KEGAWATDARURATAN
A. HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg
(Kodim Nasrin, 2003).
2. Etiologi
Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Na.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
Stres lingkungan.
Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Elastisitas arteriosklerosis
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Sinkop
Blood flow
Nyeri Gangguan rasa Afterload
menurun Resti injuri
kepala nyaman meningkat Nyeri
Respon RAA
Gangguan
Penurunan Fatique
perfusi
jaringan Rangsang curah
aldosteron jantung
Intolerans
i aktifitas
Retensi na
Edema
Glukagon
Glukosuria Ketonemia
3. Web Of Causation
Diuresis Ketoasidosis
Osmotik
Defisit nutrisi
Asidosis metabolise
Poliuri
Dehidrasi
Nafas Cepat
STANDART ASUHAN KEPERAWATAN IGD
Hipovolemi Page 6
Lipolisis meningkat
4. DiagnosaKeperawatan
ASFIKSIA
dipsneu
Suplai O2 di perifer Hipotermi
perubahan warna kulit vol. interstisial metabolisme sel turun perfusi jaringan
pruritis suplai O2
intoleransi aktivitas
prod. asam Edema(kelebihan
gangguan volume cairan)
integritas payah jantung kiri bendungan atrium kiri naik
kulit
iritasi lambung beban jantung
Nausea, vomitus COP tek. vena pulmonalis
vomitus hipertrof
infeksi perdarahan ventrikel kiri
kapiler paru
aliran darah suplai O2 jaringan suplai O2 ke otak
gastritis ginjal
Defisit Hematemesis dan melena
Nutrisi edema paru
- melena RAA Metabolise anarob
Syncope (kehilangan kesadaran)
mual, muntah
pola nafas
anemia timbunan asam laktat tidak efektif
retensi Na dan
H2O
intoleransi aktivitas
Fatique dan nyeri sendi
Hipervolemia
NORMAL STEMI
2. Etiol ogi
6. Monitor adanya
tromboplebitis
7. Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi
Nyeri akut b.d iskemia Setelah dilakukan tinfakan 1. Monitor tanda-tanda vital
d.d : keperawatan. Nyeri 2. Lakukan
DS : berkurang/teratasi dengan pengobservasian nyeri secara
Nyeri dada kriteria hasil: komprehensif termasuk
NON STEMI
Non-Modifed
Risk Factor
Kebutuhan O2 Kontraksi
Non-Modifed miokard
Risk Factor
Metabolism Vasokontriksi
anaerob pembuluh darah
Non-Modifed
Risk Diagnosa
Factor Tujuan dan Intervensi
Keperawatan
Produksi KriteraTDhasil COP
Penurunan
asam laktak curah Setelah dilakukan asuhan 1. Evaluasi adanya nyeri dada
jantung b.d Penurunan cardiac output 2. Catat adanya disritmia
- Perubahan irama klien teratasi dengan jantung
Penurunan
Penurunan kemampuan
jantung
Merangsang kriteria hasil: 3. Catat
curah adanya tanda dan
jantung
tubuh untuk menyediakan
- Perubahan Tanda Vital gejala penurunan cardiac
nosiseptor energi
kontraktilitas dalam rentang normal putput
- Perubahan frekuensi (Tekanan darah, Nadi, 4. Monitor status pernafasan
jantung d.d:\ respirasi) Penurunan
yang perfusi
menandakan gagal
Angina Kelemahan/f jaringan
DS : Dapat jantung
pektoris atique
Palpitasi mentoleransi aktivitas, 5. Monitor balance cairan
Kelelahan tidak ada kelelahan 6. Monitor respon pasien
Dispneu Gangguan perfusi
Tidak ada terhadap Supply
efek O2 pengobatan
ke paru
Nyeri Intoleransi
edema paru, perifer,organ ginjalantiaritmia kebutuhan
Orthopneu
akut aktivitas
dan tidak ada asites 7. Atur periode latihan dan
Batuk
Tidak ada istirahat untuk menghindari
Paroxysmal
nocturnal dispneu penurunan kesadaran kelelahan
AGD dalam 8. Monitor toleransi aktivitas
DO : Respon Retensi Napasien Kompensasi
batas normal
Bradikardia/takikardi Psikologis
Tidak ada dan air9. Monitor adanya RRdyspneu,
a
distensi vena leher fatigue, tekipneu dan
Gambaran EKG
ortopneu
aritmia atau Protein plasma & Takipneu/
Kecemasan
Warna kulit 10. Anjurkan untuk menurunkan
gangguan konduksi hidrostatik dispneu
normal stress
Edema 11. Monitor TD, nadi, suhu,
Distensi vena dan RR
jugularis Pola nafas
Menyerap12. cairan Monitor VS saat pasien
Tekanan darah tidak efektif atau
intertisial berbaring, duduk,
meningkat/menurun berdiri
CRT >3 detik 13. Auskultasi TD pada
Oliguria kedua lengan dan
Warna kulit pucat Hipervolemia bandingkan
dan/atau sianonis 14. Monitor TD, nadi, RR,
Terdengar suara sebelum, selama, dan
jantung S3 dan/atau setelah aktivitas
S4 15. Monitor jumlah, bunyi dan
irama jantung
16. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
6. Monitor adanya
tromboplebitis
7. Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi
Nyeri akut b.d iskemia Setelah dilakukan tinfakan 1. Monitor tanda-tanda vital
d.d : keperawatan. Nyeri 2. Lakukan
DS : berkurang/teratasi dengan pengobservasian nyeri secara
Nyeri dada kriteria hasil: komprehensif termasuk
Virus Dengue
Viremia Trombositopenia
Merangsang PG di hipotalamus
Gangguan perfusi
Kebocoran Plasma jaringan cerebral
Hipertermia
Syok
Cairan Pleura Hipovolemia
Hipovolemik
Efusi Pleura
Reaksi Inflamasi Tekanan osmotik meningkatGangguan motilitas usus Rangsang saraf parasimpatik
Diare
Hipovolemia
2. Etiologi
Trombosis cerebri (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
Embolisme cerebri (bekuan darah atau material yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh lain)
Iskemia cerebral (penurunan aliran darah ke otak)
Arterosklerosis (sumbatan berupa lemak di pembuluh darah otak)
3. Web Of Causation
MK 6 kerusakan
integritas kulit
Hipoksia serebri Gangguan perfusi
Jaringan cerebral
Tirah baring
Defisit nutrisi
Defisit perawatan
STANDART ASUHAN diri Gangguan
KEPERAWATAN IGD mobilitas fisik Resiko kerusakan integritas kulit
Page 46
4. Diagnosa Keperawatan
Peningkatan TIK/herniasicerebral
Hemisfer kanan
Hemisfer kiri
Penurunan kesadaran
Defisit Gangguan
Pola nafas tidak efektif perawatan diri mobilitas fisik
4. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Tujuan Dan Ansietas
Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
jaringan cerebral b.d keperawatan Gangguan 2. Monitor AGD, ukuran
kerusakan perfusi jaringan cerebral Perfusiketajaman,
pupil, jaringan cerebral
neurovaskular d.d: teratasi dengan kriteria hasil: tidak efektif
kesimetrisan, dan
DS :- Tekanan sistol dan reaksi.
DO : diastole (120/80mmHg) 3. Monitor adanya diplopia,
Gangguan status Tidak ada pandangan kabur, nyeri
mental ortotastikhipertensi kepala.
Perubahan Komunikasi jelas 4. Monitor level
perilaku Menunjukkan konsentrasi kebingungan dan
Perubahan dan orientasi orientasi.
respon motorik Pupil seimbang dan reaktif 5. Monitor tonus otot
Perubahan Bebas dari aktivitas kejang pererakan.
reaksi pupil 6. Monitor tekanan
Kesulitan intracranial dan respon
menelan neurologik.
Kelemahan atau 7. Catat perubahan pasien
paralisis dalam merespon
ekstremitas stimulus.