Retorika
Retorika
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Pidato Persuasif,
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dari dulu sampai sekarang
adalah berpidato. Dalam penataran-penataran, dalam peringatan-peringatan, dalam
seminar-seminar, dalam perayaan-perayaan pidato sering digunakan. Seseorang yang
memiliki kemampuan berpidato dalam forum-forum tersebut, biasanya mendapatkan
tempat di hati para pendengarnya. Itulah sebabnya banyak orang yang ingin berusaha
untuk memiliki keterampilan berbicara dengan baik agar sanggup menyampaikan pidato
di hadapan massa dengan baik.
C. Tujuan:
PEMBAHASAN
A. Teknik-teknik Persuasi
Tidak ada teknik persuasi yang berlaku di mana saja, kapan saja, dan uantuk apa
saja. Waktu, situasi, dan khalayak sangat menentukan pemilihan teknik persuasi.
Ehninger, Monroe, dan Gronbeck dalam Principles and Types of Communication,
merinci teknik-teknik persuasi berdasarkan jenis khalayaknya. Uraian di bawah ini kita
kutip seluruhnya dari mereka.
Khalayak Apatis
Berbeda dengan khalayak pertama, khalayak apatis tahu ada masalah tetapi meraka
acuh tak acuh saja. Mereka berkata, Apa urusannya dengan aku?, Memangnya aku
harus mencemaskannya?. Jelaslah bagi orang-orang seperti itu bahwa tujuan Anda
adalah membuat mereka sadar bahwa yang kita bicarakan itu betul-betul mempengaruhi
mereka. Lakukanlah secara bertahap.
Tahap perhatian. Singkirkan sikap apatis dan ketidakpedulian mereka dengan
menyentuh secara singkat beberapa hal yang berkaitan dengan kepentingan pendengar.
Sampaikan satu atau dua fakta dan angka yang mengejutkan. Gunakan ungkapan-
ungkapan yang hidup untuk menunjukkan bagaimana kesehatan, kebahagiaan,
ketentraman, kesempatan maju dan kepentingan-kepentingan lainnya ditentukan secara
langsung oleh persoalan yang Anda bicarakan.
Tahap kebutuhan. Bila sudah tumbuh perhatian, lanjutkan dengan menunjukkan
secara langsung dan dramatis bagaimana masalah tersebut mempengaruhi setiap orang
yang hadir. Uraikan masalah dengan menunjukkan (1) efeknya secara langsung atau
segera terhadap mereka; (2) efeknya pada keluarga, sahabat, kepentingan bisnis, atau
kelompok sosial professional mereka; (3) kemungkinan efek masa depan bagi anak-anak
mereka. Dalam menunjukkan efek itu, gunakanlah bukti-bukti yang sekuat mungkin.
Tahap pemuasan. dalam membangun tahap pemuasan, tegaskan kembali bagaimana
usulan atau pemecahan yang Anda tawarkan berpengaruh langsung pada kepentingan
pendengar sendiri, atau pada keluarga atau sejawat mereka. Artinya, dalam tahap ini,
seperti dalam tahap kebutuhan, tunjukkan terus menerus bahwa sikap apatis dalam
masalah ini tidak dapat dibenarkan.
Tahap visualisasi dan tindakan. Visualisasikan secara jelas keuntungan yang akan
diperoleh khalayak, sekiranya mereka menerima gagasan anda ; dan kerugian besar jika
mereka tetap tak mngacuhkannya. Berdasarkan visualisasi ini, mintakan kepada mereka
untuk mempelajari masalah ini atau untuk bertindak bertindak mengatasinya.
2. Psikologis
a. Organisme:
1. Ingin tahu : pengetahuan, pengalaman,
petualangan, variasi
2. Prestasi : perjuangan, kemampuan, ambisi,
kreasi, hasrat membangun
b. Sosial:
1. Kasih saying : kesetiaan, kekeluargaan, simpati,
rasa belas, hasrat meniru
2. Harga diri : kebanggan, kemuliaan, gengsi
perhtian
3. Kekuasaan : kekuatan, paksaan, pengaruh
kebebasan
c. Transedental:
1. Rasa agama : pemujaan, kesuciaan, mirakel,
kegaiban, kepercayaan
2. Nilai filosofis : keindahan, keragungan, keadilan,
kebenaran
Penjelasan:
Dalam biologi, manusia termasuk binatanag menyusui adalah organism yang
memiliki organisasi biokimia yang tersendiri. Tubuhnya terdiri dari kurang lebih 21
triliun sel yang tersusun dalam system tubuh, otot dan tulang. Sebagai organism ia
membutuhkan makanan, minuman, seks, udara, isttirahat, dan kelangsungan hidup.
Kebutuhan ilmiah yang mendororng manusia bergerak, mewarnai seluruh tingkah
lakunya sejak waktu tidurnya sampai gerak pikirannya. Motif biologis ini, saking
pentingnya, disebut motif primer oleh kaum behavioris. Suatau disiplin ilmu baru yang
kontrovensi, sosiobiologi bahkan beranggapan bahwa tingkah laku sosial pun seperti
menyelamatkan orang tenggelam, moralitas dan juga agama, disebabkan oleh factor
biologis.
Motif psikologis, di sini dimaksudkan motif yang tidak melibatkan secara langsung
integritas biologis dan organism. Dasar jasmaniahnya tidak jelas dan akibat-akibat
jasmaniahnya juga lebih kecil dari akibat-akibat tingkah lakunya. Dalam kategori ini kita
masukkan tiga kelompok motif: motif organism, motif sosial, dan motif trasedental.
Motif organism ialah motif yang berkaitan dengan fungsi intrinsic organism. Motif
ini cenderung dapat dipenuhi oleh individu yang bersangkutan. Hasrat ingin tahu timbul
karena kecenderungan organisme untuk menjadi bosan atau puas apabila diberikan laman
yang secara terus-menerus.
Motif sosial ialah motif yang bergantung kepada hbungan individu dengan manusia
lain. Dalam hubungannya dengan sesame manusia, ia membutuhkan kasih saying, harga
diri dari kekuasaan. Manusia ingin dikasihi atau diperhatikan dengan orang lain. Ia tidak
mau dibenci atau diabaikan, ia ingin bergabung dnegan kelompoknya dan tidak mau
dipencilkan.
Motif trasedental jarang sekali mendapat perhatian buku-buku ilmu jiwa. Motif ini
barangkali agak menonjol pada lukisan Jung tentang manusia sebagai naturaliter
religioasa, sedikit pada uraian kebutuhan pokok manusia dari Ratzehnover. Motif ini
berhubungan dengan hal-hal yang suci di sini disebut rasa beragama, sedangkan motif
yang berhubungan dengan nilai-nilai kita sebut nilai-nilai filosofis.
C. Pencitraan (Imagery)
Pencitraan visual. Di sini, Anda berupaya menggambarkan objek, situasi, atau
peristiwa secara visual. Anda membuat potret. Para pendengar dipersilahkan melihat
potict itu. Potret itu tidak terdiri dari titik, garis, atau bentuk. Potret itu berupa rangkaian
kata yang menimbulkan kesan penglihatan pada benak Anda.
Pencitraan auditif. Anda membuat pendengar tidak saja mendengar suara Anda,
tetapi juga mendengar peristiwa yang Anda ceritakan. Di sini, Anda menggambarkan
keras-lembutnya suara, riuh-rendahnya bunyi, atau gegap-gempitannya bahana.
Pencitraan cita rasa. Anda mendorong pendengar seakan-akan ikut mengecap apa
yang Anda ceritakan. Misalnya, Anda melukiskan rasa makanan: manis, asin, masam,
atau gurih. Saya tidak menemukan contoh yang bagus untuk ini.
Pencitraan ciuman. Dengan kata-kata, Anda membawa para pendengar untuk
mencium bau-bau yang terdapat dalam peristiwa yang Anda ceritakan.
Pencitraan sentuhan. Pencitraan sentuhan didasarkan pada perasaan yang kita alami
apabila tubuh kita bersentuhan dengan objek, tubuh, atau benda.
Pencitraan organi. Lapar, mual, pusing adalah perasaan yang timbul karena
pencitraan organik. Untuk membuat pencitraan organic, kita memang harus melukiskan
peristiwa secara terinci. Monroe dan kawan-kawan menyarankan agar rincian itu tidak
boleh terlalu terurai, sehingga mengganggu perasaan khalayak.
1) Menarik Perhatikan
Ada sejumlah daftar panjang mengenai bahan-bahan yang menarik perhatian. Inilah
sebagian dari daftar itu:
1. Hal konkret, suspense, konflik, gerakan yang berkaitan dengan sesuatu yang
terkenal, yang baru atau eksotik
2. Fakta sensasional
3. Yang berhubungan dengan peristiwa actual, mode dan sebagainya:
4. Kata-kata berona dan gaya bahasa
5. Struktur kalimat yang beragam
6. Kutipan dan peribahasa yang diterapkan dengan cara baru
7. Perbandingan, contoh, anekdot
8. Rangkaian pernyataan atau fakta yang mengejutkan
9. Ramalan
10. Humor
11. Yang berhubungan dengan orang, tempat atau peristiwa local
Apapun yang tercantum dalam daftar, inilah prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan
dalam memilih bahan-bahan itu:
1. Tunjukkan bahwa topik itu berhubungan erat dengan kepentingan khalayak. Jadi
ambillah bahan-bahan pembicaraan yang berkaitan dengan mereka.
2. Hindari satu jenis teknik pengembangan bahasan.
3. Gunakan contoh-contoh yang spesifik dan konkret.
4. Ceritakan kisah-kisah menarik. Untuk itu, anda dapat menggunakan karya-karya
sastra, peristiwa-peristiwa sejarah, kejadian aktual dalam Koran atau majalah,
pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain.
5. organisasikan bahan-bahan itu atau berikan makna kepadanya secara orisinil,
kreatif dan informatif.
2) Meyakinkan
Untuk meyakinkan pendengar, kita memerlukan bahasan tersendiri berkenaan
dengan teknik-teknik argumentasi (yang akan kita tulis dalam buku yang lain).
Cukuplah di sini ditegaskan bahwa bahan-bahan yang dapat meyakinkan adalah
bukti. Ada empat bukti yang harus dimasukkan dalam pidato persuasif: fakta,
contoh, statistik, dan testimoni. Ada empat teknik penyajian bukti: induksi, deduksi,
(termasuk didalamnya emtimem dan silogisme), hubungan kausal, dan analogi
(figurative atau literal)
2. Pola Sebab-Akibat
Pola ini dimaksudkan untuk melukiskan situasi yang terjadi. Dengan pola
pendengar diajak untuk memahami masalah lebih jernih dan mengerti sebab-
sebabnya. Boleh juga pola ini dipergunakan untuk membahas masalah yang
sebab-sebabnya tidak mudah diketahui Busby dan Majors dalam buku yang sama
membuat ikhtisar berikut:
I. Pengantar/pendahuluan
II. Isi Pidato
A. Tunjukkan sebab-sebab timbulnya kasus
1. Faktor-faktor apa yang menimbulkannya?
2. Apakah kasus itu merupakan respon pada kasus lain?
3. Siapa bertanggung jawab?
B. Tunjukkan akibat-akibat kasus
1. Bagaimana indikasi kasus?
2. Siapa yang dikenai kasus?
3. Faktor-faktor apa bagi yang terpengaruh?
C. Apa yang dapat/harus dilakukan?
1. Apa jalan keluarnya?
2. Bagaimana jalan keluar ini menimbulkan efek yang dikehendaki?
3. Apa faidah-faidajnya?
4. Siapa yang harus melakukannya?
III. Kesimpulan/penutup
3. Pola Pro-Kontra
Bila topic pembicaraan Anda tidak dapat disusun berdasarkan pada pola
pemecahan masalah atau pola sebab-akibat, susunlah berdasarkan pola pro-kontra.
Inilah ikhtisar pola pro-kontra:
I. Pengantar/Pendahuluan
II. Isi pidato
A. Tunjukkan keuntungan-keuntungannya
1. Aspek mana dari pokok pembicaraan ayng paling menarik?
2. Keuntungan apa yang bakal diperoleh pendengar?
B. Tunjukkan kerugian-kerugiannya
1. Aspek mana yang paling tidak menarik?
2. Adakah kerugian atau biaya tersembunyi yang akan dialami
pendengar?
C. Tunjukkan bagaimana pendengar memperoleh keuntungan
1. Apakah keuntungan lebih besar dari kerugian?
2. Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk memperoleh
keuntungan?
3. Bagaimana pendengar dapat berperan serta?
4. Bila tindakan itu harus dilakukan?
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pidato merupakan kegiatan menyampaikan beberapa gagasan atau pemikiran
kepada khalayak ramai ( umum / publik ). Membaca nyaring teks pidato dengan intonasi
yang tepat adalah menyampaikan suatu opini dengan keras ( nyaring ) serta dengan
intonasi yang telah di atur dan di siapkan sedemikian rupa sesuai tema pidato di depan
umum agar khalayak ramai dapat memahami gagasan tersebut dan baik. Adapun
persiapan sebelum melaksanakan pidato antara lain ; Menyusun naskah pidato terlebih
dahulu, berlatih pidato dengan metode-metode yang umum di gunakan dalam
menyampaikan pidato, kemudian mempresentasikan pidato tersebut di depan umum
dengan intonasi yang tepat.
B. Saran
Sebelum menyampaikan pidato, kita memang harus selalu siap siaga dengan
berlatih cara menyampaikan pidato itu sendiri dan mengatur unsur-unsur pendukung
pidato sedemikian rupa supaya penyampaiannya tidak sampai gugup, bertele-tele, bahkan
kurang percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA