Anda di halaman 1dari 12

PPIC (Production Planning and Inventory Control)

Pengertian PPIC (Production Planning and Inventory Control)


Perencanaan dan pengendalian produksi / PPIC (Production Planning and Inventory
Control) adalah merupakan suatu perencanaan dan pengendalian arus masuk bahan baku sampai
keluar dari pabrik sehingga keuntungan optimal dapat tercapai. Melalui perencanaan dan
pengendalian produksi yang baik, antara lain akan dicapai penghematan dalam biaya bahan,
pemanfatan sumber daya baik fasilitas produksi (mesin), tenaga kerja atau waktu yang optimal.

Tujuan PPIC (Production Planning and Inventory Control)


Tujuan dari PPIC adalah untuk memanfaatkan secara efektif sumber daya yang terbatas
dalam memproduksi barang/jasa sehingga dapat memuaskan permintaan pembeli atau pengguna
dan menghasilkan keuntungan bagi investor.
Selain itu PPIC juga mempunyai fungsi agar dapat menentukan peramalan
permintaan/penjualan untuk periode yang akan datang, perencanaan produksi, penjadwalan
produksi dan pengendalian persediaan (inventory control).
Sedangkan berbagai kendala yang dapat muncul dalam perencanaan dan pengendalian
produksi adalah ketersediaan sumber daya, jadwal/waktu pengiriman produk dan kebijakan
manajemen.

Persediaan (Inventory)
Secara umum, persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process),
barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan (Riggs, 1976). Secara fisik, item persediaan dapat
dikelompokkan dalam lima kategori yaitu sebagai berikut :
1. Bahan Mentah (Raw Material), yaitu barang-barang berwujud seperti baja, kayu, tanah liat,
atau bahan-bahan mentah lainnya yang diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari
pemasok (supplier), atau diolah sendiri oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam
proses produksinya sendiri.
2. Komponen, yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian (parts) yang diperoleh dari
perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan dalam pembuatan barang jadi
atau barang setengah jadi.
3. Barang setengah jadi (work in process) yaitu barang-barang keluaran dari tiap operasi
produksi atau perakitan yang telah memiliki bentuk lebih kompleks daripada komponen,
namun masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi.
4. Barang jadi (finished good) adalah barang-barang yang telah selesai diproses dan siap untuk
didistribusikan ke konsumen.
5. Bahan pembantu (supplies material) adalah barang-barang yang diperlukan dalam proses
pembuatan atau perakitan barang, namun bukan merupakan komponen barang jadi. Termasuk
bahan penolong adalah bahan bakar, pelumas, listrik, dan lain-lain.

ATK Semester 2 Page 1


Penyebab timbulnya persediaan
Penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan.


Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak
tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini diperlukan waktu untuk pembuatan dan
pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan.
2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian.
Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah
maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu
produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena
banyak faktor yang tak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan
mengadakan persediaan.
3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari
kenaikan harga di masa mendatang.
4. Efisiensi produksi (salah satunya dengan penurunan biaya produksi) dapat ditingkatkan
melalui pengendalian sistem persediaan. Efisiensi ini dapat dicapai bila fungsi persediaan
dapat dioptimalkan. Beberapa fungsi persediaan adalah sebagai berikut :
a. Fungsi independensi. Persediaan bahan diadakan agar departemen-departemen dan
proses individual terjaga kebebasannya. Proses barang jadi diperlukan untuk memenuhi
permintaan pelanggan yang tidak pasti. Permintaan pasar tidak dapat diduga dengan
tepat, demikian pula dengan pasokan dari pemasok(supplier). Seringkali keduanya
meleset dari perkiraan. Agar proses produksi dapat berjalan tanpa tergantung pada
kedua hal ini (independen), maka persediaan harus mencukupi.
b. Fungsi ekonomis. Seringkali dalam kondisi tertentu, memproduksi dengan jumlah
produksi tertentu (lot) akan lebih ekonomis daripada memproduksi secara berulang atau
sesuai permintaan. Pada kasus tersebut (biaya set up besar sekali), maka biaya set up ini
harus dibebankan pada setiap unit yang diproduksi, sehingga jumlah produksi yang
berbeda membuat biaya produksi per unit juga akan berbeda, maka perlu ditentukan
jumlah produksi yang optimal. Jumlah produksi optimal pada kasus ini ditentukan oleh
struktur biaya set up dan biaya penyimpanan, bukan oleh jumlah permintaan, sehingga
timbul persediaan. Pada beberapa kasus, membeli dengan jumlah tertentu juga akan
lebih ekonomis ketimbang membeli sesuai kebutuhan. Jadi, memiliki persediaan dapat
merupakan tindakan yang ekonomis.
c. Fungsi antisipasi. Fungsi ini diperlukan untuk mengantisipasi perubahan permintaan
atau pasokan. Seringkali perusahaan mengalami kenaikan permintaan setelah dilakukan
program promosi. Untuk memenuhi hal ini, maka diperlukan persediaan produk jadi
agar tak terjadi stock out. Keadaan yang lain adalah bila suatu ketika diperkirakan
pasokan bahan baku akan terjadi kekurangan. Jadi, tindakan menimbun persediaan
bahan baku terlebih dahulu adalah merupakan tindakan rasional.
d. Fungsi fleksibilitas. Bila dalam proses produksi terdiri atas beberapa tahapan proses
operasi dan kemudian terjadi kerusakan pada satu tahapan proses operasi, maka akan

ATK Semester 2 Page 2


diperlukan waktu untuk melakukan perbaikan. Berarti produk tidak akan dihasilkan
untuk sementara waktu. Persediaan barang setengah jadi (work in process) pada situasi
ini akan merupakan faktor penolong untuk kelancaran proses operasi. Hal lain adalah
dengan adanya persediaan barang jadi, maka waktu untuk pemeliharaan fasilitas
produksi dapat disediakan dengan cukup.

Sistem Persediaan
Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan-
masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi output, dimana untuk ini diperlukan
umpan balik agar output memenuhi standar
tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat
persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa
besar pesanan harus dilakukan.
Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya produk jadi, barang dalam
proses, komponen, dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada
waktu yang optimal. Kriteria optimal adalah minimasi biaya total yang terkait dengan
persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kekurangan persediaan.
Secara luas, tujuan dari sistem persediaan adalah menemukan solusi optimal terhadap
seluruh masalah yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan dengan tujuan umum perusahaan,
maka ukuran optimalitas pengendalian persediaan seringkali diukur dengan keuntungan
maksimum yang dicapai. Karena perusahaan memiliki banyak subsistem lain selain persediaan,
maka mengukur kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total keuntungan bukanlah
hal yang mudah. Optimalisasi pengendalian persediaan. biasanya diukur dengan total biaya
minimal pada suatu periode tertentu.

Biaya Dalam Sistem Persediaan


Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat
persediaan (Teguh Baroto, 2002). Biaya-biaya tersebut adalah :
a. Harga pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang, besarnya sama
dengan harga untuk memperoleh barang tersebut atau harga belinya. Pada beberapa model
pengendalian sistem persediaan, biaya tidak dimasukkan sebagai dasar membuat keputusan.
b. Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari
pemasok, yang besarnya biasanya tidak dipengaruhi oleh jumlah pemesanan. Biaya ini
meliputi biaya pemrosesan pesanan, biaya ekspedisi, upah, biaya telepon/fax, biaya
dokumentasi/transaksi, biaya pengepakan, biaya pemeriksaan, dan biaya lainnya yang tidak
tergantung jumlah pesanan.
c. Biaya persiapan (set up cost) adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan
produksi. Biaya ini terjadi bila item persediaan diproduksi sendiri dan tidak membeli dari
pemasok. Biaya ini meliputi
biaya persiapan peralatan produksi, biaya mempersiapkan (set up) mesin, biaya
mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan tenaga kerja langsung, biaya
perencanaan dan penjadwalan produksi, dan biaya-biaya lain yang besarnya tidak tergantung
pada jumlah item yang diproduksi.

ATK Semester 2 Page 3


d. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan/penyimpanan material,
semi finished product, sub assembly, atau pun produk jadi. Biaya simpan tergantung dari lama
penyimpanan
dan jumlah yang disimpan. Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per
periode. Dalam praktek, biaya penyimpanan sukar dihitung secara teliti, sehingga dilakukan
pendekatan dengan suatu presentase tertentu dari harga pembelian. Biaya penyimpanan
meliputi :
1) Biaya kesempatan. Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal. Padahal
modal ini dapat investasikan pada tabungan bank atau bisnis lain. Biaya modal
merupakan opportunity cost yang hilang karena menyimpan persediaan.
2) Biaya simpan. Termasuk dalam biaya simpan adalah biaya sewa gedung, biaya asuransi
dan pajak, biaya administrasi dan pemindahan, serta biaya kerusakan dan penyusutan.
3) Biaya keusangan. Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena
perubahan teknologi (misal komputer).
4) Biaya-biaya lain yang besarnya bersifat variabel tergantung pada jumlah item.

e. Biaya kekurangan persediaan. Bila persediaan kehabisan barang saat ada permintaan, maka
akan terjadi stock out.Stock out menimbulkan kerugian berupa biaya akibat kehilangan
kesempatan mendapatkan keuntungan atau kehilangan pelanggan yang kecewa (yang pindah
ke produk saingan). Biaya ini sulit diukur karena berhubungan dengan good will
perusahaan. Sebagai pedoman, biaya stock out dapat dihitung dari hal-hal berikut :
1) Kuantitas yang tak dapat dipenuhi, biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena
tidak dapat memenuhi permintaan. Biaya ini diistilahkan sebagai biaya penalti atau
hukuman kerugian bagi perusahaan
2) Waktu pemenuhan. Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti
atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu menganggur
tersebut dapat diartikan sebagai uang yang hilang.
3) Biaya pengadaan darurat. Agar konsumen tidak kecewa, maka dapat dilakukan
pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya lebih besar daripada biaya
pengadaan normal seperti melakukan subkontrak untuk memenuhi permintaan konsumen
tersebut.

Pengendalian Persediaan
Industri terdiri atas berbagai macam tipe dan jenis. Untuk merencanakan dan
mengendalikan industri yang berbeda tentu saja diperlukan teknik perencanaan dan pengendalian
produksi yang berbeda. Salah satunya adalah pengendalian persediaan, pengendalian persediaan
merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan fisik banyak perusahaan
melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar. Bila perusahaan menanamkan
terlalu banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan,
dan mungkin mempunyai opportunity cost (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih
menguntungkan). Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi,
dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan bahan.

ATK Semester 2 Page 4


Bahan baku yang terdapat dalam gudang memiliki variasi komponen yang sangat banyak,
untuk itu perlu dilakukan pengendalian persediaan berdasarkan data permintaan konsumen agar
diperoleh optimasi persediaan bahan baku di gudang, sehingga tidak terjadi kekurangan bahan
baku (stock out) ataupun kelebihan bahan baku yang berpengaruh pada kepuasan customer serta
cost yang dibebankan oleh perusahaan pada setiap tahunnya.
Pengendalian persediaan (inventory control) yang terdapat didalam bidang PPIC
(Production Planning and Inventory Control) merupakan fungsi manajerial yang sangat penting,
karena mayoritas perusahaan melibatkan investasi besar pada aspek ini yaitu sekitar 20% sampai
60% (Teguh Baroto, 2002, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Ghalia Indonesia, Jakarta).
Bila persediaan dilebihkan, biaya penyimpanan dan modal yang diperlukan bertambah.
Bila perusahaan menanam terlalu banyak modalnya dalam persediaan, menyebabkan biaya
penyimpanan yang berlebihan. Kelebihan persediaan juga membuat modal menjadi terhenti,
semestinya modal tersebut dapat diinvestasikan pada sektor lain yang lebih menguntungkan
(opportunity cost). Sebaliknya, bila persediaan dikurangi, suatu ketika bisa mengalami stock out
(kehabisan barang). Bila perusahaan tidak memiliki persediaan yang mencukupi, biaya
pengadaan darurat akan lebih mahal. Dampak lain, mungkin kosongnya barang di pasaran dapat
membuat konsumen kecewa dan lari ke merek lain.
Mengingat konsekuensi logis yang dilematis (kekurangan dan kelebihan) dari persediaan,
maka perusahaan perlu untuk merencanakan dan mengendalikan persediaan ini pada tingkat
yang optimal
Kriteria optimal adalah minimasi keseluruhan biaya yang terkait dengan semua
konsekuensi kebijakan persediaan.

Faktor-Faktor Dalam Pengendalian Persediaan

Dalam buku yang berjudul Manajemen Produksi dan Operasi Joko (2001;346) faktor-
faktor dalam pengendalian persediaan yaitu :
1. Persediaan Pengamanan (Safety Stock)
Persediaan pengamanan adalah persediaan minimal yang harus ada atau harus dipertahankan
dalam perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kehabisan persediaan bahan baku
yang disebabkan oleh ketidakpastian tingkat pemakaian dan ketidakpastian waktu
kedatangan persediaan agar kelangsungan faktor produksi dalam perusahaan selalu terjamin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan pengaman :
a. Besar kecilnya resiko kehabisan persediaan.
b. Besar kecilnya biaya penyimpanan di gudang dengan biaya-biaya yang harus
dikeluarkan karena kehabisan persediaan yang merupakan biaya-biaya ekstra yang
dikeluarkan apabila kehabisan, antara lain :
1) Biaya pemesanan pembelian darurat.
2) Biaya ekstra yang diperlukan agar leveransir segera menyerahkan barangnya.
3) Kemungkinan rugi karena adanya kemacetan produksi apabila biaya ekstra yang
harus dikeluarkan karena kehabisan persediaan ternyata lebih besar dari pada biaya
penyimpanan, maka perlu adanya persediaan pengamanan yang besar.

2. Titik Pemesanan Ulang (Re-Order Point)


Titik pemesanan kembali terjadi apabila jumlah persediaan terdapat dalam stock berkurang

ATK Semester 2 Page 5


terus sehingga kita harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan
yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadinya kekurangan persediaan. Jumlah
yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang,
mungkin dapat juga ditambahkan dengan stock pengaman yang biasa mengacu kepada
probalitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan selama masa tenggang.
Yang harus diperhatikan dalam penentuan titik pemesanan kembali antara lain :
a. Penggunaan bahan baku selama waktu ancang-ancang
b. Besarnya persediaan pengaman

3. Waktu Ancang-Ancang (Lead Time)


Waktu ancang-ancang adalah tenggang waktu berapa lama
saat mulai memesan bahan baku, sampai bahan tersebut datang ke gudang. Waktu ancang-
ancang ini penting karena :
a. Menentukan kapan mulai mengadakan pemesanan kembali
b. Menentukan jumlah persediaan yang ekonomis
c. Merupakan masalah ketidakpastian di masa yang akan datang

4. Tingkat Pelayanan (Service Level)


Service Level merupakan besarnya persentase dari permintaan pelanggan yang dapat
terpenuhi dari persediaan. Siklus pemesanan dari tingkat pelayanan dapat dihitung
sebagai probabilitas suatu permintaan yang tidak melebihi suplai selama masa tenggang
(misalnya persediaan harus dapat mencukupi untuk memenuhi besarnya permintaan).
Karena itu, tingkat pelayanan 90% artinya bahwa probabilitas 90% dari permintaan
tersebut tidak melebihi dari permintaan selama masa tenggang. Dengan kata lain
permintaan akan terpenuhi dalam 90%. Resiko kehilangan biaya berkaitan dengan tingkat
pelayanan. Tingkat pelayanan pelanggan sebesar 90% menunjukan bahwa resiko
kehabisan persediaan sebesar 10% secara umum : Tingkat pelayanan = 100%-Resiko
kehabisan stock. Secara lebih jauh kita dapat melihat bagaimana siklus pemesanan pada
tingkat pelayanan berkaitan erat dengan tingkat pelayanan tahunan. Jumlah safety stock
yang sesuai dengan kondisi tertentu sangat tergantung pada sektor-sektor sebagai berikut:
a. Rata rata tingkat permintaan dan rata-rata masa tenggang
b. Variabilitas permintaan dan masa tenggang
c. Keinginan tingkat pelayanan yang diberikan

5. Tolak Ukur (Performance Indices)


Tolak ukur mengetahui seberapa jauh suatu inventory control berjalan. Dalam arti,
seberapa jauh efektifitas dan efisiensinya. Performance Indices ini sangat berguna bagi
manajemen untuk menentukan lankah yang harus diambil untuk memperbaiki keadaan
inventory-nya
Ada dua tolak ukur yang digunakan, yaitu :
a. Tolak Ukur Kualitatif
Tolak ukur ini menggunakan deskripsi non kuantitatif (tanpa angka atau grafik),
kelemahannya :
1) Subyektif
2) Tergantung kondisi penilai
3) Tidak konsisten
4) Terbatas kemampuannya untuk management decision

ATK Semester 2 Page 6


b. Tolak Ukur Kuantitatif
Tolak ukur ini menggunakan data kuantitatif (angka atau gambar). Kelebihannya :
1) Mudah diukur
2) Perkembangannya mudah diketahui
3) Mudah diperbandingkan
4) Lebih obyektif.

Tolak ukur keberhasilan inventory control ditentukan oleh Turn Over Ratio (TOR), yaitu
perbandingan antara pemakaian dalam setahun dengan inventory rata-rata. Digunakan
untuk mengukur efisiensi inventory. Makin besar TOR, inventory makin bertambah efisien.

Metode Pengendalian Persediaan


1. Fixed Order Quantity Systems (EOQ)

Dua pertanyaan yang paling mendasar pada setiap sistem persediaan adalah berapa banyak
dan kapan melakukan pemesanan. Jawabannya tergantung dari parameter yang digunakan
dalam mendefinisikan sistem tersebut. Ketika jumlah unit yang dipesan selalu sama, dan
waktu antara
setiap pesanan diharapkan selalu konstan, dan tingkat persediaan mencapai suatu titik yang
telah ditentukan sebelumnya, maka dilakukan pemesanan untuk jumlah yang selalu tetap
(Fixed Order Size Systems) dapat dilihat pada gambar 2.2.
Parameter yang digunakan dalam sistem adalah reorder point(titik melakukan pemesanan)
dan jumlah pesanan (Q). Oleh karena itu Fixed
Order Size Systems seringkali disebut juga dengan nama Q-system, disaat jumlah pesanan
yang dilakukan untuk pemulihan persediaan besarnya adalah tetap.

Gambar 2.2 Fixed Order Size System

Jumlah pesanan yang dapat meminimasi total biaya penyimpanan dikenal dengan
Economic Order Quantity (EOQ). Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Ford
Harris dari Westinghouse pada tahun 1915. Metode ini merupakan inspirasi bagi pakar
persediaan untuk mengembangkan metode- metode pengendalian persediaan lainnya.

ATK Semester 2 Page 7


Metode ini dikembangkan atas fakta adanya biaya variabel dan biaya tetap dari proses
produksi atau pemesanan barang.

Akibat adanya dua tipe biaya ini, maka biaya total (fix cost dan variable cost) akan
menjadi berbeda bila
jumlah unit yang
diproduki berbeda.
Bila barang yang
diproduksi satu atau
seribu, fix cost ini besarnya tetap. Selanjutnya, bila fix cost ini dibebankan pada
biaya produksi per unit, maka fix cost ini akan dibagi oleh jumlah unit yang
diproduksi. Jadi, semakin banyak jumlah yang diproduksi, akan semakin kecil.
Logikanya, akan terdapat titik temu (optimal) agar total kedua biaya tersebut minimal.

Model inventory digambarkan adalah jumlah pemesanan (lot size). Berdasarkan


penerimaan dari setiap seperti pada Gambar 2.3.

Keterangan gambar :
Q = Jumlah Pemesanan (Lot Size)
R = Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
ac = ce = Interval Antara Pesanan
ab = cd = ef = Lead Time

dimana Q pemesanan, tingkat persediaan adalah sama dengan Q unit. Ketika tingkat
persediaan mencapai reorder point (R), pesanan baru dipersiapkan sejumlah Q unit.
Setelah beberapa waktu, maka pesanan diterima semua secara bersamaan dan
dimasukkan ke dalam persediaan. Garis vertikal mengindikasikan jumlah penerimaan
pesanan ke dalam persediaan.

Pesanan akan diterima ketika tingkat persediaan mencapai titik nol, sehingga rata-rata
tingkat persediaan adalah (Q+0)/2 atau Q/2.

2. Fixed Order Interval Systems (EOI)

Fixed Order Interval Systems, juga disebut sistem persediaan secara periodik, yang lebih
berdasar kepada periode daripada sistem persediaan kontinu yang lebih kepada posisi stok

ATK Semester 2 Page 8


persediaan. Sistem persediaan yang berbasiskan waktu yang melakukan pesanan berdasarkan
suatu jangka waktu tertentu. Jumlah pesanan bergantung kepada pemakaian demand selama
periode waktu tersebut.
Menggunakan tingkat persediaan maksimum (maximum inventory level), selama waktu lead
time dan interval pesanan. Setelah suatu periode tetap (T) telah terlewati, jumlah persediaan
dihitung.
Sebuah pesanan dilakukan untuk memulihkan persediaan, dan jumlah pesanannya
tergantung berapa jumlah yang berkurang dari maximum inventory level. Jadi, jumlah pesanan
didapat dari selisih maximum inventory level dan sisa persediaan pada waktu melakukan
perhitungan.

Sistemnya terdiri dari 2 parameter yang digunakan, yaitu periode tetap pemeriksaan (T)
dan maximum inventory level (E).
Sistematika dan model dari Fixed Order Interval Systems dapat dilihat pada gambar 2.5
dan gambar 2.6.

Gambar 2.5 Fixed Order Interval Systems

ATK Semester 2 Page 9


Gambar 2.6 Model EOI

Masalah dasar pada metode ini adalah bagaimana menentukan interval pesanan (T)
dan maximum inventory level (E) yang diinginkan. Economic order interval dapat
diperoleh untuk meminimumkan total biaya tahunan. Jika biaya kekurangan barang
(stockout cost) tidak diijinkan, maka total biaya tahunannya seperti terlihat pada gambar
2.7.

Gambar 2.7 Biaya Persediaan EOI

3. Maximum - Minimum Systems (Min-Max)

Cara kerja Min-Max System ini yaitu apabila persediaan telah melewati batas-batas
minimum dan mendekati batas safety stock maka re- order harus dilakukan. Jadi batas minimum
stock merupakan batas re-order level. Batas maksimum adalah batas kesediaan perusahaan atau
manajemen untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk persediaan bahan baku. Jadi dalam
hal ini yang terpenting adalah batas minimum dan maximum untuk dapat menentukan order
quantity.

4. Simulasi
Simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
di dunia nyata. Pendekatan yang digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang
mengandung ketidakpastian dan kemungkinan jangka panjang yang tidak dapat diperhitungkan
dengan seksama adalah dengan simulasi. Simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang
digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata
yang penuh dengan ketidakpastian dengan tidak atau menggunakan model atau metode tertentu
dan lebih ditekankan pada pemakaian komputer untuk mendapatkan solusinya.
Pada pendekatan simulasi, untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang rumit akan
lebih mudah dilakukan bila dimulai dengan membangun model percobaan dari suatu sistem.
Untuk melakukannya kita perlu memperhatikan tiga unsur penting dalam pemodelan simulasi,

ATK Semester 2 Page 10


yaitu system, entities, attributes.
Ada berbagai keuntungan yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan simulasi, yaitu
sebagai berikut :
1) Compress Time (Menghemat Waktu)
Kemampuan di dalam menghemat waktu ini dapat dilihat dari pekerjaan yang bila
dikerjakan akan memakan waktu tahunan tetapi kemudian dapat disimulasikan hanya dalam
beberapa menit, bahkan dalam beberapa kasus hanya dalam hitungan detik. Kemampuan ini
dapat dipakai oleh para peneliti
untuk melakukan berbagai pekerjaan desain operasional yang mana juga memperhatikan
bagian terkecil dari waktu untuk kemudian dibandingkan dengan yang terdapat pada sistem
yang nyata berlaku.
2) Expand Time (Dapat Melebarluaskan Waktu)
Hal ini terlihat terutama dalam dunia statistik di mana hasilnya diinginkan
dapat tersaji dengan cepat. Simulasi dapat digunakan untuk menunjukkan
perubahan struktur dari suatu Sistem Nyata (Real System) yang sebenarnya tidak dapat
diteliti pada waktu yang seharusnya (Real Time). Dengan
demikian simulasi dapat membantu mengubah Real System hanya dengan memasukkan
sedikit data.
3) Control Sources of Variation (Dapat Mengawasi Sumber-Sumber yang
Bervariasi)
Kemampuan pengawasan dalam simulasi ini tampak terutama apabila analisa statistik
digunakan untuk meninjau hubungan antara variabel bebas
(independent) dengan variabel terkait (dependent) yang merupakan faktor-
faktor yang akan dibentuk dalam percobaan. Hal ini dalam kehidupan sehari-
hari merupakan suatu kegiatan yang harus dipelajari dan ditangani dan tidak
dapat diperoleh dengan cepat. Dalam simulasi pengambilan data dan pengolahannya pada
komputer, ada beberapa sumber yang dapat dihilangkan atau sengaja ditiadakan. Untuk
memanfaatkan kemampuan ini peneliti harus mengetahui dan mampu menguraikan
sejumlah input dari sumber-sumber yang bervariasi yang dibutuhkan oleh simulasi
tersebut.
4) Error in Measurement Correction (Mengoreksi Kesalahan-Kesalahan Perhitungan) Dalam
prakteknya, pada suatu kegiatan ataupun percobaan dapat saja muncul ketidakbenaran
dalam mencatat hasil-hasilnya. Sebaliknya, dalam simulasi komputer jarang ditemukan
kesalahan perhitungan terutama bila angka- angka yang diambil dari komputer secara
teratur dan bebas. Komputer mempunyai kemampuan untuk melakukan penghitungan
dengan akurat.
5) Stop Simulation and Restart (Dapat Dihentikan dan Dijalankan Kembali)
Simulasi komputer dapat dihentikan untuk kepentingan peninjauan ataupun pencatatan
semua keadaan yang relevan tanpa berakibat buruk terhadap program simulasi tersebut.
Dalam dunia nyata, percobaan tidak dapat dihentikan begitu saja. Dalam simulasi
komputer, setelah dilakukan penghentian maka kemudian dapat dengan cepat dijalankan
kembali (restart)
6) Easy to Replicate (Mudah Diperbanyak)
Dengan simulasi komputer percobaan dapat dilakukan setiap saat dan dapat diulang-
ulang. Pengulangan dilakukan terutama untuk mengubah berbagai komponen dan
variabelnya, seperti dengan perubahan pada parameternya, perubahan pada kondisi

ATK Semester 2 Page 11


operasinya, ataupun dengan memperbanyak output.

ATK Semester 2 Page 12

Anda mungkin juga menyukai