RPP Sejarah Xi 2013
RPP Sejarah Xi 2013
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan
pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia
2.1 Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan
bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah
3.1 Mengkaji konsep perubahan dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah pada masa
penjajahan asing hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia
4.1 Mengolah informasi tentang peristiwa sejarah pada masa penjajahan bangsa barat
berdasarkan konsep perubahan dan keberlanjutan dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menganalisis Prinsip- prinsip Raffles dalam memerintah
2. Menganalisis Usaha usaha Raffles dalam menjalankan pemerintahan
3. Menganalisis tentang Kebijakan tentang Land rent
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu :
1. Menganalisis Prinsip prinsip Raffles dalam memerintah
2. Menganalisis usaha usaha Raffles dalam menjalankan pemerintahan
3. Menganalisis tentang kebijakan Raffles tentang Land rent
E. Materi Ajar
1. Prisip Prinsip Raffles dalam memerintah
2. Usaha Usaha Raffles dalam menjalankan pemerintahan
3. Kebijakan tentang Land rent
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 10 menit
proses belajar mengajar (kerapian dan kebersihan kelas,
absensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan
b. Guru menyampaikan topik pembelajaran dan tujuanserta
kompetensi yang perlu dimiliki
c. Guru membagi kelas menjadi enam kelompok peserta didik
( I, II, III, IV, V, VI ) masing-masing kelompok sekitar 5 orang.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Inti a. Peserta didik dimintak duduk dikelompok masing masing 70 menit
b. Guru menanyakan atau menunjukan beberapa gambar,foto
raffles ,suasana kerja paksa dan gambar sultan sepuh
c. Guru memintakpara peserta didik mengamati gambar
gambar yang ditayakan secara cermat
d. Guru mendorong peserta didik untuk bertanya sesuatu
seputar gambar gambar yang baru saja yang ditayangkan
beberapa pertanyaanyang muncul secara relevan dan
signifikan kaitannya dengan topik pembelajaran yang akan
didiskusikan di kelompok
e. Para peserta didik melakukan ekspollorasi dan
mengaliosisasikan lewat kegiatan diskusi kelompok.
Kelompok I dan III mendiskusikan tiga prinsip Raffles dalam
memerintaah kelompok II dan V berbagai Raffles dalam
pemerintahan. Kelompok IV dan VI mendiskusikan tentang
land rend
f. Para peserta didik melakukan prensetasi untuk
mengomunikasikan hasil karya kelompok kelompok lain
memberi tanggapan/ respon
Penutup a. Guru memberi ulasan singkat tentang materi yang baru 10 menit
saja di diskusikan
b. Guru dapat menanyakan apakah peserta didik sudah
memahami materi tersebut
c. Guru memberikan pertanyaan lisansecara acak kepada
peserta didik untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran yang baru saja berlangsung, misalnya:
1. Apa makna Raffles dalam memerintah
2. Apa yang dimaksud land rent
Sebagai refleksi guru bersama peserta didik
menyimpulkan tentang pelajaran yang baru saja
berlangsung serta menanyakan kepada peserta didik
apa manfaatnya yang dapat kita peroleh setelah belajar
topik ini
Tugas
1. Coba lakukan pengamatan kemudian dibuat laporannya
tentang kebijakan Land rent atau situs sejarah apa saja
yang berkait dengan pemerintahan Raffles yang ada
dilingkungannya
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
2. Raffles telah menempatkan desa sebagai administritasi
penjajahan , agar desa lebih terbuka bebas dan
prokuktif tetapi bagai mana pelaksanaannya di
lapangan ? lakukan diskusi dengan anggota kelompok.
Kamu dapat membaca buku buku sejarah yang ada
Keterangan :
b. Sikap Spritual
Indikator sikap spritual mensyukuri :
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai dengan agama yang
dianut
Saling menghormati, toleransi
Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas
Rubrik pemberian skor :
4 = Jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan 3 (Tiga) kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan 2 (Dua) kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
c. Sikap sosial
1. Sikap Jujur
Indikator sikap sosial jujur
Tidak berbohong
Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
Tidak menyontek
Terus terang
Rubrik pemberian skor
4 = Jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan 3 (Tiga) kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan 2 (Dua) kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
2. Sikap kerjasama
Indikator sikap sosial kerjasama
Peduli kepada sesama
Saling membantu dalam hal kebaikan
Saling menghargai/toleransi
Ramah dengan sesama
Rubrik pemberian skor
4 = Jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan 3 (Tiga) kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan 2 (Dua) kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
3 Penilaian Keterampilan
Peserta didik untuk melakukan pengamatan dan membuat laporan tentang
objeksejarah
Yang terkait dengan pemerintahan Raffles, yang ada atau dekat dengan
lingkungannya.
Keterangan
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik
mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indra penglihatan, pembau,
pendengar, pengecap, peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL
pengamatan (berupa informasi) bukan CARA mengamati
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasan diperlkukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati :
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kompetensi dasar/tujuan
pembelajaran
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput ataw semakin
sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar
dan mudah dipahami).
Keterangan :
a. Keterampilan mengkomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang
efektif
b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk
tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika
sedang mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempetanyakan gagasannya
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah kepenarikan
kesimpulan termasuk didalamnya menghargai perbedaan pendapat.
Skor rentang antara 1 - 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = baik
4 = Amat baik
5.Penilaian Presentasi
N Nama Menjelaskan Memvisualka Merespon Jumla
o 1-4 n 1-4 h Skor
1-4
1 Andi
2 Titusl
3 Dora
4 Siti
5 Lalu
Nilai = jumlah skor dibagi
Keterangan :
d. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil obsrvasi dan
diskusi secara meyakinkan
e. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik
untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin atau
sekreatif mungkin
f. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan
tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
g. Skor rentang antara 1 - 4
= Kurang
= Cukup
= baik
= Amat baik
I. Sumber Belajar :
Buku sumber Sejarah XI SMA
Internet
Peta Sejarah
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan
pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karna tuhan yang maha
esa terhadap bangsa.
2.1 Mengembangkan nilai dan prilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan
cermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah
2.3 Meneladani perilaku kerja sama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk
meraih kemerdekaan dalam menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari
3.3 Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa di
Indonesia sebelum dan sesudah abad ke 20.
4.2 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa
barat di Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.2. Menjelaskan hubungan konsep perubahan dan keberlanjutan dengan perjalanan
sejarah bangsa Indonesia
3.2.2. Menjelaskan latar belakang kedatangan bangsa-bangsa barat ke Indonesia
3.3.3. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia diberbagai daerah dalam melawan
kolonialisme dan imperialism barat di Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:
1. Menganalisis tujuan dan awal perkembangan VOC
2. Menganalisis kebijakan dan kezaliman voc di indonesia
3. Menganalisis reaksi rakyat terhadap keserakahan dan kezaliman voc
4. Menganalisis proses kebangkrutan voc
E. Materi Ajar
1. Tujuan dan perkembangan awal voc
2. Berbagai kebijakan dan kezaliman voc di indonesia
3. Sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap keserakahan dan kezaliman voc
4. Proses kebangkrutan voc
F. Alokasi Waktu
2 x 45 menit
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan b. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 10 menit
proses belajar mengajar
c. Guru menyampaikan topik tentang kemaharajaan VOC
dan kompentensi yang akan dicapai
d. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok
Inti e. Guru menegaskan kembali tentang topik pembelajaran dan 60 menit
menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.
f. Guru menyampaikan beberapa gambar, misalnya gambar
tokoh voc seperti gambar pieter both, Jp. Coen,
gambar/poto museum fatahilah, gambar rempah-
rempah,peta maluku gambar penyerangan sultan ke
batavia dan yang lain dan relevan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
g. Guru mendorong peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan gambar
tersebut
h. Setiap kelompok mendapatkan tugas melakukan eksporasi
dan mengasosiasi melalui diskusi kelompok sehingga
menemukan rumusan jawaban dari masing-masing tugas
yang diberikan. Kelompok 1bertugas mendiskusikan
tentang tujuan dan perkembangan awal voc. Kelompok 2
mendiskusikan rumusan tentang berbagai kebijakan dan
kekejaman voc. Kelompok 3 merumuskan tentang reaksi
rakyat terhadap keserakahan voc. Kelompok 4
merumuskan tentang proses kebangkrutan voc
i. Prestasi masing-masing kelompok dalam rangka
mengomunikasikan hasil karya kelompok dengan bergilir.
Penutup j. Klarifikasi /kesimpulan peserta didik di bantu oleh guru 20 menit
materi tentangkemaharajaan VOC
k. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran dan pelajaran apa yang di peroleh setelah
belajar tentangkemaharajaan VOC
l. Guru melaksanakan evaluasi untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran
m. Guru memberikan tugas tentangkemaharajaan VOC
1
2
3
4
e. Penilaian pengetahuan
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan benar.
1. Benarkah JP.Coen sebagai peletak dasar penjajahan belanda di indonesia.
mengapa JP.Coen menamakan kota pusat pemerintahannya dengan nama
Batavia?Adaka kaitan antara nama Batavia dengan betawi?
2. VOC dapat di katakana Negara dalam Negara. Benarkah demikian, coba
jelaskan dengan berbagai argumentasinya!
3. VOC memperluas daerahnya juga dengan taktik devide et impera, coba beri
penjelasan dan contohnya!
4. Jelaskan apa yang di maksud dengan pelayaran Hongi! Bagaimana
praktiknya?
5. VOC bangkrut karena penyakit KKN benarkah demikian, coba jelaskan dengan
demikian?
6. Kamu sudah belajar tentang perkembangan VOC sampai akhirnya di
bubarkan. Pelajaran dari belajar sejarah VOC di Indonesia, sehingga dapat
menjadi cermin bagi kehidupan kita sekarang?
C. Penilaian Ketrampilan
1
2
3
4
5
D. Penilaian untuk kegiatan diskusi kelompok
1
2
3
4
5
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
Lampiran (Bahan Ajar)
A. Ringkasan Materi
Religi/Kepercayaan
Pemerintahan raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di
India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah
diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang
terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
Wujud akulturasi selain dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem
kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan
Pendeta), kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan
pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku
atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-
kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh
aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak demikian, karena di Indonesia kasta
hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu
berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut
perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan
tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun
masehinya 654 + 78 = 732 M.
Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja
Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa. Candi Borobudur
(gambar 7) adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu
peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling
atas terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi
tempat pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat
atap candi yang berbentuk stupa.
Untuk candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa
merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian
seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia
hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan
hasilnya tetap sesuatu yang bercorak Indonesia.
Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni
pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief
dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak
menggambarkan suatu kisah/cerita yang
berhubungan dengan ajaran agama Hindu
ataupun Buddha.
Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu
ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana
yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab
tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di
Indonesia tidak sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali
oleh pujangga-pujangga Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Dan, tokoh-tokoh
cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti
Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur
dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang antar Pendawa dan Kurawa,
melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.
Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu
ceritera dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang.
Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak
zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh
masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari
pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal
dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami
perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-
tokoh ceritera misalnya dalam kisah Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam
cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa dan
berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang
berperangai buruk suka menghasut.
B. Evaluasi Hasil
Soal Uraian
1. Mengapa terjadi akulturasi bahasa pada saat perkembangan masa Hindu-Buddha di
Indoneia?
2. Mengapa terjadi akulturasi religi/kepercayaan pada saat perkembangan agama Hindu-
Buddha di Indonesia?
3. Apa wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa organisasi
sosial kemasyarakatan!
4. Apa wujud akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa sistem pengetahuan!
5. Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa peralatan
hidup/teknologi!
6. Bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Buddha di Indonesia berupa kesenian!
7. Bagaimana sikap anda sebagai seorang pelajar apabila ada peninggalan Hindu-Buddha
di Indonesia yang tidak terpelihara?
Kunci Jawaban
3. Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:
a. Organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah
masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut,
maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan
yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun (konsep dewaraja). Raja di
Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang
keramat, sehingga rakyat sangat memuja Raja tersebut. Pemerintahan Raja di
Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga
yang menerapkan prinsip musyawarah.
4. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu
berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut
perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan
tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun
masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka,
juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala.
Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai
angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau
Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa.
5. Kemajuan teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan budaya
masyarakat. Sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara bangsa Indonesia sudah
memiliki teknologi yang tinggi khususnya dalam pembuatan alat kehidupan baik yang
terbuat dari batu atau logam. Setelah adanya pengaruh Hindu, teknologi semakin
maju, misalnya pembuatan candi. Jika dibandingkan dengan candi-candi di India maka
candi di Indonesia jauh lebih megah dan kokoh seperti candi Borobudur, candi
Prambanan. Dengan demikian, bangsa Indonesia memiliki pengetahuan teknologi yang
sudah tinggi.
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni
bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya
India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang
ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi
perbuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra
yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan
pembuatan arca dan bangunan.
Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan.
Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang
merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai
tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai
dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang
merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan
bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-
orang terkemuka.
Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang
dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu
jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja
yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap
roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini
terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah
untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat
di kota Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
6. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni
pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief
dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak
menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu
ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata
Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang
digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam
ataupun masyarakat Indonesia.
b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah
satu cara menghargai peninggalan sejarah.
Kunci Jawaban
1. C
2. B
3. C
4. E
5. A
6. E
7. B
8. A
9. C
10. E
Lembar Pengamatan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Rumusan masalah
Tujuan penulisan.
Isi Ketepatan pemilihan gambar
Orisinalitas makalah
Mendeskripsikan kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas
sesuai metode yang dipakai
Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan
komunikatif
Daftar pustaka yang dapat
dipertanggungjawabkan (Ilmiah)
Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji
secara ilmiah
Penutup Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan
untuk peningkatan kepedulian terhadap hasil
peninggalan sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Jumlah
Sangat sesuai 4
Sesuai 3
Cukup 2
Kurang 1
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (48)
Kartu Pembelajaran
KARTU PEMBELAJARAN I
Petunjuk Mengerjakan
1. Amati gambar disamping
2. Baca artikel dibawah
3. Jawab permasalahannya
Akulturasi
Bahasa
Religi/Kepercayaan
Permasalahan Pembelajaran I
KARTU PEMBELAJARAN II
Petunjuk Mengerjakan
1. Amati gambar disamping
2. Baca artikel dibawah
3. Jawab permasalahannya
Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem
kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat berdasarkan sistem kasta. Sistem
kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta
Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra
(golongan rakyat jelata). Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu
Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta yang ada di India karena kasta India
benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia tidak
demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.
Permasalahan Pembelajaran II
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sosial kemasyarakatan dan
contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia.
Petunjuk Mengerjakan
3. Jawab permasalahannya
Sistem Pengetahuan
Candrasangkala. Candrasangkala adalah susunan kalimat atau Sumber; koleksi Labdik Sejarah
gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala PPPPTK PKn dan IPS
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan
Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi
keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India,
karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-
dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang
memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Dilihat dari
bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan
candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan
kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi
bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata candi tersebut. Perkataan
candi berasal dari kata Candika Grha yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau
dewi maut, sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat
khususnya raja-raja dan orang-orang terkemuka. Di samping itu, dalam bahasa kawi candi
berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi
bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut
lambang jasmaniah raja yang disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh
nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari
adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk tempat
pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares
merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
Candi Jago merupakan salah satu peninggalan kerajaan Singosari yang merupakan tempat
dimuliakannya raja Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 1268. Dilihat dari
gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian
bawah terdapat kaki candi yang di dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam
sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih (lambang jasmaniah raja
Wisnuwardhana).
Candi yang bercorak Buddha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani
Bodhisattwa yang dianggap sebagai perwujudan dewa.
Candi Borobudur adalah candi Buddha yang terbesar di Indonesia merupakan salah satu
peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas
terdapat patung Dyani Buddha. Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat
pemujaan umat Buddha. Di samping itu juga pada bagian
atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.
Permasalahan III
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang sistem pengetahuan dan
peralatan hidup serta contohnya pada peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di
Indonesia (contoh minimal 5).
KARTU PEMBELAJARAN IV
Petunjuk Mengerjakan
3. Jawab permasalahannya
Kesenian
Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, Gambar 8. Relief Candi Borobudur
ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita Sumber:
tersebut, tetapi suasana kehidupan yang digambarkan arumsekartaji.wordpress.com
oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli
keadaan alam ataupun masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia
tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu berusaha menyesuaikan dengan
keadaan dan suasana di Indonesia.
Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu
ceritera/kisah yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang
ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh Wiyasa. Kedua kitab tersebut
merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak
sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga
Indonesia, kedalam bahasa Jawa kuno. Tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah
dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan
dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan perang
antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri
melawan Jenggala.
Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera
dalam seni pertunjukan di Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni
pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia sejak zaman
prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat
Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon
ceritera dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi
tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami perubahan. Perubahan tersebut
antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah
Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru
bagi Pendawa dan Kurawa dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna
adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.
Permasalahan IV
Berikanlah penjelasan wujud akulturasi budaya dalam bidang kesenian dan contohnya pada
peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia (contoh minimal 5).
KARTU PEMBELAJARAN V
Petunjuk Mengerjakan
1. Perhatikan gambar
3. Jawab permasalahannya
Gambar 9. lingga yoni pada Candi Badut, Kota Malang.
Permasalahan V
Perhatikan kondisi Lingga Yoni pada bangunan induk Candi Badut diatas!. Pada lingga
tersebut nampak kondisi lingga yang sudah rusak yaitu adanya tambahan tulisan oknum
yang tidak bertanggungjawab. Sebagai seorang siswa, apa yang kamu lakukan apabila
mengetahui perusakan peninggalan budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia?
1. Wujud akulturasi budaya masa Hindu-Buddha di Indonesia dalam bentuk bahasa dapat
dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai
sekarang. Bahasa Sanksekerta banyak berkembang di wilayah India bagian selatan.
Penggunaan bahasa Sansekerta di Indonesia pada awalnya banyak ditemukan pada
prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan Hindu Buddha pada abad 5 7 M. Tetapi
untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu
Kuno. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan huruf Pallawa, kemudian
berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis.
2. Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat dalam:
3. Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu
berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut
perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka dengan
tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun
masehinya 654 + 78 = 732 M. Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka,
juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan Candrasangkala.
Candrasangkala adalah susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka.
Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang ditemukan di pulau Jawa, dan
menggunakan kalimat bahasa Jawa.
Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni
bangunan Candi. Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya
India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang
ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya
melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab
pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan
bangunan.
Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan.
Bentuk dasar bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak-undak, yang
merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang berfungsi sebagai
tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai
dengan asal kata candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang
merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut, sehingga candi merupakan
bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-
orang terkemuka.
Di samping itu, dalam bahasa kawi, candi berasal dari kata Cinandi artinya yang
dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah
melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah raja yang
disimpan dalam Pripih.
Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh
nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat
dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India adalah untuk
tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota
Benares merupakan tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.
4. Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni
pertunjukan. Dalam seni rupa contoh wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief
dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak
menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu
ataupun Buddha. Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata
Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi suasana kehidupan yang
digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun
masyarakat Indonesia.
5. Pemahaman sejarah memiliki arti lebih penting dari sekadar membentuk kesadaran
untuk merawat benda cagar budaya, yakni membentuk karakter, jati diri, dan eksistensi
kebangsaan, Cara menghargai peninggalan sejarah antara lain:
b. Mengunjungi museum, candi, makam pahlawan, istana dan lain-lain termasuk salah
satu cara menghargai peninggalan sejarah.
Siswa dituntut tidak hanya sekedar paham akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperoleh dari bangku sekolah/formal saja melainkan juga peduli akan lingkungan alam (n
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
J. Kompetensi Inti
5. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
6. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
7. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
8. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
K. Kompetensi Dasar
1.2. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan
pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia
2.1 Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan
bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah
3.1 Mengkaji konsep perubahan dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah pada masa
penjajahan asing hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia
4.1 Mengolah informasi tentang peristiwa sejarah pada masa penjajahan bangsa barat
berdasarkan konsep perubahan dan keberlanjutan dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah
M. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu :
1. Mengevaluasi ketokohan Daendels dengan pandangannya
2. Menganalisis tugas pokok Daendels dan usaha-usahanya
3. Menganalisis dampak pemerintahan Daendels bagi kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat.
N. Materi Ajar
1. Tokoh Daendels dengan pandangannya
2. Tugas pokok Daendels dan usaha-usahanya
3. Dampak pemerintahan Daendels bagi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat.
P. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan a. Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 10 menit
proses belajar mengajar (kerapian dan kebersihan kelas,
absensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan
b. Guru menyampaikan topik tentang pemerintahan
Daendels.
c. Guru membagi kelas menjadi enam kelompok peserta didik
( I, II, III, IV, V, VI ) masing-masing kelompok sekitar 5 orang.
Keterangan :
b. Sikap Spritual
Indikator sikap spritual mensyukuri :
Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai dengan agama yang
dianut
Saling menghormati, toleransi
Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas
Rubrik pemberian skor :
4 = Jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan 3 (Tiga) kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan 2 (Dua) kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
c. Sikap sosial
1. Sikap Jujur
Indikator sikap sosial jujur
Tidak berbohong
Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
Tidak menyontek
Terus terang
Rubrik pemberian skor
4 = Jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan 3 (Tiga) kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan 2 (Dua) kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
2. Sikap kerjasama
Indikator sikap sosial kerjasama
Peduli kepada sesama
Saling membantu dalam hal kebaikan
Saling menghargai/toleransi
Ramah dengan sesama
Rubrik pemberian skor
4 = Jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan 3 (Tiga) kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan 2 (Dua) kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
3. Sikap Harga diri
Indikator sikap sosial Harga diri
Tidak suka dengan dominasi asing
Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
Cinta pada produk sendiri
Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri
Rubrik pemberian skor
4 = Jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
3 = Jika peserta didik melakukan 3 (Tiga) kegiatan tersebut
2 = Jika peserta didik melakukan 2 (Dua) kegiatan tersebut
1 = Jika peserta didik melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
2.Penilaian Pengetahuan
No Butir Instrumen
1 Jelaskan tugas pokok Daendels sebagai gubernur jenderal di Jawa
2 Jelaskan langkah-langkah daendels dalam bidang keamanan dan pertahanan.
Mengapa Daendels membangun jalan raya dari Anyer sampai Panurukan
3 Tunjukkan dan jelaskan bahwa Daendels melakukan intervensi dalam bidang
pemerintahan dikerajaan-kerajaan di nusantara
4 Bagaimana dampak kebijakan dan tindakan daendels bagi kehidupan
masyarakat di Jawa
5 Coba lakukan telaah kritis pelajaran apa yang dapat kamu peroleh setelah
mempelajari pelaksanaan pemerintan daendels di Jawa
Nilai = Jumlah skor
3. Penilaian Keterampilan
Peserta didik diminta untuk melakukan pengamatan hal-hal yang pernah terkait
dengan kebijakan tindakan Daendels yang ada atau dekat dengan lingkungannya.
Misalnya pabrik, jenis tanaman, jalan raya dan lain-lain.
f. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik
mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indra penglihatan, pembau,
pendengar, pengecap, peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL
pengamatan (berupa informasi) bukan CARA mengamati
g. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasan diperlkukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati :
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kompetensi dasar/tujuan
pembelajaran
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput ataw semakin
sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar
dan mudah dipahami).
h. Skor rentang antara 1 - 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = baik
4 = Amat baik
Keterangan :
e. Keterampilan mengkomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang
efektif
f. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk
tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika
sedang mengungkapkan gagasannya.
Keterangan :
a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil obsrvasi dan
diskusi secara meyakinkan
b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk
membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin atau
sekreatif mungkin
c. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan
tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.
d. Skor rentang antara 1 - 4
= Kurang
= Cukup
= baik
= Amat baik
R. Sumber Belajar :
Buku sumber Sejarah Indonesia SMA kelas X
Buku sejarah yang relevan
Peta Sejarah
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
S. Kompetensi Inti
9. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
10. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
11. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
12. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
T. Kompetensi Dasar
1.3. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan
pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia
6.2. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang dalam
mewujudkan cita-cita mendirikan bangsa Indonesia dan menunjukkannya dalam
kehidupan sehari-hari
6.3. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk
meraih kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari
3.4. Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan
nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah
Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan
4.4. Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi
pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa
Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
V. Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat:
5. Menganalisis latar belakang dan tujuan datangnya bangsa Barat ke Indonesia
6. Menjelaskan jalur pelayaran dan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
7. Menganalisis mengapa Nusantara yang kaya dan begitu indah itu dapat
dikuasai oleh bangsa asing
8. Menyusun karya tulis sejarah yang berjudul Kepulauan Nusantara bagaikan
Mutiara dari timur
W. Materi Ajar
1. Latar belakang dan tujuan datangnya bangsa Barat ke Indonesia
2. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
3. Faktor-faktor yang menyebabkan Nusantara yang kaya dan indah terpaksa
dikuasai oleh bangsa asing
4. Sistematika tulisan tentang Barat Memburu Mutiara dari timur
Y. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan r. Memberikan salam 10 menit
s. Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
untuk belajar
t. Menanyakan kehadiran siswa
u. Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
v. Tanya jawab materi sebelumnya mengenai faktor-faktor
munculnya pergerakan nasional
w. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point
Inti x. Guru menayangkan Vidio jalur pelayaran dan penjelajahan 65 menit
samudra yang akhirnya sampai ke Indonesia
a. Lembar Pengamatan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (24)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Sangat sesuai 4
Sesuai 3
Cukup 2
Kurang 1
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (48)
a) Soal
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
Lampiran
Sejak awal tarikh Masehi, menurut I. C. Van Leur ( 1960 ) dalam bukunya yang berjudul
Indonesia Trade and Society, sudah terjadi aktivitas hubungan dagang antara Asia dan
Eropa. Perdagangan waktu itu menjadi faktor yang sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan dan membina hubungan antar Asia dan Eropa. Perkembangan jalur perdagangan
semula ramai melalui jalur darat ( jalur sutera, the silk road ), kemudian mengalami
pergeseran atau beralih ke jalur laut ( jalur rempah-rempah, the spicy road ). Masih ingat
mengapa jalur laut menjadi pilihan ? kalau lupa coba buka kembali materi jaringan
perdagangan dan pelayaran Asia dan Eropa sampai abad ke-18. Perhatikan gambar peta
berikut !
Para pedagang dari Eropa terutama dari Italia dan Yunani membawa barang
dagangan berupa rempah-rempah dan sutera dari Laut Tengah. Komoditas tersebut dibawa
ke Venesia atau Genoa lewat pegunungan Alpen terus menuju ke pasaran Eropa Barat. Akan
tetapi ada juga yang melalui para pedagang Portugis dan Spanyol yang aktif berdagang di
Laut Tengah. Para pedagang dari Portugis dan Spanyol setelah mendapat rempah-rempah
dan sutera dari kota-kota dagang di Laut Tengah seperti Bizantium (Constantinopel), Roma,
Venesia, Genoa, Aleksandria ( Iskandariah) dan Allepo, kemudian dibawa kepasaran Eropa
Barat, seperti Lisabon.
Perdagangan dunia baik melalui jalur sutera maupun jalur rempah-rempah dari dunia Timur
(termasuk dari Indonesia), akan bermuara di Laut Tengah. Laut Tengah adalah sebuah
inland sea (laut pedalaman) yang secara geografis terletak strategis; sebelah barat dan
utara membentang wilayah Eropa, di sebelah timur terhampar daratan Asia dan di bagian
selatan adalah pesisir Afrika Utara.
Dari Lisabon dibawa ke Eropa Utara oleh para pedagang Inggris dan Belanda. Dengan
demikian rempah-rempah yang berasal dari Indonesia telah menjadi komoditi yang
menghubungkan antara kota dagang dan antara para pedagang dari Asia dan Eropa.
Rempah-rempah itu sangat dibutuhkan di Eropa sebagai obat, pengawet makanan dan
bumbu masakan.
Ramainya perdagangan di Laut Tengah, terganggu selama dan setelah berlangsungnya
Perang Salib (1096-1291). Di tambah dengan jatuhnya kota Constantinopel ( Bizantium )
pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani yang notabene Islam. Maka berakhirlah kerajaan
Romawi Timur dan dapat dikatakan aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia
terputus.
Sultan Muhammad II, penguasa Turki menjalankan politik yang mempersulit
pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasannya. Barang-barang yang sangat dibutuhkan
oleh orang-orang Eropa, terutama rempah-rempah menjadi berkurang di pasaran Eropa.
Perang Salib berlangsung 200 tahun lebih dari tahun 1096 sampai 1291. Berawal dari
pernyataan perang Paus Urbanus II (1095) untuk merebut kota suci Yerusalem di Timur
Tengah dari kekuasaan bangsa Turki Seljuk. Tentara Salib dari Eropa terdiri atas para
biarawan, bangsawan, rakyat dan budak belian. Mereka menggunakan lencana salib
dibahunya sehingga perang itu disebut perang salib.
1. Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi itu
bulat seperti bola, matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda antariksa.
Bumi dan benda-benda antariksa lainnya beredar mengelilingi matahari ( teori
Heliosentris ).
2. Semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan sebagai tindak lanjut Perang
Salib, terhadap kekuasaan Islam dimanapun yang dijumpainya
3. Semangat gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama nasrani.
4. Semangat Glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.
5. Semangat Gold, yaitu semangat untuk mengeruk kekayaan .
6. Perkembangan teknologi kemaritiman dimana keberadaan kapal-kapal laut yang
besar memungkinkan pelayaran dan perdagangan yang lebih luas, termasuk
menyeberangi samudra Atlantik.
7. Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu dan peta yang
menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan dan pelabuhan.
8. Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (1271-1292).
9. Perjalanan Ordoric da Pardenone menuju Campa yang sempat singgah di Jawa pada
abad ke-14. Ordoric melaporkan sekilas mengenai kebesaran Majapahit.
Marco Polo adalah saudagar dari Venesia, bersama ayahnya Nicolo Polo dan pamannya
Maffeo Polo mengunjungi China (1271-1292) dengan menelusuri jalur sutera. Ketika itu
China diperintah oleh Kubilai Khan ( pengganti ayahnya, Jenghis Khan ). Kembali dari China
menggunakan kapal Khan Agung melalui jalur laut singgah di pelabuhan Perlak ( 1292 ).
a. Bartholomeus Diaz
Mulai berangkat dari Lisabon, ibukota Portugal menyusuri pantai barat Afrika
pada tahun 1486. Diaz sampai di ujung selatan benua Afrika, kira-kira 832 km diserang
badai/ topan yang mampu merusak kapal. Ia kembali ke Portugal atas desakan awak kapal.
Awak kapal Diaz memberi nama tempat itu Tanjung Badai. Namun raja Portugal, Johan II
menamakan Tanjung Harapan Baik ( cape of Good Hope ) menghilangkan kesan
menakutkan, melainkan sebagai harapan masa depan yang terbuka.
b. Vasco da Gama
Pada tanggal 8 Juli 1947, Raja Portugis Manuel I memerintahkan da Gama mengikuti
jejak Diaz. Merasa aman di Tanjung Harapan, meneruskan pelayaran sampailah di
Muzambique.
Di Malindi, Bandar di pantai timur Afrika bertemu para pelaut Islam ( orang Moor ). Atas
petunjuk mualim Moor, da Gama melanjutkan ekspedisinya memasuki samudra Hindia dan
Laut Arab. Rombongan da Gama sampai di Kalikut dan Goa, yaitu Bandar di pantai barat
India, pada tahun 1498. Pemancangan batu Padrao, berupa prasasti bermotif lukisan bola
dunia lambang kerajaan Portugis, dilakukan di setiap wilayah yang disinggahi sebagai tanda
miliki (mengklaim).
Kapal dagang besar mempunyai banyak awak kapal yang dipimpin oleh nakhoda yang
dibantu juru mudi, juru batu dan mualim. Tugas dan tanggung jawab nakhoda pada
keselamatan pelayaran, transaksi barang dagangan dan keuangan. Juru mudi bertugas
kelancaran kemudi, tempat di buritan kapal. Juru batu bertanggung-jawab kendali jangkar/
sauh, menjaga kapal jangan sampai menabrak batu karang. Mualim sebagai pandu laut
yang membawa kapal.
c. Alfonso d Albuquerque
Orang Portugis sadar bahwa penghasil rempah-rempah bukan India melainkan ada
tempat lain yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Asia, yaitu Malaka. Oleh
karena itu ekspedisi ke timur dilanjutkan kembali. Pada tahun 1509, seorang utusan Portugis
yang bernama Diogo Lopes de Sequiera berkunjung ke Malaka yang saat itu dipimpin Sultan
Mahmud Syah. Pada awalnya diterima dengan baik, dalam perkembangan komunitas
pedagang muslim di Malaka berhasil meyakinkan penguasa Malaka untuk mengusir
Portugis. Namun Malaka berhasil dikuasai Portugis di bawah pimpinan Alfonso
dAlbuquerque tahun 1511.
Amerigo Vespucci adalah seorang Italia yang bekerja untuk Spanyol, mencatat segala
sesuatu yang dilihat dan dialami di daerah orang Indian itu. Catatan Amerigo Vespucci ini
sampai ke tangan seorang professor Ilmu Bumi di Universitas St. Die di Jerman yang
bernama Martin Waldseemuller. Melalui professor inilah daerah yang merupakan benua itu
diberi nama Amerika, mengambil nama Amerigo Vespucci.
Magelhaens dianggap sebagai orang besar dalam dunia pelayaran. Raja Spanyol
memberi hadiah sebuah tiruan bola bumi. Pada tiruan bola bumi itu dililitkan pita
bertuliskan Engkaulah yang pertama kali mengetahui diriku
Belanda berhasil memasuki wilayah perairan Indonesia setelah Jan Huygen van Linschoten
mempublikasikan peta dan catatan tentang penemuan Portugis berjudul Itinerario near
Oost ofte Portugaels Indien ( Rencana perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis ), pada
tahun 1590.
Beberapa pelaut Belanda yang melakukan penjelajahan ke dunia Timur antara lain sebagai
berikut :
a. Barens
Pada tahun 1594, Barens mencari daerah Timur ( Asia ) melalui jalur lain yaitu ke
utara. Perjalanan Barens terhambat karena air laut membeku sesampainya di Kutub Utara.
Ia berhenti di sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau Novaya Zemlya. Ia kemudian
memutuskan untuk kembali tetapi meninggal dalam perjalanan.
b. Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595, de Houtman dengan empat buah kapal yang memuat 249 orang awak
beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal rempah-rempah ke arah
timur mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis. Pada tahun 1596 Cornelis de
Houtman bersama rombongan sampai di Indonesia dan mendarat di Banten.
c. Abel Tasman
Abel Tasman berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia. Pada tahun
1642 ia menemukan sebuah pulau yang kemudian dikenal dengan nama pulau Tasmania.
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa dengan jatuhnya Constantinopel ke
tangan Turki Usmani, yang kemudian diikuti dengan pelayaran orang-orang Barat mencari
asal rempah-rempah, telah menyebabkan terjadinya perubahan jalur pelayaran dan
perdagangan. Baik
Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda akhirnya sampai ke sumber rempah-rempah yaitu
Indonesia. Sejak kedatangan bangsa Barat ke Indonesia peta perdagangan mengalami
perubahan yang akhirnya dimonopoli bangsa Barat.
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
B.KOMPTENSI DASAR
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu.
1. Menganalisis latar belakang dilaksanakan Tanam Paksa
2. Mengevaluasi ketentuan-ketentuan dalam Tanam Paksa
3. Menganalisis praktik dan berbagai penyelewengan Tanam Paksa
4. Menganalisis sebab-sebab dilaksanakannya Usaha Swasta dan diakhirinya Tanam
Paksa
E. Materi ajar.
1. Latar belakang dilaksanakan Tanam Paksa
2. Ketentuan-ketentuan dalam Tanam Paksa
3. Praktik dan berbagai penyelewengan Tanam Paksa
4. Sebab-sebab dilaksanakannya Usaha Swasta dan diakhirnya Tanam Paksa
Model : Discovery
Pendekatan : Scientific,dengan langkah-langkah :
mengamati,menanya,mengeksplorasi, Mengasosiasi
G.media Pembelajaran
1.Gambar
2.Laptop/lCD
H.Sumber belajar
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk 10 menit
memimpin doa
J. Penilaian
1. Penilaian sikap
2. Penilaian Pengetahuan
No Butir instrumen
1. Apa latar belakang dilaksanakan Tanam Paksa?
5. Bagaimana penilain kamu tentang pelaksanaan Tanam Paksa dan Usaha swasta yang
membuat kesengsaraan rakyat,sementara kekayaan Indonesia dikuras oleh Belanda?
3.Penilaian Ketrampilan
a. Peserta didik diminta untuk melakukan pengamatan pada objek sejarah atau hal-hal yang
terkait dengan peristiwa Tanam Paksa dan atau Usaha Swasta yang ada atau dekat dengan
lingkugan kemuadian dibuat laporan.
3. Penilaian Presentasi
No Nama Menjelaskan 1-4 Memvisualkan 1-4 Merespon 1-4 Jumlah
skor
1 Eko
2 Iryani
3 Diah
4 Agus
5 Dian
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
a.lembar kerja siswa
Nama : ...........................
Kelas : ...........................
Hari/tanggal : ...........................
No Pertanyaan Jawaban
Perhatikan tayangan kehidupan masnusia purba pada masa aksara.kemudian jawab
pertannyaan di bawah ini
1 Apa saja yang dapat anda lihat dari tayangan tersebut.
2 .Penilaian Sikap
Format Penilaian Sikap
Skor
No Nama Siswa Komitmen Kerja Jumlah Nilai
Tugas Sama Ketelitian Minat Skor
1 Jimi carter
2
3
4
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Sarolangun, Agustus 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
B.KOMPTENSI DASAR
1. Mengolah informasi tentang pristiwa sejarah pada masa penjajahan bangsa barat
berdasarkan konsep perubahan dan berkelanjutan, dan menyajikannya dalam cerita
sejarah
2. Menganalisis perubahan kehidupan kehidupan beragama rakyat indonesia setelah
masuknya penjajahan bangsa barat
3. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan
pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi ajar
G.media Pembelajaran
H.Sumber belajar
i. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 10 menit
proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan
ruang kelas, presensi (absensi, kebersihan, kelas,
menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
J. Penilaian
a.Tes
1.uraian terlampir
Sebagai uji kompetensi, guru juga mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan
materi yang baru saja dikaji.
a). diperkirakan agama kristen sudah masuk keindonesia pada abad k 9, coba jelaskan..
b). jelaskan peran fransiscus xaverius dalam penyebaran agama kristen diindonesia
b.nontes
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa saja yang dapat anda lihat dari pelajaran tersebut.
4
Lampiran bentuk penilaian
1.Penilaian kognitif
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (24)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
3 .Penilaian Sikap
Skor
No Nama Siswa Komitmen Kerja Jumlah Nilai
Tugas Sama Ketelitian Minat Skor
1 APRIANA
2 WINDA
3 INGGIL
4 IRWAN
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
LL. Lampiran Penilaian Non Tes
c. Lembar Pengamatan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (24)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Ajar
F. Metode Pembelajaran
G. Kegiatan Pembelajaran
l. Non Tes
1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)
2. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)
3. Membuat makalah tentang Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis (kriteria
penilaian terlampir)
Format penulisan makalah:
BAB I Pendahuluan
BAB II Isi
BAB III Penutup
k. Kesimpulan
l. Saran
Daftar Rujukan
Catatan:
Makalah diketik dengan menggunakan huruf Time New Roman, 12, spasi 1,5,
print-out kertas A4, maksimal 15 lembar.
MM. Sumber Belajar :
Buku sumber Sejarah SMA/SMK XI
White board/papan flanel
Power point
LCD
Internet
Peta Sejarah
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
Lampiran Penilaian Non Tes
d. Lembar Pengamatan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 4: Baik Sekali
B = 3: Baik
C = 2: Cukup
D = 1: Kurang
Sangat sesuai 4
Sesuai 3
Cukup 2
Kurang 1
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (48)
Catatan
No Nama siswa Hasil penilaian
Guru
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3 dst
Keterangan :
Pedoman penskoranNilaiPengamatan:
NO Skor Nilai
1 95 - 100 Istimewa
2 90 - 95 Amat Bik
3 80 - 89 Baik
4 70 - 79 Cukup
5 < 70 Kurang
Lampiran 2 : MATERI
Pada abad ke-16 Portugis dan Spanyol menguasai pelayaran ke Asia serta menguasai
perdagangan rempah-rempah antara Asia dengan Eropa, khususnya perdagangan lada.
Dalam perkembangan selanjutnya di Eropa, Raja Portugal memiliki kekuasaan tunggal atas
pengangkutan dan pembelian hasil bumi dari Asia. Semua kontrak jual beli hasil bumi
ditentukan harganya oleh Raja Portugal. Orang-orang Belanda yang dikenal sebagai
pedagang merasa dirugikan oleh tindakan Portugal tersebut, dan akhirnya berusaha mencari
jalan sendiri untuk menghindari monopoli perdagangan Portugal.
Atas inisiatif Staten-Generaal (semacam Dewan Rakyat) pada tanggal 20 Maret 1602
didirikan perusahaan dagang VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) di Amsterdam,
yang kemudian berkembang di berbagai kota lainnya. Para pedagang besar Belanda sebagai
pemegang sahamnya. Dalam waktu hanya lima tahun VOC memiliki 15 armada yang terdiri
dari 65 kapal yang memulai pelayarannya dari pelabuhan-pelabuhan Rotterdam,
Amsterdam, Middelburg, Vlissingen, Veere, Delft, Hoorn dan Enkhuizen.
Sebelum terbentuknya VOC, ekspedisi Belanda pertama ke Asia telah melakukan tiga kali
pelayaran antara tahun 1594 1596 namun mengalami kegagalan. Para pelaut banyak yang
jatuh sakit karena keracunan makanan yang sudah membusuk. Kapal pertama Belanda
mendarat di Banten tahun 1596, tetapi tidak mendapat rempah-rempah seperti yang
diharapkan. Pelayaran selanjutnya ke Maluku (kapal De Houtman dan Van Beuningen)
mengalami kegagalan juga, karena terjadi bentrokan fisik antara awak kapal dengan
penduduk setempat sehingga banyak pelautnya yang mati. Pada tahun 1597 tiga dari empat
kapal kembali ke Belanda dan dari 249 awak kapal hanya tinggal 90 orang yang masih
hidup. Ekspedisi kedua dilakukan pada tahun 1598 dengan 8 buah kapal dibawah komando
kapten kapal van Neck dan van Warwijk yang berhasil membawa rempah-rempah dalam
jumlah besar dari kepulauan Maluku terutama dari Banda, Ambon dan Ternate.
VOC merupakan perusahaan multinasional yang pertama di dunia yang tersebar di banyak
negara, dan dalam melaksanakan kegiatan perdagangannya tidak segan-segan melakukan
tindakan-tindakan yang tidak beradab, termasuk pembunuhan terhadap penduduk dan
memperlakukan penduduk asli sebagai budak tanpa rasa perikemanusiaan khususnya di
Indonesia.
Bagi Belanda VOC merupakan kenyataan sejarah yang membanggakan karena memberi nilai
tambah yang tidak kecil kepada rakyat Belanda, dan karena alasan itu Kementerian
Pendidikan Belanda memprakarsai peringatan dan perayaan 400 tahun VOC secara nasional
yang pelaksanaannya dilakukan oleh swasta di seluruh negeri. VOC juga dianggap telah
membawa kemakmuran serta kekayaan kultur bagi negara Belanda, bahkan dianggap
membawa cakrawala baru karena berhasil menguasai kawasan-kawasan dunia baru. VOC
dinilai berhasil mendorong berbagai perkembangan kemasyarakatan, dan dengan
mengarungi lautan telah memperkaya bangsa Belanda belajar tentang bangsa-bangsa lain.
Untuk itu generasi muda Belanda harus mengetahui tentang apa arti dan bagaimana
perwujudan VOC sebagai bagian dari karya nyata dan kejayaan bangsa Belanda di masa lalu.
Peringatan dan perayaan 400 tahun VOC akan dilakukan di 6 kota dan dipusatkan di
Ridderzaal melalui pameran dan penyediaan informasi tentang VOC sepanjang tahun 2002.
Pihak Belanda telah melakukan pendekatan kepada pemerintah Afrika Selatan, Sri Lanka
dan India agar ikut serta mengambil bagian memperingat dan merayakan 400 tahun VOC.
Karena dianggap akan mengandung kepekaan politik, panita VOC tidak mengajak Indonesia,
walaupun Belanda menyadari bahwa sebagian besar kegiatan dan keuntungan yang diraup
VOC justru berasal dari Indonesia.
Dr Gerrit Knaap dari KITLV (Belanda), dalam tulisannya berjudul Dutch Perception of
Indonesian History, Anno 2001 dalam sarasehan mengenai sejarah hubungan Indonesia-
Belanda di KBRI Den Haag pada bulan Agustus 2001, a.l. mengatakan Personally, I fully
agree to the fact that the VOC in Indonesia was nothing more and nothing less than a
colonial state. This was already imminent in the charter by which the VOC was founded in
1602, where it was stipulated by the government that this company not only should be the
exclusive Dutch Organization to trade in the area between Cape of Good Hope and Cape
Hoorn, but that also possessed the right to wage war, make peace and built fortress in that
area. War, peace and fortress are attributes of a state, not of a trader. Selanjutnya Dr
Knaap menambahkan dalam tulisan yang sama bahwa the VOC as such is an organization
with two faces, that of the merchant and that of the statesman. Bahkan dia
mengkhawatirkan tentang adanya sikap orang-orang di Belanda bahwa seolah-olah VOC
hanya melaksanakan perdagangan saja di Indonesia, karena berarti orang-orang tersebut
samasekali tidak tahu tentang sejarah yang sebenarnya.
Dr Anhar Gonggong sejarawan Indonesia, dalam kesempatan yang sama, a.l. mengatakan
bahwa VOC merupakan simbol dari kehendak Belanda untuk mendapatkan keuntungan
ekonomi-perdagangan sekaligus perluasan wilayah kolonialnya. Dr Anhar Gonggong
menyitir pendapat Dr Verkuyl yang mengatakan : Selama pemerintahan VOC, yang
merupakan suatu kongsi dagang monopolistis yang dipersenjatai, yang memiliki kedaulatan
atas wilayah-wilayah tertentu yang diperolehnya dengan merampas.Apa yang dilakukan
VOC di Indonesia, menurut Dr Anhar Gonggong merupakan tindakan awal dari kekuatan-
kekuatan imperialis-kolonialistik. Dengan perkataan lain merupakan proses awal
penancapan kekuasaan kolonialistik yang didorong oleh motif ekonomi-merkantil. Motif ini
hanya bisa berhasil kalau didukung oleh pemerintah Belanda dengan memberi bantuan
militer.
Sementara ilmuwan Belanda maupun Indonesia cukup banyak yang memiliki kesimpulan
sama tentang peran VOC di Indonesia pada abad ke 16 dan 17 yaitu tidak terlepas dari
politik kolonialisme Belanda, namun di pihak lain sampai sekarang masih cukup banyak
pihak-pihak di Belanda yang beranggapan bahwa kolonialisme Belanda di Indonesia
memiliki misi khusus, yang mereka sebutkan sebagai misi suci a.l. untuk :
Masalah peringatan maupun perayaan 400 tahun VOC merupakan urusan orang Belanda
sendiri dan merupakan haknya untuk memperingatinya dan tidak ada hubungannya dengan
kepentingan langsung bangsa Indonesia. Belanda sendiri yang mengakui bahwa peringatan
itu mengandung kepekaan politik bagi Indonesia, yang sebenarnya secara eksplisit sebagai
suatu pengakuan bahwa kehadiran VOC di Indonesia tidak disukai rakyat Indonesia. Pihak
Belanda tidak pernah melakukan pendekatan formal kepada Indonesia untuk ikut
memperingati atau merayakan 400 tahun VOC, walaupun berdasarkan informasi ada pihak-
pihak swasta di Indonesia yang bersedia melakukannya demi aliran bantuan yang
diberikan oleh pihak Belanda.
Bangsa Indonesia hendaknya melihat VOC sebagai bagian dari kolonialisme Belanda di
Indonesia, dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia secara tegas menentang
kolonialisme dalam bentuk apapun. Persoalan yang kita hadapi adalah tentang kewajaran
dan kepantasan bagi bangsa Indonesia untuk ikut meramaikan peringatan atau perayaan
400 tahun VOC di bumi Indonesia sendiri, sementara kita tahu dan sadar bahwa kehadiran
VOC di Indonesia telah memakan banyak korban harta dan jiwa rakyat Indonesia serta
merupakan bagian dari kekuasaan kolonialistik.
Salah satu keberhasilan dan kesuksesan VOC menguasai seluruh wilayah Indonesia adalah
melalui kemampuannya memanfaatkan sikap bangsa kita yang mudah diadu-domba karena
keragaman etnis, dan juga menggunakan penguasa bangsa Indonesia sendiri untuk
menekan rakyatnya. Apakah bangsa kita sekarang ini masih mau dan bersedia untuk terus
dijadikan ajang adu-domba demi membela kepentingan asing, tentunya bangsa kita sendiri
yang dapat menjawabnya. Perbedaan intern yang menimbulkan pertentangan bahkan
konflik antar kita merupakan kelemahan yang harus kita akui, dan untuk menanggulanginya
hanya dapat oleh kemauan kita sendiri.
Dengan dalih mengapa kita harus menghilangkan kesempatan menikmati bantuan, masih
ada orang-orang di Indonesia yang berpendapat bahwa menolak untuk ikut memperingati
400 tahun VOC sebagai tingkah pahlawan kesiangan karena persoalan VOC sudah
merupakan persoalan masa lalu. Masa lalu memang tidak perlu diungkit kembali apalagi
kalau diikuti dengan pembalasan dendam, tetapi penglihatan terhadap masa lalu hendaknya
juga tidak menghilangkan perasaan pengorbanan dan penderitaan rakyat terhadap
kekuasaan asing yang lalim, seperti perasaan bangsa Belanda terhadap penjajahan Jerman.
Keadaan sudah berubah dan hubungan Indonesia dengan Belanda sudah semakin baik dan
bangsa Belanda sudah menjadi sahabat bangsa Indonesia, apalagi masyarakat Belanda telah
membantu ketika Indonesia sedang dalam keadaan sulit. Namun tentunya kita tidak perlu
meninggalkan prinsip kita sendiri terhadap kolonialisme. Persahabatan adalah
persahabatan, sedangkan prinsip adalah tetap prinsip. Kehadiran Belanda di bumi Indonesia
adalah suatu kenyataan sejarah, dan sejarah hubungan kedua bangsa dapat dilihat dari dua
dimensi, yaitu yang buruk dan yang baik bagi keduabelah pihak.. Yang buruk harus dijadikan
peringatan untuk tidak diulang lagi, sementara yang baik kalau perlu dapat kita
sempurnakan. Generasi baru di Indonesia dan Belanda perlu mengerti perjalanan sejarah
hubungan kedua bangsa sebagai monumen yang memiliki dua dimensi tersebut, untuk
dapat dijadikan pelajaran positif agar tidak terulang kembali peristiwa yang pernah
menyakitkan salah satu pihak
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
Memahami dan sikap keteguhan harga diri sebagai bentuk pengaplikasian tentang nilai-
nilai kejuangan serta Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
B.KOMPTENSI DASAR
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu.
1. Peseta didik dapat menunjukkan sikap tanggung jawab dan memiliki sikap kejuangan
dalam mempertahan kan bangsa indonesia
2. Menganalisis perlawanan para pejuang nusantara terhadap keserkahan portugis
3. Menganalisis perlawanan para pejuang nusantara terhadap kekejaman VOC
E. Materi ajar.
1. Sikap tanggung jawab untuk dan bangga terhadap bangsa indonesia
2. Konsep penanaman tentang nilai-nilai kejuangan bangsa indonesia melawan belanda
3. Perilaku penjajahan itu tidak sesuai dengan fitrah dan hak asasi manusia maka harus
di lawan
F.Pendekatan,Strategi dan methode pembelajara.
Pendekatan : Sainsatific
Strategi : discovery Learning
Methode : Ceramah, diskusi,Tanya jawab dan penugasan
G.media Pembelajaran
1.Peta sejarah
2.Sejarah SMA Kelas X I PENERBIT ERLANGGA
i. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru menunjuk salah satu peserta didik memimpin 20 menit
doa
Mengucapkan salam
J. Penilaian
a.Tes
Sebagai uji kompetensi, guru juga mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan yang
terkait dengan materi yang baru saja dikaji.
k. Nontes
No Pertanyaan Jawaban
Perhatikan tayangan bagaimana perlawanan bangsa indonesia terhadap bangsa
belanda
1 Apa saja yang dapat anda simpulkan setelah melihat
gambar
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (24)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
4 .Penilaian Sikap
Skor
No Nama Siswa Komitmen Kerja Jumlah Nilai
Tugas Sama Ketelitian Minat Skor
1 Sandi
2 Windi
3 Sefti
4 Lina
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) dalam ilmu pengetahuan teknologi,seni budaya dan humaniora dengan
wawasan, kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang sfesipik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
B.KOMPTENSI DASAR
1.. Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang
dan waktu dalam sejarah
2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada masa penjajahan kolonial belanda
3. Menganalisis strategi perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajahan bangsa belanda
di indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu.
1). Setelah mengerjakan tugas tugas pembelajaran sejarah yang diberikan guru, peserta
didik dapat menunujukan sikap jujur dan tanggung jawab.
2). Setelah membaca refensi peserta didik dapat mendeskirpsikan pengertian dari koloni
dan kolonialisme
3). Menganalisis perlawanan rakyat terhadap kedatangan bangsa belanda ke indonesia.
E. Materi ajar.
1.Sikap tangung jawab dan bangga terhadap Bahasa indonesia
2.Konsep pengertian dari koloni dan kolonialisme
3.Berakhirnya perlawanan bangserhadap kedatangan belanda ke indonesia
H.Sumber belajar
i. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 15 menit
proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan
ruang kelas, presensi (absensi, kebersihan, kelas,
menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
Mengucapkan salam
J. Penilaian
a.Tes
1.uraian terlampir
Sebagai uji kompetensi, guru juga mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan
materi yang baru saja dikaji.
b) Bagaimana usaha yang dilakukan oleh bangsa indonesia dalam melakukan perlawanan
terhadap kedatangan belanda ke indonesia.
d) Apa saja pelajaran yang dapat kita peroleh dari peristiwa dan perlawanan tersebut
b.nontes
No Pertanyaan Jawaban
Perhatikan tayangan bagaimana perlawanan bangsa indonesia terhadap kedatangan
bangsa koloni belanda
1 Apa saja yang dapat anda lihat dari tayangan tersebut.
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (24)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
5 .Penilaian Sikap
Skor
No Nama Siswa Komitmen Kerja Jumlah Nilai
Tugas Sama Ketelitian Minat Skor
1 APRIANA
2 WINDA
3 INGGIL
4 IRWAN
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
n. Non Tes
1. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)
2. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)
3. Membuat makalah pendek tentang Perang Aceh (kriteria penilaian terlampir)
Format penulisan makalah:
BAB I Pendahuluan
BAB II Isi
BAB III Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar Rujukan
Catatan:
Makalah diketik dengan menggunakan huruf Arial, 12, spasi 1,5, print-out kertas
A4, maksimal 15 lembar.
VV. Sumber Belajar :
Buku sumber Sejarah SMA XII
- Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah
Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
- Mulyana, Slamet. 1979. Nagara Kretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta:
Bhratara.
- Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta:
Kanisius.
- Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.
White board/papan flanel
Power point
LCD
Internet
Kartu pembelajaran
Peta Sejarah
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
Lampiran Penilaian Non Tes
f. Lembar Pengamatan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
h) Rubrik Penilaian Presentasi
Aspek Penilaian
Sistemati Gesture
Nama Komu Wa Jumlah Nil Ket
No. ka Keber Antusi dan
Siswa ni wa Skor ai .
penyam a nian as penampi
kasi san
Paian lan
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Sangat sesuai 4
Sesuai 3
Cukup 2
Kurang 1
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (48)
b) Soal
Perang Aceh
Perang AcehBelanda atau disingkat Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh melawan
Belanda dimulai pada 1873 hingga 1904. Kesultanan Aceh menyerah pada januari 1904, tapi
perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut.
Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai
melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen.
Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan
Harmen Rudolf Khler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Khler saat
itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira
Latar belakang
Akibat dari Perjanjian Siak 1858, Sultan Ismail menyerahkan wilayah Deli, Langkat, Asahan
dan Serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itu sejak Sultan Iskandar Muda,
berada di bawah kekuasaan Aceh. Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah
perjanjian London tahun 1824. Isi perjanjian London adalah Belanda dan Britania Raya
membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu
dengan garis lintang Singapura. Keduanya mengakui kedaulatan Aceh. Aceh menuduh
Belanda tidak menepati janjinya, sehingga kapal-kapal Belanda yang lewat perairan Aceh
ditenggelamkan oleh pasukan Aceh. Perbuatan Aceh ini didukung Britania.
Dengan dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand de Lesseps menyebabkan perairan Aceh
menjadi sangat penting untuk lalu lintas perdagangan. Ditandatanganinya Perjanjian London
1871 antara Inggris dan Belanda, yang isinya, Britania memberikan keleluasaan kepada
Belanda untuk mengambil tindakan di Aceh. Belanda harus menjaga keamanan lalulintas di
Selat Malaka. Belanda mengizinkan Britania bebas berdagang di Siak dan menyerahkan
daerahnya di Guyana Barat kepada Britania.
Akibat perjanjian Sumatera 1871, Aceh mengadakan hubungan diplomatik dengan Konsul
Amerika Serikat, Kerajaan Italia dan Kesultanan Usmaniyah di Singapura. Aceh juga
mengirimkan utusan ke Turki Usmani pada tahun 1871. Akibat upaya diplomatik Aceh
tersebut, Belanda menjadikannya sebagai alasan untuk menyerang Aceh. Wakil Presiden
Dewan Hindia Frederik Nicolaas Nieuwenhuijzen dengan 2 kapal perangnya datang ke Aceh
dan meminta keterangan dari Sultan Machmud Syah tentang apa yang sudah dibicarakan di
Singapura itu, tetapi Sultan Machmud menolak untuk memberikan keterangan.
PeriodePerang Aceh
Perang Samalanga pertama pada tanggal 26 Agustus 1877. Panglima besar Belanda, Mayor
Jenderal Karel van der Heyden kembali ke pasukannya setelah mendapatkan perawatan
pada matanya yang tertembak
Perang Aceh Pertama (1873-1874) dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah
melawan Belanda yang dipimpin Khler. Khler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan,
dimana Khler sendiri tewas pada tanggal 14 April 1873. Sepuluh hari kemudian, perang
berkecamuk di mana-mana. Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya
Baiturrahman, yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh,
Lambhuk, Lampu'uk, Peukan Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang juga
berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa wilayah lain.
Perang Aceh Kedua (1874-1880). Pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Jan van Swieten.
Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan, 26 Januari 1874, dan dijadikan sebagai pusat
pertahanan Belanda. Pada 31 Januari 1874 Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa
seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda. Ketika Sultan Machmud Syah wafat 26
Januari 1874, digantikan oleh Tuanku Muhammad Dawood yang dinobatkan sebagai Sultan
di masjid Indrapuri. Perang pertama dan kedua ini adalah perang total dan frontal, dimana
pemerintah masih berjalan mapan, meskipun ibu kota negara berpindah-pindah ke Keumala
Dalam, Indrapuri, dan tempat-tempat lain.
Perang ketiga (1881-1896), perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fi
sabilillah. Dimana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1903. Dalam perang
gerilya ini pasukan Aceh di bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim dan Sultan. Pada
tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van der Dussen di Meulaboh,
Teuku Umar gugur. Tetapi Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi
komandan perang gerilya.
Perang keempat (1896-1910) adalah perang gerilya kelompok dan perorangan dengan
perlawanan, penyerbuan, penghadangan dan pembunuhan tanpa komando dari pusat
pemerintahan Kesultanan.
Untuk mengalahkan pertahanan dan perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr.
Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk
meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraan Aceh. Hasil kerjanya itu dibukukan dengan
judul Rakyat Aceh (De Acehers). Dalam buku itu disebutkan strategi bagaimana untuk
menaklukkan Aceh.
Usulan strategi Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van
Heutsz adalah, supaya golongan Keumala (yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala)
dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. Tetap menyerang terus dan menghantam
terus kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan
pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh, dengan
cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan
sosial rakyat Aceh.
Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronje diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur militer
dan sipil di Aceh (1898-1904). Kemudian Dr Snouck Hurgronje diangkat sebagai
penasehatnya.
Taktik perang
Divisi Marsose pertama pada tahun 1892, Kapten Notten dan Letnan Nolthenius beserta
komandan brigade
Taktik perang gerilya Aceh ditiru oleh Van Heutz, dimana dibentuk pasukan marchausse
yang dipimpin oleh Hans Christoffel dengan pasukan Colone Macan yang telah mampu dan
menguasai pegunungan-pegunungan, hutan-hutan rimba raya Aceh untuk mencari dan
mengejar gerilyawan-gerilyawan Aceh.
Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda adalah dengan cara penculikan anggota keluarga
gerilyawan Aceh. Misalnya Christoffel menculik permaisuri Sultan dan Tengku Putroe (1902).
Van der Maaten menawan putera Sultan Tuanku Ibrahim. Akibatnya, Sultan menyerah pada
tanggal 5 Januari 1902 ke Sigli dan berdamai. Van der Maaten dengan diam-diam
menyergap Tangse kembali, Panglima Polim dapat meloloskan diri, tetapi sebagai gantinya
ditangkap putera Panglima Polim, Cut Po Radeu saudara perempuannya dan beberapa
keluarga terdekatnya. Akibatnya Panglima Polim meletakkan senjata dan menyerah ke
Lhokseumawe pada Desember 1903. Setelah Panglima Polim menyerah, banyak penghulu-
penghulu rakyat yang menyerah mengikuti jejak Panglima Polim.
Taktik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di
bawah pimpinan Gotfried Coenraad Ernst van Daalen yang menggantikan Van Heutz. Seperti
pembunuhan di Kuta Reh (14 Juni 1904) dimana 2.922 orang dibunuhnya, yang terdiri dari
1.773 laki-laki dan 1.149 perempuan.
Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar yang masih melakukan
perlawanan secara gerilya, dimana akhirnya Cut Nya Dien dapat ditangkap dan diasingkan
ke Sumedang.
Sultan Muhammad Daud Syah ketika menyerahkan diri pada Belanda pada tahun 1903
Selama perang Aceh, Van Heutz telah menciptakan surat pendek (korte verklaring, Traktat
Pendek) tentang penyerahan yang harus ditandatangani oleh para pemimpin Aceh yang
telah tertangkap dan menyerah. Di mana isi dari surat pendek penyerahan diri itu berisikan,
Raja (Sultan) mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah Hindia Belanda, Raja berjanji
tidak akan mengadakan hubungan dengan kekuasaan di luar negeri, berjanji akan mematuhi
seluruh perintah-perintah yang ditetapkan Belanda. Perjanjian pendek ini menggantikan
perjanjian-perjanjian terdahulu yang rumit dan panjang dengan para pemimpin setempat.
Walau demikian, wilayah Aceh tetap tidak bisa dikuasai Belanda seluruhnya, dikarenakan
pada saat itu tetap saja terjadi perlawanan terhadap Belanda meskipun dilakukan oleh
sekelompok orang (masyarakat). Hal ini berlanjut sampai Belanda enyah dari Nusantara dan
diganti kedatangan penjajah baru yakni Jepang (Nippon).
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Mengembangkan prilaku (Jujur,disipilin,tanggung jawab,peduli,santun,ramah
lingkungan,gotong royong,kerjasama,cinta damai,responsive dan proaktif) dan menunjukan
sikap sebagai bagian dari solusi atas sebagai permasalahan bangsa dalam interaksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
K-3 memahami, menerapkan,dan menjelaskan pengetahuan
factual,Koseptual,procedural,dan meta kognitif dalam IPTEK,seni,budaya,dan humaniora
dengan wawasan kemanusian,kebangsaankenegaraan dan peradaban terkait penyebab
ponomena dan kejadian,serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yg
sfesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah,menalar,dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya disekolah secara mandiri,bertindak secara
kreatif,serta mampu menggunakan metoda sesuai keilmuan
B.KOMPTENSI DASAR
1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan
nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap
bangsa dan negara Indonesia.
2.3. Meneladani prilaku kerjasama, tanggung jawab,cinta damai para pejuang untuk meraih
kemerdekaan dan menunjukannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.3. Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa barat
di Indonesia sebelum dan sesudah Abad ke-20.
E. Materi ajar.
1.Perang aceh dan nilai-nilai kejuangannya.
2. Perlawanan Si Singamaraja XII dan nilai-nilai kejuangannya
G.media Pembelajaran
1.Gambar/ video
2.Laptop/lCD
H.Sumber belajar
i. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru menunujukan salah seorang peserta didik untuk 10 menit
memimpin doa.
Melakukan apersepsi
Mengucapkan salam
J. Penilaian
4. Penilaian sikap
6. Penilaian Presentasi
No Nama Menjelaskan 1-4 Memvisualkan 1-4 Merespon 1-4 Jumlah
skor
1 jalal
2 Murpuah
3 Diah
kandi
4 maldini
5 neymar
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Sarolangun, Agustus 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
B. KOMPETENSI INTI
B.KOMPTENSI DASAR
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menganalisis faktor faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan
nasionalisme
2. Menganalisis peran pendidikan dalam menumbuhkan ruh kebangsaan dan nasionalisme
3. Menganalisis peran pers dalam pengetahuan tumbuhnya ruh kebangsaan dan
nasionalisme
E. Materi ajar
1. Faktor faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme
2. Peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme
3. Peran pers dalam pengetahuan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme
Model : jiksaw
Pendekatan : Saintific
Strategi : Cooperative Leraning
Methode : Ceramah, diskusi,Tanya jawab dan penugasan
G.media Pembelajaran
1. Gambar
2. Laptop/lCD
3. Biografi Pahlawan
H .Sumber belajar
I. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru meminta salah seorang peserta didik memimpin 10 menit
doa
J. Penilaian
1.Penilaian sikap
2. Penilaian pengetahuan
5.Penilaian prestasi
1.Penilaian kognitif
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (24)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
6 .Penilaian Sikap
Skor
No Nama Siswa Komitmen Kerja Jumlah Nilai
Tugas Sama Ketelitian Minat Skor
1 Jimi carter
2
3
4
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Mengembangkan prilaku (Jujur,disipilin,tanggung jawab,peduli,santun,ramah
lingkungan,gotong royong,kerjasama,cinta damai,responsive dan proaktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas sebagai permasalahan bangsa dalam
interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
K-3 memahami, menerapkan,dan menjelaskan pengetahuan factual, Koseptual,
procedural, dan meta kognitif dalam IPTEK, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusian,kebangsaankenegaraan dan peradaban terkait penyebab
ponomena dan kejadian,serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang
kajian yg sfesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4 Mengolah,menalar,dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya disekolah secara mandiri,bertindak secara
kreatif,serta mampu menggunakan metoda sesuai keilmuan
B.KOMPTENSI DASAR
1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan
nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap
bangsa dan negara Indonesia.
2.4 Meneladani prilaku kerjasama, tanggung jawab,cinta damai para pejuang untuk
mempertahankan kemerdekaan dan menunjukannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Menganalisis persamaan dan perbedaan pendetan dan strategi pergerakan nasional
di Indonesia pada kebangkitan nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa
sesudahnya sampai dengan proklamasi kemerdekaan 4.3. Mengolah informasi
tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa barat di
indoensia sebelum dan sesudah Abad keXXdan menyajikannya alam bentuk ceria
sejarah.
4.4 Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi
pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional , pada masa
Sumpah Pemuda , masa sesudahnya sampai dengan proklamasi kemerdekaan dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
E. Materi ajar.
1. Perjuangan organisasi-organisasi awal kemerdekaan
2. Perkembangan organisasi berbasis keagamaan
3. Perkembangan organisasi pergerakan wanita
G.media Pembelajaran
1. Gambar/ video
2. Laptop/lCD
3. Peta sejarah
H.Sumber belajar
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk 10 menit
proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan
ruang kelas, presensi (absensi, kebersihan, kelas,
menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
J. Penilaian
a. Tes
1. Uraian terlampir
Sebagai uji kompetensi, guru juga mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan
materi yang baru saja dikaji.
a) buatlah catatan tentang organisasi pemuda yang ada saat ini di daerah mu. Buat
dalam bentuk essay 4-6 lembar kertas folio.
1. bagaimana latarbelakang di bentuknya
2. siapa penggagas berdirinya
3. kapan dan dimana didirikan
4. apa tujuan didirikan
b) Diskusikan dengan anggota kelompok bagaimanakah perkembangan politik
indonesia sesudah tahun 1908? Bagaimanakah sikapmu jika kamu menjadi seorang
politikus kelak, langkah-langkah apa yang kamu ambil untuk menjaga kehormatan
bangsa dan negara dalam percaturan dunia
PATIMAH,S.Pd.M.Pd RAENAH,S.Hum
NIP. 196604051993032003
LAMPIRAN BENTUK PENILAIAN
1. Penilaian sikap
3. Penilaian Presentasi
No Nama Menjelaskan 1-4 Memvisualkan 1-4 Merespon 1-4 Jumlah
skor
1 Usi
2 Yanti
3 Diah
4 Agus
5 Lepi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
C. KOMPETENSI INTI
B.KOMPTENSI DASAR
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu.
1. Menganalisis perjuangan organisasi-organisasi awal pergerakan
2. Menganalisis perkembangan organisasi berbasis keagamaan
3. Menganalisis perkembangan organisasi pergerakan kepemudaan
4. Mengevaluasi perkembangan organisasi berbasis gerakan politik
E. Materi ajar.
Perkembangan Organisasi Kepemudaan dan gerakan Politik
Pendekatan : Saintific
Strategi : Cooperative Learning
Methode : Ceramah, diskusi,Tanya jawab dan penugasan
G.media Pembelajaran
1.Gambar
2.Laptop/lCD
3.Biografi Pahlawan
H.Sumber belajar
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk 10 menit
memimpin doa
J. Penilaian
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (16)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (12)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan
nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap
bangsa dan negara Indonesia.
2.4. Meneladani prilaku kerjasama, tanggung jawab,cinta damai para pejuang untuk
mempertahankan kemerdekaan dan menunjukannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.4. Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional
di indonesia pada masa awal kebangkitan.
4.4. Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi
pergerakan nasional di indonesia pada masa awal kebangkitan nasional,pada masa
sumpah pemuda ,masa sesudahnya sampai dengan proklamasi kemerdekaan dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
C.INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPTENSI
3.4.5.Menganalisis makna sumpah pemuda dan jati diri bangsa serta pengaruhnya bagi
pergerakan kebangsaan indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu.
1). Menganalisis proses terjadinya kongres pemuda I
2). Menganalisis kongres pemuda II dan lahirnya sumpah pemuda
3). Menghayati nilai nilai yang terkandung dalam peristiwa sumpah pemuda
E. Materi ajar
1.Proses terjadinya kongres pemuda I
2. Kongres pemuda II dan lahirnya sumpah pemuda
3.Nilai nilai terkandung pada peristiwa sumpah pemuda
Pendekatan :
Saintific(mengamati,menanya,mengumpulkan,mengasosiasi,mengkomunikasikan)
G.media Pembelajaran
1. Gambar
2. Laptop/lCD
H.Sumber belajar
i. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan Guru meminta salah satu seorang peserta didik 10 menit
memimpin doa
J. Penilaian
2.Penilaian pengetahuan
3. Coba telaah secara kritis tentang isi sumpah pemuda dan bagaimana makna dan dampak
nya bagi perjuangan pergerakan kemerdekaan indonesia berikutnya!
4. Rumuskan nilai nilai yang terkandung dalam sumpah pemuda dan maknanya bagi
kehidupan bangsa indonesia sekarang
5.Penilaian prestasi
Nama :...........................
Kelas : ...........................
Hari/tanggal : ...........................
Materi : Masa pra-akasara
No Pertanyaan Jawaban
Perhatikan tayangan kehidupan masnusia purba pada masa aksara.kemudian jawab
pertannyaan di bawah ini
1 Apa saja yang dapat anda lihat dari tayangan tersebut.
1.Penilaian kognitif
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (24)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang
7 .Penilaian Sikap
Skor
No Nama Siswa Komitmen Kerja Jumlah Nilai
Tugas Sama Ketelitian Minat Skor
1 Jimi carter
2
3
4
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 100 : Baik Sekali
B = 70 79 : Baik
C = 60 69 : Cukup
D = 60 : Kurang