METODE PENELITIAN
test only control group design yang menggunakan tikus Wistar jantan sebagai objek
sederhana.
K
P1
R
P2
P3
32
Keempat kelompok tikus tersebut adalah :
Populasi target adalah tikus Wistar yang diperoleh dari Animal Care Universitas
Negeri Semarang.
Populasi terjangkau adalah tikus Wistar yang memenuhi kriteria inklusi dan
kriteria ekslusi.
3.4.3 Sampel
33
3.4.4 Cara sampling
Randomisasi langsung dapat dilakukan karena sampel diambil dari tikus Wistar
Sampel penelitian diperoleh dari populasi yang ada secara random. Penentuan
besar sampel berdasarkan ketentuan WHO dengan jumlah sampel minimal 5 ekor
per kelompok. Pada penelitian ini terdiri dari 4 kelompok perlakuan, sehingga
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gambaran histopatologi ginjal tikus
Wistar.
34
No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Unit Skala
1 Butylated BHT adalah zat antioksidan BHT yang diberikan kepada - Nominal
Hydroxytol yang juga digunakan hewan coba secara per oral
uene per sebagai bahan tambahan
oral makanan. BHT yang
berbagai digunakan pada penelitian
dosis ini adalah BHT murni
berupa bubuk BHT.
2 Dosis Pemberian Butylated Ketetapan LD50 sebanyak 600 mg/KgB Nominal
Hydroxytoluene (BHT) mg yaitu dari perhitungan
Butylated B
dengan dosis 300, 600, LD50 BHT, yaitu >2930
Hydroxytol 1200 mg. Penentuan dosis mg/kgBB yang dibagi
perlakuan berdasarkan menurut berat badan tikus
uene
dosis LD50, yaitu >2930 yaitu 200 gram. Sehingga
mg/kgBB, lalu diambil didapatkan LD50 dalam
dosis 1/2 LD50, LD50 dan percobaan ini ialah 600 mg.
10x LD50, yaitu 300 mg, Untuk dosis 300 mg/hari
600 mg dan 1200 mg. BHT dalam 14 hari membutuhkan
dilarutkan dalam air minum BHT sebanyak 4200 mg.
yang disondekan. Setiap Untuk dosis 600 mg/hari
hari dengan jam yang sama dalam 14 hari membutuhkan
selama 14 hari. BHT sebanyak 8400 mg.
Untuk dosis 1200 mg/hari
dalam 14 hari membutuhkan
BHT sebanyak 16.800 mg.
Jadi total BHT yang
digunakan selama penelitian
adalah 4200 + 8400 + 16800
= 29400 mg = 294 gram.
35
gambaran keseluruhan.
Pengamatan dilakukan
sebanyak 2 kali dan diambil
derajat kerusakan tertinggi
pada masing-masing
preparat.
1. Perlakuan
e. Alat sonde
2. Perlakuan euthanasi
a. Pisau skalpel
d. Botol plastik tertutup dan berlabel berisi buffer formalin 10% dengan
36
a. Bahan-bahan untuk metode baku histologi pemeriksaan jaringan, yaitu
50%, alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 90%, alkohol 96%, dan
aquades.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dari ginjal tikus Wistar, dimana dilakukan pengamatan gambaran histopatologi dan
dinilai berdasarkan kerusakan ginjal tikus Wistar dari kelompok perlakuan yang
masing terdiri dari 6 ekor tikus yang dibagi secara acak. Kelompok pertama adalah
kelompok kontrol yang hanya diberi pakan standar. Sedangkan kelompok lainnya
dosis bertingkat.
dikandangkan per kelompok dan diberi pakan standar dan minum yang sama
37
selama 1 minggu secara ad libitum. Setelah itu masing-masing kelompok tikus
diberikan secara sonde selama 30 hari oleh tenaga ahli setiap pagi pada jam yang
sama. Setelah diberi perlakuan, tikus yang belum mati dalam 30 hari dimatikan
dengan cara dekapitasi. Selanjutnya ginjal nya diambil, difiksasi dengan buffer
jaringan ginjal tersebut. Dari setiap tikus dibuat 5 preparat ginjal dan tiap preparat
diamati pada 5 lapangan pandang yaitu pada keempat sudut dan bagian tengan
preparat dengan perbesaran 100x dan 400x. Lalu pada setiap preparat dihitung nilai
dengan nilai yang ada pada tabel . Sasaran yang dibaca adalah perubahan struktur
Sel normal 0
Dilatasi tubulus 1
Degenerasi albuminosa 2
38
Randomisasi
Setelah 14 hari
Perbandingan hasil
pengamatan
39
3.9 Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan program komputer dan akan diuji normalitas
Wilk. Apabila didapatkan distribusi datanya normal dengan variasi data homogen,
uji parametrik One Way Anova, jika nilai p<0,05 maka dilanjutkan dengan uji post
hoc. Namun, apabila didapatkan distribusi datanya tidak normal, maka dilanjutkan
analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis, jika nilai p<0,05 dilanjutkan dengan
uji Mann-Whitney
dipelihara di Animal Care Universitas Negeri Semarang. Hewan diberi makan dan
dengan menggunakan sonde. Hewan yang belum mati pada hari ke-14 diterminasi
dengan cara dekapitasi leher dengan sebelumnya dilakukan anastesi terlebih dahulu.
Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian akan ditanggung oleh peneliti
40
3.11 Jadwal Penelitian
10 Seminar hasil
41