OLEH :
INES JIANA
P278340110055
DOSEN PEMBIMBING :
SURABAYA
ANALISA KADAR ALKOHOL DALAM MINUMAN
Tinjauan Pustaka
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen,
oksigen. Terdapat di alam terutama dalam bentuk ester. Merupakan senyawa yang banyak
senyawa organik yang lain. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari letak gugus hidroksil
1. Alkohol primer
2. Alkohol sekunder
3. Alkohol tersier
Perbedaan masing-masing alkohol tersebut dapat ditunjukan dengan beberapa pereaksi Lucas
dan Kromat Anhidrat. Suatu senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang sama
dengan alkohol seperti fenol, dimana gugus fungsi tersebut melekat pada suatu cincin
aromatik (Ar-O = Ph-OH = C6H5 OH) dalam banyak hal mempunyai keasaman sifat yang
Fenol mempunyai gugus yang seperti alcohol akan tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatic .Tata namanya biasa dipergunakan nama yang lazim dengan
- Mempunyai sifat asam.Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti
alcohol)tetapi juga dengan basa,terjadi fenolat.Sifat asam dari fenol-fenol lemah dan
- Mudah dioksidasi,juga oleh oksigen udara dan memberikan zat-zat warna ,mereduksi
Fenol biasa digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin karena
kons,fenol/kons.zat untuk mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama dan juga
Pada alkohol juga ada yang bersifat optis aktif yaitu dapat memutar atom atom karbon
asimetris (C kiral) yaitu keempat gugus yang terikat berbeda satu sama lain. Hal ini akan
menyebabkan adanya isomer optic dengan jumlah isomer adalah 2n2 dengan n adalah jumlah
atom yang asimetris (C*). Contoh alcohol yang bersifat optis aktif adalah 2-butanol yang
mempunyai 2 isomer optic yang satu sama lain adalah bayangan cermin. Pembuatan alcohol
secara alami yangumum adalah pembuatan methanol yang dapat disuling dari kayu dan
etanol dari hasil fermentasi dari disakarida (gula tebu) dengan ragi. (parappung, 1987)
Penamaan alcohol dapat dilakuka dengan dua cara yaitu: nama trivial diberi nama
alkil alcohol (alcohol sebagai nama pokok dan rantai karbonnya sebagai gugus (subtituen).
Cara kedua berdasarkan nama sistermik, nama sistemik diberi akhiran OL digunakan
dimana gugus OH diberi nomor terkecil dari ujung rantai karbon dia terikat. Semua nama
1. Titik didih alcohol jauh lebih tinggi dari titik didih alkana yang mempunyai atom C yang
sama.
2. Alkohol juga mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari pada alkana tetapi masih lebih
3. Alkohol-alkohol rendah (methanol dan etanol dapat larut dalam air dengan tidak
tidak larut. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan hydrogen antara alkohol
dengan air (Fessenden, 1994). Bagian hidrokarbon suatu alcohol besifat hidrofob, yakni
menolak moekul-molekul air. Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin rndh
kelarutannya dalam air. Bila rantai karbon cukup panjang, sifat hidrofob ini akan
Tidak seperti alkil halide, alcohol tak menjalani subsitusi dalam larutan netral atau
basa. Mengapa tidak? Alasannya ialah pada umumnya suatu gugus pergi haruslah basa yang
cukup lemah. Kita ketahui bahwa Cl-, Br-, dan I- merupakan gugus pergi yang baik dan
mudah digantikan dari dalam alkil halida. Ion-ion ini adalah basa yang sangat lemah. Namun
-OH, yang akan menjadi gugus pergi dari suati alcohol dalam larutan netral atau basa adalah
basa kuat dan kaenya merupaka gugus pergi yang sangat buruk. (Fessenden, 1994)
Pada umumnya zat pengoksidasi dilaboratorium mengoksidasi alcohol primer menjadi asam
karboksilat dan alcohol seknder menjadi keton. Beberapa zat pengoksidasi yang khas untuk
3. Asam kromat : H2CrO4 (dibuat insitu dari CrO3 atau Cr2O7 dengan H2SO4dalam air)
(reagensia Jones)
4. Kromium trioksida (CrO3) yang dikompekskan dengan piridin dan HCl (Fessenden,
1994)
Suatu senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang sama dengan alkohol
seperti fenol, dimana gugus fungsi tersebut melekat pada suatu cincin aromatik (Ar-O = Ph-
OH = C6H5-OH) dalam banyak hal mempunyai kesamaan sifat yang besar, terutama sifat
Secara Kualitatif
Prinsip : Pemeriksaan didasarkan pada reaksi perubahan warna dan uji nyala api
Reagent :
K2Cr2O7
Ethanol
FeCl3
Aquadest
Alat :
Tabung reaksi
Beaker glass
Cawan porselen
Tissue
Pipet tetes
Korek api
Prosedur :
1) Tes K2Cr2O7
positif
Menambahkan sampel pada tabung yang lain sebagai test, reaksi positif
ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari jingga manjadi warna hijau.
3) Tes FeCl3
Menyiapkan tiga tabung reaksi ( sebagai kontrol positif, kontrol negatif dan
test)
Secara Kuantitatif
Metode:
Gravimetri
Spektrofotometri
Prinsip :
Metode Gravimetri:
Penetapan berat jenis dengan suhu tertentu dari larutan uji setelah dilakukan proses
destilasi dan kadar alkohol ditetapkan berdasarkan tabel yang dapat menggambarkan
Metode Spektrofotometri:
Alkohol dapat teroksidasi menjadi aldehid dan keton dalam suasana asam dan
Tujuan:
Reagent:
K2Cr2O7
H2SO4
Alat :
Labu destilasi
Labu ukur
Piknometer
Spektrofotometri
Pendingin Leibig
Pipet Volume
Timbangan analitik
Prosedur:
Metode Gravimetri
Metode Spektrofotometri
Memipet 1 ml sampel
Menambahkan 2 ml K2Cr2O7
Perhitungan:
Metode Gravimetri
Penaraan Piknometer
BJ Alkohol (Y) =
Metode Spektrofotometri
Y = aX + c
Keterangan:
Y = Konsentrasi (%)
X = Absorbansi
Hasil Praktikum:
Secara Kualitatif
1) Uji K2Cr2O7
3) Uji FeCl3
Secara Kuantitatif
Metode Gravimetri
BA
= BJ air 20C
= 49, 9516
BJ Alkohol =
88,0151 39,14695
= 49,9516
= 0, 9783
Interpolasi :
1 1
=
21 21
0,01389 = 0,001x
X = 13, 89 %
Metode spektrofotometri
Y = aX + c
Keterangan:
Y = konsentrasi (%)
X = absorbansi
(2) = 0,392
(2) = 0, 513
(2) = 0,571
(2) = 0,546
0.5 R = 0.991
0.4
Kurva Standart Analisis
0.3 Kadar Alkohol
0.2
(Kurva Standart
0.1 Analisis Kadar Alkohol)
0
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6%
Konsentrasi Standart
Pembahasan :
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari letak gugus hidroksil pada
atom C yang dikenal sebagai alkohol primer dimana gugus hidroksida terikat oleh atom
karbon primer, alkohol sekunder dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder,
alkohol tersier dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier. Sedangkan fenol
mempunyai rumus struktur yang seripa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat
langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus umum fenol
dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan
distabilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalissai) oleh cincin
aromatik.
Pada praktikum analisa kadar alkohol dalam minuman ini, dilakukan secara kualitatif
dan kuantitatif. Pada pemeriksaan kualitatif, dalam uji nyala api adanya alkohol ditunjukkan
dengan timbulnya nyala api berwarna biru. Pada uju kuantitatif metode spektrofotometri
menggunakan kurva standart yang nilai absorbansi standartnya tidak boleh kurang dari 0,2
Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994. Kimia Organik edisi ketiga jilid I. Erlangga ;
Jakarta.