Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buah Kundur dinamakan juga buah Beligo adalah kerabat labu yang kerap dibuat
sayuran. Masyarakat Indonesia sering mengolahnya menjadi manisan. Manisan buah Kundur
ini kemudian dirajang kecil-kecil untuk kemudian dikeringkan dan ditambahkan pewarna
merah, kuning dan hijau yang disebut dengan Sukade. Sukade ini umumnya digunakan
sebagai penghias kue bolu maupun jenis kue lain dengan ditaburkan di atasnya. Manfaat buah
Kundur ternyata tak sekedar untuk makanan saja, mulai dari sakit kulit hingga penawar racun
pun bisa.

Citarasanya hambar sehingga pas bila digunakan sebagai pelengkap sup bening, setup
maupun masakan lain. Dapat pula dimanfaatkan sebagai pelengkap buah dalam es buah
lebih-lebih yang sudah berbentuk manisan. Buah kundur yang belum dikupas bisa awet
hingga setahun namun bila sudah dikupas maka buah ini cuma bisa tahan seminggu saja.
Kulit luar buah Kundur memiliki lapisan semacam lilin tipis serupa dengan serbuk
kapur.Itulah makanya nama internasional untuk buah ini adalah Wax Groud atau labu
berlilin. Adanya lapisan itu akan mencegah mikroorganisme pembusuk masuk ke dalam buah
sehingga buah ini bisa bertahan lama.

Manfaat buah Kundur juga bisa sebagai penawar racun. Caranya digunakan 20 g buah
Kundur segar, lantas dicuci dan diparut. Hasil parutan kemudian diperas dan ditampung
sarinya. Air sari buah Kundur ini diminumkan pada orang yang keracunan. Batang tanaman
bisa bermanfaat untuk mengobati sakit kulit. Buah Kundur memiliki kandungan senyawa
kimia yang bermacam-macam. Buah, kulit buah dan bijinya memiliki kandungan senyawa
Saponin, Flavonoida, Tanin dan Polifenol. Kesemuanya sangat bermanfaat sebagai
antioksidan kuat untuk melawan radikal bebas yang bisa merusakkan sel-sel sehat. Secara
umum kandungan senyawa buah Kundur terdiri dari : Karbohidrat, Protein, dietary fibre,
thiamin, riboflavin, vitamin C, asam Nikotinat, Cucurbitin, Alkalin, asam Resin dan Vitelin

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai


berikut:

1. Tentang Buah Kundur ?

2. Proses Menanam Buah Kundur ?

3. Bagaimana Cara Menanam Buah Kundur ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tentang Buah Kundur / Bligu

Buah Kundur dinamakan juga buah Beligo adalah kerabat labu yang kerap dibuat
sayuran. Masyarakat Indonesia sering mengolahnya menjadi manisan. Manisan buah Kundur
ini kemudian dirajang kecil-kecil untuk kemudian dikeringkan dan ditambahkan pewarna
merah, kuning dan hijau yang disebut dengan Sukade. Sukade ini umumnya digunakan
sebagai penghias kue bolu maupun jenis kue lain dengan ditaburkan di atasnya. Manfaat buah
Kundur ternyata tak sekedar untuk makanan saja, mulai dari sakit kulit hingga penawar racun
pun bisa.

Citarasanya hambar sehingga pas bila digunakan sebagai pelengkap sup bening, setup
maupun masakan lain. Dapat pula dimanfaatkan sebagai pelengkap buah dalam es buah
lebih-lebih yang sudah berbentuk manisan. Buah kundur yang belum dikupas bisa awet
hingga setahun namun bila sudah dikupas maka buah ini cuma bisa tahan seminggu saja.
Kulit luar buah Kundur memiliki lapisan semacam lilin tipis serupa dengan serbuk
kapur.Itulah makanya nama internasional untuk buah ini adalah Wax Groud atau labu
berlilin. Adanya lapisan itu akan mencegah mikroorganisme pembusuk masuk ke dalam buah
sehingga buah ini bisa bertahan lama.

Manfaat buah Kundur juga bisa sebagai penawar racun. Caranya digunakan 20 g buah
Kundur segar, lantas dicuci dan diparut. Hasil parutan kemudian diperas dan ditampung
sarinya. Air sari buah Kundur ini diminumkan pada orang yang keracunan. Batang tanaman
bisa bermanfaat untuk mengobati sakit kulit. Buah Kundur memiliki kandungan senyawa
kimia yang bermacam-macam. Buah, kulit buah dan bijinya memiliki kandungan senyawa
Saponin, Flavonoida, Tanin dan Polifenol. Kesemuanya sangat bermanfaat sebagai
antioksidan kuat untuk melawan radikal bebas yang bisa merusakkan sel-sel sehat. Secara
umum kandungan senyawa buah Kundur terdiri dari : Karbohidrat, Protein, dietary fibre,
thiamin, riboflavin, vitamin C, asam Nikotinat, Cucurbitin, Alkalin, asam Resin dan Vitelin
2
Ekstrak buah Kundur segar secara turun temurun kerap digunakan menjadi obat turun
panas yang mujarab. Ada juga yang memanfaatkannya untuk menguatkan dan menyehatkan
organ ginjal, memperlancar kencing, dan juga obat pereda batuk. Manfaat buah Kundur yang
lain adalah membasmi cacing pita yang bersarang di perut, menurunkan tekanan darah tinggi
dan penderita beri-beri yang memerlukan asupan makanan dengan kadar Kalium tinggi
namun kadar sodium rendah. Buah Kundur pun memiliki kandungan senyawa Molybdenum
yang mampu mengeluarkan senyawa karsogenik yakni bahan yang bisa mengakibatkan sakit
kanker.

Manfaat buah Kundur pun ternyata bisa diperoleh oleh para penderita kencing manis atau
diabetes mellitus. Cara menggunakannya pun terbilang mudah. Buah Kundur sebanyak 100 g
dan labu kuning sebanyak 100 g diolah menjadi tim, kemudian disuguhkan ke pasien
diabetes. Bisa juga dengan memanfaatkan biji buah Kundur sebanyak 30 g, ditumbuk hingga
halus. Serbuk biji buah Kundur itu selanjutnya diseduh bersama air panas seperlunya dan
dikonsumsi 2 kali sehari. Banyak sekali kan manfaat buah yang satu ini, anda bisa
mengkonsumsinya mulai sekarang!

B. Proses Menanam Buah Kundur / Bligu


1. Jenis Bligu

Bligu (Benincasa hispida Thunb.Cogn) termasuk famili Cucurbitaceae. Jenis lain


yang serupa dengan bligu adalah labu air. Labu air atau di Jawa Barat disebut kukuk
(Lagenaria leucantha Dutch, Busby) pun termasuk famili Cucurbitaceae. Ada dua jenis labu
air yang buahnya berbentuk seperti bola lampu (labu kendi) dan labu yang buahnya
berbentuk lonjong.

Di Jawa Barat labu air lebih banyak digemari daripada bligu. Kedua jenis sayuran ini
mudah dibedakan. Buah bligu yang masih muda berwarna hijau dan berbulu, setelah tua
berwarna putih. Sementara buah labu air yang masih muda berwarna putih dan halus, setelah
tua menjadi agak kuning.

3
2. Bertanam Bligu

Bligu dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Sementara labu air baik sekali
ditanam di dataran tinggi sampai ketinggian 1000 m. Tanaman bligu belum diusahakan
secara komersial, tetapi hanya sebagai tanaman sela di pekarangan atau di dekat pohon besar.
Tanaman yang ditanam dipekarangan biasanya dirambatkan diatas atap-atap rumah. Padahal
cara ini dapat merusak atap rumah dan menyulitkan untuk mengambil buahnya kelak.

Tanaman bligu membutuhkan lahan subur, banyak mengandung air, akan tetapi airnya
tidak menggenang, dan pH tanahnnya antara 5-6,5. Waktu tanam bligu yang baik adalah pada
awal musim hujan atau awal musim kemarau. Akan tetapi bligu dapat juga ditanam di musim
kemarau asal cukup diberi air.

a. Cara Tanam

Bligu dikembang biakan dengan bijinya. Biji-biji ditanam didalam lubang yang telah
disiapkan. Lubang tersebut dibuat dengan berukuran lebar 40 cm dan dalam 30 cm. Jarak
antar lubang 1-2 m dan jarak antar baris 2-3 m.

Lahan yang akan ditanami tidak perlu dicangkul terlebih dahulu, kecuali jika banyak
ditumbuhi rumput/gulma atau alang-alang. Setiap lubang tanam diisi dengan kompos atau
pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 2-3 kg. Selanjutnya pada tiap lubang ditanam 2-3
biji bligu lalu ditutup dengan tanah setebal 5 cm. Biji dapat tumbuh setelah 5 hari. Kelak
setiap lubang hanya dibiarkan tumbuh 1-2 tanaman.

Setelah tinggi tanaman mencapai 50 cm, dibuatkan para-para yang terbuat dari bambu
yang tingginya 2 m. Akan tetapibisa saja tanaman bligu dibiarkan merambat diatas tanah
namun ketika musin penghujan tiba buah yang dihasilkan akan lebih cepat membusuk dan
juga lebih rentan dimakan tikus atau hewan lain yang dapat merusak buah. Pemberian pupuk
buatan tidak pernah dilakukan.

Namun untuk hasil yang bagus sebaiknya saat tanaman berusia 1,5 bulan diberi pupuk
buatan. Pupuk buatan tersebut berupa urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 1:2:2
sebanyak 40 g tiap tanaman. Pupuk diberikan bersamaan saat tanah didangir. Pupuk diletakan

4
di sekitar tanaman 10 cm dari batangnya. Setelah tanaman itu berbunga pertama (biasanya
bunga jantan), ujung batangnya dipotong agar dihasilkan banyak bunga betina (bakal buah).

b. Pemeliharaan Tanaman

Tanaman bligu tidak memerlukan perawatan khusus. Adapan hama yang sering mengancam
ialah oteng-oteng. Hama tersebut biasanya menyerang mentimun, tetapi dapat pula
menyerang bligu.

c. Pemanenan

Tanaman mulai berbuah setelah berumur 2 bulan. Buah dapat dapat dipanen setelah tanaman
berusia 3,5 bulan. Tanaman yang dirawat dengan baik dan sehat dapat mengasilkan 10 buah
tiap tanaman. Produksi buahnya saat ini hanya untuk pasar lokal.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari apa yang dibahas diatas dapat di simpulkan bahwa budidaya atau bercocok tanam
Kundur sangat lah baik di lakukan selain mudah diaplikasikan tetapi juga manfaat dari buah
kundur itu sendiri yang sangat baik untuk kesehatan kita, budidaya kundur juga tidak serumit
apa yang kita bayangkan. Dan untuk penanaman juga tidak diperlukan lahan yang begitu
luas.

B. Saran

Saran dari kami sebagai penulis adalah marilah kita mencoba bercocok tanam atau
budidaya kundur, karena tanaman ini mudah hidup dilingkungan kita. Dan inti nya setiap ada
kemauan dalam bercocok tanam pasti lah ada hasil yang memuaskan. Semoga Makin Rajin
Bercocok Tanam Kundur .

6
DAFTAR PUSTAKA

AAK, Budidaya Tanaman Kundur , Aksi Agraris Kanisius, Yayasan Kanisius Yogyakarta,
1973.

Arifin, Bustanul. 1997. Penurunan Konstribusi Sektor Pertanian. Bisnis Indonesia, 25


Maret 1997.
Arifin, M, Penggunaan Virus (NPV) dalam penanganan OPT dan Implementasinya di
Lapangan. Makalah Balitbio, Pertemuan Koordinasi Penanganan OPT dan Perumusan
Komponen PHT Spesifik Lokasi tanggal. 3 - 5 Agustus 1997.

Arifin, M, Pemanfaatan Sl-NPV sebagai Agensia Pengendalian Hayati Ulat Grayak Pda
Kundur , Dalam Makalah Pelatihan Pemanfaatan dan Pengelolaan Agens Hayati

Santoso T, 1992, Penggunaan Nuclear Polyhedrosis Virus Spodoptera Litura dan Bacillus
thuringensis untuk pengendalian Hama Perusak Daun Kundurq, Seminar Hasil Penelitian
Pendukung Pengendalian Hama Terpadu, Cisarua 7 8 September 1992.

Sismiharjo H, 1996, Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (Sl-NPV) Sebagai Sarana
Pengendali Hayati terhadap Ulat Grayak Pada Tanaman Kundur , Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Direktorat Nbina Perlindungan Tanaman, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai