Anda di halaman 1dari 7

PENGOLAHAN MINERAL: JIGGING

Abdul Aziz Faisal


1506717336

Pengolahan Mineral - 02

Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok
2017
Jigging adalah salah satu alat pemisahan yang prinsipnya berdasarkan perbedaan berat jenis,
bekerja secara mekanis yang menggunakan adanya perbedaan kemampuan menerobos dari
butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu lapisan pemisah (bed). Secara umum jig
merupakan suatu tangki terbuka yang berisi air dengan saringan horizontal terletak pada bagian
atasnya dimana terdapat lapisan pemisah.Tangki jig dilengkapi dengan lubang
pengeluaran konsentrat (spigot) pada bagian bawahnya. Disamping itu jig juga
memiliki suatu mekanisme penyebab terjadinya tekanan (pulsion) yang diimbangi dengan
pemakaian air tambahan.

GAMBAR I. JIG TAMPAK DEPAN

PRINSIP KERJA PROSES JIGGING


Apabila terjadi pulsion, maka bed akan terdorong naik. Sehingga batuan pada
lapisan pemisah akan merenggang karena adanya tekanan. Momen ini akan dimanfaatkan
oleh mineral berat untuk menerobos lapisan dan masuk ke tangki sebagai konsentrat
sedangkan mineral ringan akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan bed
dan akan terbuang sebagai tailing. Pada p r o s e s suction, bed menutup kembali sehingga
mineral berat berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk ke
tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap diatas bed untuk
menunggu kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan berukuran besar akan
terbawa aliran arus horizontal.

GAMBAR II. JIG TAMPAK SAMPING PADA SAAT PULSION


GAMBAR III. JIG TAMPAK SAMPING PADA SAAT SUCTION

GAMBAR ALAT JIG

Pada pemisahan partikel mineral dalam proses jigging dipengaruhi tiga faktor, yaitu :

a. Differential acceleration
Faktor perbedaan kecepatan jatuh partikel mineral ke bed karena adanya gerakan yang
terjadi pada alat jig. Hal ini akan membuat partikel mineral yang memiliki berat jenis
besar memiliki kecepatan jatuh yang lebih besar.

b. Hindered setting
F aktor kerapatan batuan pada lapisan bed, faktor dimana kecepatan jatuh setelah
mineral mencapai kecepatan akhir

c. Consolidation trickling
Faktor atau cara pengaliran campuran partikel mineral pada waktu akhir jatuh, dimana
berlaku setelah lapisan bed menutup pada saat akhir dorongan (pulsion) . Partikel
mineral ringan berukuran besar tidak sanggup berpindah ke kompartemen berikutnya
karena pengaruh kecepatan yang terjadi pada partikel mineral tersebut. Sedangkan
mineral berat dengan ukuran kecil mempunyai kesempatan untuk menerobos celah-
celah lapisan bed, karena partikel tersebut cukup kecil bila dibandingkan dengan
rongga bed. Kondisi seperti inilah yang dikendalikan dalam Consolidation trickling.

PARAMETER PADA PROSES JIGGING:

Amplitudo Membran
Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau membran dari awal
dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction), sedangkan frekuensi stroke
merupakan banyaknya dorongan per menit. Bila jumlah (rpm) pukulan besar, maka
panjang langkahnya (amplitudo) lebih pendek demikian sebaliknya. Amplitudo
membrane dan frekuensi stroke ini akan berpengaruh kepada kecepatan aliran vertical
ke atas dimana kecepatannya tidak boleh lebih besar dari pada kecepatan jatuh
partikel. Apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan kehilangan mineral berharga
yang mempunyai ukuran butir lebih kecil. Oleh sebab itu amplitude membrane dan
frekuensi stroke yang digunakan harus disesuaikan dengan ukuran butir partikel
mineral berharga yang ada di lapangan

Kecepatan Aliran Horizontal


Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir di atas lapisan bed.
Kecepatan ini berpengaruh pada pengendapan mineral.

Ketebalan bed
Semakin tebal dan besar ukuran butir bed, maka akan semakin sulit kecepatan aliran
vertical ke atas untuk mendorong lapisan bed, sehingga semakin sedikit partikel mineral
berharga yang mengendap sebagai konsentrat.

Voulme Air Tambahan (underwater)


Volume air tambahan adalah jumlah air yang dialirkan ke jig yang berguna sebagai
air tambahan. Manfaat air tambahan ini adalah untuk mengimbangi hisapan,
mengimbangi jangan terlalu banyaknya aliran air diatas jig yang menuju ke dasar
dapat terjadi apa yang dinamakan gerak pulsasi (gerakan ketas dan hisapan ke bawah)
dan menggantikan air yang keluar melalui lubang spigot.

Ukuran Lubang Spigot


Lubang spigot adalah suatu lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya
konsentrat hasil pemisahan. Apabila ukuran lubang spigot terlalu besar, maka volume
air yang keluar melalui lubang spigot akan menjadi besar dan hal ini akan mempengaruhi
keseimbangan air dalam jig

Feeding dan Proses Padatan


Penyebaran feed yang tidak merata mengakibatkan terjadinya penumpukan dan
kelebihan beban yang terlalu besar yang diterima oleh permukaan jig. Feed yang
terlalu kental akan menyebabkan penumpukan dan kecepatan aliran kecil,
sebaliknya feed yang terlalu encer akan menyebabkan kecepatan aliran yang besar
sehingga banyak mineral berharga yang hilang sebagai tailing.

Motor Jig
Motor jig merupakan motor penggerak stroke yang menyebabkan
terjadinya pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan daya atau HP motor
yang digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada saat pulsion, jumlah
putaran gear box dan panjang pukul motor yang digunakan.

Jig Screen
Posisi pemasangan jig screen berpengaruh terhadap jumlah dan luas lubang bukaan jig
screen tersebut

Kemiringan Jig
Kemiringan jig berpengaruh terhadap kecepatan aliran horizontal pada kondisi yang
stabil, dengan perbandingan kemiringan jig 1:12, dalam artian bila kemirinagan jig
ditambah satu derajat maka kecepatan akan bertambah dua belas kali dari kecepatan pada
posisi jig yang datar.

Anda mungkin juga menyukai