Anda di halaman 1dari 21

Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Dalam Menetapkan Harga Jual Air Minum Dalam

Kemasan Pada PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara

Ira Marsalina (ierha_akt08@yahoo.co.id)


Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Nurita Affan
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Raden Priyo Utomo


Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penentuan harga pokok produksi dan penetapan harga jual air
minum dalam kemasan sudah sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya. Selain itu untuk mengetahui
pengaruhnya penentuan harga pokok produksi terhadap menetapkan harga jual. Pokok Permasalahan dalam
penelitian ini adalah apakah penentuan harga pokok produksi dan penetapan harga jual air minum dalam
kemasan pada PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara telah sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya. Hasil
penelitian dan analisis dapat diketahui bahwa harga pokok produksi menurut AMDK Tuah Bumi untuk kemasan
gelas sebesar Rp12.391 /Dos, kemasan botol 330 ml sebesar Rp26.832 /Dos, dan untuk air isi ulang galon
sebesar Rp3.217 /Galon. Sedangkan menurut perhitungan akuntansi biaya untuk kemasan gelas sebesar
Rp20.462 /Dos, kemasan botoll 330 ml sebesar Rp39.632 /Dos, dan untuk air isi ulang galon sebesar Rp7.674
/Galon. Penetapan harga jual menurut AMDK Tuah Bumi untuk kemasan gelas sebesar Rp16.000 /Dos, kemasan
botol 330 ml sebesar Rp31.000 /Dos, dan untuk air isi ulang galon sebesar Rp6.000 /Galon. Sedangkan menurut
perhitungan akuntansi biaya untuk kemasan gelas sebesar Rp21.500 /Dos, kemasan botol 330 ml sebesar
Rp41.600 /Dos, dan untuk air isi ulang galon Rp8.000 /Galon. Terdapat produk rusak yaitu harga pokok produk
rusak gelas sebesar Rp304.712,28 sedangkan harga pokok produk rusak botol 330ml sebesar Rp32.788,10 dan
harga pokok produk rusak galon sebesar Rp571.396,50. Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penentuan
harga pokok produksi dan penetapan harga jual air minum dalam kemasan pada PDAM Tirta Mahakam Kutai
Kartanegara masih belum sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya..

Kata kunci: Harga pokok produksi dan harga jual.

Abstract

This study aims to determine the method of determining the cost of production and selling price determination
bottled water if it is in accordance with the calculation of cost accounting. In addition to knowing the effect of
determining the cost of production to the sale price. Principal issue in this study is whether the determination of
the cost of production and sale pricing of bottled drinking water in PDAM Tirta Mahakam aquatic mammal has
been in accordance with the calculation of cost accounting. Results of research and analysis can be seen that the
cost of production by AMDK Tuah Bumi for glass packaging for Rp12.391 /Pack, 330 ml bottles of Rp26.832
/Pack, and to refill water gallons for Rp3.217 /gallon. While according to the calculations of cost accounting for
glass packaging for Rp20.462 /Pack, 330 ml bottles of Rp39.632 /Pack, and for water refills for Rp7.674 /Gallon.
Determining the selling price by AMDK Tuah Bumi for glass packaging for Rp16.000 /Pack, 330 ml bottles of
Rp31.000 /Pack, and for water refills for Rp6.000 /Gallon. While according to the calculations of cost
accounting for glass packaging for Rp21.500 /Pack, 330 ml bottles of Rp41.600 /Pack, and for water refills for
Rp8.000 /Gallon. There is a defective product that is the cost of broken glass products for Rp304.712, 28 while
the cost of defective products 330ml bottle of Rp32.788, 10 and the cost of a gallon of defective products
Rp571.396, 50. The results of this study it can be concluded that the determination of the cost of production and
sale pricing of bottled drinking water in PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara still not in accordance with
the calculation of cost accounting.

Key Words: Cost of Production and Selling Prices


I. Pendahuluan

1
A. Latar Belakang
Sekarang ini industri air mineral di Indonesia masih sangat berprospek seiring dengan
beralihnya kebiasaan masyarakat Indonesia yang semula mengolah air sendiri menjadi beralih
dengan mengkonsumsi air minum dalam kemasan yang dipandang lebih praktis dan sehat.
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan air minum termasuk kebutuhan
primer menjadikan industri pengolahan air mineral sangat prospektif di Indonesia.
Sebagai perusahaan industri tentunya perhitungan harga pokok produksi menjadi
sangat penting. Perhitungan harga pokok produksi selain digunakan sebagai dasar penentuan
tingkat laba, penilaian efisiensi usaha, juga pengalokasian harga pokok produksi yang tepat
akan membantu perusahaan dalam menetapkan harga pokok penjualan yang tepat pula.
Di Kabupaten Kutai Kartanegara khususnya di Kota Tenggarong, pada saat ini
perkembangan dunia usaha semakin pesat dengan lahirnya beberapa perusahaan kecil maupun
perusahaan besar yang telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan perekonomian
yang sangat kompleksional. Hal itu dipengaruhi oleh kebutuhan penduduk yang semakin
meningkat. Para kompetitor sudah bukan merupakan halangan atau hambatan dalam usaha
dimana usaha yang dijalankan memiliki wadah tersendiri dengan segmentasi pasar yang
sesuai.
Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang
optimal. Hal ini tidaklah mengherankan karena dengan laba suatu perusahaan dapat
mempertahankan hidupnya dan memperluas usahanya. Selain itu keberhasilan suatu
perusahaan sering kali dinilai dari tingkat laba yang dihasilkan. Untuk menghasilkan laba,
suatu perusahaan dapat melakukan dua cara.
Cara pertama dengan menaikan harga jual. Tindakan ini memang dapat meningkatkan
laba, namun dalam kondisi persaingan yang semakin ketat ini,perusahaan tidak mudah untuk
menaikan harga jual karena dapat menyebabkan konsumen lari ke produk pesaing yang
memiliki harga yang lebih murah dengan kualitas produk yang sama.
Cara kedua adalah dengan menekan biaya produksi secara efisien dan mengendalikan
komponen biaya-biayanya sehingga biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal
mungkin. Biaya produksi yang tidak terkendali akan menyebabkan harga pokok terlalu tinggi,
yang selanjutnya akan menurunkan daya saing produk dan akhirnya dapat menurunkan laba.
Untuk itu biaya produksi harus dicatat dengan baik dan dihitung dengan benar sehingga dapat
menghasilkan harga pokok produk yang tepat. Dengan demikian perusahaan dapat
menetapkan harga jual yang kompetitif, yang dapat mengoptimalkan laba sekaligus
memenuhi tuntutan konsumen.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mahakam Kutai Kartanegara adalah
salah satu Perusahaan Daerah Milik Pemerintah Kutai Kartanegara yang bergerak dalam
bidang pelayanan umum, yaitu menyediakan air bersih yang memenuhi standar kesehatan
bagi masyarakat Kutai Kartanegara. Selain menyediakan air bersih kesetiap masyarakat Kutai
Kartanegara PDAM Tirta Mahakam juga mempunyai unit usaha memproduksi air minum
dalam kemasan dengan merk Tuah Bumi. Air minum dalam kemasan Tuah Bumi ini diolah
berasal dari sumber mata air alami pedalaman Teluk Dalam daerah Pal 2 Kutai Kartanegara
yang bebas dari pencemaran dan diproses dengan tekhnologi modern tanpa bahan kimia
dengan system filtarasi, ultraviolet (UV) dan ozonisasi (O3) dengan beberapa tahap pengujian
sesuai standar yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan air minum yang higenis dan
segar.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Tuah Bumi merupakan anak perusahaan
PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara, awalnya pada tahun 2003 memproduksi air minum
dalam kemasan hanya untuk seluruh karyawan lingkungan perusahaan saja, setelah pada
tanggal 30 juni 2004, berdasarkan Ijin Departemen Kesehatan Kalimantan Timur dengan
Nomor : 249109001338 dan SNI dengan Nomor 01-355-1996 PDAM Tirta Mahakam Kutai

2
Kartanegara dapat memproduksi dan menjual air minum dalam kemasan untuk masyarakat
Kutai Kartanegara.
Dalam penelitian ini kemasan yang akan peneliti bahas dan ditentukan harga pokok
produksi dan penetapan harga jualnya adalah kemasan dalam gelas plastik 220 ml, botol 330
ml dan galon 19 liter. Karena data yang diperoleh dari perusahaan untuk bulan desember 2011
kemasan dalam botol 600 ml tidak diproduksi.
Dalam satu hari PDAM Tirta Mahakam dapat memproduksi air minum dalam
kemasan galon Tuah Bumi sebanyak 300-400 galon yang melayani beberapa masyarakat,
kantor dan perusahaan-perusahaan yang memang sudah berlangganan. Untuk yang sudah
berlangganan hanya mengisi ulang galon pelanggan bila sudah habis. Sedangkan dalam
kemasan gelas tidak menentu setiap hari dapat memproduksi karena dalam kemasan gelas
akan memproduksi bila persediaan yang ada hampir habis. Begitupun dalam kemasan botol
tidak menentu tiap hari dapat memproduksi air minum dalam kemasan.
PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara memproduksi air minum dalam kemasan
dengan berbagai ukuran seperti dalam gelas plastik 220 ml air, dalam botol ada 330 ml air dan
600 ml air, dan dalam galon 19 Liter air. Dengan harga jual untuk kemasan gelas plastik 220
ml harganya Rp16.000/Dos dengan isi 48 gelas, kemasan botol untuk 330 ml dengan harga
Rp31.000/Dos dengan isi 24 botol dan kemasan botol untuk 600 ml harga Rp40.000/Dos
dengan isi 24 botol, sedangkan dalam kemasan galon 19 liter air dijual dengan harga
Rp50.000/Galon, tetapi bagi pelanggan yang sudah berlangganan hanya mengisi ulang air
dengan harga Rp6.000/Galon. Sedangkan harga jual air minum dalam kemasan merk lain
sebagai contohnya air kemasan dalam gelas yang diproduksi didaerah yang sama menetapkan
harga jual dipasar sekarang ini sebesar Rp20.000/Dos, sedangkan air kemasan dalam gelas
yang diproduksi diluar daerah dan menjualnya untuk dikonsumsi didalam daerah sebesar
Rp32.000/Dos.
Maka dari itu sejak awal berdirinya, perusahaan ini dituntut untuk selalu mampu
menghasilkan keluaran berupa air minum dalam kemasan dan mampu menghasilkan laba
secara maksimal atau meningkat dari tiap-tiap periode akuntansinya. Salah satu usaha yang
dilakukan oleh pimpinan usaha air minum dalam kemasan Tuah Bumi dalam rangka
menghadapi kompetitor dan untuk meningkatkan penjualannya adalah dengan menetapkan
harga jual air minum dalam kemasan yang sesuai dengan kualitas produknya. Tetapi dengan
harga jual yang jauh berbeda dengan para pesaing tersebut perusahaan harus menghitung dan
meninjau kembali harga jual yang ditetapkan.
Perusahaan AMDK Tuah Bumi dalam menentukan harga pokok produksi dan
penetapan harga jual masih belum menghitung secara teliti. Dalam menetapkan harga jual
AMDK Tuah Bumi juga masih belum sesuai, perusahaan menetapkan harga jual berdasarkan
dengan keputusan manajemen.
Dalam prosesnya produksinya perusahaan akan mengeluarkan biaya-biaya dari mulai
pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya-biaya tersebut
dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan
biaya yang dikeluarkan dalam proses pengambilan air hingga pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan seperti kegiatan pemasaran dan administrasi umum. Biaya produksi membentuk
harga pokok produksi dan digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga jual produk. Oleh
karena itu perhitungan harga pokok produksi sangat penting karena mempengaruhi dalam
menentukan harga jual produk yang dihasilkan. Perhitungan harga pokok produksi yang tidak
tepat akan menghasilkan harga jual yang tidak tepat pula. Penentuan harga jual yang tidak
tepat akan berakibat fatal bagi perusahaan karena akan mengakibatkan harga jual terlalu
tinggi ataupun terlalu rendah.

3
Dengan sangat pentingnya perhitungan harga pokok produksi dan penetapan harga
jual yang tepat, maka skripsi akan membahas permasalahan tersebut dengan judul Analisis
Penentuan Harga Pokok Produksi Dalam Menetapkan Harga Jual Air Minum Dalam Kemasan
Pada PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian fenomena pada latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini masalah
yang dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah penentuan harga pokok produksi dan penetapan harga jual air minum
dalam kemasan pada PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara telah sesuai
dengan perhitungan akuntansi biaya?

C. Tujuan
Dari uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi air minum dalam kemasan
sudah sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya.
2) Untuk mengetahui apakah dalam menetapkan harga jual air minum dalam kemasan
sudah sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya.
3) Untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi dan pengaruhnya dalam
menetapkan harga jual.

II. Tinjauan Teoritis


A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan referensi dan rujukan terhadap analisis hasil penelitian ini, maka
diperlukan beberapa peneliti terdahulu diantaranya oleh Risma Catharina Rahmawaty Sirait
(2007), dengan menganalisis perhitungan harga pokok produksi dan penentuan harga jual
produk pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan dan memperoleh hasil bahwa
perhitungan harga pokok produksi dan penentuan harga jual produk Coca Cola telah efektif
dan efisien.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Marini Sofia Ratag (2011), dengan
memperhitungkan harga pokok produksi roti menurut teori akuntansi secara benar dan akurat
pada DRek Mini Bakery berdasarkan metode harga pokok proses, serta penentuan harga jual
yang sesuai berdasarkan cost plus approach dengan metode konsep biaya total dan
memperoleh hasil bahwa harga pokok produk roti isi coklat pisang ternyata berada diatas
harga jual roti tersebut.
Berdasarkan masalah-masalah dari penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai analisis harga pokok produksi dalam menetapkan harga jual
karena dengan memperhitungkan harga pokok produksi yang tepat akan menghasilkan harga
jual yang tepat pula. Penentuan harga jual yang tidak tepat akan berakibat fatal bagi
perusahaan karena akan mengakibatkan harga jual terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.

B. Dasar Teoritis
1. Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang meliputi proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi
yang digunakan untuk para pengambil keputusan-keputusan ekonomi perusahaan. Akuntansi
adalah proses kegiatan yang bersistem mengenai transaksi keuangan suatu organisasi dalam
melakukan pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, pemerikasaan, penafsiran, dan
penganggaran, sehingga berguna bagi pihak yang berkepentingan dalam mengambil
keputusan untuk menentukan langkah pada waktu yang akan datang (Nafarin, 2004:7)

4
2. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen sangat berperan dalam menyajikan informasi yang penting dan
relevan, yang diteliti dan andal, yang berpedoman pada prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam mencapai tujuannya. Akuntansi manajemen
adalah suatu kegiatan yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsinya (Munawir, 2002:288)

3. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan suatu alat bagi manajemen dalam menjalankan aktivitas
perusahaan yaitu sebagai alat perencanaan, pengawasan dan pembuatan keputusan. Akuntansi
Biaya yaitu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan
dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya (Mulyadi, 2005:7)
4. Biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan mata uang,
yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya (cost) adalah
pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang ataun jasa yang
berguna untuk masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode
akuntansi tahunan (Firdaus, 2009:22)

5. Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan
untuk menghasilkan suatu produk selama periode tertentu ditambah dengan jumlah persediaan
awal barang dalam proses dan dikurangi dengan jumlah persediaan akhir barang dalam
proses. harga pokok produksi adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang)
yang diperoleh (Nafarin, 2004:53)

6. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi


Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan oleh cara produksi perusahaan.
Perusahaan dapat memproduksi produk dengan dua cara yaitu produksi atas dasar pesanan
dan produksi massa. Metode pengumpulan harga pokok produksi ada 2 macam yaitu : Job
Order Cost Method (Metode Harga Pokok Pesanan) dan Process Cost Method (Metode Harga
Pokok Proses) (Mulyadi, 2005:16)

7. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksi. terdapat dua pendekatan dalam penentuan harga pokok
produksi yaitu : Metode full costing dan metode variable costing (Mulyadi, 2005:17)

8. Biaya Produk Bersama


Biaya produk bersama adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan
baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya
produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik (Mulyadi, 2005:334)

9. Harga Jual
Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi
suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan. Harga
adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. (Swastha, 2007:241)

5
C. Kerangka Pikir
Berikut ini merupakan gambar dari kerangka pikir dalam penelitian ini:

Kajian Empirik Kajian Teori

PDAM Tirta Mahakam Kutai Akuntansi Biaya


Kartanegara Metode Full Costing

Harga Pokok Produksi : Harga Pokok Produksi :


- Biaya Langsung - Biaya Produksi :
Biaya sumber air Biaya Bahan Baku
Biaya Pengolahan Air Biaya Tenaga Kerja
Biaya Distribusi & Langsung
Pemasaran Biaya Overhead
- Biaya Tidak Langsung Pabrik
Biaya Umum & - Biaya Non Produksi :
Administrasi Biaya Administrasi &
Umum
Biaya Pemasaran

Harga Jual

Rumusan Masalah :
Apakah penentuan harga pokok produksi dan penetapan harga jual air
minum dalam kemasan pada PDAM Tirta Mahakam Kutai
Kartanegara telah sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya?

Alat Analisis :
- Menghitung Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing
- Menghitung Alokasi Biaya Bersama dengan Metode Nilai Jual
Relatif
- Menghitung Produk Rusak dengan laporan harga pokok produksi
metode perlakuan harga pokok produk rusak bersifat normal yang
tidak laku dijual
- Menghitung Harga Jual dengan Konsep Biaya Total

Hasil Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

6
III. Metode Penelitian
Alat analisis yang dipakai untuk penelitian skripsi ini dibagi menjadi beberapa bagian,
yaitu untuk menghitung penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full
costing, kemudian untuk menghitung biaya bersamanya menggunakan perhitungan alokasi
biaya bersama dengan metode harga jual relatif, lalu untuk menghitung perlakuan terhadap
harga pokok produk rusak menggunakan laporan harga pokok produksi dengan metode
perlakuan harga pokok produk rusak bersifat normal yang tidak laku dijual dan untuk
menetapkan harga jualnya dengan konsep biaya total.
Menurut Mulyadi (2005:17) memberikan penjelasan dan rumus mengenai metode full
costing adalah sebagai berikut : Metode full costing merupakan metode penentuan biaya
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik
yang berperilaku variable maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut
metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :
Biaya Produksi :
Biaya bahan baku Rpxx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik xx
Total Biaya Produksi Rpxx

Biaya Non Produksi :


Biaya Administrasi & Umum Rpxx
Biaya Pemasaran xx
Total Biaya Non Produksi Rpxx
Total Harga Pokok Produksi Rpxx
Metode yang digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama
adalah dengan metode nilai jual relatif menurut Mulyadi. Metode ini dapat mengalokasikan
biaya bersama berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama yang
dihasilkan. Berikut adalah perhitungan alokasi biaya bersama dengan metode nilai jual relatif
yang telah dimodifikasi :
Tabel 3.1 Perhitungan Alokasi Biaya Bersama Dengan Metode Nilai Jual Relatif
Jumlah Harga
Alokasi
Produk Produk Harga Nilai Jual Pokok
Nilai Jual Biaya
Bersama yang Jual/unit Relatif Produk
Bersama
Dihasilkan Bersama
(6)=(5) x
(4)=(2)x(3
(1) (2) (3) (5)=(4) : 100% Biaya (7)=(6) : (2)
)
Produksi
Gelas .../Dos Rp . Rp .. % Rp .. Rp ..
Botol 330 ml .../Dos Rp . Rp .. % Rp .. Rp ..
Botol 660 ml .../Dos Rp . Rp .. % Rp .. Rp ..
Galon /Galon Rp . Rp .. % Rp .. Rp ..
Jumlah Rp . Rp .. % Rp .. Rp ..

Untuk menghitung perlakuan terhadap harga pokok produk rusak menggunakan laporan harga
pokok produksi dengan metode perlakuan harga pokok produk rusak bersifat normal yang
tidak laku dijual dalam pengolahan produk menurut Supriyono (187:2011) dalam buku
Akuntansi Biaya. Berikut adalah cara perhitungan metode perlakuan harga pokok produk
rusak bersifat normal yang tidak laku dijual yang telah dimodifikasi :

7
Tabel 3.2. Laporan Harga Pokok Produksi
Perusahaan XXX
Laporan Harga Pokok Produksi
Bulan 31 Desember 19xx
Laporan Produksi Jumlah Unit
Produk masuk proses xxx
Produk selesai xxx
Produk dalam proses akhir, % xxx
Produk rusak bersifat normal xxx
xxx

Biaya Dibebankan :
Produksi Harga Pokok
Elemen Biaya Jumlah Ekuivalen Per Unit
Biaya Bahan Baku Rp xxx (1) Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Rp xxx (1) Rp xxx
Overhead Pabrik Rp xxx (1) Rp xxx
Jumlah Rp xxx Rp xxx

Perhitungan Harga Pokok :


Harga Pokok Produk Selesai = (2) = Rp xxx
(3) = Rp xxx
Jumlah Harga Pokok Produk Selesai = Rp xxx
Harga Pokok Produk dalam Proses
Biaya Bahan Baku = (4) = Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja = (4) = Rp xxx
Biaya Overhead = (4) = Rp xxx
Rp xxx
Jumlah harga pokok diperhitungkan = Rp xxx
Keterangan :
(1) Produk selesai + Produk Rusak + Produk dalam proses akhir (Tingkat
penyelesaian)
(2) Produk Selesai x Jumlah Harga Pokok Per Unit
(3) Produk Rusak x Jumlah Harga pokok Per Unit
(4) Produk dalam proses akhir x % (Tingkat Penyelesaian) x Harga Pokok Per Unit

Laporan harga pokok produksi diatas digunakan karena produk yang diolah ada
terdapat produk rusak yang tidak laku dijual dan sifatnya normal, perlakuannya adalah harga
pokok produk selesai jumlahnya menjadi bertambah sedangkan jumlah pemikul harga pokok
tetap sejumlah produk selesai maka harga pokok satuan menjadi bertambah.
Untuk menetapkan harga jual air minum dalam kemasan dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep biaya total menurut Halim dan Supono dalam buku Akuntansi
Manajemen. Metode harga mark-up merupakan jumlah rupiah yang ditambah pada biaya dari
suatu produk untuk menghasilkan harga jual setiap kemasan. Rumus penetapan harga jual
dengan konsep biaya total yang telah dimodifikasi sebagai berikut :

Perhitungan Harga Jual :


Harga Pokok Produk Bersama Per unit Rp xx
Markup Per Unit = Persentase Markup x HPP Bersama Per Unit = Rp xx
Target Harga Jual Per Unit Rp xx

8
IV. Analisis dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Data Produksi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui data produksi dan data penjualan air
minum dalam kemasan yang dihasilkan AMDK Tuah Bumi selama Bulan Desember 2011
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.1. Data Produksi AMDK Tuah Bumi Bulan Desember 2011
No Jenis Produksi Produksi Distribusi Produk Rusak
1 Gelas 657 Dos 639 Dos 18
2 Botol 330 ml 59 Dos 58 1
3 Galon 2.211 Galon 2.121 90
Sumber : AMDK Tuah Bumi PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara
Berdasarkan data produksi diatas dapat diketahui bahwa pada bulan desember 2011
AMDK Tuah Bumi dalam memproduksi air minum dalam kemasan, proses produksinya juga
sering mendapatkan produk rusak. Produk rusak tersebut ditimbulkan karena kondisi produk
yang tidak memenuhi mutu yang sudah ditentukan dan tidak dapat diperbaiki secara ekonomis
menjadi produk yang baik.

2. Penentuan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan


Secara garis besar rincian biaya-biaya usaha yang terdapat pada AMDK Tuah Bumi
dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu : biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya
distribusi & pemasaran, biaya umum & administrasi dan biaya diluar usaha. Dalam uraian
berikut akan disajikan tabel dari kelima biaya produksi tersebut, sebagai berikut :
Tabel 4.2. Rincian Biaya-Biaya Bulan Desember 2011
No. Keterangan Jumlah
Biaya Sumber Air :
1 Biaya Air Baku Rp 1.240.000,00
2 Biaya Solar Rp 5.800.000,00
3 Biaya Oli Rp 745.000,00
4 Biaya Pemeliharaan Mobil Tangki Rp 2.655.000,00
Jumlah Biaya Sumber Air Rp 10.440.000,00
Biaya Pengolahan Air :
1 Biaya Gaji & Upah Pegawai Pengolahan Air Rp 3.160.000,00
2 Biaya Pemeliharaan Instalasi Pompa Rp 247.000,00
3 Biaya Pemeliharaan Alat-alat Pengolahan Air Rp 510.000,00
4 Biaya Pemakaian Bahan Pembantu Rp 12.736.804,00
Jumlah Biaya Pengolahan Air Rp 16.653.804,00
Biaya Distribusi & Pemasaran :
1 Biaya Gaji & Upah Pegawai Pemasaran Rp 2.213.325,00
Jumlah Biaya Distribusi & Pemasaran Rp 2.213.324,00
Biaya Umum & Administrasi :
1 Biaya Pegawai Rp 3.160.700,00
2 Biaya Kantor Rp 259.000,00
Jumlah Biaya Umum & Administrasi Rp 3.419.700,00
Biaya Diluar Usaha :
1 Biaya Lain-lain Rp 22.433,96
Jumlah Biaya Diluar Usaha Rp 22.433,96
TOTAL RINCIAN BIAYA Rp 32.749.262,96
Sumber : AMDK Tuah Bumi PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara

9
3. Penetapan Harga Jual Menurut Perusahaan
Dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan AMDK Tuah Bumi menghitung
secara detail tetapi untuk harga jual perusahaan menetapkan sesuai permintaan pasar dan
kebijakan dari manajemen perusahaan. Harga jual untuk kemasan gelas sebesar Rp16.000
/Dos, kemasan botol 330 ml sebesar Rp31.000 /Dos, dan untuk isi ulang air galon sebesar Rp
6.000 /Galon. Untuk rincian dari penentuan harga jual tersebut sebagai berikut:
1. Air Kemasan Gelas
a. UD CUP
Harga Rp 933.152 /Roll
Transportasi Rp 40.000 /Roll
Jumlah Rp 973.152
Perhitungan : Rp 973.152 : 20.000 = Rp 48,7 /Lembar
Reject 2 % = 0,98 + 48,7 = Rp 49,7 /Lembar
b. GELAS
Harga Rp 97 /Pcs
Transportasi Rp 20 /Pcs
Jumlah Rp 117 /Pcs
Perhitungan : Reject 2 % = 2,34 + 117 = Rp 119,4 /Pcs
c. KARTON
Harga Rp 1.900 /Lembar
Transportasi Rp 600 /Lembar
Jumlah Rp 2.500 /Lembar
Perhitungan : 2.500 : 48 = Rp 52 /Gelas
d. SEDOTAN
Harga Rp 300 /Bungkus
Perhitungan : 300 : 48 = Rp 6,25 /Biji
e. AIR
Harga Rp 8.000 /
Transportasi Rp 18.000 /
Perawatan Kendaraan Rp 8.500 /
Jumlah Rp 34.500 /
Air yang digunakan untuk operasi yang meliputi pencucian filter & galon sebanyak 20
% atau 200 liter dalam 1 .
Air yang siap diproduksi = 800 Liter
Jadi biaya air = Rp 31.500 / 800 Liter = Rp 43,125 /Liter
Isi Gelas = 220 ml = 43,125 : 5 = 10,79 /Gelas
f. LAIN-LAIN
Biaya Tenaga Kerja
Pem. Alat Bantu Rp 20 /Gelas
g. REKAPITULASI
UD Cup Rp 49,7 /Lembar
Gelas Rp 119,4 /Pcs
Karton Rp 52 /Gelas
Sedotan Rp 6,25 /Biji
Air Rp 10,79 /Gelas
Dll Rp 20 /Gelas
Jumlah Rp 258,14 /Gelas
Perhitungan : 258,14 x 48 = Rp 12.391 /Dos
Harga Jual yang ditetapkan Rp16.000 /Dos

10
2. Air Kemasan Botol 330 ml
a. BOTOL
Harga Rp 600 /Pcs
Transportasi Rp 300 /Pcs
Jumlah Rp 900 /Pcs
b. LEBEL BOTOL
Harga Rp 40 /Lembar
Transportasi Rp 20 /Lembar
Jumlah Rp 60 /Lembar
Perhitungan : Reject 2 % = Rp 60 + 2 = Rp 62 /Lembar
c. KARTON
Harga Rp 1.900 /Lembar
Transportasi Rp 600 /Lembar
Jumlah Rp 2.500 /Lembar
Perhitungan : Rp 2.500 : 48 = Rp 52 /Botol
d. SEGEL
Harga Rp 40 /Lembar
e. AIR
Harga Rp 8.000 /
Transportasi Rp 18.000 /
Perawatan Kendaraan Rp 8.500 /
Jumlah Rp 34.500 /
Air yang digunakan untuk operasi yang meliputi pencucian filter & galon sebanyak 20
% atau 200 Liter dalam 1 .
Air yang siap memproduksi 800 Liter.
Jadi biaya air = Rp 34.500 : 800 Liter = Rp 43,125 /Liter
Isi botol = 330 ml = 43,125 = Rp 14,231 /Botol
f. LAIN-LAIN
Biaya Tenaga Kerja
Pem. Alat Bantu Rp 50 /Botol
g. REKAPITULASI
Botol Rp 900 /Pcs
Lebel botol Rp 62 /Lembar
Karton Rp 52 /Botol
Segel Botol Rp 40 /Lembar
Air Rp 14,231 /Botol
Dll Rp 50 /Botol
Jumlah Rp 1.118 /Botol
Perhitungan : Rp 1.118 x 24 = Rp26.832 /Dos
Harga Jual yang Ditetapkan Rp31.000 /Dos

11
3. Air Kemasan Galon
Tabel 4.3. Air Minum Dalam Kemasan Galon
No Uraian Volume Harga Recek Harga Total
1 Tutup Galon 1 Buah Rp 300 5% Rp 10,5 Rp 310,5
2 Tisu 1 Buah Rp 180 - - Rp 180
3 Segel 1 Buah Rp 185 5% Rp 8,5 Rp 193,5
4 Air 20 Liter Rp 863 - - Rp 863
5 Lain-lain - Rp 500 - - Rp 1.033
6 Tenaga Kerja - Rp 1.000 - - Rp 1.000
Jumlah Rp 3.217
Harga Jual yang Ditetapkan Rp 6.000
Sumber : AMDK Tuah Bumi PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara
Keterangan :
a. Biaya Air
Air Baku Rp 8.000 /
Biaya Transportasi Rp 10.000 /
Perawatan Kendaraan Rp 8.500 /
Jumlah Rp 34.500 /
Air yang digunakan untuk operasi yang meliputi pencucian filter & Galon sebanyak
20 % atau 200 Liter dalam 1 .
Air yang siap diproduksi = 800 Liter.
Jadi biaya air = Rp 34.500 : 800 Liter = Rp 43,125 /Liter
Isi Galon = 20 Liter = Rp 43,125 x 10 = Rp 863 /Galon
Biaya lain-lain meliputi : Deterjen pembersih galon dan ATK.

B. Analisis
Berdasarkan pada data yang diperoleh selama penelitian dilakukan telah disajikan
bagaimana perusahaan AMDK Tuah Bumi menentukan harga pokok produksi dan penetapan
harga jualnya. Selanjutnya akan dilakukan analisis sesuai perhitungan dalam akuntansi.

1. Rincian Biaya-Biaya
Untuk penentuan harga pokok produksi dibagi menjadi dua yaitu biaya produksi dan
biaya non produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik tetap dan variabel. Sedangkan biaya non produksi terdiri
dari biaya distribusi & pemasaran, biaya umum & administrasi dan biaya diluar usaha.
Perhitungan penentuan harga pokok produksi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

12
Tabel 4.4. Biaya Harga Pokok Produksi Bulan Desember 2011
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku:
- Biaya Air Baku Rp 1.240.000,00
Biaya Tenaga Kerja:
- Biaya Gaji & Upah Pegawai Pengolahan Air Rp 3.160.000,00
Biaya Overhead Pabrik Tetap & Variabel:
- Biaya Solar Rp 5.800.000,00
- Biaya Oli Rp 745.000,00
- Biaya Pemeliharaan Mobil Tangki Rp 2.655.000,00
- Biaya Pemeliharaan Instalasi Pompa Rp 247.000,00
- Biaya Pemeliharaan Alat-Alat Pengolahan Air Rp 510.000,00
- Biaya Pemakaian Bahan Pembantu Rp 12.736.804,00
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Tetap & Variabel Rp 22.693.804,00
Total Biaya Produksi Rp 27.093.804,00

Biaya Non Produksi


Biaya Distribusi & Pemasaran : Rp 2.213.325,00
- Biaya Gaji & Upah Pegawai Pemasaran
Biaya Umum & Administrasi : Rp 3.160.700,00
- Biaya Pegawai Rp 259.000,00
- Biaya Kantor Rp 3.419.700,00
Jumlah Biaya Umum & Administrasi
Biaya Diluar Usaha : Rp 22.433,96
- Biaya Lain-lain

Total Biaya Non Produksi Rp 5.655.458,96


Total Harga Pokok Produksi Rp 32.749.262,96
Sumber : Data Diolah
Jadi berdasarkan pada perhitungan tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa total
harga pokok produksi sebesar Rp32.749.262,96.

2. Perhitungan Biaya Bersama


Perhitungan biaya bersama dilakukan untuk mengetahui biaya-biaya yang digunakan
pada setiap kemasannya, untuk mengalokasikan biaya bersama tersebut digunakan metode
nilai jual relatif. Metode ini dapat mengalokasikan biaya bersama berdasarkan pada nilai jual
relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan, perhitungannya dapat dilihat sebagai
berikut :
1. Biaya bersama untuk Biaya Bahan Baku
Diketahui bahwa biaya bahan baku selama bulan Desember 2011 sebelum
dialokasikan adalah Rp 1.240.000,00.

13
Tabel 4.5. Perhitungan Alokasi Biaya Bahan Baku Dengan Metode Nilai Jual Relatif
Bulan Desember 2011
Jumlah Harga
Harga Alokasi
Produk Produk Nilai Jual Pokok
Jual/ Nilai Jual Biaya
Bersama yang Relatif Bersama
Kemasan Bersama
Dihasilkan Per Produk
(5)=(4) : (6)=(5) x
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (7)=(6) : (2)
Rp25.607.000 Rp1.240.000
Gelas 657 Dos Rp16.000 Rp10.512.000 41,05 % Rp 509.020 Rp 774,76
Botol 330 ml 59 Dos Rp31.000 Rp 1.829.000 7,14 % Rp 88.536 Rp1.500,61
Galon 2.211 Galon Rp 6.000 Rp13.266.000 51,81 % Rp 642.444 Rp 290,57
Jumlah Rp25.607.000 100 % Rp1.240.000 Rp2.565,94
Sumber : Data Diolah

2. Biaya Bersama untuk Biaya Tenaga Kerja


Diketahui bahwa biaya tenaga kerja selama bulan Desember 2011 sebelum
dialokasikan adalah Rp 3.160.000,00.
Tabel 4.6. Perhitungan Alokasi Biaya Tenaga Kerja Dengan Metode Nilai Jual Relatif
Bulan Desember 2011
Jumlah Harga Pokok
Produk Harga Alokasi Bersama Per
Produk Nilai Jual
yang Jual/ Nilai Jual Biaya Produk
Bersama Relatif
Dihasilka Kemasan Bersama
n
(5)=(4) : (6)=(5) x
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (7)=(6) : (2)
Rp25.607.000 Rp3.160.000
Gelas 657 Dos Rp16.000 Rp10.512.000 41,05 % Rp1.297.180 Rp1.974,40
Botol 330 ml 59 Dos Rp31.000 Rp 1.829.000 7,14 % Rp 225.624 Rp3.824,14
Galon 2.211 Galon Rp 6.000 Rp13.266.000 51,81 % Rp1.637.196 Rp 740,48
Jumlah Rp25.607.000 100 % Rp3.160.000 Rp6.539,02
Sumber : Data Diolah

3. Biaya Bersama untuk Biaya Overhead Pabrik Tetap & Variabel


Diketahui bahwa biaya Overhead Pabrik Tetap & Variabel selama bulan Desember
2011 sebelum dialokasikan adalah Rp 22.693.804,00.
Tabel 4.7. Perhitungan Alokasi Biaya Overhead Pabrik Tetap & Variabel Dengan
Metode Nilai Jual Relatif Bulan Desember 2011
Jumlah Harga Pokok
Produk Harga Bersama Per
Produk Nilai Jual Alokasi Biaya
yang Jual/ Nilai Jual Produk
Bersama Relatif Bersama
Dihasilka Kemasan
n
(5)=(4) : (6)=(5) x
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (7)=(6) : (2)
Rp25.607.000 Rp22.693.804
Gelas 657 Dos Rp16.000 Rp10.512.000 41,05 % Rp 9.315.806,54 Rp14.179,31
Botol 330 ml 59 Dos Rp31.000 Rp 1.829.000 7,14 % Rp 1.620.337,61 Rp27.463,35
Galon 2.211 Galon Rp 6.000 Rp13.266.000 51,81 % Rp11.757.659,85 Rp 5.317,80
Jumlah Rp25.607.000 100 % Rp22.693.804,00 Rp46,960,46
Sumber : Data Diolah

14
4. Biaya bersama untuk Biaya Non Produksi
Diketahui bahwa biaya non produksi selama bulan Desember 2011 sebelum
dialokasikan adalah Rp 5.655.458,96.
Tabel 4.8. Perhitungan Alokasi Biaya Non Produksi Dengan Metode Nilai Jual Relatif
Bulan Desember 2011
Jumlah Harga Pokok
Harga Alokasi
Produk Produk Nilai Jual Bersama Per
Jual/ Nilai Jual Biaya
Bersama yang Relatif Produk
Kemasan Bersama
Dihasilkan
(5)=(4) : (6)=(5) x
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (7)=(6) : (2)
Rp25.607.000 Rp5.655.458,96
Gelas 657 Dos Rp16.000 Rp10.512.000 41,05 % Rp2.321.565,90 Rp 3.533,59
Botol 330 ml 59 Dos Rp31.000 Rp 1.829.000 7,14 % Rp 403.799,77 Rp 6.844,06
Galon 2.211 Galon Rp 6.000 Rp13.266.000 51,81 % Rp2.930.093,29 Rp 1.325,23
Jumlah Rp25.607.000 100 % Rp5.655.458,96 Rp11.702,88
Sumber : Data Diolah

3. Laporan Harga Pokok Produksi


Perlakuan harga pokok produk rusak terhadap AMDK Tuah Bumi adalah produk
rusak yang tidak laku dijual dan sifatnya normal. Jadi perlakuannya sama dengan produk
hilang akhir proses, harga pokok produk selesai jumlahnya menjadi bertambah sedangkan
jumlah pemikul harga pokok tetap sejumlah produk selesai maka harga pokok satuan menjadi
bertambah. Berikut dibawah ini adalah laporan harga pokok produksi.

Tabel 4.9. Laporan Harga Pokok Produksi Bulan Desember 2011


Perusahaan AMDK Tuah Bumi
Laporan Harga Pokok Produksi
Bulan 31 Desember 2011
Laporan Produksi Jumlah Kemasan
Distribusi Gelas 639 Dos
Produk Rusak Gelas 18 Dos
Produksi Gelas 657 Dos
Distribusi Botol 330 ml 58 Dos
Produk Rusak Botol 330 ml 1 Dos
Produksi Gelas 59 Dos
Distribusi Galon 2.121 Galon
Produk Rusak Galon 90 Galon
Produksi Galon 2.211 Galon

Biaya Dibebankan :
Produksi Harga Pokok
Elemen Biaya Jumlah Ekuivalen Per Kemasan
Gelas :
Biaya Bahan Baku Rp 509.020,00 639+18=657 Rp 774,76
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.297.180,00 639+18=657 Rp 1.974,39
Biaya Overhead Pabrik Rp 9.315.806,54 639+18=657 Rp 14.179,31
Jumlah Rp 11.122.006,54 Rp 16.928,46
Botol 330 ml :
Biaya Bahan Baku Rp 88.536,00 58+1=59 Rp 1.500,61
Biaya Tenaga Kerja Rp 225.624,00 58+1=59 Rp 3.824,14

15
Biaya Overhead Pabrik Rp 1.620.337,61 58+1=59 Rp 27.463,35
Jumlah Rp 1.934.497,61 Rp 32.788,10
Galon :
Biaya Bahan Baku Rp 642.444,00 2.121+90=2.211 Rp 290,57
Biaya Tenga Kerja Rp 1.637.196,00 2.121+90=2.211 Rp 740,48
Biaya Overhead Pabrik Rp 11.757.659,85 2.121+90=2.211 Rp 5.317,80
Jumlah Rp 14.037.299,85 Rp 6.348,85
Jumlah Dibebankan Rp 27.093.804,00
Perhitungan Harga Pokok :
- Gelas
Harga Pokok Produk Selesai = 639 x Rp 16.928,46 = Rp 10.817.285,94
Harga Pokok Produk Rusak = 18 x Rp 16.928,46 = Rp 304.712,28
Jumlah harga pokok produk selesai = Rp 11.121.998,22
- Botol 330 ml
Harga Pokok Produk Selesai = 58 x Rp 32.788,10 = Rp 1.901.709,80
Harga Pokok Produk Rusak = 1 x Rp 32.788,10 = Rp 32.788,10
Jumlah harga pokok produk selesai = Rp 1.934.497,90
- Galon
Harga Pokok Produk Selesai = 2.121 x Rp 6.348,85 = Rp 13.465.910,85
Harga Pokok Produk Rusak = 90 x Rp 6.348,85 = Rp 571.396,50
Jumlah harga pokok produk selesai = Rp 14.037.307,35
Jumlah harga pokok diperhitungkan Rp 27.093.804,00
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produk rusak
kemasan gelas sebesar Rp304.712,28 dari 18 dos yang rusak, harga pokok produk rusak
kemasan botol 330ml sebesar Rp32.788,10 dari 1 dos yang rusak, dan harga pokok produk
rusak galon sebesar Rp571.396,50 dari 90 galon yang rusak.

4. Penetapan Harga Jual


Dalam menetapkan harga jual menurut perhitungan akuntansi biaya terlebih dahulu
ditentukan pengalokasian biaya bersama per kemasan dengan menggunakan perhitungan
alokasi biaya bersama. Telah diketahui perhitungan alokasi biaya bersama diatas. Berikut ini
adalah harga pokok produksi masing-masing dalam kemasan :
1. Gelas
- Biaya Bahan Baku Rp 774,76
- Biaya Tenaga Kerja Rp 1.974,40
- Biaya Overhead Pabrik Tetap & Variabel Rp 14.179,31
- Biaya Non Produksi Rp 3.533,59
Jumlah Rp 20.462,06
Pembulatan Rp 20.462,00
2. Botol 330 ml
- Biaya Bahan Baku Rp 1.500,61
- Biaya Tenaga Kerja Rp 3.824,14
- Biaya Overhead Pabrik Tetap & Variabel Rp 27.463,35
- Biaya Non Produksi Rp 6.844,06
Jumlah Rp 39.632,16
Pembulatan Rp 39.632,00
3. Galon
- Biaya Bahan Baku Rp 290,57
- Biaya Tenaga Kerja Rp 740,48

16
- Biaya Overhead Pabrik Tetap & Variabel Rp 5.317,80
- Biaya Non Produksi Rp 1.325,23
Jumlah Rp 7.674,08
Pembulatan Rp 7.674,00
Telah diketahui harga pokok produksi per kemasan diatas, maka dapat dihitung
penetapan harga jual per kemasan. Dengan diketahuinya laba atau kontribusi laba yang
dikehendaki kebijakan dari manajemen adalah sebesar 5%, yang digunakan juga untuk
persentase markup. Maka dapat kita hitung penetapan harga jual dengan rumus konsep biaya
total sebagai berikut :
Perhitungan Harga Jual :
Harga Pokok Produk Per Kemasan Rp xx
Markup Per Kemasan = Persentase Markup x HPP Per Kemasan = Rp xx
Target Harga Jual Per Kemasan Rp xx
1. Gelas
Harga Pokok Produk Per Kemasan = Rp 20.462
Markup Per Kemasan = 5% x Rp 20.462 = Rp 1.023
Target Harga Jual Per Kemasan = Rp 21.485
2. Botol 330 ml
Harga Pokok Produk Per Kemasan = Rp 39.632
Markup Per Kemasan = 5% x Rp 39.632 = Rp 1.982
Target Harga Jual Per Kemasan = Rp 41.614
3. Galon
Harga Pokok Produk Per Kemasan = Rp 7.674
Markup Per Kemasan = 5% x Rp 7.674 = Rp 384
Target Harga Jual Per Kemasan = Rp 8.058
Jadi berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa target harga jual yang
ditetapkan masing-masing kemasan adalah harga jual untuk kemasan gelas Rp21.485
dibulatkan menjadi Rp21.500/Dos, kemasan botol 330 ml dengan harga jual Rp41.614
dibulatkan menjadi Rp41.600,00/Dos, dan kemasan galon Rp8.058 dibulatkan menjadi
Rp8.000,00/Galon.

C. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat dilakukan
pembahasan untuk menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan alat
analisis yang telah diajukan dan juga atas data yang telah didapat dari AMDK Tuah Bumi.
Perbedaan hasil perhitungan dari perusahaan AMDK Tuah Bumi dan Perhitungan akuntansi
biaya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.10. Perbandingan Harga Pokok Produksi Menurut Perhitungan AMDK Tuah
Bumi dan Perhitungan Akuntansi Biaya
AMDK Tuah Selisih
Keterangan Akuntansi Biaya
Bumi
Gelas Rp 12.391 /Dos Rp 20.462 /Dos Rp 8.071
Botol 330 ml Rp 26.832 /Dos Rp 39.632 /Dos Rp 12.800
Galon Rp 3.217 /Galon Rp 7.674 /Galon Rp 4.457
Jumlah Rp 25.328
Sumber : Data Diolah
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat perbedaan harga pokok produksi yang
dihasilkan antara perhitungan menurut AMDK Tuah Bumi dan menurut perhitungan
akuntansi biaya yang telah dilakukan diatas bahwa selisih yang terjadi sangat jauh berbeda
yaitu pada kemasan gelas selisihnya sebesar Rp8.071, kemasan botol 330 ml selisihnya

17
sebesar Rp12.800, dan untuk isi ulang galon selisihnya sebesar Rp4.457. Jadi jumlah
keseluruhan dari selisih semua kemasan sebesar Rp25.328.
Perbedaan harga pokok produksi yang berbeda jauh disebabkan karena perhitungan
menurut AMDK Tuah Bumi menghitung rincian harga pokok produksi setiap kemasannya,
sedangkan perhitungan menurut akuntansi biaya dilakukan dengan cara memisahkan harga
pokok produksi bersama dengan cara perhitungan alokasi biaya bersama metode nilai jual
relatif. Berdasarkan hasil perhitungan dan perbandingan diatas dapat diketahui bahwa harga
pokok produksi menurut perhitungan AMDK Tuah Bumi lebih rendah daripada perhitungan
menurut perhitungan akuntansi biaya.
Tabel 4.11. Perbandingan Harga Jual Menurut Perhitungan AMDK Tuah Bumi dan
Perhitungan Akuntansi Biaya
AMDK Tuah Selisih
Keterangan Akuntansi Biaya
Bumi
Gelas Rp 16.000 /Dos Rp 21.500 /Dos Rp 5.500
Botol 330 ml Rp 31.000 /Dos Rp 41.600 /Dos Rp 10.600
Galon Rp 6.000 /Galon Rp 8.000 /Galon Rp 2.000
Jumlah Rp 18.100
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa harga jual menurut perhitungan
akuntansi biaya dan penetapan harga jual menurut perhitungan AMDK Tuah Bumi memiliki
selisih yang sangat berbeda, bisa dilihat bahwa harga jual kemasan gelas selisihnya sebesar
Rp 5.500, kemasan botol 330 ml selisihnya sebesar Rp 10.600, dan untuk isi ulang galon
selisihnya sebesar Rp2.000. Sedangkan selisih jumlah dari keseluruhan dari semua kemasan
sebesar Rp18.100.
Perbedaan harga jual antara perhitungan menurut AMDK Tuah Bumi dan perhitungan
menurut akuntansi biaya sangat jauh disebabkan karena AMDK Tuah Bumi tidak menetapkan
harga jual secara detail, hanya menyesuaikan keinginan dari permintaan pasar dan disesuaikan
dengan manajemen perusahaan itu sendiri, sedangkan menurut dari perhitungan akuntansi
biaya menentukan markup sebesar 5% yang akan dipakai untuk menentukan harga jual. Jadi
dapat diketahui bahwa penetapan harga jual menurut perhitungan AMDK Tuah Bumi lebih
rendah daripada penetapan harga jual menurut perhitungan akuntansi biaya.
Hasil dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penentuan harga pokok produksi
dan penetapan harga jual berdasarkan perhitungan menurut AMDK Tuah Bumi lebih rendah
daripada perhitungan menurut akuntansi biaya. Dengan harga jual yang telah dihitung
menurut akuntansi biaya dapat diketahui pendapatan yang akan diterima AMDK Tuah Bumi
serta laporan rugi labanya sebagai berikut:
Tabel 4.12. Pendapatan Penjualan Menurut Perhitungan Akuntansi Biaya
Keterangan Unit Harga Jual Jumlah
Gelas 657 Dos Rp 21.500 Rp 14.125.500
Botol 330 ml 59 Dos Rp 41.600 Rp 2.454.400
Galon 2.211 Galon Rp 8.000 Rp 17.688.000
Jumlah Rp 34.267.900
Sumber : Data Diolah

18
Tabel 4.13. Laporan Rugi Laba Menurut Perhitungan Akuntansi Biaya
Pendapatan Penjualan . Rp 34.267.900,00
Biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 1.240.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 3.160.000,00
Biaya Overhead Pabrik
Tetap & Variabel Rp22.693.804,00
Jumlah Biaya Produksi . Rp 27.093.804,00
Laba Kotor Produksi ... Rp 7.174.096,00
Biaya Non Produksi :
Biaya Distribusi & Pemasaran . Rp 2.213.325,00
Biaya Administrasi & Umum Rp 3.419.700,00
Biaya Diluar Usaha ... Rp 22.433.96
Jumlah Biaya Non Produksi . Rp 5.655.458,96
Laba Kotor Operasi . Rp 1.518.637,04
Sumber : Data Diolah
Dari hasil perhitungan pendapatan penjualan dan laporan rugi laba menurut
perhitungan akuntansi biaya dapat diketahui bahwa perusahaan akan mengalami laba. Dalam
menentukan harga pokok produksi dan penetapan harga jualnya AMDK Tuah bumi masih
dipengaruhi oleh PDAM Tirta Mahakam sebagai induk perusahaannya, biaya-biaya dalam
memproduksi air minum dalam kemasan masih disubsidi oleh PDAM Tirta Mahakam yaitu
biaya listrik dan biaya tenaga kerja bagian administrasi, sehingga AMDK Tuah Bumi tidak
khawatir dalam memproduksi air minum dalam kemasan mengalami kerugian. Oleh sebab itu
walaupun AMDK Tuah Bumi menjual air minum dalam kemasannya dengan harga yang
sesuai dengan pasaran tetapi sering mengalami kerugian tetapi AMDK Tuah Bumi dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang juga memproduksi air minum dalam kemasan yang
sejenis.
Dalam menetapkan harga jual suatu produk perusahaan terlebih dahulu menentukan
harga pokok produksi, karena tanpa mengetahui penentuan harga pokok produksi terlebih
dahulu dalam menghitung biaya-biaya yang akan dikeluarkan, maka akan sulit menetapkan
harga jual yang sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu dengan penentuan harga pokok
produksi yang tepat perusahaan dapat menetapkan harga jual dengan tepat pula sehingga
dapat mengoptimalkan laba. Jadi, pengaruh dari penentuan harga pokok produksi terhadap
menetapkan harga jual sangat besar. Maka dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan
bahwa penentuan harga pokok produksi dan penetapan harga jual air minum dalam kemasan
pada PDAM Tirta Mahakam Kutai Kartanegara masih belum sesuai dengan perhitungan
akuntansi biaya.

V. Penutup
A. Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga pokok produksi yang telah ditentukan AMDK Tuah Bumi dalam kemasan gelas
sebesar Rp12.391 /Dos sedangkan harga pokok produksi menurut perhitungan akuntansi
biaya sebesar Rp20.462 /Dos.
2. Harga jual yang ditetapkan AMDK Tuah Bumi dalam kemasan gelas sebesar Rp16.000
/Dos sedangkan harga jual menurut perhitungan akuntansi biaya sebesar Rp21.500 /Dos.
3. Berdasarkan hasil penelitian terdapat selisih harga pokok produksi antara AMDK Tuah
Bumi dan perhitungan akuntansi biaya dalam kemasan gelas sebesar Rp8.071.

19
4. Berdasarkan hasil penelitian terdapat selisih harga jual antara AMDK Tuah Bumi dan
perhitungan akuntansi biaya dalam kemasan gelas sebesar Rp5.500.
5. Diketahui bahwa harga pokok produk rusak kemasan gelas sebesar Rp304.712,28 dari 18
dos yang rusak.
6. Harga pokok produksi yang telah ditentukan AMDK Tuah Bumi dalam kemasan botol
330 ml sebesar Rp26.832 /Dos sedangkan harga pokok produksi menurut perhitungan
akuntansi biaya sebesar Rp39.632 /Dos.
7. Harga jual yang ditetapkan AMDK Tuah Bumi dalam kemasan botol 330 ml sebesar
Rp31.000 /Dos sedangkan harga jual menurut perhitungan akuntansi biaya sebesar
Rp41.600 /Dos
8. Berdasarkan hasil penelitian terdapat selisih harga pokok produksi antara AMDK Tuah
Bumi dan perhitungan akuntansi biaya dalam kemasan botol 330 ml sebesar Rp12.800.
9. Berdasarkan hasil penelitian terdapat selisih harga jual antara AMDK Tuah Bumi dan
perhitungan akuntansi biaya dalam kemasan botol 330 ml sebesar Rp10.600.
10. Diketahui bahwa harga pokok produk kemasan botol 330ml sebesar Rp32.788,10 dari 1
dos yang rusak.
11. Harga pokok produksi yang telah ditentukan AMDK Tuah Bumi dalam kemasan isi ulang
galon sebesar Rp3.217 /Galon sedangkan harga pokok produksi menurut perhitungan
akuntansi biaya sebesar Rp7.674 /Galon.
12. Harga jual yang ditetapkan AMDK Tuah Bumi dalam kemasan isi ulang galon sebesar
Rp6.000 /Dos sedangkan harga jual menurut perhitungan akuntansi biaya sebesar Rp8.000
/Dos.
13. Berdasarkan hasil penelitian terdapat selisih harga pokok produksi antara AMDK Tuah
Bumi dan perhitungan akuntansi biaya dalam kemasan isi ulang galon sebesar Rp4.457.
14. Berdasarkan hasil penelitian terdapat selisih harga jual antara AMDK Tuah Bumi dan
perhitungan akuntansi biaya dalam kemasan isi ulang galon sebesar Rp2.000.
15. Diketahui bahwa harga pokok produk rusak galon sebesar Rp571.396,50 dari 90 galon
yang rusak.
16. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi menurut
AMDK Tuah Bumi lebih rendah daripada harga pokok produksi yang telah ditentukan
oleh perhitungan akuntansi biaya.
17. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa harga jual menurut AMDK Tuah
Bumi lebih rendah daripada harga jual yang telah ditetapkan oleh perhitungan akuntansi
biaya.
18. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bila harga jual menurut akuntansi
biaya yang dipergunakan maka perusahaan akan mengalami keuntungan/laba.
19. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penentuan harga pokok
produksi dan penetapan harga jual air minum dalam kemasan pada PDAM Tirta Mahakam
Kutai Kartanegara masih belum sesuai dengan perhitungan akuntansi biaya.

B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka berikut ini
penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam menentukan harga jual perusahaan didasarkan pada jumlah biaya-biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi mulai dari biaya produksi dan biaya non
produksinya sehingga laba yang diharapkan dapat dicapai.
2. Dengan diketahuinya harga pokok produksi dan harga jual, maka perusahaan bisa
mengetahui atau menganalisis ulang berapa seharusnya harga jual yang sesuai dengan
keadaan perekonomian masyarakat umum, dan juga perusahaan tetap dapat meminimalisir

20
kerugian atau dapat memperoleh laba, demi kelangsungan usaha AMDK Tuah Bumi di
masa yang akan datang.
3. Hendaknya pemimpin melakukan analisis ulang terhadap perhitungan harga pokok
produksinya, terutama penggunaan bahan pendukung yang masih melakukan pemesanan
ke Surabaya, kalau memungkinkan produk yang dipakai produk lokal agar dapat menekan
biaya pemesanan.
4. Untuk pihak manajemen AMDK Tuah Bumi agar memikirkan atau menganalisis ulang
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi air minum dalam kemasan secara
efisien dan efektif serta terus meningkatkan kualitas dalam memproduksi air minum
dalam kemasan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Cetakan Ketujuh. UPP AMP Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.
Nafarin. 2004. Akuntansi: Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri dan
Dagang. Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Jakarta.
S. Munawir. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Edisi Pertama. BPTE. Yogyakarta.
Swastha, Basu. 2007. Azas-azas Marketing. Edisi Revisi. Akademi Keuangan dan Bisnis
(AKB). Yogyakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai