Anda di halaman 1dari 25

...EPULIS...

Definisi

Epulis adalah istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiva
(gusi). Ada beberapa jenis dari epulis, masing-masing memiliki karakteristik yang unik dan
khas.

Jenis-jenis Epulis

I . Epulis Fissuratum

Definisi

Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan di daerah mukosa yang berkontak dengan
tepi gigi tiruan yang biasanya terlalu cekat dan menekan mukosa. Epulis fissuratum juga
sering disebut inflammatory fibrous hyperplasia, atau denture epulis.

Pertumbuhan jaringan ikat tersebut disebabkan oleh iritasi kronik karena pemakaian gigi
tiruan, di mana tepi gigi tiruan menekan daerah gusi yang berbatasan dengan pipi bagian
dalam (alveolar vestibular mucosa). Penekanan tersebut menyebabkan tulang daerah tersebut
terus menerus berubah karena kehilangan tulang, akibatnya dukungan tulang untuk basis gigi
tiruan menjadi tidak stabil. Hal ini lama kelamaan mengarah kepada terjadinya penonjolan
yaitu epulis fissuratum.

Gbr. Epulis fissuratum yang tampak sebagai penonjolan vestibulum yang berkontak dengan tepi gigi tiruan

Kondisi ini paling sering terjadi pada orang usia lanjut karena pasien dalam kelompok umur
tersebut banyak yang menggunakan gigi tiruan. Namun masalah ini cenderung berkurang
dengan makin berkembangnya teknologi kedokteran gigi dan meningkatnya kesadaran pasien
untuk menjaga keutuhan dan kesehatan gigi dan mulut sehingga kebutuhan akan gigi tiruan
bisa jadi berkurang. Tampaknya kondisi ini lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria

Gejala

Lesi yang tersusun dari jaringan yang berlebihan ini umumnya berupa lipatan hiperplastik
berwarna merah muda, keras dan fibrous. Bagian dalam dan luar dari lesi terpisah oleh
cekungan (groove) dalam yang menandakan tempat di mana tepi gigi tiruan menekan
mukosa.
Epulis fissuratum jarang terjadi di daerah lingual (bagian yang menghadap lidah), dan lebih
sering dijumpai di bagian depan rahang (anterior).

Ukuran lesi ini bervariasi. Ada lesi yang berukuran kecil namun ada juga yang luas dan
melibatkan seluruh daerah mukosa (mukosa vestibulum) yang berkontak dengan tepi gigi
tiruan.

Terkadang iritasi dapat cukup parah sehingga menyebabkan mukosa tampak kemerahan dan
ulserasi, terutama di dasar cekungan di mana tepi gigi tiruan berkontak dengan mukosa.

Perawatan

Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesi
ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak memberi
tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi.

Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai
tindakan preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah
dibuang tersebut.

II . Giant Cell Epulis

Definisi

Epulis jenis ini juga sering disebut sebagai peripheral giant cell granuloma, giant cell
reparative granuloma, osteoclastoma and myeloid epulis. Penyebab pastinya tidak diketahui,
namun diperkirakan giant cell epulis terjadi sebagai respon terhadap suatu cedera. Selain itu,
banyak kasus yang pasiennya mengekspresikan reseptor permukaan untuk hormon estrogen,
sehingga timbul spekulasi bahwa pengaruh hormonal dapat memainkan peranan terhadap
perkembangan lesi ini.

Giant cell epulis dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling banyak didiagnosa
pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan terutama terjadi pada wanita.

Gambar. Giant Cell Epulis pada daerah palatal gigi insisif atas

Gejala

Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi, kaya vaskularisasi
sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya berwarna merah keunguan.

Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang dari 2 cm namun ada
kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang
bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa
kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada gambaran
radiografis akan terlihat erosi tulang.

Perawatan

Perawatan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang terlibat. Gigi
yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah tidak dapat dipertahankan, atau
dilakukan pembersihan karang gigi (scaling) dan penghalusan akar (root planing). Dilaporkan
angka rekurensi sebesar 10 % sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali.

III. Epulis Kongenital

Definisi

Penyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para ilmuwan meyakini bahwa
epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang asalnya dari neural crest.

Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan terjadi pada bayi
saat kelahiran. Dari penelitian didapati bahwa epulis kongenital lebih banyak dijumpai pada
bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1, dan paling banyak terjadi pada maksila
(rahang atas) dibandingkan mandibula (rahang bawah).

Gambar. Seorang bayi perempuan dengan congenital epulis, kasus yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1871 dan hingga kini hanya sekitar 200
kejadian yang pernah dilaporkan.

Gejala

Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang
rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah
lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga
2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan
terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat
mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu.

Secara histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi pada orang
dewasa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan tampaknya tidak
berpotensi ke arah keganasan.
Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat
sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan.
Perawatan

Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan menghilang
saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Dengan demikian lesi yang berukuran kecil tidak
membutuhkan perawatan.

Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui sehingga perlu
dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan keberhasilan penggunaan laser
karbondioksida untuk mengoperasi lesi epulis yang besar. Dari kasus-kasus yang ada,
kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi.

IV. Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan)

Definisi

Epulis gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi selama
kehamilan. Tumor ini adalah lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka
kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis tipe ini berkembang dengan
cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.

Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien
yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya cepat
seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat kehamilan. Penyebab
dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun diduga kuat
berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat wanita hamil. Faktor
lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.

Gambar. Epulis gravidarum pada wanita hamil

Gejala

Tumor kehamilan ini tampak sebagai tonjolan pada gusi dengan warna yang bervariasi mulai
dari merah muda, merah tua hingga papula yang berwarna keunguan, paling sering dijumpai
pada rahang atas. Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit, namun lesi ini sangat
mudah berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini berukuran
diameter tidak lebih dari 2 cm, namun pada beberapa kasus dilaporkan ukuran lesi yang jauh
lebih besar sehingga membuat bibir pasien sulit dikatupkan.

Perawatan

Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu
melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda
hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi sehingga
mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-hari.

Namun pada kasus-kasus dimana epulis tetap bertahan setelah bayi lahir, diperlukan biopsi
untuk pemeriksaan lesi secara histologis. Rekurensi yang terjadi secara spontan dilaporkan
pada 75 % kasus, setelah 1 hingga 4 bulan setelah melahirkan.

Bila massa tonjolan berukuran besar dan mengganggu pengunyahan dan bicara, tonjolan
tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif. Namun terkadang tumor
kehamilan ini dapat diangkat dengan Nd:YAG laser karena memberi keuntungan yaitu sedikit
perdarahan.

...EPULIS...
Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada di atas gingival
dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis ini bersifat fibrous, hiperplastik
atau granulatif. Dalam pertumbuhannya epulis ini bisa tidak bertangkai atau biasa disebut
sensile dan dan bisa pula bertangkai (peduncullated). Epulis ini dapat berasal dari iritasi
kronis yang berlanjut menjadi epulis fissuratum/denture hyperplasia akibat rangsangan tepi
protesa tidak baik dan berlangsung lama dalam rongga mulut. Selain itu epulis juga dapat
terjadi pada pasien dengan gangguan hormonal.

# JENIS-JENIS EPULIS

Epulis dapat dibedakan berdasarkan etiologi terjadinya antara lain :


1. Epulis Congenitalis
2. Epulis Fibromatosa
3. Epulis Granulomatosa
4. Epulis Fissuratum
5. Epulis Gravidarum
6. Epulis Angiomatosa

Secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1. Epulis Congenitalis/Tumor Sel Granular/Tumor Neumans


Biasa disebut Congenital granular cell tumor (GCT). Epulis ini terdapat pada mukosa bayi
yang baru lahir. Etiologinya secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel epitel
bakal benih gigi (odontogenik). Epulis ini terlihat seperti benjolan yang muncul pada alveolar
ridge dalam rongga mulut. Hal ini menghambat pernafasan dan asupan makanan bayi. Secara
klinis massa peduncullated kadang multiobuler dan berwarna merah muda lunak. Evaluasi
patologis tumor yang disebut diagnosis GTC antara lain penampakan makroskopik
permukaan luar terlihat tidak biasa dan potongannya homogenus. Histologisnya terlihat sel
polygonal yang menyebar teratur dan mengandung ovalnuclei dan abundant coarsely granular
cytoplasm.

2. Epulis Fibromatosa
Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi pada
pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis yang terlihat antara lain
bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat, konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan
kokoh. Epulis ini pula tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.

3. Epulis Granulomatosa
Epulis granulomatosa merupakan lesi yang timbul akibat dampak pasca bedah dari soket
setelah dilakukan ekstraksi.Epulis ini terjadi pada interdental gingiva, benjolan massa
irregular, warna kemerahan/kebiruan, bertangkai dan mudah berdarah. Epulis ini memiliki
differential diagnosis dengan tampak klinis yang mirip antara lain pyogenic granulomas, atau
herniation dari sinus maksilaris.

4. Epulis Fissuratum (Dentuer Granulomatosa/D. Hiperplasia/D. Fibrous


Hiperplasia/Inflammatory fibrous hyperplasia)
Epulis ini tampak sebagai lipatan jaringan fibrous satu atau lebih pada vestibulum, tidak
menimbulkan rasa sakit, mungkin terjadi reaksi inflamasi, fibrous hyperplasia, proliferasi
epitel/ ulkus. Iritasi kronis yang diakibatkan oleh pemakaian gigitiruan yang tidak adekuat
dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini akibat basis/sayap protesa. Epulis fissuratum
merupakan lesi reaktif hiperplastik. Penampakan histologis dapat bervariasi dan frekuensinya
kebanyakan tampaknya fibrous hyperplasia. Karena proliferasi kapiler terjadi, maka tampak
pula pyogenic granuloma. Mukosa glandula selalu muncul pada spesimen dan akan
menimbulkan sialadenitis kronis. Kadang glandula akan memiliki hubungan dengan
lymphoid hyperplasia and papillary ductal hyperplasia. Epitelium yang atropi atau
hiperplastik dan kadang memunculkan pseudoepitheliomatous hyperplasia. Ulserasi dapat
muncul. Metaplasia kondroid atau tulang dapat berkembang seiring munculnya benjolan.

5. Epulis Gravidarum (Epulis Pregnancy)


Epulis ini terjadi akibat gangguan keseimbangan hormonal dan atau iritasi kronis. Tampak
klinis bertangkai dapat pula tidak, permukaan halus (lobulated) dan mudah berdarah dan
merupakan lanjutan inflamasi gingiva. Epulis ini biasa terjadi pada wanita hamil mulai
tampak pada trimester II dan terutama region posterior.
6. Epulis Angiomatosa (Epulis Telangiecticum)
Merupakan respon granulasi yang berlebihan dan etiologi belum diketahui. Dikatakan respon
berlebihan karena pertumbuhan cepat, konsistensi lunak seperti sponge, merah cerah dan
mudah berdarah.

# PERAWATAN

Secara umum, epulis disebabkan oleh iritasi kronis dan gangguan hormonal. Maka
perawatannya dapat berupa kuretase, eksisi, hingga menghilangkan faktor iritan.

...EPULIS...
epulis adalah suatu tumor jinak pertumbuhan di atas gingiva yang berasal dari jaringan
periodental dan jaringan periosteum.
bersifat fibrous, hiperplastik atay granulatif
pertumbuhan : sessile / tidak bertangkai, pedunculated/ bertangkai besar dan bervariasi

etiologi
iritasi kronis menjadi epulis fissuratum = denture hipeplasia sehingga rangsangan tepi
protesa kurang baik dan berlangsung lama

gangguan keseimbangan hormonal

macam-macam epulis
1. epulis congenital
terdapat pada bayi yang baru lahir
belum diketahui dengan jelas diduga berasal dari sel epitel

pengobatan : eksisi
dapat ditemukan pad mukosa mulut, terjadi gangguan pernapasan dan intake makanan
jika epulis ini membesar

2. epulis fibromatosa
etiologi : iritasi kronis
klinis : letak antara 2 gigi, bertangkai, warna agak pucat, konsistensi kenyal

pengobatan : eksisi
terjadi pada mukosa mulut terutama pada tepi ginggiva, pipi dan lidah

3. epulis granumatosa
etiologi : iritasi kronis yaitu granuloma yang tidak terangkat pada saat ekstraksi,
misalnya pada tepi ginggiva interdental dan bekas pencabutan gigi....bisa berupa
kalkulus,karies, tambalan ataui gigi palsu yang tajam
pengobatan : eksisi

4. epulis fissuratum = denture granulamatous (banyak terjadi)


etiologi : iritasi kronis dari basis yang tajam pada tepi protesa
pengobatan : perbaiki gigitiruan

5. epulis gravidarum = prenagsi tumor


etiologi : gangguan hormonal, iritasi kronis
pengobatan : eksisi atau kuretase

6. epulis angiomatosa
etiologi : belum diketahui (dicurigai adanya trauma minor pada pembuluh darah)
merupakan respon dari granulasi yang berlebihan

klinis : pertumbuhan cepat, konsistensi lunak, mudah berdarah


pengobatan : eksisi

Epulis
Epulis adalah suatu tumor yang bersifat jinak dan pertumbuhannya berada di atas gingival
dan berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis ini bersifat fibrous, hiperplastik
atau granulatif. Dalam pertumbuhannya epulis ini bisa tidak bertangkai atau biasa disebut
sensile dan dan bisa pula bertangkai (peduncullated). Epulis ini dapat berasal dari iritasi
kronis yang berlanjut menjadi epulis fissuratum/denture hyperplasia akibat rangsangan tepi
protesa tidak baik dan berlangsung lama dalam rongga mulut. Selain itu epulis juga dapat
terjadi pada pasien dengan gangguan hormonal.

JENIS-JENIS EPULIS
Epulis dapat dibedakan berdasarkan etiologi terjadinya antara lain :
1. Epulis Congenitalis
2. Epulis Fibromatosa
3. Epulis Granulomatosa
4. Epulis Fissuratum
5. Epulis Gravidarum
6. Epulis Angiomatosa

Secara rinci diuraikan sebagai berikut :


1. Epulis Congenitalis/Tumor Sel Granular/Tumor Neumans
Biasa disebut Congenital granular cell tumor (GCT). Epulis ini terdapat pada mukosa bayi
yang baru lahir. Etiologinya secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel epitel
bakal benih gigi (odontogenik). Epulis ini terlihat seperti benjolan yang muncul pada alveolar
ridge dalam rongga mulut. Hal ini menghambat pernafasan dan asupan makanan bayi. Secara
klinis massa peduncullated kadang multiobuler dan berwarna merah muda lunak. Evaluasi
patologis tumor yang disebut diagnosis GTC antara lain penampakan makroskopik
permukaan luar terlihat tidak biasa dan potongannya homogenus. Histologisnya terlihat sel
polygonal yang menyebar teratur dan mengandung ovalnuclei dan abundant coarsely granular
cytoplasm.

2. Epulis Fibromatosa
Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi pada
pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis yang terlihat antara lain
bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat, konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan
kokoh. Epulis ini pula tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.

3. Epulis Granulomatosa
Epulis granulomatosa merupakan lesi yang timbul akibat dampak pasca bedah dari soket
setelah dilakukan ekstraksi.Epulis ini terjadi pada interdental gingiva, benjolan massa
irregular, warna kemerahan/kebiruan, bertangkai dan mudah berdarah. Epulis ini memiliki
differential diagnosis dengan tampak klinis yang mirip antara lain pyogenic granulomas, atau
herniation dari sinus maksilaris.

4. Epulis Fissuratum (Dentuer Granulomatosa/D. Hiperplasia/D. Fibrous


Hiperplasia/Inflammatory fibrous hyperplasia)
Epulis ini tampak sebagai lipatan jaringan fibrous satu atau lebih pada vestibulum, tidak
menimbulkan rasa sakit, mungkin terjadi reaksi inflamasi, fibrous hyperplasia, proliferasi
epitel/ ulkus. Iritasi kronis yang diakibatkan oleh pemakaian gigitiruan yang tidak adekuat
dalam jangka waktu yang lama dalam hal ini akibat basis/sayap protesa. Epulis fissuratum
merupakan lesi reaktif hiperplastik. Penampakan histologis dapat bervariasi dan frekuensinya
kebanyakan tampaknya fibrous hyperplasia. Karena proliferasi kapiler terjadi, maka tampak
pula pyogenic granuloma. Mukosa glandula selalu muncul pada spesimen dan akan
menimbulkan sialadenitis kronis. Kadang glandula akan memiliki hubungan dengan
lymphoid hyperplasia and papillary ductal hyperplasia. Epitelium yang atropi atau
hiperplastik dan kadang memunculkan pseudoepitheliomatous hyperplasia. Ulserasi dapat
muncul. Metaplasia kondroid atau tulang dapat berkembang seiring munculnya benjolan.

5. Epulis Gravidarum (Epulis Pregnancy)


Epulis ini terjadi akibat gangguan keseimbangan hormonal dan atau iritasi kronis. Tampak
klinis bertangkai dapat pula tidak, permukaan halus (lobulated) dan mudah berdarah dan
merupakan lanjutan inflamasi gingiva. Epulis ini biasa terjadi pada wanita hamil mulai
tampak pada trimester II dan terutama region posterior.

6. Epulis Angiomatosa (Epulis Telangiecticum)


Merupakan respon granulasi yang berlebihan dan etiologi belum diketahui. Dikatakan respon
berlebihan karena pertumbuhan cepat, konsistensi lunak seperti sponge, merah cerah dan
mudah berdarah.

PERAWATAN
Secara umum, epulis disebabkan oleh iritasi kronis dan gangguan hormonal. Maka
perawatannya dapat berupa kuretase, eksisi, hingga menghilangkan faktor iritan.

EPULIS
Tumor adalah jaringan baru yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor

penyebab tumor. Tumor dapat dibagi menjadi tumor odontogenik dan non odontogenik.

Tumor odontogenik, dibagi lagi menjadi tumor yang berasal dari ektodermal, mesiodermal,

dan campuran mesio-ektodermal. Sedangkan tumor non-odontogenik dibagi menjadi tumor

osteogenik, non-osteogenik, tumor jaringan vaskuler, dan tumor jaringan syaraf.

Tumor non-osteogenik dibagi menjadi tumor epitel, hiperplasi inflamasi dan tumor

mesiodermal. Pada penggolongan ini, epulis termasuk kepada tumor epitel. Epulis adalah

istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiva (gusi). Faktor

predisposes dari epulis adalah iritasi kronis lokal misalnya kalkulus, karies servikal, sisa akar

gigi. Epulis dapat dibedakan berdasarkan etiologi terjadinya antara lain : epulis congenitalis,
epulis fibromatosa, epulis granulomatosa, epulis fissuratum, epulis gravidarum, dan epulis

angiomatosa.

Perubahan hormon yang terjadi saat hamil berpengaruh besar terhadap kesehatan gigi dan

mulut, termasuk gusi. Perubahan hormon ini menyebabkan terjadinya perlunakan pembuluh

darah gusi sehingga bisa menimbulkan peradangan pada gusi. Masalah lain adalah

pembengkakan pada gusi (epulis gravidarum) yang terjadi di gusi di antara dua gigi.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Gambaran predileksi epulis pada gusi dan bukalis

1. Definisi

Epulis adalah istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiva

(gusi). Ada beberapa jenis dari epulis, masing-masing memiliki karakteristik yang unik dan

khas.

2. Faktor predisposisi

Iritasi kronis lokal misalnya kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi.

3. Jenis-jenis Epulis
Epulis dapat dibedakan berdasarkan etiologi terjadinya antara lain :

1. Epulis Gravidarum

2. Epulis Congenitalis

3. Epulis Fibromatosa

4. Epulis Granulomatosa

5. Epulis Fissuratum

6. Epulis Angiomatosa

5. Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan)

Definisi

Epulis gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi selama

kehamilan. Tumor ini adalah lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka

kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis tipe ini berkembang dengan

cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.Tumor kehamilan ini

biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien yang melaporkan

kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya.

Etiologi

Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat

kehamilan. Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun

diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat wanita

hamil. Faktor lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang

buruk.
Gambar 2. Epulis gravidarum pada wanita hamil

Pemeriksaan Fisik

Gejala tumor kehamilan ini tampak sebagai tonjolan pada gusi dengan warna yang bervariasi

mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang berwarna keunguan, paling sering

dijumpai pada rahang atas.

Riwayat Penyakit

Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit, namun lesi ini sangat mudah berdarah saat

pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini berukuran diameter tidak lebih

dari 2 cm, namun pada beberapa kasus dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga

membuat bibir pasien sulit dikatupkan.

Perawatan

Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu

melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda

hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi sehingga

mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-hari.


Namun pada kasus-kasus dimana epulis tetap bertahan setelah bayi lahir, diperlukan biopsi

untuk pemeriksaan lesi secara histologis. Rekurensi yang terjadi secara spontan dilaporkan

pada 75 % kasus, setelah 1 hingga 4 bulan setelah melahirkan.Bila massa tonjolan berukuran

besar dan mengganggu pengunyahan dan bicara, tonjolan tersebut dapat diangkat dengan

bedah eksisi yang konservatif. Namun terkadang tumor kehamilan ini dapat diangkat dengan

laser karena memberi keuntungan yaitu sedikit perdarahan.

2. Epulis fibromatosa

Epulis jenis ini lebih sering dujumpai dibandingkan jenis lainnya dan sering mengalami

rekuren (kambuh) bila operasi pengangkatannya tidak sempurna. Umumnya dijumpai pada

orang dewasa. Terutama pada bagian gingiva, bibir dan mukosa bagian bukal

etiologi : iritasi kronis

klinis : letak antara 2 gigi, bertangkai, warna agak pucat, konsistensi kenyal

pengobatan : eksisi

terjadi pada mukosa mulut terutama pada tepi ginggiva, pipi dan lidah

Epulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi pada

pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis yang terlihat antara lain

bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat, konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan

kokoh. Epulis ini pula tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Jika epulis fibroma menjadi terlalu besar, bisa mengganggu pengunyahan dan menjadi trauma

serta ulserasi. Histologis ditandai oleh proliferasi jaringan ikat collagenic dengan berbagai

derajat dari sel infiltrasi inflamasi. Permukaan lesi ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis.
Pengobatan ini dengan eksisi biopsi bedah dan memiliki tujuan untuk menyingkirkan

lesi/neoplasma lainnya.

Gambar 3. Epulis fibromatosa

Mikroskopis

Terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang mengalami proliferasi dengan

ditandai oleh adanya rate peg tidak beraturan. Stroma terdiri dari jaringan ikat fibrosa padat

dan kolagen yang tersusun dalam berkas yang tidak beraturan. Juga ada sel radang kronis

dalam stroma.

Gambar 4. Mikroskopis epulis fibromatosa

3. Epulis Granulomatosa

Epulis granulomatosa dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling banyak

didiagnosa pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan terutama terjadi pada wanita.
Gambar 5. Epulis granulomatosa pada daerah palatal gigi insisif atas

Gejala

Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi, kaya vaskularisasi

sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya berwarna merah keunguan.

Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang dari 2 cm namun ada

kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang

bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa

kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada gambaran

radiografis akan terlihat erosi tulang. Sebagian besar terdiri atas jaringan granulasi.

Konsistensi kenyal, mudah berdarah bila tersenggol.

Terlihat jaringan gusi dibatasi oleh epitel gepeng berlapis yang mengalami proliferasi dengan

rete peg (papil epitel yang masuk ke dalam stroma jaringan ikat dibawah epitel) yang tidak

beraturan. Stroma terdiri dari jaringan granulasi yang disusun oleh jaringan ikat, pembuluh

darah, sebukan sel radang akut dan kronis. Bila ada ulserasi, biasnya sel radang yang banyak

dijumpai adalah PMN sehingga dambarannya menyerupai granuloma piogenikum.


Gambar 6. Mikroskopis epulis granulomatosa

Perawatan

Perawatan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang terlibat. Gigi

yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah tidak dapat dipertahankan, atau

dilakukan pembersihan karang gigi (scaling) dan penghalusan akar (root planing). Dilaporkan

angka rekurensi sebesar 10 % sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali.

3. Epulis Kongenital

Definisi
Penyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para ilmuwan meyakini bahwa

epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang asalnya dari neural crest.

Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan terjadi pada bayi

saat kelahiran. Dari penelitian didapati bahwa epulis kongenital lebih banyak dijumpai pada

bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1, dan paling banyak terjadi pada maksila

(rahang atas) dibandingkan mandibula (rahang bawah).


Gambar 7. Seorang bayi perempuan dengan congenital epulis, kasus yang pertama kali

dilaporkan pada tahun 1871 dan hingga kini hanya sekitar 200 kejadian yang pernah

dilaporkan.

Gejala

Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang

rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah

lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga

2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan

terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat

mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu.

Secara histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi pada orang

dewasa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan tampaknya tidak

berpotensi ke arah keganasan. Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu

memeriksakan kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat

ditegakkan.

Perawatan

Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan menghilang

saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Dengan demikian lesi yang berukuran kecil tidak

membutuhkan perawatan.
Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui sehingga perlu

dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan keberhasilan penggunaan laser

karbondioksida untuk mengoperasi lesi epulis yang besar. Dari kasus-kasus yang ada,

kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi.

Penatalaksanaan

Ekskokleasi epulis ialah pengangkatan jaringan patologis dari ginggiva, pencabutan gigi yang

terlibat serta pengerokan sisa jaringan pada bekas akar gigi.

a. Indikasi operasi

Epulis kecuali epulis gravidarum

b. Kontra indikasi Operasi

Ko morbiditas berat

c. Diagnosis Banding

Karsinoma gingiva

d. Pemeriksaan Penunjang

FNA

e. Teknik Operasi

Menjelang operasi

Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi yang akan dijalani

serta resiko komplikasi disertai dengan tandatangan persetujuan dan permohonan dari

penderita untuk dilakukan operasi. (Informed consent).

Memeriksa dan melengkapi persiapan alat dan kelengkapan operasi.

Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin, dosis

menyesuaikan untuk profilaksis.

Tahapan operasi
Dilakukan dalam kamar operasi, penderita dalam narkose umum dengan intubasi

nasotrakheal kontralateral dari lesi, atau kalau kesulitan bisa orotrakeal yang

diletakkan pada sudut mulut serta fiksasinya kesisi kontralateral, sehingga lapangan

operasi bisa bebas. Posisi penderita telentang sedikit head-up(20-250), ekstensi

(perubahan posisi kepala setelah didesinfeksi).

Desinfeksi intraoral dengan Hibicet setelah dipasang tampon steril di orofaring.

Desinfeksi lapangan operasi luar dengan Hibitane-alkohol 70% 1:1000.

Posisikan penderita tengadah dengan mengganjal bantal pundaknya.

Dengan menggunakan mouth spreader mulut dibuka sehingga lapangan operasi lebih

jelas. Insisi dilakukan diluar tepi lesi pada jaringan yang sehat dengan menggunakan

couter-coagulation, lakukan rawat perdarahan, lakukan pembersihan lebih lanjut

dengan jalan mencabut gigi yang terlibat serta lakukan kerokan pada sisa sekitar

tumor.

Surat pengantar PA diberi keterangan klinis yang jelas.

f. Komplikasi operasi

Perdarahan

Infeksi

Residif

g. Mortalitas

Sangat rendah

h. Perawatan Pascabedah

Infus Ringer Lactate dan Dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 4 (sehari). Antibiotik

profilaksis diteruskan 1 hari.


Setelah sadar betul bisa dicoba minum sedikit-sedikit, setelah 6 jam tidak mual bisa diberi

makan.

Pada penderita yang dipasang kasa verband tampon steril pada saat operasi untuk

menghentikan perdarahan pada bekas akar gigi, bisa dilepas setelah 1 jam dari operasi atau

ancaman perdarahan sudah berhenti.

Kumur-kumur/Oral hygiene penderita di teruskan terutama sebelum dan sesudah

minum/makan.

Penderita boleh pulang sehari kemudian.

i. Follow-Up

Tiap minggu sampai luka operasi sembuh

4. Epulis Fissuratum

Definisi

Epulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik oleh pinggiran gigi

palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma fissuratum pada kulit.

Patofisiologi

Epulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran gigi palsu. Epulis biasanya

ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula.

Ras

Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari dominasi ras

kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu.

Jenis Kelamin
Kebanyakan kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih suka menggunakan

gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan estetik. Kemungkinan, perubahan

epitel menjadi atropi pada wanita menopause, mempengaruhi kejadiannya pada wanita yang

lebih tua.

Umur

Epulis fissuratum terbanyak terjadi pada umur 50, 60, dan 70-an, tapi dapat ditemukan pada

hampir seluruh umur. Epulis fissuratum pernah ditemukan pada anak kecil. Faktanya, lesi

berhubungan dengan penggunaan gigi palsu dan proses iritasi yang kronis memiliki insidensi

lebih tinggi pada individu yang lebih tua.

Riwayat Penyakit

Epulis fissuratum berkembang lambat pada periode yang panjang pada pasien dengan nyeri

pada penggunaan gigi palsu.

Biasanya, pasien dengan epulis fissuratum adalah asimptomatik.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan pada pasien epulis fissuratum patient typically ditemukan

pembengkakan pada mukosa hiperplastik, dimana meliputi pinggiran dari gigi palsu.

Lesi lebih sering pada bagian depan dari gigi palsu. Lesi pada daerah lingual jarang

ditemukan. Lesi ini lebih sering pada bagian anterior rahang.

Permukaan dari massa epulis fissuratum : halus, biasanya berbentuk ulseran atau

papiler.

Ukuran dari lesi epulis fissuratum lesion bervariasi; pada beberapa lesi kecil, tapi

dapat meliputi seluruh mukosa vestibuler yang kontak dengan gigi palsu.
Walaupun sering dalam warna mukosa, eritema juga bisa terjadi, jika terjadi

inflamasi. Beberapa lesi muncul mejadi granuloma piogenik, disebabkan proliferasi

kapiler.

Gambar 8. Epulis Fissuratum pada anterior mandibula, pada tempat gigi palsu biasa dipasang.

Terlihat fambaran eritema. Pada permukaan lesi biasanya halus seperti pada gambar.

Etiologi

Penyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada tempat pemasangan gigi

palsu. Biasanya, berhubungan dengan resopsi dari tulang alveolar, supaya gigi palsu dapat

bergerak pada mukosa vestibuler, mengakibatkan inflamasi hiperplasi jaringan yang

berproliferasi pada tepi gigi palsu tersebut.

Perawatan

PerawatanLesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi

timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak

memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi.

Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai

tindakan preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah

dibuang tersebut.

Pencegahan
Pemeriksaan gigi rutin, dapat mencegah epulis fissuratum. Pasien yang menggunakan gigi

palsu jarang sadar, bahwa mereka juga perlu memeriksakan kesehatan mulut mereka ke

dokter gigi, sehingga meningkatkan resiko terjadinya epulis fissuratum.

Prognosis

Dengan penatalaksanaan segera, prognosis dari epulis fissuratum ini adalah baik. Masalah

yang mungkin terjadi adalah, massa pada daerah mukosa vestibuler dan berhubungan dengan

gigi palsu sering lolos dari diagnosis sebagai epulis fissuratum. Sayangnya, pada kasus yang

jarang, massa ini dapat menjadi skuamos sel karsinoma atau sudah bermetastase. Karena itu,

jaringan ini, setelah diesktirpasi harus diperiksa secara histologis.

Edukasi pasien

Menyarankan kepada pasien untuk memeriksakan gigi mereka secara rutin jika dibutuhkan

dan jika ada gangguan pada jaringan mulut.

Gambar 9. massa pada mukosa vestibuler posterior ini, berhubungan dengan penggunaan gigi

palsu total. Pada pasien ini, massa sudah berubah menjadi skuamous sel karsinoma.

6. Epulis Telangiectatica (gingival pyogenic granuloma)

Pembengkakan lunak pada ginggiva, yang karakteristik jaringan granulasi merah pucat.

Mudah berdarah oleh karena dilatasi pembuluh darah kapiler. Mudah berdarah, pertumbuhan

yang cepat, resorbsi tulang, rekurensi bila operasinya inkomplit menyebabkan secara klinis

mirip suatu neoplasma. Gambaran histopatologis juga suatu proses inflamasi.

Anda mungkin juga menyukai