Anda di halaman 1dari 4

REVIEW PENGUJIAN ELEKTRIK TRAFO DAN INTERPRETASINYA

ACHMAD SUSILO1 , ANDHY DHARMA S.2

1 PT. PLN (Persero) P3B Region Jawa Tengah & DIY


2 PT. PLN (Persero) P3B Bidang Sistem Transmisi

Abstrak
Trafo merupakan peralatan vital dalam sistem tenaga listrik. Untuk itu sebelum trafo
dienergize, trafo baru maupun yang telah beroperasi, perlu dilakukan beberapa pengujian-
pengujian yang meliputi pengujian secara elektrik, DGA, karakteristik serta uji fungsi
(functional test). Pengujian secara elektrik bertujuan untuk memastikan komponen-
komponen pada trafo, terutama kumparan, berada dalam kondisi normal dan berfungsi dengan
baik.

I. PENDAHULUAN belitan/kumparan trafo tenaga antara


Kualitas penyediaan tenaga listrik sangat bagian yang diberi tegangan (fasa)
ditentukan oleh performa peralatan- terhadap badan (case) maupun antar belitan
peralatan listrik di dalam proses primer, sekunder dan tertier (bila ada).(1)
penyaluran teanaga listrik tersebut. Salah Pengujian ini dilakukan dengan
satunya adalah trafo. Trafo disebut sebagai memberikan suatu tegangan searah pada
jantung penyaluran tenaga listrik, karena terminal uji dan mengukur arus bocor
itulah trafo menjadi bagian yang sangat yang mengalir melalui sistem isolasi. Hasil
penting dalam proses penyaluran tenaga pembacaan kemudian dimasukkan dalam
listrik. Banyak sekali pengujian yang harus Hukum Ohm (R = V / I) dan suatu nilai
dilakukan untuk memastikan kondisi trafo tahanan akan didapat. Pada kasus sistem
tersebut baik dan dapat menjalankan isolasi, arus yang terukur mungkin dalam
fungsinya dengan optimal. Diantaranya orde mili atau mikro. Pembacaan nilai
adalah pengujian elektrik, pengujian DGA, tahanan isolasi berubah terhadap waktu
pengujian karakteristik minyak, serta uji dikarenakan penyerapan dielektrik. Secara
fungsi (functional test). Dalam makalah ini mendasar, sistem isolasi terdiri dari atom-
akan dikhususkan pada review pengujian atom terpolarisasi yang terbentuk seperti
elektrik trafo yang meliputi pengujian itu dengan pemberian tegangan DC. Saat
tahanan isolasi, pengujian tahanan dc berpolarisasi, nilai tahanan isolasi akan
(RDC), pengujian rasio kumparan dan meningkat. Perubahan utama yang harus
pengujian kehilangan daya dielektrik (tan dilakukan terhadap polarisasi sistem isolasi
). baru ialah berdasarkan pada suhu, tidak
seperti konduktor yang mana nilai tahanan
II. PENGUJIAN ELEKTRIK akan naik seiring dengan bertambahnya
TRAFO suhu, nilai tahanan isolasi berbanding
Salah satu pengujian yang dilakukan untuk terbalik dengan suhu sehinggga tahanan
mengetahui kondisi trafo tersebut laik atau isolasi akan menurun bila suhu bertambah.
tidak laik operasi adalah pengujian secara Untuk itu, sebuah pengujian yang
elektrik. dilakukan pada suatu sistem isolasi yang
panas (misal : baru di de-energize)
II.1. Pengujian Tahanan Isolasi
dibandingkan dengan yang berada dalam
Pengujian tahanan isolasi adalah proses
kondisi dingin (misal: dalam area
pengukuran dengan suatu alat uji
penyimpanan) bisa saja terjadi perbedaan
insulation tester untuk memperoleh hasil
yang signifikan. Satu-satunya cara yang
(nilai/besaran) tahanan isolasi
benar untuk melakukan analisa trending titik yang diuji antara lain :
adalah dengan melakukan setiap pengujian Primer Ground
pada kondisi suhu benda uji yang sama. Sekunder Ground
Beberapa hal yang perlu diperhatikan Tertier Ground
selama proses pengujian tahanan isolasi Primer Sekunder
adalah : Primer Tertier
1. Memperhatikan ketentuan pengu- Sekunder Tertier
jian yang berlaku sehingga tidak Batasan pengujian isolasi
merusak alat ukur itu sendiri. Menurut standard VDE (catalouge 228/4)
2. Tegangan induksi listrik yang minimum besarnya tahanan isolasi
mungkin masih terdapat kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung
disekitarnya atau masih adanya sebagai berikut.
muatan residual pada belitan 1 kilo Volt = 1 M (Mega Ohm) .
sehingga harus dilakukan tindakan Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan
pencegahan dengan menghubung- fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang
kan peralatan tersebut ke tanah diijinkan setiap kV = 1 mA.
hingga muatan-muatan tersebut Selain batasan umum untuk tahanan
hilang. isolasi, juga terdapat batasan Indeks
3. Hasil pengujian tahanan isolasi Polarisasi (IP).
belitan trafo juga dipengaruhi oleh Kondisi Index Polarisasi
kebersihan permukaan isolator
Berbahaya <1
bushing, suhu trafo, faktor usia dan
Jelek 1 - 1,1
kelembaban udara sekitar.
Dipertanyakan 1,1 - 1,25
Indeks Polarisasi
Baik 1,25 - 2
Salah satu ukuran untuk menentukan
kualitas isolasi adalah dengan Sangat Baik >2
menggunakan metode Indeks Polarisasi Jika terjadi kenaikan IP lebih besar dari
(IP). Indeks Polarisasi adalah perbandingan 20%, harus dilakukan investigasi.
antara hasil pengukuran tahanan isolasi II.2. Pengujian Tahanan DC (RDC)
selama 10 menit dengan hasil pengukuran Trafo 3 fasa mempunyai bermacam jenis
tahanan isolasi selama 1 menit. Indeks belitan dan inti, ada yang inti dan
Polarisasi (IP) dapat dirumuskan : kumparan yang ditempatkan dalam satu
R10 bank dengan hubungan Y atau yang
IP =R1 terhubung di dalam trafo (trafo 3 fasa), dan
ada juga trafo 3 fasa yang setiap fasanya
dimana : mempunyai kumparan dan inti masing-
R10 : tahanan isolasi selama 10 menit masing hubungan Y atau terhubung di
R1 : tahanan isolasi selama 1 menit luar ( trafo 1 fasa).
Pengujian tahanan DC (RDC) dilakukan
Rangkaian pengujian tahanan isolasi untuk mengetahui tahanan murni dari
belitan trafo. Sehingga bisa dilihat apakah
3 fasa di
hub.singkat terjadi perubahan besarnya nilai tahanan
tersebut atau tidak. Untuk mendapatkan
pus
h
olt
conservator
tahanan murni tersebut dilakukan dengan
pengujian yang menggunakan sumber arus
c

searah sehingga tahanan yang dihasilkan


radiator
sering disebut tahanan dc.
II.3. Pengujian Rasio Kumparan
Pengujian bertujuan untuk mengetahui
rasio atau perbandingan sebenarnya dari
alat yang berfungsi untuk Input VA = Output VA
mentranformasikan besaran listrik, antara
lain transformator tenaga, transformator
arus dan transformator tegangan (termasuk
didalamnya Capasitive Voltage Trans- Toleransi yang diijinkan berdasarkan
formator). Standard ANSI C57 adalah 0,5% terhadap
Rasio yang akan dibandingkan adalah nilai teraannya.
awal (nilai desainnya, factory report atau II.4. Pengujian Kehilangan Daya
site test report) dengan nilai pengujian Dielektrik
terakhir. Sehingga dapat diketahui rasio Dalam Teknik Tegangan Tinggi masalah
dari alat listrik tersebut masih sesuai atau isolasi tidak pernah lepas untuk
tidak. dibicarakan. Setiap peralatan yang akan
Prinsip kerja transformator adalah dioperasikan di tegangan tinggi harus telah
mentransformasikan tegangan atau besaran lulus uji isolasi yang layak.
listrik lainnya dengan menggunakan teori Kegagalan ( failure ) yang terjadi pada
induktansi dan atau kapasitansi. Ratio peralatan tegangan tinggi yang sedang
Transformator dapat dilihat dengan dipakai dalam operasi sehari hari
perbandingan sebagai berikut : disebabkan karena isolasinya memburuk
(deterioration) atau karena terjadi
kegagalan ( breakdown ) pada bagian
bagiannya. Melemahnya isolasi ini
disebabkan karena panas, kelembaban,
kerusakan mekanis, korosi kimiawi,
korona, tegangan lebih dll. Maksud dari
pengujian isolasi adalah untuk mengetahui
proses kelemahan yang terjadi, supaya
kegagalan dalam operasi dapat
Persamaan dasar transformator adalah : dihindarkan.
Transformator yang diuji diibaratkan
sebagai kapasitor. Apabila sebuah kapasitor
sempurna / ideal diberikan tegangan bolak
yang mana : balik sinusoida maka arusnya akan
N2 adalah banyaknya belitan pada sisi mendahului tegangan dengan 90 o.
sekunder.
N1 adalah banyaknya belitan pada sisi
primer.
E1 adalah tegangan pada sisi primer.
E2 adalah tegangan pada sisi sekunder. V
Dalam hal ini berlaku hubungan antara
K adalah konstanta Transformator atau
rasio transformator.
arus Ic dan tegangan V : Gambar
I2
Jika N2 > N1 atau K > 1 maka trafo
tersebut berfungsi sebagai penaik Ic = C V
tegangan atau step-up transformer, Oleh karena kehilangan daya dielektrik,
demikian sebaliknya bila N2 < N1 maka I mendahului V dengan sudut kurang
atau K< 1 berfungsi sebagai trafo dari 90 o , gambar 2. Sudut disebut sudut
penurun tegangan atau step-down fasa dari kapasitor dan faktor dayanya Cos
transformator. . Dan = 90 o - disebut sudut
Idealnya tranformator mempunya daya kehilangan ( loss angle ). Jadi faktor
input sama dengan daya output, dalam daya dapat juga dinyatakan sebagai sin .
persamaan :
didapatkan suatu hasil interpretasi yang
menggambarkan kondisi yang sebenarnya
dari peralatan yang diuji.
Akan tetapi pengujian tersebut belumlah
dapat menjustifikasi 100% assessment
kondisi trafo yang sebenarnya apabila trafo
tersebut dioperasikan kembali. Perlu
Dalam kapasitor sempurna / ideal = 90 o dilakukan suatu pemeliharaan perbaikan
sehingga = 0. Oleh karena itu kehilangan yang komprehensif dilapangan.
daya dielektrik dinyatakan oleh :
PD = I V cos = I V sin DAFTAR PUSTAKA
Maka kehilangan daya dalam kapasitor (1) Buku Panduan Pemeliharaan Trafo
sempurna adalah Nol. Komponen pada Tenaga
kapasitor yang tidak sempurna dijelaskan (2) Transformer Turns Ratio Measurement
pada gambar diatas. Jadi persamaannya Using The Doble M2h Test Set (A
adalah : Progress Report) Robert W. Booth and
William L. Bailey - Doble Engineering
Company.
(3) A Review of Polarization Index and
IEEE Standard 43-2000An ALL-TEST
Pro, LLC White Paper by Dr. Howard
sehingga : W. Penrose, Ph.D.

Keterangan :
Ic = Arus Kapasitor
Ir = Arus Resistan
= 2f
PD = Power Disappear
Tan = Dissipation Factor
Batasan nilai serta interpretasi yang
direkomendasikan oleh DOBLE adalah
sebagai berikut :
Hasil uji < 0,5% baik
0,5% < hasil uji < 0,7% pemburukan
0,5% < hasil uji < 1% dan meningkat
perlu investigasi
Hasil uji > 1% tidak baik

III. PENUTUP
Hasil interpretasi dari pengujian yang
dilakukan ditentukan oleh metode dalam
melaksanakan kegiatan pemeliharaan
tersebut serta referensi acuan yang sahih
(standard-standard) dalam menindaklanjuti
hasil pengukuran sehingga akan

Anda mungkin juga menyukai