Gambaran umum
Angka kejadian anemia hemolitik autoimun (AIHA) diperkirakan 1/100.000 pada populasi
umum. Anemia yang terjadi akibat proses hemolitik yang terjadi secara sekunder adanya
destruksi sel darah merah oleh karena proses autoantibodi. Secara klinis AIHA dapat dibagi
menjadi 2 yaitu tipe warm dan tipe cold. AIHA tipe warm umumnya menunjukkan gejala
pucat, ikterus, splenomegali dan anemia berat. Pada 60% kasus AIHA tipe warm , IgG lebih
berperan dan antibodi ini optimal pada suhu 370C yang secara langsung akan bertemu
antigen pada sel eritrosit dan prosesnya terjadi ekstravaskuler. Pada AIHA tipe cold antibodi
yang berperan ialah IgM yang optimal berikatan dengan antigen eritrosit pada suhu 40C dan
umumnya juga berikatan dengan komplemen. Pada tabel 1 dapat dilihat klasifikasi AIHA.
Pengobatan AIHA ditujukan untuk mengembalikan nilai hematologi (Hb) ke nilai normal.
AIHA ringan tidak memerlukan terapi, tetapi pada keadaan yang sangat akut penanganan
kedaruratan menjadi prioritas karena telah terjadi gangguan sirkulasi dan kardiovaskuler.
Beberapa pengobatan AIHA antara lain :
o Steroid
Steroid dosis tinggi memberi hasil sekitar 75% pada pasien dengan AIHA, namun pada jenis
AIHA dengan mediator IgM tidak menunjukkan respons dengan terapi steroid. Cara kerja
steroid pertama yaitu dengan menekan Fc makrofag dan reseptor C3b sehingga fagositosis
terhadap eritrosit menurun. Cara kerja steroid yang lain adalah penekanan produksi antibodi
sehingga kadar autoantibodi akan menurun. Steroid kadang memberi efek yang lambat yaitu
sekitar 4-5 minggu, setelah proses hemolitik menurun maka steroid harus diturunkan
dosisnya. Pemberian steroid jangka panjang pada seorang pasien memberikan efek samping
yang banyak, sehingga pemebriannya harus mempertimbangkan keuntungan dan
kerugiannya.
o Transfusi darah
Pemberian transfusi PRC sedapat mungkin dihindari, karena hanya meningkatkan Hb
sementara, dan selanjutnya proses hemolitik akan terjadi lebih cepat. Indikasi transfusi lebih
mengutamakan keadaan klinis seperti adanya gagal jantung dan adanya kegagalan sirkulasi,
dan dalam hal ini PMI harus menyediakan darah yang paling kompatibel.
o Splenektomi
Sebelum melakukan tindakan ini ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain :
usia pasien sebaiknya > 5 tahun, respons terhadap pengobatan sebelumnya (6-12 bulan tidak
respons), tipe AIHA (warm / cold) dan beratnya penyakit. Indikasi splenektomi sangat
selektif dan ditujukan kepada anak dengan AIHA kronik dan refrakter.
Sindrom Evans adalah penyakit imunoregulasi yang ditandai dengan AIHA dan
trombositopenia imun. Kedua sitopenia terjadi tidak secara bersamaan, autoantibodi yang
timbul mempunyai target sel yaitu sel eritrosit dan trombosit. Sindrom Evans dihubungkan
dengan keadaan autoimun yang diserta proses hemolitik seperti pada SLE.