Anda di halaman 1dari 5

Hadist-Hadist Tentang IKHLAS

Orang yang beramal karena mengharap ketenaran dan kedudukan,


tentu akan bermalas-malasan atau merasa berat, jika ada pertanda
harapannya akan kandas.Orang yang beramal karena mencari muka di
hadapan pemimpin atau penguasa, tentu akan menghentikan amalnya,
jika pemimpin tersebut turun dari jabatannya. Sedangkan orang yang
beramal karena Allah SWT, tidak akan memutuskan amalnya, tidak
mundur, dan tidak malas-malasan sama sekali. Sebab, alasan yang
melatarbelakangi amalnya tidak pernah sirna.

.

.

Katakanlah, Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-
tama berserah diri. [QS. Az-Zumar : 11-12]
Berikut beberapa hadist tentang keikhlasan, smoga bisa menjadi
cambuk bagi yang lalai. Sebagai pengingat bagi yang lupa. Sebagai ilmu
bagi yang belum tahu
Hadits Nabi SAW :
.
: : .


.
.

Dari Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda, Sesungguhnya sah atau tidaknya suatu amal
tergantung pada niat. Dan sesungguhnya setiap orang akan diberi
balasan menurut niatnya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena thaat
kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan diberi balasan hijrahnya
karena thaat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang
berhijrah karena menginginkan keuntungan dunia yang akan didapatnya
atau karena menginginkan wanita yang dia akan mengawininya, maka
hijrahnya itu akan diberi balasan menurut niatnya dia berhijrah itu. [HR.
Bukhari dan Muslim]



: :

.

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda,
Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak
pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai)
keikhlasan hatimu. [HR. Muslim]
:







.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda, Seandainya salah seorang di antara kamu melakukan suatu
perbuatan di dalam gua yang tidak ada pintu dan lubangnya, maka amal
itu tetap akan bisa keluar (tetap dicatat oleh Allah) menurut
keadaannya. [HR. Bukhari dan Muslim]






:





.
Asy-Syaikhooni (Bukhari dan Muslim) meriwayatkan, bahwa Rasulullah
SAW pernah ditanya tentang orang yang berperang dengan gigih dan
penuh keberanian, orang yang berperang dengan semangat yang agak
lemah dan orang yang berperang karena riya (ingin dippuji orang).
Siapa diantara mereka itu yang termasuk dijalan Allah ? Maka
Rasulullah SAW menjawab, Barangsiapa yang berperang agar supaya
kalimat Allah itu yang paling tinggi, maka dialah yang berperang dijalan
Allah. [HR. Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Umar RA ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda :
Apabila Allah menurunkan adzab kepada sekelompok kaum, maka
adzab itu akan menimpa orang-orang yang berada di dalamnya.
Kemudian mereka akan dibangkitkan berdasar niat mereka masing-
masing [HR. Bukhari dan Muslim]




:


.
Dari Saad bin Abi Qaqqash, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW
pernah bersabda : Sesungguhnya kamu, tidaklah menafkahkan suatu
nafkah untuk mencari ridlo Allah dengannya, melainkan kamu diberi
pahala atasnya, hingga sesuatu yang kamu berikan pada mulut
isterimu. [HR. Bukhari]
: :







:

. :









. : .

. :



.
:
. :



. .

:


:


: . : .
. : .
.

.
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khaththab RA ia
berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : Terjadi
pada masa dahulu sebelum kamu, ada tiga orang berjalan-jalan hingga
terpaksa bermalam di dalam gua. Setelah mereka itu masuk ke dalam
gua itu, tiba-tiba jatuh sebuah batu besar dari atas bukit dan menutup
pintu gua itu, sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka mereka
berkata: Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kamu
sekalian dari bahaya batu ini, kecuali kalian berdoa kepada Allah Taala
dengan amal-amal shalih yang pernah kamu lakukan dahulu. Lalu salah
seorang di antara mereka berdoa : Ya Allah, dahulu saya mempunyai
ayah dan ibu yang sudah tua, dan saya biasa tidak memberi minuman
susu kepada seorangpun sebelum keduanya, baik kepada keluarga atau
hamba sahaya. Dan pada suatu hari, saya menggembala agak jauh
sehingga tidak bisa kembali kepada keduanya kecuali telah malam dan
ayah ibu saya telah tidur. Lalu saya memerah susu untuk keduanya. Aku
mendapati keduanya sedang tidur nyenyak dan sayapun tidak mau
membangunkan keduanya, dan sayapun tidak mau memberikan
minuman itu kepada siapapun sebelum kepada keduanya, baik kepada
keluarga maupun kepada hamba sahaya. Maka saya tetap menunggu
bangunnya ayah dan ibuku dengan membawa bejana tempat susu itu
hingga terbit fajar. Maka ayah ibuku bangun lalu minum susu yang saya
perah itu. Padahal malam itu juga anak-anak saya menangis minta susu
itu didekat kakiku. Ya Allah, jika saya berbuat itu benar-benar karena
mengharapkan keridloan-Mu, maka lapangkanlah keadaan kami ini dari
bahaya batu ini. Lalu batu itu bergeser sedikit, tetapi mereka belum bisa
keluar dari gua itu. Orang yang lain (orang yang kedua) : Ya Allah,
dahulu saya pernah jatuh cinta pada seorang gadis anak paman saya.
Dan dalam suatu riwayat, Saya sangat mencintainya sebagaimana
orang-orang laki-laki jatuh cinta kepada wanita, sampai saya ingin
berzina padanya, tetapi dia selalu menolak. Sampailah pada suatu hari,
tibalah tahun paceklik dan wanita yang sangat saya cintai itu menderita
kelaparan, lalu ia datang minta bantuan kepadaku, maka aku berikan
kepadanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa dia mau
menyerahkan dirinya kepada saya, sehingga ketika saya berleluasa
padanya, dan dalam suatu riwayat disebutkan : Maka setelah saya
berada diantara dua kakinya, tiba-tiba ia berkata : Takutlah kamu
kepada Allah dan janganlah kau pecahkan tutup kecuali dengan halal !
Lalu saya bangun darinya meskipun saya sangat mencintainya, dan
saya biarkan uang emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya
Allah, jika saya berbuat yang demikian itu semata-mata mengharap
keridloan-Mu, maka hindarkanlah kami dari bahaya ini. Lalu batu itu
bergeser sedikit, tetapi mereka tetap belum bisa keluar dari gua itu. Dan
orang yang ketiga berdoa : Ya Allah, dahulu saya mempunyai banyak
buruh dan karyawan. Dan pada waktu gajian saya telah memberikan
gajinya kepada mereka itu, kecuali satu orang yang belum saya berikan
gajinya, karena dia pergi dan tidak mengambil gajinya itu. Kemudian gaji
orang tersebut saya kembangkan sehingga menjadi harta yang banyak.
Kemudian setelah waktu yang lama, orang itu datang kepada saya dan
berkata : Hai hamba Allah, berikan kepadaku gaji saya ! Lalu saya
menjawab : Semua yang kamu lihat itu dari gajimu, berupa onta, sapi,
kambing dan budak penggem-bala itu. Dia berkata : Hai hamba Allah,
janganlah kamu mengejek kepadaku Lalu saya berkata : Saya tidak
mengejek kepadamu. Lalu dia mengambil semuanya itu dan
menggiringnya, dan dia tidak meninggalkan sedikitpun dari semua itu.
Ya Allah, jika saya berbuat yang demikian itu semata-mata mengharap
keridloan-Mu, maka hindarkanlah kami dari bahaya ini. Kemudian batu
itu bergeser lagi sehingga mereka bisa keluar, lalu mereka keluar
dengan berjalan.
[HR. Muttafaq 'alaih]

Anda mungkin juga menyukai