Anda di halaman 1dari 5

Menu

Syabanisyahs Story
kesabaran adalah kekuatan tak terbatas

TAGGED WITH MATEMATIKA

Fun dengan Fungsi Linier

Fungsi linier merupakan fungsi yang paling sederhana karena hanya memiliki satu variabel bebas
dan pangkat tertinggi dari variabelnya adalah satu. Oleh karena itu, fungsi ini sering disebut
sebagai fungsi berderajat satu.

A. Bentuk umum

Apabila kita menyatakan bahwa y merupakan suatu fungsi linier dari x, maka grafik dari fungsi
tersebut merupakan suatu garis lurus, sehingga kita dapat gunakan bentuk slope-intercept dari
persamaan garis untuk menuliskan fungsi umumnya, yaitu:

dimana m adalah slope dan b adalah intercept.

Seringkali fungsi linier diberikan dalam bentuk implisitnya, yaitu Ax + By + C = 0.

B. Slope dan Intercept

Kemiringan pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah sama. Hal ini
ditunjukkan oleh koefisien m pada persamaan y = mx + b. Slope didefinisikan sebagai perubahan
nilai variabel terikat y sebagai akibat dari perubahan variabel bebas x. Sedangkan b adalah penggal
garis pada sumbu vertikal (sumbu y). Besarnya b mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0.
Sebagai contoh, persamaan y = 16 3x, kemiringannya adalah 3. Hal tersebut berarti bahwa
untuk setiap kenaikkan satu unit variabel x akan menurunkan 3 unit variabel y.

Tanda Slope

Perhatikan gambar di bawah ini:

Tanda pada slope mempunyai suatu arti, yaitu:

1. Suatu garis L yang semakin naik saat bergerak ke kanan, seperti gambar 1-a, mempunyai nilai
y2 > y1 dan x2 > x1, oleh karena itu nilai m > 0. Slope dari garis L adalah positif.
2. Suatu garis L bergerak turun saat ke arah kanan, seperti gambar 1-b, mempunyai nilai y2 < y1
dan x2 < x1, oleh karena itu nilai m < 0. Slope dari garis L adalah negatif.
3. Apabila garis L horizontal, seperti gambar 1-c, maka y1 = y2 sehingga y1 y2 = 0. Sebagai
tambahan x2 x1 0. Dengan demikian m = 0. Nilai slope dari garis L adalah nol.
4. Apabila garis L vertikal, sebagaimana gambar 1-d, terlihat bahwa y2 y1 > 0 dan x2 x1 = 0,
maka nilai m tidak terdefinisikan. Nilai slope dari garis L adalah infinite.
C. Menentukan Persamaan Linier

Sebuah persamaan linier dapat ditentukan melalui beberapa macam metode berdasarkan data
yang tersedia, yaitu:

1. Metode Dua Titik

Apabila diketahui dua titik A dan B dengan koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2, y2), maka
rumus persamaan liniernya adalah:
misal diketahui titik A (4,6) dan titik B (6,8), maka persamaan liniernya adalah:

2. Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan

Apabila diketahui sebuah titik A dengan koordinat (x1, y1) dan nilai kemiringannya (m) maka
dapat dibentuk sebuah persamaan linier dengan rumus sebagai berikut:

Misal diketahui titik A (4,6) dan kemiringan m=1 maka persamaan liniernya adalah:

y y1 = m(x x1)

y 6 = 1 (x 4)

y=x+2

3. Metode Satu Penggal Garis dan Satu Kemiringan

Apabila diketahui nilai penggal garis pada sumbu y (b) dan kemiringannya (m), maka persamaan
liniernya dapat dicari sebagai berikut:

Misal diketahui nilai slope dan intercep dari suatu garis y = f(x) adalah 1 dan 2, maka persamaan
liniernya adalah y = x + 2.

4. Metode Dua Penggal Garis

Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila diketahui penggal garis pada masing-
masing sumbu, yaitu penggal pada sumbu vertikal (ketika x = 0) dan penggal pada sumbu
horisontal ( ketika y = 0), maka persamaan liniernya adalah :

b : penggal garis vertikal (sumbu y)

c : penggal garis horizontal (sumbu x)


Misal penggal garis pada sumbu vertikal dan sumbu horizontal adalah 2 dan -2, maka persamaan
liniernya adalah:

D. Hubungan Dua Garis Lurus

Dua buah garis lurus mempunyai empat macam kemungkinan bentuk hubungan, yaitu berimpit,
sejajar, berpotongan dan tegak lurus. Perhatikan gambar di bawah ini:

Keterangan:

1. Berimpit, dua buah garis akan berimpit apabila persamaan garis yang satu merupakan
kelipatan dari (proporsional terhadap) persamaan garis yang lain. y1 = mx1+ b1 akan
berimpit dengan y2 = mx2+ b2 , jika y1 = ny2 ; a1 = na2 ; b1 = nb2.
2. Sejajar, dua buah garis akan sejajar apabila kemiringan garis yang satu sama dengan
kemiringan garis yang lain (m1 = m2).
3. Berpotongan, dua buah garis akan berpotongan apabila kemiringan garis yang satu tidak
sama dengan kemiringan garis yang lain (m1 m2).
4. Tegak lurus, dua garis akan saling tegak lurus apabila kemiringan garis yang satu
merupakan kebalikan dari kemiringan garis yang lain dengan tanda yang berlawanan (m1
= 1/m2). Atau nilai perkalian kemiringannya menghasilkan nilai 1 (m1 x m2 = -1).
Referensi:

Ayres, F. and Mendelson, E., Schaums Outline of Theory and Problems of Differential and Integral
Calculus, 3rd ed., The McGraw-Hill Companies Inc., New York.
(syabanisyah)

September 7, 2011Leave a reply

Just ordinary man...

Select Categories:
My Journey (2)
My Top Six (1)
My Writing (5)
o Chemical (2)
o Scrapbook (2)
Uncategorized (1)

Recent Posts
Fun dengan Fungsi Linier
Peta Mudik 2011 Jawa-Sumatera (Download)
Enam Makanan Khas Yogyakarta (Top Six Unique Culinary from Yogyakarta)
Indonesian Tourism : Mount Merapi after Eruption
Indonesian Tourism : The Exotic Dieng Plateau

ATK Blog offline Dieng Ecto elearning Eruption Jawa kimia lingkungan makanan
khas MarseditMatematika Merapi Mudik Peta review Sumatera susunan berkala unsur tabel periodik top

six TouringTourism trik menghafal unique culinaryyogyakarta

Calendar

M T W T F S S

Sep

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30 31

DECEMBER 2016

Anda mungkin juga menyukai