Anda di halaman 1dari 43

Drs. H.M.Sarjan H.Ibrahim, M.Pd.

Pembina Utama Madya, IV/d


Pengawas Sekolah Utama
Lahir : Bima, 29 Juli 1957

SDN 3 Bima (Bima, 1972), SMPN 2 Bima (Bima, 1974),


SMA Pagi Muh.Malang (Malang, 1977)
S1 Biologi FKIE-IKIP Malang (Malang, 1982)
S2 Teknologi Pembelajaran-UNIPA PGRI Surabaya
(Surabaya, 2010)
Guru Biologi SMPP Bima/SMAN 2 Raba (1984-1999)
Dosen Prodi Biologi STKIP Bima (1983-2009)
Pengawas Sekolah Kab. Bima (1999 sekarang)
Juara I Lomba Mengajar SMA Tingkat Kab.Bima
Guru Teladan Juara III Tingkat Prov.NTB
Ketua Tim Satgas Perencanaan Pengembangan Pendidikan Kabupaten-ADB (2005-2009)
Distric Coordinator (DC) AIBEB Kab.Bima (2008-2010)
Tim Penilaian Angka Kredit Jabatan Guru (AKJG) dan Angka Kredit Jabatan Pengawas Sekolah
Pertanggungjawaban/Presentase hasil PTS di Solo Tahun 2011
TMT 01 AGUSTUS 2017 PENSIUN (60 thn), namun dengan diberlakukan nya PP No.11 Tahun
2017 (30 Maret 2017 tentang Manajemen PNS pada PASAL 239 ayat (2) huruf c, bagi
jabatan ahli utama, BUP 65 Tahun.
MEDIA PEMBELAJARAN

Disusun /Disampaikan oleh :


H.M.Sarjan Ibrahim

PENGAWAS SEKOLAH DINAS DIKBUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT/


LAYANAN DIKMEN & PK-PLK BIMA
Sabtu, 26 Agustus 2017
MEDIA PENDIDIKAN/
MEDIA PEMBELAJARAN

UU RI No.20 Tahun 2003

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PP RI No. 32 Tahun 2013


Tentang
PERUBAHAN ATAS PP
No.19 Tahun 2005
Tentang
STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN
BEBERAPA TEORI YANG MENDASARI
PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. Kontinnum Konkrit-Abstrak
1. Jeronne Bruner

Representasi
Representasi Simbolik
enactive
iconik (penggunaan kata-
(Pengalaman
(penggunaan kata/persamaan-
langsung)
gambar & film) persamaan
matematika).
2. Penggunaan Audiovisual
Hoban, Hoban, Zissman (dalam Nur, 2000) : mengatakan Nilai materi ajar
merupakan fungsi dari tingkatan kekonkritannya.
3. Edgar Dale (1964) mengembangkan Kerucut Pengalaman.

Dale mengatakan bahwa


Dimulai dari pebelajar pebelajar dapat mengambil
sebagai partisipan manfaat dari kegiatan yang
dalam pengalaman lebih abstrak, asalkan
sesungguhnya --- mereka telah membangun
pebelajar sebagai sejumlah pengalaman lebih
pengamat atas sesuatu konkrit untuk menemui
(melalui beberapa pengajaran realitas lebih
medium). abstrak.
B. Behavioris
Skinner ----------- Reinforcement theory
Pembelajaran berprogram
Rancangan pengajaran dan media benar-benar terstruktur.
C. Pandangan Kognitivis

MEMORI MEMORI
INFORMASI JANGKA JANGKA
PENDEK PANJANG

Bila tidak dicerna HILANG (DILUPAKAN)

Sebenarnya siswa kurang bergantung pada arahan perancang program,


namun lebih berstandar pada strategi-strategi kognitif mereke sendiri
dalam menggunakan sumber belajar yang tersedia.
G. Teori Pembelajaran Kognitif

Siswa membangun pengetahuan


mereka sendiri secara aktif.

Bukan sekedar MENGINGAT ------


bila siswa ingin MEMAHAMI harus
MENERAPKAN apa yang
dipahami, berlatih memecahkan
masalah -----MENEMUKAN
sesuatu dan berusaha dengan
ide-ide sendiri.
Guru tidak lagi memberi
pengetahuan dalam pikiran
siswa, tetapi harus
merencanakan dengan berbagai
kegiatan Belajar ------ SISWA
AKTIF dalam membagun
pengetahuannya sendiri
Implikasi teori belajar Kognitif dalam penyusunan media adalah
ketika guru menyusun transparansi, bagan/skema maupun
membuat charta karton.

Penggunaan media serta cara


mengajar yang baik akan membuat
siswa aktif terlibat menyusun
pengetahuan barunya.
H. Teori Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi (TPI) : teori kognitif belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyampaian, dan pemanggilan kembali informasi di otak.
Menurut Slavin dalam Nur, 2000, ada 3 struktur memori Manusia, yaitu :

MEMORI MEMORI
REGISTER
JANGKA JANGKA
PENGIDERAAN
PENDEK PANJANG

Implikasinya terhadap penggunaan media, adalah pada saat guru


meminta siswa menyusun kesimpulan dari apa yang diobservasinya,
hendaknya memberikan sedikit waktu bagi siswa untuk berpikir kembali
terhadap apa yang telah mereka dapatkan.
MEMUSATKAN PERHATIAN SISWA PADA STIMULUS YANG RELEVAN DENGAN
INFORMASI YANG BARU MENJADI HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN.

CARA MEMUSATKAN PERHATIAN SISWA, a.l :


1. Menginformasikan tujuan pembelajaran/TP;
2. Menghubungkan pelajaran yang akan disampaikan dengan pengetahuan
sebelumnya.

Dengan demikian berhasil tidaknya guru


memilih dan menggunakan media sangat
dipengaruhi oleh kemampuan untuk
mempersiapkan mental siswanya untuk
tertarik ingin mempelajari materi
pembelajaran dengan menggunakan
media yang kita buat.
I. Pandangan CTL
John Dewey (1916) telah mengusulkan kurikulum dan metodologi pengajaran
yang dikaitkan dengan minat dan pengalaman siswa.
Nur, 2001, mengatakan : CTL adalah praktik pengajaran yang baik.

Berdasarkan pandangan CTL, maka benda sebenarnya merupakan


media fundamental, sedangkan untuk keperluan membantu
memahami detil-detil, untuk keperluan penyusunan bahan laporan
siswa dalam CTL untuk keperluan penilaian otentik, maka media
visual yang lain (poster, transparansi, papan tempel) banyak
digunakan.
D. Pandangan Kontructivis
Konstructivis yakin bahwa pebelajar paling aktif terjadi apabila siswa tersebut
dalam tugas-tugas autentik yang berhubungan dengan konteks bermakna. Oleh
karena itu, ukuran pengajaran (termasuk media yang digunakan) didasarkan
pada kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan untuk memfasilitasi
berfikir dalam kehidupan nyata.

E. Pandangan Sosial-Psikologikal
Robert Slavin, menemukan bahwa pembelajaran kooperatif, lebih efektif
dan secara sosial lebih bermanfaat dari pada pembelajaran kompetitif dan
individual.
F. Teori Pembelajaran Sosial (Bandura)
Bandura, mengatakan : melalui teori belajar sosial, sesorang dapat belajar
melalui pengamatan (observasional learning) terhadap suatu model (Slavin, 1994).

Implikasi dari teori ini pada pembuatan media adalah : ketika guru
memberikan contoh pada siswa/murid. Bagaimana memahami
suatu konsep Biologi melalui OBSERVASI.
MODEL PROSES
MEDIUM
KOMUNIKASI

Sumber
Sumber
--------------------
MEDIUM --------------------
Penafsir
Penafsir
--------------------
--------------------
Penerima
Penerima
KAITAN TEORI BELAJAR DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Word
Abstarak
Diagrams

Maps

Flat picture

Slides

Stereographs

Films Konkrit

Hirarki Hoban, Hoban, dan Zissman (dalam Nur,


2000)
KERUCUT PENGALAMAN DALE DAN KETERKAITANNYA DENGAN IDE
BRUNER

SIMBOL
VERBAL

SIMBNOL
VISUAl Abstract
TAPE
RECORDER/RADIO
FILM STATIS

FILM GERAK
iconic
TELEVISI

PERTUNJUKAN

KARYAWISATA

enactiv
DEMONSTRASI
e
PENGALAMAN DRAMATIK

PENGALAM BUATAN

PENGALAMAN LANGSUNG
MEDIA PEMBELAJARAN
Sistem Pengembangan Pembelajaran yang Menampilkan Interaksi Guru, siswa, dan
Media

SUMBER BELAJAR LAIN

Materi dan Guru Hasil


Tujuan Siswa
Metode Belaja

MEDIA

Evaluasi
JENIS-JENIS MEDIA

MEDIA ASLI HIDUP AKUARIUM dengan ikan dan tumbuhannya,


TERRARIUM dengan hewan darat dan tumbuhannya,
KEBUN BINATANG dengan semua hewan yang ada,
KEBUN PERCOBAAN, INSEKTARIUM (berupa kotak kaca yang
berisi semut, anai-anai, dll).
MEDIA ASLI MATI HERBARIUM, TAKSIDERMI, AWATAN DALAM BOTOL,
BIOPLASTIK dan DIOROMA (pameran hewan dan tumbuhan
yang telah dikeringkan dan disusun seperti keadaan aslinya.
MEDIA ASLI BENDA Berbagi contoh batuan mineral, kereta api, pesawat terbang,
TAK HIDUP mobil, gedung, dan papan tempel.
MEDIA ASLI Model irisan bagian dalam bumi, model penampang melintang
TIRUAN ATAU batang dikotil, penampang daun, model torso tubuh manusia
MODEL yang dapat dilepas dan dipasang kembali, model globe,
model atom, model DNA, dll.
MEDIA GRAFIS BAGAN, DIAGRAM, GRAFIK, POSTER, PLAKAT, GAMBAR,
FOTO, LUKISAN.
MEDIA DENGAR PROGRAM RADIO, PROGRAM mp3, TAPE RECORDER,
PIRINGAN HITAM, CD, KASET.
MEDIA PANDANG VCD, TELEVISI, SLIDE BERSUARA, PROGRAM xingmpeg
DENGAR
MEDIA PROYEKSI Proyeksi diam (still proyection), misalnya : Slide,
transparansi; proyeksi gerak (movie proyection),
misalnya film atau gambar gerak ukuran film 8 mm, 16
mm, dan 36 mm).
MEDIA CETAK BUKU CETAK, KORAN, MAJALAH, KOMIK
MEDIA VISUAL YANG TIDAK DIPROYEKSIKAN

BENDA Bagian utama dalam


pembelajaran kontekstual.

SEBENARNYA Penggunaan media ini untuk RPP-


Kontekstual.

Tiruan tiga dimensi dari benda


sebenarnya.
MODEL Ukuran model mungkin lebih besar
atau lebih kecil dari benda
sebenarnya.

GAMBAR DIAM Misalnya: hasil lukisan, potret,


atau cetakan.
Gambar yang
Ilustrasi menyertai teks agar
lebih jelas.

Gambar yang
KARIKATUR disederhanakan dan
biasanya berisi
sindiran atau ironi.

Gambar sederhana
SKETSA atau draf kasar yang
melukiskan bagian
pokok tanpa detil.
Kombinasi unsur-unsur visual seperti garis,
POSTER gambar, dan kata-kata (angka-angka) untuk
mengkomunikasikan pesan secara singkat.

Gambaran dari sesuatu yang dilukiskan


dengan garis, gambar, dan kata-kata yang
menunjukkan adanya hubungan
BAGAN/DIAGRAM perbandingan,atau perkembangan.
Bagan dapat berupa skema (organisasi),
klasifikasi, pengaruh waktu, tabel,, dan
bagan alir/alur.

Gambaran data statistik yang saling


berhubungan dan ditunjukkan dengan
GRAFIK lambang-lambang visual.
Terdapat berbagai macam grafik, antara lain
grafik garis, batang, lingkaran.
CONTOH GRAFIK GARIS
CONTOH GRAFIK BATANG

4
Series 1
3
Series 2
2 Series 3

0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4
CONTOH GRAFIK LINGKARAN
MEDIA VISUAL YANG DIPROYEKSIKAN
OVER HEAD PROYECTOR (OHP)
MEDIA PROYEKSI DAN SUARA
BEBERAPA JENIS MEDIA PROYEKSI DAN SUARA
JENIS PERANGKAT KERAS PERANGKAT LUNAK
(ALAT) (BAHAN)
Proyeksi langsung Over Head Over Head
Proyector Transparansi

Proyeksi diam Slide Proyector Film Slide


FS Proyektor Film Strip
Suara/Rekaman Opaque Proyektor Program Komputer
Viewer
Radio/Tipe Recorder Kaset recorder
Program radio
Piringan hitam
Compact disk (CD)
Proyeksi gerak Proyektor movie Film movie
Suara Video player Kaset video
Tape rec (Syncronizer)
Proyektor Slide
MEDIA CETAKAN

JENIS PERANGKAT LUNAK PERANGKAT KERAS


(BAHAN) (ALAT)
Barang Cetakan Hand Out (HO) Mesin stensil
Lepas Job sheet duplikator
Operation sheet Spirit
Work sheet Mesin fotocopy
Experimental sheet Mesin offset
Information sheet Cetak laser printer
Resograph
Barang Cetakan Diktat Alat-alat
dijilid Buku Pelajaran Reprografik
Reference Profesional dan
Teksbook semi profesional.
PETA KOMPETENSI
ANALISIS KOMPETENSI DAN MATERI PEMBELAJARAN
RANGKAIAN KEGIATAN DALAM ANALISIS UNTUK MENJABARKAN IPK DAN
MATERI DARI SUATU KD, BAIK UNTUK KD-KI 3 MAUPUN KD-KI 4
Rangkaian Kegiatan Analisis Kompetensi
PENGGUNAAN MEDIA DALAM PROSES
PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

Pembelajaran : LITERASI, PPK, 4C, HOTS


KETERKAITAN ANTARA ASPEK SUMBER-SUMBER BELAJAR
DAN ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN DALAM
PEMBELAJARAN

Materi Sumber Belajar


Pembelajaran

Kegiatan
Pembelajaran

Alat/Media
MERUPAKAN BAGIAN YANG TIDAK

ALAT PEMBELAJARAN

SUMBER BELAJAR
MEDIA PEMBELAJARAN

SEMUA SUMBER YANG DAPAT


TERPISAHKAN DARI PROSES DIGUNAKAN OLEH SISWA DALAM
PEMBELAJARAN UNTUK MENCAPAI Setiap peralatan yang BELAJAR, BAIK SECARA TERPISAH
KOMPETENSI YANG TUNTUTAN DALAM MAUPUN SECARA TERKOMBINASI
PEMBELAJARAN dapat menunjang SEHINGGA MEMPERMUDAH SISWA
SEBAGAI SARANA BAGI GURU DALAM
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN DI
efektifitas dan efisiensi UNTUK MENCAPAI KOMPETENSI
TERTENTU.
KELAS pembelajaran dan dapat SUMBER BELAJAR DAPAT BERUPA
AKAN MEMPENGARUHI IKLIM BELAJAR, mempengaruhi tingkah BUKU, DATA, ORANG, LINGKUNGAN,
KONDISI DAN LINGKUNGAN YANG ALAM dsbnya.
DITATA DAN DIKELOLA OLEH GURU laku siswa.
DALAM MEMILIH MEDIA PEMBELAJARAN
HARUS MEMPERTIMBANGKAN PRINSIP
Ketika melukis vektor dan PENULISAN
resultan vektor
PSIKOLOGIS SISWA, a.l : MOTIVASI,
PERBEDAAN INDIVIDU, EMOSI, membutuhkan penggaris SUMBER
BELAJAR DI
PARTISIPASI UMPAN BALIK, PENGUATAN
DAN PENERAPAN INDERA, RUANG DAN dan pensil , maka
WAKTU.MISALNYA DALAM PELAJARAN penggaris dan pensil
FISIKA UNTUK KD.3.3, SISWA DIMINTA
UNTUK MENGIDENTIFIKASI BESARAN dapat menjadi alat RPP HARUS
pembelajaran. Demikian
JELAS DAN
VEKTOR DARI PERISTIWA PEMANAH
YANG MENARIK ANAK PANAH DARI
BUSURNYA MELALUI MODEL YANG juga ketika melakukan
DITUNJUKKAN SEORANG SISWA.
GERRAKAN
percobaan menentukan
resultan vektor
PASTI.
GURU MEMINTA SISWA UNTUK
MENGAMATI TAYANGAN/SIMULASI membutuhkan neraca
TERSEBUT. pegas, paku payung,
MAKA POWER PONIT (ppt) atau anak
menjadi model dapat menjadi media maka nereca pegas dan
pembelajaran sekaligus sebagai paku payung menjadi alat
SUMBER BELAJARAN.
MEDIA PEMBELAJARAN YANG DAPAT pembelajaran.
DIGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN
FISIKA ANTARA LAIN : VIDEO, ppt, white
board/papan tulis, lembar kerja (LK), CD
FORMAT RPP-K 13 LAMPIRAN PERMENDIKBUD NO.22 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR
PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Komponen RPP terdiri atas:


a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan
KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran; k.sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
m.penilaian hasil pembelajaran.
CONTOH FORMAT RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah :
Mata Pelajaran : Selain PABK dan PPKn
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
(Disajikan Deskripsi Rumusan KI-1 dan KI-2 seperti yang dinyatakan dalam
Silabus)
KI-3
KI-4
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapai Kompetensi (IPK)


KD pada KI-3
KD pada KI-4 .
C. Tujuan Pembelajaran (TP)
(disajikan dalam bentuk satu kalimat, contoh :
Biologi SMA Kelas X semester 1, pasangan KD pada KI-3 dan KD pada KI-4
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menggunakan model pembelajaran cooperative learning peserta didik (PD)/siswa
dapat menjelaskan dan menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang ruang lingkup biologi
(permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), sehingga PD dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya, berperilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong), kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
D. Materi Pembelajaran
(disajikan materi pokok saja, rincian materi setiap pertemuan dinyatakan dalam
Lampiran).
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode dan Model Pembelajaran
D. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama : ( .jp)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
(indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan pertama)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
(disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada
Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 1)
c. Penutup
2. Pertemuan Pertama : ( .jp)
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
(indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan kedua)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
(disajikan garis besar alur berpikir pembelajaran secara lengkap, materi rinci pembelajaran dimuat pada
Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan 1)
c. Penutup
3. Pertemuan seterusnya.
F. Teknik Penilaian
(disajikan nama Teknik penilaian, instrumen lengkap penilaian setiap pertemuan
dimuat dalam Lampiran. Instrumen penilaian pertemuan 1, lampiran instrumen
penilaian pertemuan 2, dst,nya tergantung pada banyaknya pertemuan).
G. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
Lampiran-lampiran :
1. Materi pembelajaran pertemuan 1
2. Instrumen penilaian pertemuan 1
3. Materi pembelajaran pertemuan 2
4. Instrumen penilaian pertemuan 2
dan seterusnya tergantung banyaknya pertemuan.
Catatan :
Untuk mata pelajaran PKBD dan PPKn dituliskan mulai dari KI-1 sampai KI-4, begitu
juga dengan KD dan IPKnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai