sebagai densitas batuan permukaan (atau densitas topografi) adalah densitas yang
profil anomali Bouguernya berkorelasi minimum terhadap profil topografi.
b) Secara analitik yaitu dengan menggunakan persamaan matematis untuk menghitung
koefisien korelasi dari semua data pengukuran gravitasi. Cara ini sangat baik karena
memasukkan semua data pengukuran gravitasi sehingga menjadi kros korelasi dua
dimensi. Persamaan analitik yang dipakai menghitung koefisien korelasi k adalah :

g k ( i ) g ( i ) hk h
k k 1
(5-12)

h h
n n

g ( i ) g ( i )
2
k k
k 1 k 1

Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 5


dengan g ( ) adalah anomali medan gravitasi Bouguer sederhana yang diformulasikan
oleh persamaan (12). Jika k = 0 maka harga-harga anomali Bouguer dan harga-harga
elevasi tidak terkorelasi, yang berarti bahwa densitas yang diasumsikan merupakan
harga densitas massa topografi yang tepat.
Guna memperkuat keyakinan terhadap hasil perhitungan densitas dengan
menggunakan metoda di atas diperlukan pula informasi geologi tentang struktur batuan
daerah survey.

Lamiran A: PENJABARAN KOREKSI UDARA BEBAS (Grant and West, 1965)


Besarnya medan gravitasi akan berubah apabila ketinggian titik ukur berubah. Hal ini
disebabkan oleh perubahan jarak titik ukur terhadap pusat bumi. Apabila titik ukur terletak di
atas atau di bawah sferoida acuan sebesar h, dengan h << R, maka percepatan gravitasi titik
ukur adalah:
dg
g ( R h) g ( ) h (A.1)
dR
dengan:
g() = percepatan gravitasi normal (milligal)
dg
= variasi percepatan gaya berat terhadap R (milligal)
dR
h = ketinggian titik amat ke permukaan sferoida acuan (meter).
Jarijari referensi sferoida acuan dari pusat bumi (R) adalah 6378,137 km, sedangkan
dg
h dihitung dengan menggunakan rumus McCullagh :
dR
GM G 1
U ( R) 3
(C A)(1 3 sin 2 ) 2 R 2 cos 2 (A.2)
R 2R 2
dengan:
Kecepatan angular bumi () = 7,2992115 x 10-11 rad s -1
Konstanta gravitasi umum (G) = 6,6732 x 10 -11 N m2 kg2
Massa bumi (M) = 5, 973 x 1024 kg
Momen inersia axial (C) = 8,0378 x 1037 kg m2
Momen inersia equatorial (A) = 8,0115 x 1037 kg m2
= sudut lintang

Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 6


Turunan pertama dari g sebagai fungsi R diperoleh :

dg d 2U

dR dR
9GC A 1 2

G
5
2MR
e
2

3C A 2
1
5
cos 2 (A.3)
Re 2 Re 2

dengan memasukkan besaran-besaran yang ditentukan secara astronomi untuk C, A, M, Re


(jari-jari di khatulistiwa), dan dengan memasukkan nilai 7,50 diperoleh pendekatan :

dg
g fa h - 0,3086h mgal/m (A.4)
dR
dengan g fa merupakan nilai koreksi udara bebas. Titik ukur yang terletak di bawah atau di

atas permukaan sferoida acuan sebesar h, percepatan gravitasinya dihitung dengan


persamaan (C.1). Suku kedua bagian kanan bernilai negatif pada (C.1), berarti menaikkan
permukaan sferoida acuan g(R) ke titik ukur. Anomali udara bebas dihitung dengan rumus :
dg
g fa g obs g h
dR
g obs g ( ) 0,3086hmgal (A.5)

Lampiran B: PENJABARAN KOREKSI BOUGUER (Telford, 1976)


Untuk menjabarkan koreksi Bouguer, ditinjau sebuah silinder dengan jari-jari R dan
tinggi L seperti pada gambar B.1 berikut:
Pertama dicari nilai g pada sumbu sebuah piringan setebal dl, dengan memperhatikan
sebuah elemen cincin setebal dr. Massa dari cincin adalah:
m 2rdrdl (B.1)
dengan adalah rapat massa silinder.
Efek gaya berat diberikan oleh:
g 2Gdl sin d (B.2)
Untuk menghitung efek total piringan, dapat diperoleh dengan pengintegralan dari 0 sampai
arctan(R/L), sehingga dipeoleh:


g 2Gdl 1 1 2 2
d (B.3)
l R

Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 7


Dengan mengintegralkan terhadap l dan z sampai z + l, akan diperoleh efek untuk seluruh
silinder:
z 1

g 2G z
1 1 2

2
l R
dl


2G L z 2 R 2 ( z L) 2 R 2 (B.4)

Bila R , akan diperoleh :


g 2GL (B.5)

Gambar B.1. Model silinder untuk penjabaran koreksi Bouguer.

Persamaan (B.5) merupakan koreksi Bouguer untuk sebuah titik amat dengan
ketinggian L dari sferoida acuan, dalam hal ini dasar silinder menggambarkan sferoida acuan
di lapangan.

Prak Metode Gravitasi dan Magnetik Page 8

Anda mungkin juga menyukai