Anda di halaman 1dari 8

TAO ZHU GONG

THE ART OF TRADE


12 Kaidah Emas Keberhasilan Bisnis Tao Zhu Gong

1. Kemampuan mengenali orang :


Mengetahui sifat orang akan menjamin kemantapan keuangan Anda.
2. Kemampuan menangani orang :
Memperlakukan orang dengan rasa hormat akan membuat Anda diterima di kalangan luas
dan membuat usaha berkembang.
3. Kemampuan memusatkan kepada bisnis :
Mengabaikan yang lama untuk mendapatkan yang baru merupakan kutukan dalam dunia
usaha.
4. Kemampuan mengatur :
Bila produk ditampilkan dengan baik dia akan menarik perhatian banyak orang.
5. Kemampuan bersifat tangkas dan mudah menyesuaikan diri :
Keenganan dan keraguan akan menghasilkan kesia-siaan.
6. Kemampuan menagih pembayaran :
Rajin dan rewel akan memberikan keuntungan lebih bagi perusahaan.
7. Kemampuan mempekerjakan dan menempatkan sumber daya manusia :
Memilih orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat akan menjamin bahwa orang tersebut
dapat dipercaya dan diandalkan.
8. Kemampuan berbicara :
Kepandaian berbicara bisa mendatangkan keberuntungan dan memberikan pencerahan
kepada orang lain.
9. Kemampuan unggul dalam pembelian :
Dalam pembelian, menawar sampai setiap ons-nya tidak akan mengurangi modal Anda.
10. Kemampuan mendiagnosa dan menyambar peluang serta melawan ancaman :
Praktek usaha yang bijaksana membutuhkan kemampuan untuk menjual dan menyimpan
pada waktu yang tepat.
11. Kemampuan memilai dan menjadi contoh :
Persahabatan dan kepercayaan akan muncul secara alami jika disiplin dan standar yang tinggi
ditegakkan.
12. Kemampuan melihat jauh ke depan :
Kapan harus mencari lebih banyak, mengencangkan atau mengendurkan, tergantung pada
keadaan.
12 Pantangan Bisnis

1. Jangan lamur dan berpandangan sempit


Pantangan bisnis ini dapat dengan mudah dikontraskan dengan kaidah bisnis ke 12, yaitu
kemampuan melihat jauh ke depan. Agar menjadi orang yang berpandangan jauh ke depan,
orang harus memiliki cara pandang yang luas dan mampu menganalisa serta menghargai
sesuatu secara keseluruhan. Sebaliknya orang yang lamur dan berpikiran sempit akan
mencemaskan hal-hal yang kecil. Dia tidak mungkin memiliki cara pandang seperti
helicopter yang sangat diperlukan orang untuk melihat jauh dan membangun perspektif
jangka panjang.
2. Jangan terlalu mengagungkan kebesaran
Pantangan ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis ketiga, yaitu kemampuan
memusatkan pada bisnis. Orang yang terlalu mengagungkan kebesaran cenderung mudah
digoyahkan. Dia akan cenderung didikte oleh kejadian dan perubahan-perubahan, bukan
mengendalikannya. Akibatnya, bisnisnya pasti kehilangan fokus, sehingga tidak mungkin dia
membangun kompetisi inti perusahaannya.
3. Jangan ragu-ragu
Pantangan bisnis ini dengan mudah dapat di kontraskan dengan kaidah bisnis kelima, yaitu
kemampuan bersikap tangkas dan menyesuaikan diri, dan kaidah kesepuluh yaitu
kemampuan mendiagnosa, menyambar peluang dan melawan ancaman. Apabila orang ragu-
ragu, dia tidak akan mungkin menangkap peluang walaupun sudah di depan mata. Disamping
itu, dia juga tidak akan mampu menanggapi ancaman yang cepat. Untuk mengambil
keuntungan dari peluang yang ada dan untuk menyikapi ancaman dengan efektif, orang harus
tangkas dan mudah menyesuaikan diri.
4. Jangan malas
Ini merupakan pantangan bisnis yang cakupannya cukup luas, dapat dihubungkan dengan
berbagai kaidah bisnis, misalnya dengan kaidah bisnis keempat, kemampuan mengatur.
Organisasi yang efektif memerlukan kerja keras dan usaha. Kemalasan tentu menjadi
penghalang. Bermalas-malasan juga berlawanan dengan kaidah bisnis kelima. Kemampuan
bersikap tangkas dan mudah menyesuaikan diri. Orang yang malas juga tidak akan mau
menghabiskan waktu dan usaha untuk mendiagnosa peluang dan ancaman yang muncul di
lingkungannya yang merupakan kaidah bisni kesepuluh. Terakhir, kemalasan juga
dikontraskan dengan kaidah kesebelas, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh.
Tidak diragukan lagi, untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, kerja keras dan jiwa
kepemimpinan yang patut dijadikan teladan merupakan kualitas yang penting. Tidak ada
ruang untuk diam berpangku-tangan.
5. Jangan keras kepala
Keras kepala menunjukkan ketidakluwesan, ketidakmauan untuk berubah dan menyesuaikan
diri. Karena itu, pantangan bisnis ini dapat dikontraskan dengan kaidah bisnis kelima yaitu
kemampuan bersikap tangkas dan mudah menyesuaikan diri, dan kaidah bisnis kesepuluh,
kemampuan mendiagnosa peluang dan ancaman. Orang yang keras kepala tidak akan
mungkin mengenali peluang dan ancaman yang akan datang, apalagi untuk mengambil
tindakan pencegahan. Dari sudut pandang lain, orang yang keras kepala juga tidak mungkin
menjadi pemimpin yang baik. Karena itu, pantangan bisnis kelima ini, seperti pantangan
bisnis sebelumnya, juga dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis ke sebelas, kemampuan
untuk menilai dan menjadi contoh.
6. Jangan terlalu suka berdebat
Pantangan bisnis ke enam ini dengan mudah dapat digunakan untuk mendukung kaidah
bisnis kedelapan, kemampuan berbicara. Seorang pengusaha memang perlu memiliki
kepandaian berbicara agar dapat memenangkan perdebatan, adu pendapat dan kesepakatan
bisnis. Tetapi jika dia terlalu suka berdebat, hasilnya akan berbeda. Terutama, apabila dia
bersikukuh mempertahankan pendapat dan pandangan pribadinya, tanpa didasari fakta dan
bukti nyata. Hal seperti ini bisa membuat teman-teman, pelanggan serta kontrak bisnisnya
menjauh. Seorang yang terlalu suka berdebat mudah disalahmengerti sebagai orang yang
kasar, tidak sopan, dan tidak berperasaan. Ini semua merupakan faktor negative yang dapat
mempengaruhi hubungan bisnis. Pada akhirnya, perlu dicamkan bahwa seseorang tidak harus
selalu memenangkan perdebatan. Sebaliknya, orang harus belajar kapan harus menang dan
kapan harus mundur dengan keanggunan.
7. Jangan mudah membuka diri
Ada berbagai cara untuk menafsirkan apa yang dimaksud dengan mudah membuka diri.
Dalam mengelola bisnis, orang tidak boleh mengembangkannya dengan serampangan karena
hal itu dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan, dan membuat perusahaan kehilangan
fokus terhadap inti bisnisnya. Dilihat dari perspektif diatas, pantangan bisnis ini dapat
dihubungkan dengan kaidah bisnis ketiga, kemampuan memusatkan usaha. Dari sudut
pandang keuangan, pada bagian akuntansi penagihan, tidak perlu memberikan posisi
simpatik perusahaan terhadap keterlambatan pembayaran, juga tidak perlu membeberkan
informasi keuangan perusahaan. Karena itu, pantangan bisnis ini juga dapat dihubungkan
dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih pembayaran.
8. Jangan rakus akan pinjaman
Dalam sudut pandang keuangan, kaidah bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis
ketiga, kemampuan untuk memusatkan pada usaha, dan berlawanan dengan kaidah bisnis
keenam, kemampuan menagih pembayaran. Jika pengusaha tidak mengetahui cara agar tetap
terfokus, dia akan mudah dipengaruhi oleh bermacam hal yang kelihatannya seperti peluang
bisnis yang besar. Dalam semangat yang berlebihan untuk berkembang, dia mungkin ingin
mengambil pinjaman yang tidak perlu sehingga terlalu membebani keuangan perusahaan,
apalagi jika kredit tersedia dengan mudah. Menggunakan kredit dalam bisnis tidaklah salah,
bahkan sudah merupakan cara yang biasa dalam transaksi bisnis. Tantangan sebenarnya
dalam menggunakan fasilitas kredit adalah kemampuan untuk menanganinya. Disinilah
pentingnya perencanaan dana cair. Karena itu, pengusaha yang mampu menagih pembayaran
biasanya menghargai pentingnya perencanaan kas serta dampaknya terhadap operasional
perusahaan. Kemungkinan besar, dia akan cenderung lebih bijaksana dalam menggunakan
kredit.
9. Jangan terlibat dalam persaingan yang tidak perlu
Arti konteks asli dalam aksara China bila digunakan untuk menggambarkan seseorang, maka
gambaran yang ditunjukkan adalah orang yang mudah tergoda dam suka melibatkan diri
dalam berbagai tindakan. Secara umum melukiskan orang-orang yang suka menjadi pusat
perhatian dan mengagungkan kebesaran (pantangan bisnis kedua). Jadi, pantangan bisnis ini
berlawanan degnan kaidah bisni ketiga, kemampuan memusatkan pada usaha. Seorang
pengusaha yang sangat terfokus tidak akan mudah tergoda dan bergegas ke dalam
pertempuran dengan kompetitornya.
10. Jangan melemahkan simpanan dan surplus
Kaidah ini sangat berhubungan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih
pembayaran. Jika perusahaan mampu menagih dengan tegas, maka perusahaan akan mampu
menyimpan lebih banyak, dan menghimpun surplus untuk mengembangkan bisnisnya.
Pantangan ini bisa juga dihubungkan dengan kaidah bisnis keduabelas, kemampuan melihat
jauh ke depan. Bisnis harus terdorong untuk tumbuh dan bertahan dalam waktu yang
panjang. Pengusaha yang berwawasan ke depan akan mengetahui pentingnya membangun
surplus agar dapat digunakan saat muncul berbagai peluang bisnis. Surplus juga diperlukan
untuk mengatasi masa-masa sulit yang muncul kapan saja, dari waktu ke waktu.
11. Jangan abaikan perubahan keadaan dan kecenderungan usaha
Pantangan ini jelas berhubungan dengan kaidah bisnis kesepuluh, kemampuan untuk
mendiagnosa peluang dan ancaman. Apabila kecenderungan dan keadaan usaha berubah,
pengusaha yang bijak pasti segera menganalisis implikasinya. Apa peluang yang muncul dan
ancaman yang harus dihadapi, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Jika terlalu
lamban, dia tidak hanya akan kehilangan peluang yang ada, tetapi dia juga bisa ditimpa oleh
ancamannya. Kemampuan untuk mengetahui kecenderungan dan keadaan usaha, dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, merupakan keunggulan pengusaha yang mampu
melihat jauh ke depan, seperti yang tergambar dalam kaidah bisnis keduables. Dia
mengetahui bahwa agar bisnisnya bertumbuh pesat, perusahaan tidak hanya harus beroperasi
dalam lingkungan yang sangat dinamis dan berubah-ubah, tetapi dia juga harus berinteraksi
dengan kondisi tersebut.
12. Jangan terlalu mengandalkan produk yang ada
Terlalu mengandalkan produk yang ada menunjukkan bahwa Anda beranggapan
kecenderungan dan keadaan usaha, termasuk selera dan keinginan konsumen, tidak akan
berubah. Sehingga pada saat perubahan tersebut terjadi, perusahaan akan menghadapi stok
produk lama yang melimpah, ancaman kadaluwarsa dan ketinggalan jaman. Terlalu percaya
akan produk yang ada, juga dapat membuat perusahaan buta akan peluang keuntungan yang
bisa didapat dari produk-produk baru yang lebih baik. Yang jelas, salah satu cara
menghindari ini adalah dengan menerapkan kaidah bisnis kesembilan, kemampuan unggul
dalam pembelian.
16 Pelajaran Bisnis

1. Dalam mengelola usaha diperlukan kerajinan; kemalasan akan menghancurkan


segalanya
Pelajaran bisnis ini dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis kelima, kemampuan bersikap
tangkas dan dengan mudah menyesuaikan diri, kaidah kesepuluh, kemampuan mendiagnosa
peluang dan ancaman, dan kaidah kesebelas, kemampuan menilai dan menjadi contoh.
2. Orang harus dihadapi dengan rasa hormat; perangai pemarah dan sikap yang buruk
akan benar-benar menghilangkan penjualan
Bisa dikatakan bahwa keduableas pantangan usaha tidak berisi ungkapan yang ada
hubungannya dengan kaidah bisnis ketujuh menenai : mengenali, menangani dan
menempatan orang. Sebaliknya, pelajaran bisnis kedua ini langsung berhubungan dengan
kaidah bisnis kedua, kemampuan menangani orang.
3. Harga produk harus ditampilkan dengan jelas; harga yang disamar akan
menyebabkan perdebatan dan perselisihan
Pelajaran bisnis ini berhubungan dengan kaidah bisnis keempat, kemampuan untuk
mengatur.
4. Rekening harus diperiksa dengan teliti dan dipantau; kecerobohan dan kesilapan akan
membuat modal tidak bergerak
Pelajaran bisnis ini berhubungan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih
pembayaran.
5. Produk harus ditata dan dipajang dengan baik, ketidakrapian akan menimbulkan
kesan kadaluwarsa dan rongsokan
Seperti pelajaran bisnis ketiga, pelajaran bisnis ini juga berhubungan dengan kaidah bisnis
keempat, kemampuan mengatur.
6. Untuk mengabulkan piutang dan mengeluarkan dana diperlukan kebijaksanaan dan
perhatian; kecerobohan hanya akan mengakibatkan kerugian dan kelemahan
Pelajaran bisnis ini langsung berhubungan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan
menagih pembayaran. Cara perusahaan mengabulkan kredit yang diminta nasabahnya, akan
mempengaruhi mudah tidaknya proses dalam penagihan. Pelajaran bisnis keenam juga dapat
dihubungkan, jika perusahaan memiliki cara kerja yang efektif dalam menyaring
pelanggannya (yaitu, mengenal mereka secara mendalam), potensi gagal bayar akan semakin
kecil.
7. Pembayaran harus dilakukan pada waktu yang disepakati; penundaan akan
menyebabkan hilangnya kepercayaan
Pelajaran bisnis ini merupakan kebalikan dari kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih
pembayaran. Di satu sisi perusahaan harus berani meminta debitur untuk membayar, namun
di sisi lain perusahaan juga harus memiliki sikap bertanggung jawab terhadap krediturnya.
Pelajaran bisnis ketujuh ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis keduabelas, kemampuan
melihat jauh ke depan. Kepercayaan akan sangat diperlukan jika perusahaan memasuki masa-
masa keuangan yang sulit. Namun, kepercayaan perlu dibina secara konsisten dalam waktu
yang cukup lama dengan cara mendapatkan kepercayaan para kreditur. Seorang pengusaha
yang berpikiran jauh ke depan, pasti bisa memahami pentingnya hal ini.
8. Kejadian yang tidak diharapkan harus dihadapi dengan tanggung jawab;
mengabaikannya hanya akan mendatangkan lebih banyak kerugian
Pelajaran bisnis ini berhubungan denga kaidah bisnis ketiga, kemampuan memusatkan usaha.
Dengan kata lain, bila seseorang telah mendirikan suatu usaha, dia harus tetap menekuninya,
dan tidak boleh mudah menyerah. Pelajaran bisnis ini dapat juga dihubungkan dengan dua
kaidah bisnis lainnya, yaitu kaidah bisnis kelima, kemampuan bersikap tangkas dan mudah
menyesuaikan diri, dan kaidah bisnis kesepuluh, kemampuan mendiagnosa peluang dan
ancaman.
9. Sumberdaya harus digunakan secara cermat; pemborosan akan mengikis kekayaan
Pelajaran bisnis ini ada hubungannya dengan kaidah bisnis kesebelas, kemampuan untuk
memulai dan menjadi contoh. Seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh moral melalui
gaya hidupnya dan bagaimana dia mengelola sumber daya perusahaan. Jika dia bersifat
serampangan, maka harta perusahaan akan dikelola bagaikan usaha untung-untungan.
Pelajaran bisnis ini, dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis ketiga, kemampuan
memusatkan usaha, dan kaidah keduabelas, kemampuan melihat jauh ke depan. Jika bisnis
perusahaan dipusatkan dengan baik, kecil sekali kemungkinan penggunaan dana untuk hal
yang tidak perlu dan tidak membantu meningkatkan kompetensi dan daya saing. Demikian
juga bila pemimpin perusahaan mampu melihat jauh ke depan, mereka akan mengetahui
bagaimana menggunakan sumber daya dengan lebih hemat dan menumbuh-kembangkan
bisnis.
10. Penjualan harus dilakukan setiap saat; penundaan akan menyebabkan hilangnya
peluang
Pelajaran bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis kesepuluh, kemampuan
mendiagnosa peluang dan ancaman, dan kaidah bisnis kelima, kemampuan bersikap tangkas
daan mudah menyesuaikan diri. Tidak bisa disangkal bahwa bisnis adalah usaha
memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman sehingga bisa menghasilakan uang dan
uang. Untuk mencapainya, pengusaha haruslah tangkas dan mudah menyesuaikan diri
sehingga dapat memberikan respons dengan cepat dan efektif.
11. Orang yang berhutang harus benar-benar dicermati; member pinjaman tanpa seleksi
akan mengakibatkan pengikisan modal
Pelajaran bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis pertama, kemampuan mengenali
orang. Pada dasarnya dalam menjalankan bisnisnya pengusaha China sangat bergantung pada
guangxi (hubungan/relasi), sebab itu mengenal baik pelanggannya sebelum mengabulkan
pemberian kredit menjadi sangat penting; jika tidak mereka akan terbebani oleh utang yang
tidak tertagih. Tak hanya itu, kekuatan-kekuatan perusahaan juga akan berpengaruh.
12. Yang baik dan buruk harus dapat dibedakan dengan jelas, kelalaian akan
menyebabkan kekacauan dan kebingungan
Pelajaran bisnis ini dapat dihubungkan dengan kaidah bisnis kedelapan, kemampuan
berbicara. Untuk dapat berbicara dengan baikm orang harus mempunyai pikiran jernih yang
mampu memisahkan kambing dari domba dan mampu memberikan alasan degnan cara
yang paling mudah dimengerti. Pelajaran bisnis keduabelas dapat juga diterapkan pada
kaidah bisnis kesembilan, kemampuan unggul dalam pembelian. Pada saat membeli, orang
harus mengetahui barang mana yang nantinya akan laku. Jika tidak, perusahaan bisa
menumpuk terlalu banyak barang dan produk tidak terjual yang akhirnya menjadi
kadaluwarsa.
13. Karyawan harus jujur dan tulus; karyawan yang licik dan tidak jujur akan
menyusahkan pemimpin
Pelajaran bisnis ini hampir sama dengan kaidah bisnis ketujuh, kemampuan menempatkan
orang; dapat pula dihubungkan dengan kaidah bisnis pertama, kemampuan mengenali orang.
Pemimpin perlu tahu bagaimana memilih karyawan yang tepat tidak akan terlalu ditimbuni
berbagai masalah yang berhubungan dengan manajemen sumber daya manusia.
14. Barang-barang harus diteliti dengan baik; membeli dengan serampangan dan tidak
hati-hati akan menyebabkan harga menjadi turun
Pelajaran bisnis ini jelas memiliki hubungan dengan kaidah bisnis kesembilan, kemampuan
unggul dalam pembelian.
15. Masalah keuangan harus diatur dengan bijaksana, kecerobohan akan menyebabkan
masalah dan kesusahan
Pelajaran bisnis ini berhubungan dengan kaidah bisnis keenam, kemampuan menagih
pembayaran. Kemampuan mengutip pembayaran baru merupakan salah satu bagian dari
manajemen keuangan yang seimbang, sedangkan bagian lainnya adalah belajar
mengendalikan dana secara bijaksana.
16. Pemimpin harus mantap dan tenang; kesembronoan dan ketergesa-gesaan akan
menyebabkan kesilapan dan kesalahan
Pelajaran bisnis ini berhubungan dengan kaidah bisnis kesebelas, kemampuan untuk memulai
dan menjadi teladan.

Anda mungkin juga menyukai