Oleh;
BANDA ACEH
201
BAB I
PENDAHULAN
Berbagai penyakit yang muncul di masyarakat saat ini banyak berasal dari
hewan. Hal ini menjadi menjadi sangat penting karena penyakit dari hewan
tersebut sewaktu waktu dapat mewabah hingga jangkauannya luas. Sehingga
diperlukanlah langkah langkah terpadu untuk mencegah dan menanggulanginya.
Mewabahnya penyakit asal hewan terkait dengan populasi manusia, lingkungan,
dan agen penyakit itu sendiri yang dapat berimplikasi pada kemunculan suatu
penyakit zoonosis. Penyakit zoonosis menurut Badan Kesehatan Dunia (World
Health Organization/WHO) adalah suatu penyakit yang secara alamiah dapat
menular di antara hewan vertebrata dan manusia.
Penyakit pada hewan dapat ditularkan langsung dan tidak langsung atau
melaui produk hewan seperti daging, susu, dan telur termasuk penyakit yang
ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan (foodborne disease) dan penyakit
yang disebabklan masuknya agen pathogen ke dalam saluran pencernaan (food
infection) serta food intoxination. Keadaan ini akan menyulitkan usaha untuk
memutus mata rantai penyebaran penyakit termasuk zoonosis. Pada makalah ini
kelompok kami akan memaparkan tentang Campylobacteriosis dan Clostridial
Infection.
Infeksi kuman C. jejuni berasal dari makanan (misalnya susu yang tidak
dipasteurisasi), minuman (air terkontaminasi), kontak dengan hewan yang
terinfeksi (unggas, anjing, kucing, domba dan babi), feses hewan atau melalui
makanan yang terkontaminasi seperti daging ayam yang belum dimasak dengan
baik. Kadang-kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung orang per
orang, hewan yang terinfeksi atau ekskretanya serta aktivitas seksual anal-genital-
oral sebagai transmisi.
Penularan dapat terjadi melalui kontak pada perkawinan alami dan juga
melalui inseminasi buatan. Penularan penyakit lewat inseminasi buatan dapat
terjadi dikarenakan adanya kontaminasi bakteri campylobacter pada air mani yang
digunakan inseminasi. Setelah bakteri masuk pada hewan target, maka bakteri
akan berkembang dengan cepat dalam vagina sapi yang tertular. Selanjutnya hal
ini dapat juga menjadi sarana penularan terhadap pejantan yang mengawini betina
yang tertular bakteri tersebut.
Selain penularan lewat kawin alami, penularan bakteri campylobacter juga
dapat terjadi melalui kotoran, rumput kering maupun melalui alat-alat bekas yang
dipakai pada kandang.
F. TINDAKANN PENGENDALIAN
Berhenti menggunakan antibiotik yang memicu infeksi ialah sangat penting
serta mungkin merupakan satu-satunya pengobatan yang diperlukan. Yang lain
mungkin membutuhkan pengobatan dengan antibiotik baru (metronidazole atau
vancomycin). Antibiotik ini menahan pertumbuhan C. diff, saat mengizinkan
bakteri normal untuk tumbuh di dalam usus. Demam biasanya hilang dalam 2 atau
3 hari, dan diare, dalam 3 atau 4 hari. Cairan diberikan untuk dehidrasi.
Pengobatan lainnya adalah probiotik atau, untuk kasus yang lebih parah, operasi
untuk mengangkat usus besar yang terkena. Probiotik adalah bakteri
menguntungkan dan ragi yang membantu mengembalikan keseimbangan
mikroorganisme yang sehat di dalam usus besar. Penyakit ini umumnya bisa
kambuh dan memerlukan pengobatan lebih banyak lagi.
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi infeksi clostridium difficile?
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat mengatasi infeksi
clostridium difficile:
Hu, L., dan D.J. Kopecko. 2003. Campylobacter Spesies. Di dalam Miliotis,
M.D. dan J.F. Bier (eds). Internasional Handbook of Foodborne Pathogens.
Marcel Dekker Inc., New York
Gould, H.L dan Brandi L. 2010. Clostridium difficile in Food and Domestic
Animals : A New Foodborne Pathogen?. Centers for Disease Control and
Prevention, Atlanta, Georgia. Halaman 583 584