Anda di halaman 1dari 9

PT Smelting Gresik

PT Smelting Gresik adalah Pabrik pengolahan biji tembaga menjadi tembaga murni, dengan
tingkat kemurnia sampai 99,99%. terletak di kabupaten gresik jawa timur. proses pengolahan yag
dilakukan disini adalah dengan menggunakan metode mitsubishi proses yang dikembangkan
pada tahun 1970-1980 yang merupakan metode paling modern dalam pengolahan tembaga. dan
hanya ada 5 pabrik di dunia ini yang menggunakan mitsubishi proses ini. dan salah satunya
adalah di PT Smelting Gresik ini.

Proses pengolahan di PT. Smelting Gresik terdiri dari 2 proses, yaitu proses Pyrometalurgy dan
Electrometalurgy. Pada proses smelter di PT Smelting, mereka menggunakan Mitshubishi
proses, dimana proses ini adalah proses yang bekerja secara kontinyu. Karena proses kontinyu
tersebut, semua proses berjalan secara tertutup, dan dengan begitu proses ini dapat mengurangi
polusi dan pencemaran lingkungan. Proses kontinyu ini memiliki 3 tahapan furnace, yaitu
Smelting furnace lalu berlanjut ke Slag Cleaning furnace dan terakhir baru ke converting
furnace. Ketiganya dihubungkan oleh launder yang tertutup yang akan dilewati oleh molten
material yang ditransfer dari satu furnace ke furnace selanjutnya dengan memanfaatkan gravitasi.

Gambar 1. Tiga rangkaian furnace dalam Mitshubishi Process letaknya bertingkat-tingkat


Pada Smelting furnace, yang dimasukkan adalah konsentrat kering, flux berupa pasir silikat,
batubara, slag hasil converting furnace dan recycling dust. Semuanya dimasukkan dengan sistem
pneumatic conveying. Konsentrat dengan komposisi Cu: 30%, S: 30%, Fe: 25%, Gangue
minerals 15% akan dimasukkan kedalamnya melalui apa yang disebut lance pipe. Lance pipe ini
berguna pula untuk memberikan semacam aliran kuat yang mengakibatkan molten metal akan
seperti teraduk secara alamiah. Pada proses di smelting furnace, konsentrat tadi akan teroksidasi
dan melting dengan reaksi eksotermik. Reaksi eksotermik akan menghasilkan panas nantinya
akan dikumpulkan dan akan dijual dalam bentuk uap. Molten metal yang masih tercampur
dengan slag akan di transfer ke furnace selanjutnya, yaitu Slag Cleaning furnace.

Proses pada Slag Cleaning furnace adalah molten metal berisi matte dan slag ditransfer dari
Smelting furnace melalui launder akan dipanaskan oleh dua buah set elektroda. Dengan proses
yang terjadi, maka matte yang disana mengandung Cu sebanyak 68% akan terpisah dengan slag
dengan memanfaatkan prinsip perbedaan berat jenis. Slag akan overflow, kemudian akan
dikirrim ke industri semen sebagai bahan campuran pembuatan semen. Sedangkan matte akan
berlanjut ke converting furnace melalui launder.

Ada hal yang perlu diperhatikan di slag cleaning furnace, yaitu kita harus menjaga agar tidak
terbentuknya Fe3O4. Terbentuknya Fe3O4 akan mengakibatkan terbentuknya lapisan diantara slag
dengan matte. Lapisan Fe3O4 mengakibatkan matte tidak dapat terpisah menjadi underflow.
sehingga molten metal yang berasal dari Smelting furnace akan ikut terbuang akibat adanya
lapisan itu. Pada Converting furnace, matte yang dialirkan melalui launder dari slag cleaning
furnace akan dicampur dengan limestone dan slag hasil converting furnace akan direaksikan
dengan udara yang kaya oksigen. Dari hasil reaksi itu akan menghasilkan blister copper dengan
kandungan 98.5% Cu dan slag yang mengandung 14% Cu. Blister copper akan terpisah
berdasarkan prinsip perbedaan berat jenis. Blister copper akan diteruskan ke anode furnace
dengan mengunakan system switching launder. Dan slag akan dikembalikan ke proses smelting
furnace untuk diolah kembali.

Gambar 2. Layout Smelter Process pada PT Smelting Gresik

Pada proses smelting, concentrate yang dimasukkan adalah konsentrat kering. Untuk membuat
konsentrat kering, pada PT. Smelting Gresik terdapat Concentrat dryer, dimana medianya juga
ada yang berasal dari hasi lain proses pengolahan seperti hot air hasil dari acid plant, dan gas
buangan dari anode furnace. Keduanya ditambah oleh natural gas sebagai media untuk
mengeringkan konsentrat. Pada concentrate dryer terdapat bag filter yang fungsinya untuk
menangkap dust yang nantinya berguna untuk proses pengolahan di smelting furnace.
Kemudian, slag-slag yang dihasilkan juga tidak dibuang begitu saja, pada proses mitshubishi,
ada 2 kali proses yang menghasilkan slag, yaitu Slag cleaning furnace dan Converting furnace.
Keduanya keluar dengan cara overflow akibat perbedaan berat jenis. dan setelah keluar dari
furnace, keduanya akan diproses granulasi di slag granulation. Dan nantinya slag dari smelting
furnace akan di kirim ke industri semen, sedangkan slag converting furnace akan diolah kembali
di smelting furnace.

Proses pada anode furnace, dimana material input berupa blister copper yang ditransfer
menggunakan launder yang switching. Pada anode furnace, proses yang terjadi pada blister
adalah oksidasi dan reduksi. Proses ini bertujuan agar terproduksi refinery copper yang akan siap
di casting pada proses selanjutnya. Proses oksidasi terjadi dengan meniup udara dan oksigen
pada furnace ini dan bertujuan untuk mengurangi kadar sulfur hingga 0.05%, sedangkan proses
reduksinya dengan cara meniupkan agen pereduksi adalah bertujuan untuk mengurangi kadar
oksigen sampai angka 0.15%.

Dengan banyaknya proses diatas yang menghasilkan gas, maka PT. Smelting Gresik memiliki
pengolahan gas hasil dari pengolahan logam. Pada smelting dan converting furnace, ada
beberapa pengolahan gas hasil proses. Yang pertama adalah gas akan melewati waste heat
boiler, ini bertujuan untuk mengambil panas sehingga menghasilkan uap. Nantinya uap ini akan
berada di tangan konsumen. Kemudian gas tersebut akan melewati electrostatic precipitator
yang berguna untuk menangkap dust yang terikut ke gas. Kemudian dust ini akan dimasukkan
kembali saat smelting furnace. Selanjutnya gas akan di alirkan ke acid plant yang selanjutnya
akan diproses menjadi produk yang punya nilai ekonomi yaitu asam sulfat. Sedangkan pada
anode furnace, gas pada saat oksidasi akan dikirimkan langsung ke acid plant untuk dibuat asam
sulfat, sedangkan pada proses holding dan reduksi akan dikirim ke concentrate dryer untuk
sebagai media mengeringkan konsentrat.

Gambar 3. Anode Copper pada Hazelett Process

Tahap akhir smelter pada PT Smelting Gresik yang menggunakan metode Mitsubishi process
adalah casting. PT Smelting Gresik menggunakan teknologi casting dari inggris yang dinamakan
Hazelett Caster. Proses ini berlangsung dalam 2 tahap dimana pertama-tama refined copper akan
di tuang secara kontinyu kedalam copper strip oleh sebuah Hazelett Twin Belt Caster. Lalu,
continuous copper strip tadi akan dipotong menjadi potongan anoda oleh hydraulic shearing
machine. Maka keluarlah hasil smelter PT Smelting Gresik berupa Anoda tembaga. Dan akan
dilanjutkan ke proses refining.

Proses akhir dari pengolahan tembaga di PT Smelting adalah proses refinery yang menggunakan
ISA Process. Pada proses ini, tembaga hasil dari smelter yaitu berupa anoda akan di
elektrorefining dengan proses elektrolisis menggunakan Stainless Steel (SS) Blank sebagai
katodanya, sedangkan elektrolitnya adalah CuSO4-H2SO4-H2O. proses ini nantinya diharapkan
akan diperoleh katoda tembaga dengan kandungan 99.99% dari anoda yang kandungannya
sekitar 99% serta memisahkan logam berhgarga seperti Au Ag dan Pt menjadi Slime. Prinsip
prosesnya adalah Anode copper dan SS Blank akan diletakkan di sebuah sel elektrorefining, lalu
dialiri arus DC sehingga tembaga pada anoda akan terlarut dan kemudian akan terdeposit ke
Katoda. Prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Copper anode akan diletakkan diantara SS Blank yang terceelup didalam larutan
elektrolit,
2. SS Blank akan ditarik setelah 7 hari untuk mengambil sekitar 50 kg katoda x 2 sisi, lalu
dibenamkan kembali hingga hari ke 20 dan diambil hingga 100 kg x 2 sisi per SS blank.
Dan setelah 20 hari, anoda diganti dengan yang baru, sedangkan scrap anoda tadi akan
dikembalikan ke proses smelter. Dan larutan elektrolit akan dibersihkan kembali.
3. Pelat tembaga yang terdeposit pada SS akan dipisahkan lalu dicuci di CWSM (Cathode
Washing and Stripping Machine)
4. Plat Katoda akan dipacking untuk selanjutnya siap di di distribusi ke konsumen.

Gambar 4. Proses ISA

Itulah proses yang terjadi di PT Smelting Gresik. Proses itu bisa dianggap sebagai proses
pengolahan tembaga yang paling ramah lingkungan. Beberapa faktor yang menunjang Proses
diatas menjadi proses yang ramah lingkungan adalah :

1. Proses Mitshubishi berlangsung tertutup. Dengan begitu hasil sampingan dari proses akan
lebih mudah dikontrol dan tidak begitu saja keluar hingga mencemari lingkungan
2. Tata ruang Plant yang terintegrasi dengan beberapa plant untuk mengolah hasil
sampingan sehingga hasil samping tidak begitu saja dibuang, tetapi dapat diproses hingga
menghasilkan sesuatu yang punya nilai ekonomis. Beberapa hasil yang dikirim ke plant
lain adalah Uap ke power plant untuk menghasilkan listrik, Gas SO2 yang dikirim ke Acid
plant untuk dijadikan Asam Sulfat, Scrap tembaga hasil smelting furnace ke pabrik
semen, anode slime hasil dari refinery yang punya nilai tinggi karena didalamnya
terdapat Au, Ag dan Pt.
3. Selain terintegrasi dengan plant lain, beberapa hasil sampingan juga bisa dapat dijadikan
bahan baku ataupun bahan tambahan selama proses pengolahan, misalnya slag pada
converting furnace yang dikirim kebali ke smelting furnace untuk diolah kembali.
4. Adanya Waste Water Treatment Plant (WWTP) yang difungsikan untuk mengolah
limbah dari proses sebelum dibuang. Dari plant inipun dapat dihasilkan gypsum yang
bisa dijual. Dan dengan adanya treatment sebelum dibuang, maka limbah yang dibuang
dapat dikontrol kandungannya agar tidak mencemari lingkungan.

Edit and Arrange by: teguhimamburhanudin


Sumber: PPT PT. Smelting Gresik, http://nurazizoctoviawan.blogspot.com/2010/08/proses-
pengolahan-tembaga-di-pt.html

Our Commitment

To contribute to sustainable development of the Local


Community, the Republic of Indonesia and the World through
VISION our copper smelting and refining business.

To deliver the highest quality of copper cathode and by-


products, produced by environmentally friendly process at the
MISSION safe and healthy plant, to our customers.

QUALITY AND ENVIRONMENTAL POLICY

1 To produce copper cathode and by-products with focusing on quality required by our
customers, as well as considering environmental impact and production efficiency.
2 To comply with regulations and requirements related to our business in the regional, national
and international level.
3 To conserve natural resources, along with preventing environmental pollution.
4 To contribute to prevention of global warming and conservation of biodiversity.
5 To develop and promote corporate social responsibility (CSR) toward stakeholders based on
our principle of corporate governance.
6 To make continual improvement to achieve more customer satisfaction and to become a more
socially and environmentally conscious company.
GUIDELINES

1 To maintain equipment to properly function.


2 To conduct research and development, such as the Kaizen Teian Program, continuously in
order to improve quality and environmental impact with focusing on production efficiency.
3 To utilize raw materials, energy and water efficiently.
4 To reduce emission including green house gas.
5 To conduct 3R (Reduce, Reuse, Recycle) for hazardous waste, non-hazardous waste and
rubbish.
6 To contribute to the development of the surrounding communities.

7 To execute education and training for all the employees intensively and continuously.

5S Movement

5S Movement as a Key of Work Manners

Seiri This is to identify the necessary things and unnecessary things. The
(Organization) necessary ones must be put in order, while the unnecessary ones must be
disposed immediately. What is important in seiri is to handle the essential
cause of problem

Seiton This is to put things in order, then it can be found quickly and easily. All
(Neatness) the things should be well arranged, while the special place, label, name
tag, and other necessary sign are provided. Then it is necessary to make
the storing standard and rule based on necessity.

Seiso This is to make clean the existing facilities


(Cleaning) and working area in order to find out the
defects earlier. Cleaning is the responsibility
of all persons. They conduct the cleaning job
at their working places.

Seiketsu This is to make the rule to keep the condition


(Standardization) consistently. Then, the new improved standard
will be achieved .

Shitsuke All person can obtain the spirit and behavior


(Discipline) of " KEEP THE RULES " through 5S
Movement. This last S is the final target of 5S
Movement.

Trough continous implementation of 5S, We can achive high discipline & good working condition.

PT Smelting has been implementing 5S culture to develop discipline as working attitude and improvement in
working place, the 5S movement is the basic for other movements in achieving company target and developing
company business

Achievement and Award

YASA AYODHYA ADINUGRAHA

GREEN FLAG & BLUE FLAG

Appreciation Certificate "Yasa


Ayodhya Adinugraha" from
Ministry of Environment of Investment Coordinating Board
Republic of Indonesia through the (BKPM) as Potential Foreign
Company Performance Appraisal
Enterprise of 2002
Program (PROPER) has awarded to
PT. Smelting on the effort of
environmental management:

-GREEN Flag on 2004, 2005, and


2006/2007.

- BLUE FLAG on 2008/2009,


2009/2010, and 2010/2011
GOLD FLAG for OSH Movement 5S

Obtained the gold flag for Obtained appreciation 5S from


Occupational Safety & Health East Java government on 2003,
Management System (SMK3) from 2004, 2005, 2006, 2007, 2008,
Minister of Manpower and 2009, and 2011
Transmigration in January 5, 2005,
February 2008 , and May 2011

Copper is electrorefined from anode by means of electrolysis


process using SS-blank as cathodes.
Copper anodes and SS blanks are inserted in altenatively
electrorefining cells. By applying direct current to this cell, copper in anode is
dissolved and deposited onto the SS-blank surface. Cu % in cathode is more
than 99.99%. By products at Refinery are anode slime and copper telluride.

Anda mungkin juga menyukai