*Bagian Neurologi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin/Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK
Aterosklerosis merupakan penyebab utama stroke iskemik terutama pada arteri serebri media
yang dapat menimbulkan penurunan fungsi kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara aterosklerosis arteri serebri media dengan gangguan fungsi
kognitif pada pasien stroke iskemik di RSUDZA Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah
penelitian analitik dengan rancangan cross sectional pada bulan Agustus hingga September
2013. Penelitian ini menggunakan instrumen Transcranial Doppler (TCD), Montreal
Cognitive Assessment versi bahasa Indonesia (MoCA-Ina), dan rekam medis. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 34 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil uji analisis
alternatif Chi Square yaitu uji Fisher yang menunjukkan terdapat hubungan antara
aterosklerosis arteri serebri media dengan gangguan fungsi kognitif (p = 0,05) pada pasien
stroke iskemik di RSUDZA Banda Aceh. Proporsi gangguan fungsi kognitif didapatkan
sebesar 91,2% dan domain kognitif yang dominan terganggu adalah memori sebesar 70,6%.
Pasien stroke iskemik yang paling banyak mengalami gangguan fungsi kognitif berada pada
kelompok usia 55-65 tahun (95%), tamatan SMA (100%), dan memiliki lesi subkorteks
(85,7%). Proporsi gambaran TCD arteri serebri media yang paling tinggi adalah
aterosklerosis arteri serebri media kanan dan kiri yaitu sebesar 32,4%. Pasien stroke iskemik
yang paling banyak memiliki gambaran TCD abnormal adalah pasien dengan lesi subkorteks
(92,9%) dan lesi multipel (92,3%).
Atherosclerosis is the major cause of ischemic stroke, especially in the middle cerebral artery,
which leads to cognitive decline. The purpose of this study was to determine the relation
between middle cerebral artery atherosclerosis and cognitive impairment in patients with
ischemic stroke at RSUDZA Banda Aceh. This research was analytic survey with cross
sectional design which conducted from August to September 2013. This study used
Transcranial Doppler (TCD), Montreal Cognitive Assessment with Indonesian version
(MoCA-Ina), and medical records as instruments. The subjects of this study were 34 people.
Based on the results of alternative analysis of Chi Square test which is Fisher's exact test
showed there is a relation between middle cerebral artery atherosclerosis and cognitive
impairment (p = 0,05) in patients with ischemic stroke at RSUDZA Banda Aceh. The
proportion 1 of cognitive impairment was obtained by 91,2% and the dominant impaired
cognitive domain was memory by 70,6%. Most ischemic stroke patients with cognitive
impairment were in age group of 55-65 years old (95%), high school graduates (100%), and
patients with subcortical lesions (85,7%). The highest proportion of middle cerebral artery
TCD view was right and left middle cerebral artery atherosclerosis (32,4%). Most ischemic
stroke patients with abnormal TCD view were patients with subcortical lesions (92,9%) and
multiple lesions (92,3). cognitive domain was memory by 70,6%. Most ischemic stroke
patients with cognitive impairment were in age group of 55-65 years old (95%), high school
graduates (100%), and patients with subcortical lesions (85,7%). The highest proportion of
middle cerebral artery TCD view was right and left middle cerebral artery atherosclerosis
(32,4%). Most ischemic stroke patients with abnormal TCD view were patients with
subcortical lesions (92,9%) and multiple lesions (92,3).
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian pada orang dewasa.
Prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 15,4% dari seluruh kematian dan Aceh
menempati posisi pertama yaitu sebesar 16,6%. (1-3) Stroke iskemik merupakan tipe stroke
yang paling banyak dijumpai (80%) dengan aterosklerosis sebagai penyebab tersering
terjadinya trombosis atau emboli pada stroke iskemik, terutama pada arteri besar intrakranial
yaitu arteri serebri media (middle cerebral (4-6)artery, MCA). Aterosklerosis MCA dapat
dideteksi dengan Transcranial Doppler (TCD), yaitu suatu alat diagnostik noninvasif yang
dapat digunakan untuk menilai perubahan hemodinamik serebral terutama dalam deteksi dini
perkembangan aterosklerosis dan memprediksi pasien-pasien yang berisiko tinggi untuk
penyakit serebrovaskular seperti stroke. TCD memiliki kemampuan diagnosis yang sangat
baik dalam mendeteksi oklusi, stenosis, dan vasospasme dibandingkan dengan pemeriksaan
baku emas (angiografi (7-9) konvensional). Penelitian mengenai TCD di Indonesia masih
sangat terbatas. Stroke iskemik dapat menimbulkan gangguan fungsi kognitif yang jika tidak
dilakukan penanganan secara optimal akan berkembang menjadi demensia. (4, 10) Fungsi
kognitif dapat dinilai dengan menggunakan Montreal Cognitive Assessment (MoCA). MoCA
terbukti lebih sensitif dalam menilai fungsi kognitif dibandingkan dengan tes mental standar
yaitu Mini Mental (11-14) State Examination (MMSE). Telah dikembangkan MoCA dalam
versi bahasa Indonesia sehingga dapat digunakan dalam menilai fungsi kognitif pasien-pasien
di (15) Indonesia.
METODE
Penelitian dengan desain cross sectional dilakukan terhadap pasien stroke iskemik
yang dirawat di Ruang Geulima I RSUDZA Banda Aceh sejak 19 Februari sampai 26 Maret
2014. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 34 orang. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi diperiksa dengan menggunakan
TCD Sonara Viasys Healthcare NCM 109450 untuk melihat gambaran MCA, kemudian
subyek diwawancarai dengan menggunakan kuesioner MoCA-Ina untuk melihat gangguan
fungsi kognitif. Hasil ukur TCD terdiri atas normal (pulsatility index, PI = 0,6-1,2);
aterosklerosis (PI > 1,2); stenosis (PI < 0,6) yang terbagi menjadi ringan (peak systolic
velocity, PSV < 140cm/s), sedang (PSV = 140-180 cm/s, berat (PSV > 180 cm/s); dan oklusi
(PI normal, minimal flow). Hasil ukur MoCA-Ina terdiri atas normal (skor = 26) dan
terganggu (skor < 26). Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi square untuk mengetahui hubungan antara aterosklerosis MCA dengan
gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik. dengan jumlah sampel sebanyak 34
orang. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi diperiksa dengan menggunakan TCD Sonara
Viasys Healthcare NCM 109450 untuk melihat gambaran MCA, kemudian subyek
diwawancarai dengan menggunakan kuesioner MoCA-Ina untuk melihat gangguan fungsi
kognitif. Hasil ukur TCD terdiri atas normal (pulsatility index, PI = 0,6-1,2); aterosklerosis
(PI > 1,2); stenosis (PI < 0,6) yang terbagi menjadi ringan (peak systolic velocity, PSV <
140cm/s), sedang (PSV = 140-180 cm/s, berat (PSV > 180 cm/s); dan oklusi (PI normal,
minimal flow). Hasil ukur MoCA-Ina terdiri atas normal (skor = 26) dan terganggu (skor <
26). Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji
Chi square untuk mengetahui hubungan antara aterosklerosis MCA dengan gangguan fungsi
kognitif pada pasien stroke iskemik.
HASIL
Karakteristik sampel penelitian tertera pada Tabel 1. Sebagian besar yang mengalami
stroke iskemik berada dalam rentang usia 55-65 tahun (58,8%), laki-laki (70,6%),
berpendidikan menengah atas (35,3%), memiliki riwayat hipertensi (94,1%), tidak memiliki
riwayat merokok (67,6%), memiliki letak lesi dari CT scan kepala di subkorteks serebri
(41,2%), dan memiliki lesi tunggal (44,1%). Gambar 1 menunjukkan sebagian besar
responden memiliki fungsi kognitif yang terganggu. Gambar 2 menunjukkan domain kognitif
yang dominan terganggu adalah memori sebesar 70,6%.
Umur
45-54 9 26,5
tahun
55-65 20 58,8
tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki 24 70,6
Perempuan 10 29,4
Pendidikan
Terakhir
SD 8 23,5
SMP 6 17,6
SMA 12 35,3
Perguruan 8 23,5
tinggi
Riwayat
Hipertensi
Ya 32 94,1
Tidak 2 5,9
Riwayat
Diabetes
Melitus
Ya 17 50
Tidak 17 50
Riwayat
Merokok
Ya 11 67,6
Tidak 23 32,4
Letak Lesi
Korteks 9 26,5
Subkorteks 14 41,2
Korteks5
14,7
subkorteks
Jumlah Lesi
Tunggal 15 44,1
Multipel 13 38,2
Total 34 100
Fungsi Kognitif
Normal Terganggu
Total
n%n%n%
Umur
Pendidikan Terakhir
SD 0 0 8 100 8 100
Letak Lesi
Normal
Aterosklerosis+stenosis+o
klusi MCA
Total
n%n%n%
Letak Lesi
Korteks-subkorteks 1 20 4 80 5 100
Jumlah Lesi
Tunggal 3 20 12 80 15 100
2.9% 2.9%
32.4%
2.9%
5.9%
8 14.7%
20.6%
11.8%
8.8%
Gambaran Arteri
Media (MCA)
ri Serebri
Fungsi Kognitif
Terganggu Normal
n%n%n
Total
value
Aterosklerosis+sten
MCA
Normal
nosis+oklusi
28
96,6
60
3,4
40
29
100
100
0,05
Total 31 3 34
A `eaqas
PEMBAHASAN
merangsang progresivitas
29)
Aterosklerosis intrakranial
(36, 37)
lesi berada di sisi kiri.
impairment.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Academic; 2003.
2.
from:
http://whqlibdoc.who.int/publicat
ions/2011/9789241564373_eng.p
df.
3.
Kementerian Kesehatan
Pengembangan Kesehatan
4.
2009.
5.
6.
Populer; 2000.
7.
2011;38(4):253-6.
8.
Evaluation of cerebrovascular
ultrasound. Journal of
Neurosurgery. 2010;112(2):37
41.
9.
Transcranial Doppler: an
Med. 2007;20(1):65-71.
115-9.
Bedirian V, Charbonneau S,
PM. Underestimation of
Stroke. 2010;41:1290-3.
13. Pendlebury ST, Mariz J, Bull L,
cognitive impairment
harmonization standards
2012;43:464-9.
14. Godefroy O, Fickl A, Roussel M,
with neuropsychological
evaluation. Stroke.
2011;42:1712-6.
Neurona. 2010;27(4):15-21.
Jogjakarta. Biomedika.
2009;1(2):17-23.
2004.
Mangunkusumo [Skripsi]:
diagnostik, patofisiologi,
Kuala; 2013.
UI; 2007.
2003.
Diponegoro; 2008.
Diponegoro; 2011.
Kuala; 2013.
Diponegoro; 2011.
Saraf Universitas
Diponegoro; 2011.
correlates of cognitive
2002;18(4):24-7.
infarction: a thalamocortical
disconnection syndrome?
Neurology. 1992;42:1966-79.
Res. 1995;45:371-85.
Neurobehavioral changes
Neurology. 1989;39:349-54.
syndrome of striatocapsular
Neursurg Psychiatry.
1997;63:611-5.
2003;216:55-9.