Mengetahui sifat orang akan menjamin kemantapan keuangan Anda. 2. Kemampuan menangani orang : Memperlakukan orang dengan rasa hormat akan membuat Anda diterima di kalangan luas dan membuat usaha berkembang. 3. Kemampuan memusatkan kepada bisnis : Mengabaikan yang lama untuk mendapatkan yang baru merupakan kutukan dalam dunia usaha. 4. Kemampuan mengatur : Bila produk ditampilkan dengan baik dia akan menarik perhatian banyak orang. 5. Kemampuan bersifat tangkas dan mudah menyesuaikan diri : Keenganan dan keraguan akan menghasilkan kesia-siaan. 6. Kemampuan menagih pembayaran : Rajin dan rewel akan memberikan keuntungan lebih bagi perusahaan. 7. Kemampuan mempekerjakan dan menempatkan sumber daya manusia : Memilih orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat akan menjamin bahwa orang tersebut dapat dipercaya dan diandalkan. 8. Kemampuan berbicara : Kepandaian berbicara bisa mendatangkan keberuntungan dan memberikan pencerahan kepada orang lain. 9. Kemampuan unggul dalam pembelian : Dalam pembelian, menawar sampai setiap ons-nya tidak akan mengurangi modal Anda. 10. Kemampuan mendiagnosa dan menyambar peluang serta melawan ancaman : Praktek usaha yang bijaksana membutuhkan kemampuan untuk menjual dan menyimpan pada waktu yang tepat. 11. Kemampuan memilai dan menjadi contoh : Persahabatan dan kepercayaan akan muncul secara alami jika disiplin dan standar yang tinggi ditegakkan. 12. Kemampuan melihat jauh ke depan : Kapan harus mencari lebih banyak, mengencangkan atau mengendurkan, tergantung pada keadaan. 12 Pantangan Bisnis
1. Jangan lamur dan berpandangan sempit
Pantangan bisnis ini dapat dengan mudah dikontraskan dengan kaidah bisnis ke 12, yaitu kemampuan melihat jauh ke depan. Agar menjadi orang yang berpandangan jauh ke depan, orang harus memiliki cara pandang yang luas dan mampu menganalisa serta menghargai sesuatu secara keseluruhan. Sebaliknya orang yang lamur dan berpikiran sempit akan mencemaskan hal-hal yang kecil. Dia tidak mungkin memiliki cara pandang seperti helicopter yang sangat diperlukan orang untuk melihat jauh dan membangun perspektif jangka panjang. 2. Jangan terlalu mengagungkan kebesaran Pantangan ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis ketiga, yaitu kemampuan memusatkan pada bisnis. Orang yang terlalu mengagungkan kebesaran cenderung mudah digoyahkan. Dia akan cenderung didikte oleh kejadian dan perubahan-perubahan, bukan mengendalikannya. Akibatnya, bisnisnya pasti kehilangan fokus, sehingga tidak mungkin dia membangun kompetisi inti perusahaannya. 3. Jangan ragu-ragu Pantangan bisnis ini dengan mudah dapat di kontraskan dengan kaidah bisnis kelima, yaitu kemampuan bersikap tangkas dan menyesuaikan diri, dan kaidah kesepuluh yaitu kemampuan mendiagnosa, menyambar peluang dan melawan ancaman. Apabila orang ragu- ragu, dia tidak akan mungkin menangkap peluang walaupun sudah di depan mata. Disamping itu, dia juga tidak akan mampu menanggapi ancaman yang cepat. Untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan untuk menyikapi ancaman dengan efektif, orang harus tangkas dan mudah menyesuaikan diri. 4. Jangan malas Ini merupakan pantangan bisnis yang cakupannya cukup luas, dapat dihubungkan dengan berbagai kaidah bisnis, misalnya dengan kaidah bisnis keempat, kemampuan mengatur. Organisasi yang efektif memerlukan kerja keras dan usaha. Kemalasan tentu menjadi penghalang. Bermalas-malasan juga berlawanan dengan kaidah bisnis kelima. Kemampuan bersikap tangkas dan mudah menyesuaikan diri. Orang yang malas juga tidak akan mau menghabiskan waktu dan usaha untuk mendiagnosa peluang dan ancaman yang muncul di lingkungannya yang merupakan kaidah bisni kesepuluh. Terakhir, kemalasan juga dikontraskan dengan kaidah kesebelas, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh. Tidak diragukan lagi, untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, kerja keras dan jiwa kepemimpinan yang patut dijadikan teladan merupakan kualitas yang penting. Tidak ada ruang untuk diam berpangku-tangan. 5. Jangan keras kepala Keras kepala menunjukkan ketidakluwesan, ketidakmauan untuk berubah dan menyesuaikan diri. Karena itu, pantangan bisnis ini dapat dikontraskan dengan kaidah bisnis kelima yaitu kemampuan bersikap tangkas dan mudah menyesuaikan diri, dan kaidah bisnis kesepuluh, kemampuan mendiagnosa peluang dan ancaman. Orang yang keras kepala tidak akan mungkin mengenali peluang dan ancaman yang akan datang, apalagi untuk mengambil tindakan pencegahan. Dari sudut pandang lain, orang yang keras kepala juga tidak mungkin menjadi pemimpin yang baik. Karena itu, pantangan bisnis kelima ini, seperti pantangan bisnis sebelumnya, juga dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis ke sebelas, kemampuan untuk menilai dan menjadi contoh. 6. Jangan terlalu suka berdebat Pantangan bisnis ke enam ini dengan mudah dapat digunakan untuk mendukung kaidah bisnis kedelapan, kemampuan berbicara. Seorang pengusaha memang perlu memiliki kepandaian berbicara agar dapat memenangkan perdebatan, adu pendapat dan kesepakatan bisnis. Tetapi jika dia terlalu suka berdebat, hasilnya akan berbeda. Terutama, apabila dia bersikukuh mempertahankan pendapat dan pandangan pribadinya, tanpa didasari fakta dan bukti nyata. Hal seperti ini bisa membuat teman-teman, pelanggan serta kontrak bisnisnya menjauh. Seorang yang terlalu suka berdebat mudah disalahmengerti sebagai orang yang kasar, tidak sopan, dan tidak berperasaan. Ini semua merupakan faktor negative yang dapat mempengaruhi hubungan bisnis. Pada akhirnya, perlu dicamkan bahwa seseorang tidak harus selalu memenangkan perdebatan. Sebaliknya, orang harus belajar kapan harus menang dan kapan harus mundur dengan keanggunan. 7. Jangan mudah membuka diri Ada berbagai cara untuk menafsirkan apa yang dimaksud dengan mudah membuka diri. Dalam mengelola bisnis, orang tidak boleh mengembangkannya dengan serampangan karena hal itu dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan, dan membuat perusahaan kehilangan fokus terhadap inti bisnisnya. Dilihat dari perspektif diatas, pantangan bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis ketiga, kemampuan memusatkan usaha. Dari sudut pandang keuangan, pada bagian akuntansi penagihan, tidak perlu memberikan posisi simpatik perusahaan terhadap keterlambatan pembayaran, juga tidak perlu membeberkan informasi keuangan perusahaan. Karena itu, pantangan bisnis ini juga dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih pembayaran. 8. Jangan rakus akan pinjaman Dalam sudut pandang keuangan, kaidah bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis ketiga, kemampuan untuk memusatkan pada usaha, dan berlawanan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih pembayaran. Jika pengusaha tidak mengetahui cara agar tetap terfokus, dia akan mudah dipengaruhi oleh bermacam hal yang kelihatannya seperti peluang bisnis yang besar. Dalam semangat yang berlebihan untuk berkembang, dia mungkin ingin mengambil pinjaman yang tidak perlu sehingga terlalu membebani keuangan perusahaan, apalagi jika kredit tersedia dengan mudah. Menggunakan kredit dalam bisnis tidaklah salah, bahkan sudah merupakan cara yang biasa dalam transaksi bisnis. Tantangan sebenarnya dalam menggunakan fasilitas kredit adalah kemampuan untuk menanganinya. Disinilah pentingnya perencanaan dana cair. Karena itu, pengusaha yang mampu menagih pembayaran biasanya menghargai pentingnya perencanaan kas serta dampaknya terhadap operasional perusahaan. Kemungkinan besar, dia akan cenderung lebih bijaksana dalam menggunakan kredit. 9. Jangan terlibat dalam persaingan yang tidak perlu Arti konteks asli dalam aksara China bila digunakan untuk menggambarkan seseorang, maka gambaran yang ditunjukkan adalah orang yang mudah tergoda dam suka melibatkan diri dalam berbagai tindakan. Secara umum melukiskan orang-orang yang suka menjadi pusat perhatian dan mengagungkan kebesaran (pantangan bisnis kedua). Jadi, pantangan bisnis ini berlawanan degnan kaidah bisni ketiga, kemampuan memusatkan pada usaha. Seorang pengusaha yang sangat terfokus tidak akan mudah tergoda dan bergegas ke dalam pertempuran dengan kompetitornya. 10. Jangan melemahkan simpanan dan surplus Kaidah ini sangat berhubungan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih pembayaran. Jika perusahaan mampu menagih dengan tegas, maka perusahaan akan mampu menyimpan lebih banyak, dan menghimpun surplus untuk mengembangkan bisnisnya. Pantangan ini bisa juga dihubungkan dengan kaidah bisnis keduabelas, kemampuan melihat jauh ke depan. Bisnis harus terdorong untuk tumbuh dan bertahan dalam waktu yang panjang. Pengusaha yang berwawasan ke depan akan mengetahui pentingnya membangun surplus agar dapat digunakan saat muncul berbagai peluang bisnis. Surplus juga diperlukan untuk mengatasi masa-masa sulit yang muncul kapan saja, dari waktu ke waktu. 11. Jangan abaikan perubahan keadaan dan kecenderungan usaha Pantangan ini jelas berhubungan dengan kaidah bisnis kesepuluh, kemampuan untuk mendiagnosa peluang dan ancaman. Apabila kecenderungan dan keadaan usaha berubah, pengusaha yang bijak pasti segera menganalisis implikasinya. Apa peluang yang muncul dan ancaman yang harus dihadapi, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Jika terlalu lamban, dia tidak hanya akan kehilangan peluang yang ada, tetapi dia juga bisa ditimpa oleh ancamannya. Kemampuan untuk mengetahui kecenderungan dan keadaan usaha, dalam jangka pendek maupun jangka panjang, merupakan keunggulan pengusaha yang mampu melihat jauh ke depan, seperti yang tergambar dalam kaidah bisnis keduables. Dia mengetahui bahwa agar bisnisnya bertumbuh pesat, perusahaan tidak hanya harus beroperasi dalam lingkungan yang sangat dinamis dan berubah-ubah, tetapi dia juga harus berinteraksi dengan kondisi tersebut. 12. Jangan terlalu mengandalkan produk yang ada Terlalu mengandalkan produk yang ada menunjukkan bahwa Anda beranggapan kecenderungan dan keadaan usaha, termasuk selera dan keinginan konsumen, tidak akan berubah. Sehingga pada saat perubahan tersebut terjadi, perusahaan akan menghadapi stok produk lama yang melimpah, ancaman kadaluwarsa dan ketinggalan jaman. Terlalu percaya akan produk yang ada, juga dapat membuat perusahaan buta akan peluang keuntungan yang bisa didapat dari produk-produk baru yang lebih baik. Yang jelas, salah satu cara menghindari ini adalah dengan menerapkan kaidah bisnis kesembilan, kemampuan unggul dalam pembelian. 16 Pelajaran Bisnis
1. Dalam mengelola usaha diperlukan kerajinan; kemalasan akan menghancurkan
segalanya Pelajaran bisnis ini dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis kelima, kemampuan bersikap tangkas dan dengan mudah menyesuaikan diri, kaidah kesepuluh, kemampuan mendiagnosa peluang dan ancaman, dan kaidah kesebelas, kemampuan menilai dan menjadi contoh. 2. Orang harus dihadapi dengan rasa hormat; perangai pemarah dan sikap yang buruk akan benar-benar menghilangkan penjualan Bisa dikatakan bahwa keduableas pantangan usaha tidak berisi ungkapan yang ada hubungannya dengan kaidah bisnis ketujuh menenai : mengenali, menangani dan menempatan orang. Sebaliknya, pelajaran bisnis kedua ini langsung berhubungan dengan kaidah bisnis kedua, kemampuan menangani orang. 3. Harga produk harus ditampilkan dengan jelas; harga yang disamar akan menyebabkan perdebatan dan perselisihan Pelajaran bisnis ini berhubungan dengan kaidah bisnis keempat, kemampuan untuk mengatur. 4. Rekening harus diperiksa dengan teliti dan dipantau; kecerobohan dan kesilapan akan membuat modal tidak bergerak Pelajaran bisnis ini berhubungan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih pembayaran. 5. Produk harus ditata dan dipajang dengan baik, ketidakrapian akan menimbulkan kesan kadaluwarsa dan rongsokan Seperti pelajaran bisnis ketiga, pelajaran bisnis ini juga berhubungan dengan kaidah bisnis keempat, kemampuan mengatur. 6. Untuk mengabulkan piutang dan mengeluarkan dana diperlukan kebijaksanaan dan perhatian; kecerobohan hanya akan mengakibatkan kerugian dan kelemahan Pelajaran bisnis ini langsung berhubungan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih pembayaran. Cara perusahaan mengabulkan kredit yang diminta nasabahnya, akan mempengaruhi mudah tidaknya proses dalam penagihan. Pelajaran bisnis keenam juga dapat dihubungkan, jika perusahaan memiliki cara kerja yang efektif dalam menyaring pelanggannya (yaitu, mengenal mereka secara mendalam), potensi gagal bayar akan semakin kecil. 7. Pembayaran harus dilakukan pada waktu yang disepakati; penundaan akan menyebabkan hilangnya kepercayaan Pelajaran bisnis ini merupakan kebalikan dari kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih pembayaran. Di satu sisi perusahaan harus berani meminta debitur untuk membayar, namun di sisi lain perusahaan juga harus memiliki sikap bertanggung jawab terhadap krediturnya. Pelajaran bisnis ketujuh ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis keduabelas, kemampuan melihat jauh ke depan. Kepercayaan akan sangat diperlukan jika perusahaan memasuki masa- masa keuangan yang sulit. Namun, kepercayaan perlu dibina secara konsisten dalam waktu yang cukup lama dengan cara mendapatkan kepercayaan para kreditur. Seorang pengusaha yang berpikiran jauh ke depan, pasti bisa memahami pentingnya hal ini. 8. Kejadian yang tidak diharapkan harus dihadapi dengan tanggung jawab; mengabaikannya hanya akan mendatangkan lebih banyak kerugian Pelajaran bisnis ini berhubungan denga kaidah bisnis ketiga, kemampuan memusatkan usaha. Dengan kata lain, bila seseorang telah mendirikan suatu usaha, dia harus tetap menekuninya, dan tidak boleh mudah menyerah. Pelajaran bisnis ini dapat juga dihubungkan dengan dua kaidah bisnis lainnya, yaitu kaidah bisnis kelima, kemampuan bersikap tangkas dan mudah menyesuaikan diri, dan kaidah bisnis kesepuluh, kemampuan mendiagnosa peluang dan ancaman. 9. Sumberdaya harus digunakan secara cermat; pemborosan akan mengikis kekayaan Pelajaran bisnis ini ada hubungannya dengan kaidah bisnis kesebelas, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh. Seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh moral melalui gaya hidupnya dan bagaimana dia mengelola sumber daya perusahaan. Jika dia bersifat serampangan, maka harta perusahaan akan dikelola bagaikan usaha untung-untungan. Pelajaran bisnis ini, dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis ketiga, kemampuan memusatkan usaha, dan kaidah keduabelas, kemampuan melihat jauh ke depan. Jika bisnis perusahaan dipusatkan dengan baik, kecil sekali kemungkinan penggunaan dana untuk hal yang tidak perlu dan tidak membantu meningkatkan kompetensi dan daya saing. Demikian juga bila pemimpin perusahaan mampu melihat jauh ke depan, mereka akan mengetahui bagaimana menggunakan sumber daya dengan lebih hemat dan menumbuh-kembangkan bisnis. 10. Penjualan harus dilakukan setiap saat; penundaan akan menyebabkan hilangnya peluang Pelajaran bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis kesepuluh, kemampuan mendiagnosa peluang dan ancaman, dan kaidah bisnis kelima, kemampuan bersikap tangkas daan mudah menyesuaikan diri. Tidak bisa disangkal bahwa bisnis adalah usaha memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman sehingga bisa menghasilakan uang dan uang. Untuk mencapainya, pengusaha haruslah tangkas dan mudah menyesuaikan diri sehingga dapat memberikan respons dengan cepat dan efektif. 11. Orang yang berhutang harus benar-benar dicermati; member pinjaman tanpa seleksi akan mengakibatkan pengikisan modal Pelajaran bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis pertama, kemampuan mengenali orang. Pada dasarnya dalam menjalankan bisnisnya pengusaha China sangat bergantung pada guangxi (hubungan/relasi), sebab itu mengenal baik pelanggannya sebelum mengabulkan pemberian kredit menjadi sangat penting; jika tidak mereka akan terbebani oleh utang yang tidak tertagih. Tak hanya itu, kekuatan-kekuatan perusahaan juga akan berpengaruh. 12. Yang baik dan buruk harus dapat dibedakan dengan jelas, kelalaian akan menyebabkan kekacauan dan kebingungan Pelajaran bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis kedelapan, kemampuan berbicara. Untuk dapat berbicara dengan baikm orang harus mempunyai pikiran jernih yang mampu memisahkan kambing dari domba dan mampu memberikan alasan degnan cara yang paling mudah dimengerti. Pelajaran bisnis keduabelas dapat juga diterapkan pada kaidah bisnis kesembilan, kemampuan unggul dalam pembelian. Pada saat membeli, orang harus mengetahui barang mana yang nantinya akan laku. Jika tidak, perusahaan bisa menumpuk terlalu banyak barang dan produk tidak terjual yang akhirnya menjadi kadaluwarsa. 13. Karyawan harus jujur dan tulus; karyawan yang licik dan tidak jujur akan menyusahkan pemimpin Pelajaran bisnis ini hampir sama dengan kaidah bisnis ketujuh, kemampuan menempatkan orang; dapat pula dihubungkan dengan kaidah bisnis pertama, kemampuan mengenali orang. Pemimpin perlu tahu bagaimana memilih karyawan yang tepat tidak akan terlalu ditimbuni berbagai masalah yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia. 14. Barang-barang harus diteliti dengan baik; membeli dengan serampangan dan tidak hati-hati akan menyebabkan harga menjadi turun Pelajaran bisnis ini jelas memiliki hubungan dengan kaidah bisnis kesembilan, kemampuan unggul dalam pembelian. 15. Masalah keuangan harus diatur dengan bijaksana, kecerobohan akan menyebabkan masalah dan kesusahan Pelajaran bisnis ini berhubungan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih pembayaran. Kemampuan mengutip pembayaran baru merupakan salah satu bagian dari manajemen keuangan yang seimbang, sedangkan bagian lainnya adalah belajar mengendalikan dana secara bijaksana. 16. Pemimpin harus mantap dan tenang; kesembronoan dan ketergesa-gesaan akan menyebabkan kesilapan dan kesalahan Pelajaran bisnis ini berhubungan dengan kaidah bisnis kesebelas, kemampuan untuk memulai dan menjadi teladan.
Pendekatan sederhana untuk pengelolaan uang dalam berinvestasi: Cara menggunakan teknik dan strategi manajemen uang untuk meningkatkan trading online Anda