Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sekarang yang mengacu pada paradigma
sehat dengan konsep ini diharapkan manusia tetap dalam keadaan sehat
sehingga dapat berfungsi dan produktif tanpa bantuan orang lain. Untuk
mencapai tujuan tersebut, karena yang dikatakan sehat itu bukan hanya
sehat dari fisik saja melainkan dari berbagai segi yaitu usaha dan sosial.
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan jasmani, intelektual dan emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu selaras dengan yang lain. Manifestasi dari
jiwa sendiri yang antara lain meliputi kesadaran, afek dan emosi psikomotor,
proses berfikir dan penerapan atau persepsi dan sifat-sifat kepribadian,
apabila terganggu akan menimbulkan siptom-siptom gangguan yang dikenal
sebagai psikopatologi gejala gangguan jiwa dapat disebabkan oleh
organobiologis, faktor psikologis maupun faktor sosial budaya.
Pada penyakit jiwa gejalanya dapat dibedakan antara gejala primer dan
gejala sekunder. Gejala tersebut meliputi gangguan konsep diri, gangguan
kepribadian dan lain-lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bagi
mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Konsep diri
dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang
lain, karena konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku
individu. Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu gambaran diri, ideal diri,
identitas diri, peran diri dan harga diri.
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (stuart dan
sundeen). Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.

1
Aspek utama adalah diuntai dan menerima pengharagaan dari orang
lain. Apabila terjadi gangguan pada harga diri maka akan melibatkan diri
merasa rendah dan apabila hal tersebut tidak segera diatasi akan
menimbulkan berbagai macam masalah oleh karena itu penyusun tertarik
untuk membuat keperawatan pada klien Tn. D dengan gangguan konsep
harga diri rendah.

B. Tujuan
- Tujuan Umum
Penerapan praktek dengan menangani klien yang menangani
masalah psikiatri dengan melaksanakan asuhan keperawatan.
- Tujuan Khusus
1. Mampu menggunakan pengetahuan psikologis tentang
perilaku manusia dan konsep kesehatan mental.
2. Mampu mengkaji kesehatan pada klien yang mengalami
masalah psoki sosial.
3. Merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan data yang
diperoleh melalui wawancara dan observasi.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai hasil
perencanaan.
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan mental
psikiatri yang telah diberikan.

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
- Observasi langsung pada klien
- Mengadakan wawancara
- Study literatur

2
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini terdiri dari Bab pertama
menuraikan tentang pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, metode
penulisan dan sistematika penulisan. Pada Bab ke dua menguraikan tentang
tinjauan teoritis yang meliputi : pengertian, tanda dan gejala yang dikaji,
karakteristik, perilaku, masalah keperawatan, tujuan keperawatan, tindakan
keperawatan dan evaluasi. Pada Bab ke tiga berisi tentang tinjauan kasus
dan Bab ke empat tentang kesimpulan dan saran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Latar Belakang
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian
ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri, termasuk
kehilangan rasa percaya diri dan tidak berharga, tidak berguna, tidak
berdaya, pesimis tidak ada harapan dan putus asa.
Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu trauma yang tiba-tiba misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban pemerkosaan, dituduh
KKN, dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah, karena :
- Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perincal).
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/sakit/penyakit.
- Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai. Misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik adalah perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama
yaitu sebelum sakit/dirawat, klien ini mempunyai cara berfikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya.

4
B. Tanda dan Gejala yang dapat dikaji
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit misalnya : malu dan sedih kerna
rambut jadi botak setelah mendapat therapi sinar pada kanker.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri : misalnya ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyatakan/mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
3. Merendahkan martabat, misalnya : saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
4. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri, klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain dan lebih suka sendiri.
5. Percaya diri kurang klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
6. Mencederai diri sendiri, akibat harga diri rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien mengakhiri kehidupan.

C. Karakteristik Perilaku
1. Perasaan negatif terhadap diri sendiri.
2. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
3. Menyatakan hal-hal negatif sebagaimana mestinya.
4. Menarik diri dari kehidupan sosial.
5. Kritis terhadap diri sendiri dan atau orang lain.
6. Deskriptif terhadap orang lain dan diri sendiri.
7. Pembicaraan kacau.
8. Mempersepsikan adanya ketegangan peran.
9. Mudah tersinggung dan mudah marah.
10. Produktivitas menurun.
11. Pandangan hidup yang ekstrim.

5
12. Penolakan terhadap diri sendiri.
13. Menarik diri dan realitas.
14. Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan.
15. Merasa diri tidak adequat.
16. Keluhan fisik.
17. Penyalahgunaan zat.

D. Penyalahgunaan Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Distres spiritual
3. Perubahan proses pikir : curiga
4. Perubahan interaksi sosial : menarik diri
5. Potensial amuk
6. Perubahan pola : seksualitas : munculnya gairah seksual
7. Lain-lain

E. Tujuan Keperawatan
1. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya
2. Pasien tidak mengalami distres
3. Pasien tidak memperlihatkan perasaan curiga terhadap
lingkungannya
4. Pasien mampu melakukan hubungan interpersonal yang baik
5. Pasien mengontrol perilaku marah
6. Pasien mampu mengembalikan gairah seksualnya
7. Lain-lain

F. Tindakan Keperawatan
1. Psikotherapetik
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu pasien memperluas kesadaran dirinya

6
- Bantu pasien mengenal kekuatan dan kelemahannya
- Bantu pasien mengevaluasi diri
- Bantu pasien membuat rencana yang realistik
- Bantu pasien membuat keputusan mencapai tujuan

2. Pendidikan Kesehatan
- Anjurkan pasien untuk mengikuti latihan keterampilan
mengembangkan bakat yang dimiliki
- Bimbing setiap anggota keluarga untuk mengenal dan
menghargai kemampuan diri masing-masing anggota
keluarga
- Bimbing pasien untuk menguraikan pola hubungannya
dengan tiap keluarga
- Bimbing pasien untuk mencoba cara-cara baru dalam
berhubungan dengan anggota keluarga yang lain
- Beri informasi kepada keluarga cara merawat pasien dengan
harga diri rendah

3. Kegiatan hidup sehari-hari


- Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan
- Bantu pasien melakukan kegiatan sesuai dengan
kemampuannya

4. Therapik Somatik
- Beri obat sesuai program medis

5. Lingkungan therapetik
- Lingkungan fisik
- Lingkungan sosial

7
G. Evaluasi
- Pasien dapat melakukan interaksi dengan orang lain dan lingkungan
- Pasien tidak mengalami distress
- Pasien mau berinteraksi dengan orang lain tanpa memperlihatkan rasa
curiga
- Pasien dapat melakukan hubungan interpersonal dengan baik
- Pasien dapat menyebutkan cara mengekspresikan marah yang
konstruktif
- Pasien dapat menampilkan seksualitas yang normal

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMU
Pekerjaan :-
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Jurang Gg. Bundaran I
Kelurahan Sukajadi Bandung
Status perkawinan : Belum kawin
Suku bangsa : jawa
Tanggal masuk : 09-02-2003
Tanggal pindahan : 11-02-2003
Tanggal pengkajian : 05-03-2003
No. CM : 019478
Dx Medis : Skizofren
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. H
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Jurang Gg. Bundaran I
Kelurahan Sukajadi Bandung
Hub. dengan klien : Kakak

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

9
Klien dibawa ke RSJ Cimahi dengan alasan klien sakit sejak tahun
2000. Pernah berobat jalan ke psikiater, minum obat sulit. Klien di
rumah marah-marah, bicara kacau, mengancam, tidur kurang,
mengurung diri, sikap permusuhan dan klien menyatakan benci
terhadap ibunya. Pada saat dikaji, klien mengatakan ingin menjadi
polisi tapi gagal dan klien malu dengan keluarganya. Karena klien
gagal dan akhirnya marah-marah dan memukul. Klien juga
menyatakan malu karena harus di rawat di RSJ Cimahi.
Masalah keperawatan : - Kegagalan
- Harga diri rendah
- Resti amuk

III. FAKTOR PREDIR POSISI


1. Klien mengalami sakit jiwa sejak tahun 2000. Klien pernah
berobat jalan ke psikiater dan klien sulit untuk minum obat.
2. Pada saat dikaji, pada pengobatan yang sebelumnya berhasil
tapi klien sulit untuk minum obat, akhirnya klien dibawa ke
rumah sakit jiwa pusat Cimahi untuk di rawat yang pertama
kalinya.
Masalah keperawatan : Regimen terapeutik in efektif
3. Klien pernah mengalami trauma penolakan yaitu karena
kegagalan dalam mengikuti tes untuk menjadi seorang polisi.
Masalah keperawatan : Berduha disfungsional
4. Pada saat dikaji, klien pernah mengalami pengalaman masa
lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien pernah tidak naik
kelas, klien ingin melanjutkan sekolah tetapi ijazah hilang, klien
hidup merantau.
Masalah keperawatan : Respon pasca trauma

IV. PEMERIKSAAN FISIK

10
1. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
R :
N : 82 x/menit
S : 370C
2. Ukuran
TB : 170 cm
BB : 70 kg
3. Keluhan
Klien tidak mempunyai keluhan-keluhan dalam hal fisik

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

11
Laki-laki

Perempuan

Sakit

Klien

Meninggal

Tinggal Serumah

Klien adalah anak ke-9 dari 9 bersaudara, klien belum menikah dan
klien tinggal bersama kakaknya. Dalam keluarga klien terdapat
anggota keluarga yang mengalami gangguan sakit jiwa yaitu saudara
dari ayah.
Masalah keperawatan : Koping keluarga : potensial untuk
pertumbuhan

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada anggota tubuhnya yang tidak
disukai
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b. Identitas
Klien merasa dirinya sebagai laki-laki dan penampilannya
sesuai dengan jenis kelaminnya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
c. Peran

12
Klien sebagai anak ke-9 dari 9 bersaudara, sehari-hari
klien tidak bekerja, klien hanya diam di rumah dan
bermain dengan teman-temannya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
d. Ideal diri
Klien mempunyai keinginan dan cita-cita untuk menjadi
seorang polisi yang mempunyai pangkat
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
e. Harga diri
Pada saat dikaji menyatakan merasa malu karena klien di
rawat di rumah sakit jiwa dan karena klien gagal dalam
meraih cita-citanya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti bagi klien
Pada saat dikaji orang yang berarti bagi klien adalah
orang tuanya dan sudaranya. Pada waktu kecil klien
tinggal bersama orang tuanya tetapi sekarang klein
tinggal dengan kakaknya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b. Peran serta klien di masyarakat
Klien sebelumnya tidak banyak aktif dalam kegiatan di
masyarakat karena klien hanya senang bermain dengan
teman-temannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pada saat dikaji mengatakan tidak ada hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

13
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pada saat dikaji klien mengatakan klien beragama Kristen
dan selalu rutin menjalankan ibadah, klien selalu berdoa
agar segera sembuh
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b. Kegiatan ibadah
Pada saat dikaji klien menagatakan selalu melaksanakan
ibadah dan rutin membaca kitab suci.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Pada saat di kaji klien terlihat kurang rapi, klien berpenampilan
kurang rapi, rambut klien acak-acakan baju klien kotor dan tidak
rapi.
Masalah Keperawatan : Definisi Perawatan diri.

2. Pembicaraan
Pada saat di kaji klien berbicara tidak cepat, keras, gagap,
membisu, apatis dan lambat. Klien berbicara seperti biasanya
mampu memulai berbicara kepada perawat atau yang lain. Dalam
berbicara klien menggunakan bahasa Indonesia.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

3. Aktivitas Motorik

14
Pada saat di kaji klien tidak mau melakukan kegiatan olah raga,
karena klien mengatakan tidak menarik, klien hanya diam dan
ngobrol bersama teman-temannya.
Masalah Keperawatan : Defisit aktivitas deversional atau hiburan.

4. Alam Perasaan
Pada saat di kaji klien tidak mengalami gangguan atau perasaan
seperti sedih, putus asa, ketakutan, kehawatiran dan gembira yang
berlebihan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

5. Afek
Pada saat di kaji klien mempunyai afek sesuai, terlihat dari emosi
yang sesuai atau tidak bertentangan dengan stimulus yang ada.
Contoh apabila klien diajak bercanda klien memperlihatkan roman
muka yang senang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

6. Interaksi Selama Wawancara.


Pada saat di kaji klien kooperatif dan dapat di ajak kerjasama oleh
perawat, tidak menujukan rasa curiga dan bersifat defensif selalu
mempertahankan pendapat nya.
Masalah keperawatan : Kesusahan Komunikasi.

7. Persepsi
Pada saat di kaji klien tidak mengalami gangguan perubahan
sensori persepsi baik pendengaran, penglihatan, perabaan dan
penciuman.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
8. Isi pikir

15
Pada saat di kaji klien tidak menujukan aanya Obsesi, Phobia,
Hipohodna, Depersonalisasi, Ide yang terkait, Pikiran magis dan
waham.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

9 Proses pikir
Pada saat di kaji klien tidak menunjukan adanya gangguan proses
pikir seperti sirkumtansial, tangensial, kehilangan asosiasi, Hight of
Ideas, Bloking , Perseverasi.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

10. Tingkat kesadaran


Pada saat di kaji klien tidak tampak bingung dan klien tidak
mengalami gangguan orientasi waktu, tempat dan orang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

11. Memori
Pada saat di kaji klien tidak mengalami gangguan memori jangka
panjang, jangka pendek dan pada saat ini, klien mempunyai daya
ingat yang cukup baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Pada saat di kaji klien mampu berkonsentrasi saat wawancara.
Contoh pada saat di berikan pertanyaan klien mampu menjawab
pertanyaan dengan benar. Klien juga mampu berhitung dengan
baik terbukti pada waktu di berikan soal berhitung pertambahan
25 + 50 = 75 klien mampu menjawab dengan benar.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
13. Kemampuan Penilaian

16
Pada saat di kaji klien mampu mengambil keputusan secara
mandiri, terbukti dengan klien mampu mengambil keputusan
mandi dahulu sebelum makan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

14. Daya titik diri


Pada saat di kaji klien mengingkari penyakit yang dideritanya, tidak
menyadari gejala penyakit pada dirinya dan merasa tidak perlu
pertolongan
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Pada saat di kaji klien mampu makan dengan mandiri tanpa
bantuan dari perawat atau dari orang lain.
2. BAB/BAK
Pada saat di kaji klien mampu BAB/BAK secara mandiri tanpa
bantuan dari perawat dan orang lain
3. Mandi
Pada saat di kaji klien mampu mandi secara mandiri tanpa
bantuan dari orang lain dan perawat.
4. Berpakaian
Pada saat di kaji klien mampu berpakaian secara mandiri tanpa
bantuan orang lain dan perawat.
5. Istirahat dan tidur
a. Tidur malam : 21.00 s/d 05.00 wib
b. Tidur siang : 14.00 s/d 16.00 wib
c. Kegiatan sesudah dan sebelum tidur
05.00 wib = Mandi pagi
05.30 wib = Tidur pagi

17
. 07.00 wib = Makan siang
07.30 wib = Ke ruang rehabilitasi
11.00 wib = Mandi siang
12.00 wib = Makan siang
14.00 wib = Tidur siang
6. Penggunaan obat
a. Halopenidol ( HS ) 5 mg 3 x 1 tab
b. Trihexypenidi ( THD ) 2 mg 3 x 1 tab
c. Chlorpromazine 100 mg 1 x 1 tab
7. Pemeliharaan kesehatan
Pada saat di kaji pemeliharaan kesehatan, klien selalu mandi
teratur dan minum obat. Klien menggunakan sistem pendukung
dari keluarga dan teman-temannya.
8. Aktivitas di dalam rumah
Saat di kaji klien mampu menyajikan makanan mandiri, klien
merapikan tempat tidur sendiri dan mencuci pakaian sendiri. Klien
jarang ada di rumah, klien selalu bermain dengan teman-
temannya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
9. Aktivitas di luar rumah
Pada saat di kaji klien mengatakan sebelumnya, klien selalu aktif
bermain dengan teman-temannya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

VIII. MEKANISME KOPING


Pada saat di kaji klien mengatakan bahwa kalau ada masalah, klien
selalu memikirkannya dan tidak berusaha untuk mengungkapkannya
pada orang lain.
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif
IX. ASPEK MEDIS

18
Diagnosa medis = Psikotec akut dan sementara
Theraphy Medik - Halloperidol 5 mg 3 x 1 tablet ->
berdaya berat dalam kemampuan
realita serta dalam fungsi sehari-hari.
- Chloropromazine 100 mg 1 x 1 tablet ->
Anti psikotik (memblokade dopamine)
- Trihexypenidil 2 mg 3 x 1 tablet ->
Segala penyakit perkinson
Elektro medik = EKG
Laboratorium darah - Haemoglobin = 14,1 gr / dl
- Leukosit = 6700 mm s/dl

X. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Kegagalan, harga diri rendah, resti amuk/perilaku kekerasan
2. Regimen terapeutik in fektif
3. Berduka disfungsional
4. Respon pasca trauma
5. Koping keluarga : potensial untuk pertumbuhan
6. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
7. Defisit perawatan diri
8. Kerusakan komunikasi
9. Perubahan proses pikir
10. Koping individu tidak efektif

XI. ANALISA DATA

19
NO. DATA SENJANG MASALAH
1 Ds : Kegagalan, resti amuk
-Kien mengatakan gagal ingin menjadi
seorang polisi
-Klien mengatakan marah-marah dan
memukul di rumah
-Klien mengatakan merasa dirinya sering
disindir
Do :
-Klien marah-marah dan memukul kakaknya
di rumah
-Klien tampak kecewa

2 Ds : Regimen terapeutik in
-Klien mengatakan ada anggota keluarga efektif
klien yang pernah mengalami gangguan
jiwa
-Klien mengatakan pernah berobat ke
psikiater
-Klien mengatakan tidak mau minum obat
waktu di rumah
Do :
-Klien di rawat di rumah sakit jiwa Cimahi

3 Ds : Berduha diafungsional
-Klien pernah mengalami trauma karena
kegagalan dalam mengikuti tes menjadi
seorang polisi
Do :
-Klien tampak kecewa dengan kejadian

20
tersebut

4 Ds : Respon pasca trauma


-Keluarga klien mengatakan klien pernah
tidak naik kelas, ijazah hilang, dan hidup
merantau
Do :
-Klien tampak kurang menerima kejadian itu
-Klien tampak kecewa

5 Ds : Koping keluarga :
-Keluarga klien mengatakan ada anggota potensial untuk
keluarga yang mengalami gangguan jiwa pertumbuhan
yaitu dari saudara ayah
Do :
-Kien mengalami gangguan jiwa dari tahun
2000 yang lalu

6 Ds : Gangguan konsep diri :


-Klien mengatakan malu karena gagal harga diri rendah
mengikuti tes masuk polisi
-Klien mengatakan malu sama keluarga
karena klien di rawat di RSJ Cimahi
Do:
-Klien tampak kurang aktif
-Klien tidak banyak bicara

7 Ds : Defisit perawatan diri


-Klien mengatakan tidak pernah menyisir
rambut

21
Do :
-Klien tampak tidak rapi
-Rambut klien acak-acakan
-Baju klien tampak kotor

8 Ds : - Kerusakan komunikasi
Do :
-Klien selalu mempertahankan pendapatnya
-Klien tampak tidak mau menerima
walaupun dirinya salah

9 Ds : Perubahan proses pikir


-Klien selalu mengatakan bahwa saya tidak
sakit
Do :
-Klien tampak mengingkari penyakit yang di
deritanya
-Klien tidak menyadari gejala penyakit pada
dirinya

10 Ds : Koping individu tidak


-Klien mengatakan bahwa setiap ada efektif
masalah selalu memikirkannya dan tidak
berusaha untuk mengungkapkan pada
orang lain

-Klien mengatakan bahwa ia ingin menjadi


seorang polisi tapi tidak tercapai
Do :
-Klien kurang aktif dan tampak kecewa

22
XII. POHON MASALAH

Resti perilaku kekerasan/amuk Akibat

Gangguan konsep diri : HDR Core problem

- Koping individu tidak efektif Penyebab


- Kegagalan

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resti perilaku kekerasan/amuk berhubungan dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : HDR berhubungan dengan koping
individu tidak efektif/kegagalan

23
XIV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO. KRITERIA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
EVALUASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Resti perilaku kekerasan b.d TUM :
harga diri rendah yang Perilaku,
ditandai dengan : kekerasan, tidak
berjudi
Ds : TUK I :
-Klien mengatakan malu 5 Maret 2003 5 Maret 2003 5 maret 2003
dengan keluarga dan 1. Klien dapat Dlm 1. Bina hub. Saling -Kejelasan 1. Bina hub. saling S : Klien
teman-teman membina hub. pertemuan percaya tujuan dan percaya dengan cara : mengatakan sering
-Klien mengatakan pernah saling percaya klien dpt a.Salam terapeutik kontrak a.Salam terapeutik berkenalan dgn
marah-marah di rumah menyebutkan b.Perkenalkan diri menumbuhkan Selamat pagi pak ! perawat
nama, dengan sopan rasa percaya & Nama bapak siapa ? O:
Do : menjawab c.tanyakan nama merupakan b.Perkenalkan diri -Klien menjawab
-Klien tampak tidak banyak salam, mau lengkap klien dasar hub. Nama saya Erna, biasa pertanyaan perawat
bicara mengutarakan d.Jelaskan tujuan Trust dipanggil Ernar -Klien berbicara
-Klien kurang aktif masalah yang pertemuan c.Jelaskan tujuan terbuka
-Klien tidak mau beraktivitas dihadapi e.Buat kontrak Bpk, saya akan -Klien merasa
-Klien tampak kecewa f.Jujur & menepati membantu bpk dlm senang
dengan kegagalannya janji mengatasi masalah A : Masalah teratasi
g.tunjukkan sikap d.Saya disini s.d. jam 2, P:
empati dan saya bertugas merawat Pertahankan TUK
menerima klien bpk nanti sya menemai 1 lanjutkan TUK 2
apa adanya bpk selama 10 meni
h.Beri perhatian e.Mendengarkan
kepada klien dan ungkapan klien
perhatikan keb.
dasar klien

2.Lakukan kontak -Memberikan 2. Melakukan kontak yg


secara langsung stimulus dan sering dan singkat
perhatikan Apa kabar pak ?
saat klien Bagaimana
bicara shg keadaannya ?
klien percaya Menyapa apabila bertemu
bahwa perawat
memperhatikn
klien
TUK 2 6 Maret 2003 6 Maret 2003
6 Maret 2003
Klien dapat Dalam 2x 2.1.1.Diskusikan Mendiskusikan 1.Mendiskusikan S : Klien
mengidentifikasi / pertemuan kemampuan dan tingkat kemampuan positif yang mengatakan bahwa
mengenali klien dapat aspek positif yang kemampuan dimiliki dgn memberi klien mempunyai
kemampuan dan mengenali dimiliki klien klien spt pertanyaan sbb : kemampuan
aspek positif yg kemampuan menilai realita, Pak apakah bapak O:
dimiliki aspek positif kontrol diri dan mempunyai keahlian -Klien
yang dimiliki integritas ego tertenti ? mengungkapkan
diperlukan menurut bapak apa bapak kemampuan yang
sebagai dasar masih mampu dimilikinya
asuhan menggunakannya ? -Klien tahu bahwa
keperawatan Bagaimana kalau bapak dirinya mempunyai
menjalankan kegiatan tsb kemampuan positif
2.1.2.Menghindark Reinforstment disini atau di rumah ? -Klien mau
an dari memberi positif akan berdiskusi dengan
perhatian negatif meningkatkan 2.Memberikan penilaian perawat mengenai
pada waktu harga diri klien positif thp klien apabila kemampuan klien
bertemu dgn klien bertemu Terima kasih A : Masalah teratasi
pak, bapak mau bertemu P : Pertahankan
2.1.3.Utamakan Pujian yg saya TUK 2 lanjutkan
memberi pujian yg realistik tdk TUK 3
realistik emnyebabkan 3.Memberikan pujian yang
klien realitis thp klien
melakukan
kegiatan hanya
karena ingin
mendapatkan
pujian

TUK 3
7 Maret 2003 7 Maret 2003 7 Maret 2003
Klien dpt menilai Dalam 3x 1.Diskusikan dgn Keterbukaan & 1.Mendiskusikan dgn klien S : Klien
kemampuan yang pertemuan klien kemampuan pengertian ttg kemampuan yg dpt mengatakan bahwa
digunakan klien dpt yg dpt digunakan kem. yg dimiliki digunakan saat klien sakit dirinya msh punya
menilai saat klien sakit adalah dgn pertanyaan sbb : kemampuan walau
kemampuan prasarana Pak, keahlian apa yg dpt sakit
yg digunakan untuk berubah digunakan saat bapak O:
sakit ? -Klien mau diajak
2.Diskusikan Pengertian ttg Kegaiatan apa yg masih diskusi ttg
kemampuan yg dpt kem. yg dimiliki bisa bapak lakukan ? kemampuan yg
dilanjutkan diri memotivasi Bagaimana kalau bapak msh dpt
penggunaannya untuk tetap memanfaatkannya saat digunakannya
mempertahan bapak sakit ? -Klien mampu utk
penggunaanya Apakah bapak masih bisa beraktifitas secara
melakukan hal tsb ? mandiri

25
2.Mendiskusikan A : Masalah teratasi
kemampuan yg msh dpt P : Pertahankan
digunakan dgn pertanyaan TUK 3 lanjut TUK 4
Bapak, hal apa yg msh
dpt bpk lakukan sewaktu
bpk sakit ?
Kemampuan apa yg
masih bpk bisa lakukan ?
Menurut bapak apakah
bapak masih bisa
menggunakannya ?

TUK 4
8 Maret 2003 8 Maret 2003
Klien dapat Dalam 2x 1.Rencanakan Klien dpt 1.Merencanakan bersama S:
merencanakan pertemuan bersama klien belajar klien akt. Yg dpt dilakukan -Klien mengatakan
kegiatan sesuai klien dapat aktivitas yg dapat bertanggung sesuai kemampuan mau merencanakan
dengan merencanakan dilakukan sesuai jawab thp Bapak, bagaimana kalau kegiatan
kemampuan yang kegiatan kamampuan dirinya sendiri bapak berolah raga -Klien mengatakan
dimiliki sesuai dengan bersama teman ? kegiatan disini tidak
kemampuan 2.Tingkatkan Klien dpt Bagaimana kalau bapak menarik
yang dimiliki kegiatan sesuai bertindak scr berolah raga tiap 2x/ mg O:
dengan toleransi realitas dlm diruang rehabilitasi ? -Klien tidak mau
kondisi klien kehidupannya Olah raga apa yg bapak melakukan
suka disini ? kegiatan
3.Beri contoh cara Contoh peran -Klien tampak
pelaksanaan yg dilakukan 2.Meningkatkan kegiatan malas, tidak ada
kegiatan yg boleh memotovasi sesuai dgn toleransi motivasi untuk
klien lakukan klien untuk kondisi klien berolah raga
melaksanakan Bagaimana pak, bapak A : Masalah teratasi
kegiatan bisa melakukan kegiatan sebagaian
olah raga 2x dalam P : Membuat
4.Libatkan klien Mencoba dgn seminggu ? catatan
dalam TAK pendamping Bagaimana pak kalau perkembangan
org yg olah raganya di tingkatkan
dipercaya dpt 4x dalam seminggu ?
menimbulkan Bapak mampu
tindakan yg melakukannya tidak ?
telah dilakukan
3.Memberi contoh cara
pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien lakukan
Bagaimana kalau bapak
berolah raga seperti main
catur dan tenis meja ?
Bapak bisa
melakukannya"

26
TUK 5
10 Maret 2003
Klien dapat Dalam 3x 1.Beri kesempatan Memberikan 1.Memberi kesempatan S : Klien
melakukan pertemuan pada klien untuk kesempatan kepada klin untuk mengatakan tidak
kegiatan sesuai klien dapat mencoba kegiatan pada klien mencoba kegiatan yang dapat melakukan
kondisi sakit dan melakukan yang telah mandiri dapat telah direncanakan kegiatan
kemampuannya kegiatan direncanakan meningkatkan Bagaimana pak, kalau O:
sesuai kondisi motivasi dan bpk mencoba keg. yang -Klien tidak mau
& kemampuan harga diri klien telah kita rencanakan ? mencoba kegiatan
yang telah
2.Beri pujian atas Reinforcement 2.Memberikan pujian atas direncanakan
keberhasilan klien positif dapat keberhasilan klien -Klien ragu
meningkatkan Bagua bapak bisa mengatakan
harga diri klien melakukannya ! kemungkinan
pelaksanaan di
3.Diskusikan Memberikan 3.Mendiskusikan rumah
kemungkinan kesempatan kemungkinan pelaksanaan A : Masalah belum
pelaksanaan kepada klien di rumah teratasi
dirumah untuk tetap Bapak bagaimana kalau P : Dibuat catatan
melakukan bapak nanti melakukan perkembangan
kegiatan yang kegiatan seperti ini di
biasa rumah ?
dilakukan

TUK 6
10 Maret 2003
Klien dpt minum Dalam 1x 1.Jelasakan Minum obat 1.Menjelasakan ttg S : Klien
obat dgn benar pertemuan pentingnya minum yang benar dpt pentingnya minum obat mengatakan sellu
klien dapat obat dengan benar membantu minum obat setiap
minum obat mempercepat 2.Memberikan obat sesuai habis makan pagi,
dengan benar proses dengan advis dokter siang dan sore
penyembuhan Pagi jam 02.00 obat : O:
Haloperidol 5 mg -Klien minum obat
2.Berikan obat Obat yg sesuai Trihexyphenidil 2 mg secara teratur
sesuai dengan dapat Chlopromazine 100 -Klien minum obat
advis dokter menghindari mg dengan benar
efek samping Siang jam 12.00 obat A : Masalah teratasi
Haloperidol 5 mg P : Pertahankan
3.Pastikan apakah Trihexyphenidil 2 mg TUK 6, lanjutkan
obat yg diberikan Sore jam 15.00 TUK 7
diminum atau tidak Haloperidol 5 mg
Trihexyphenidil 2 mg
4.Perhatikan efek (Tdk melaksanakan dinas)
samping yg dapat
ditimbulkan 3.Memastikan apa obat yg
diberikan diminum atau
tidak

27
Memperhatikan klien
waktu minum obat

4.Memperhatikan efek
samping yang dpt
ditimbulkan
Bapak apabila merasa
tidak enak setelah minum
obat ini, bapak segera
lapor ke perawat

TUK 7
10 Maret 2003
Klien dapat Dalam 1.Beri pendidikan Mendorong Pendidikan kesehatan Pendidikan
memanfaatkan pertemuan kesehatan pada keluarga untuk tidak dapat dilaksanakan kesehatan pada
sistem diharapkan keluarga tentang mampu karena keluarga tidak keluarga tidak
pendukung yang klien dapat cara merawat klien merawat klien datang dapat dilaksanakan
ada memanfaatkan dengan HDR di rumah karena keluarga
sistem tidak datang untuk
pendukung 2.Bantu keluarga Support sistem selanjutnya
yang ada memberikan keluarga akan dilaksnakan oleh
dukungan selama sangat perawat di ruangan
klien dirawat berpengaruh
dalam
mempercepat
proses
penyembuhan
klien

3.Bantu keluarga Meningkatkan


menyiapkan peran serta
lingkungan rumah keluarga
dalam
merawat klien
di rumah

2 Gangguan konsep diri : TUM :


harga diri rendah b.d dbn Gangguan harga
koping individu tidak cukup diri rendah tidak
efektif ditandai dengan : terjadi.

Ds : TUK I
Klien mengatakan bahwa 1.Membina trust Setelah 2x 1.Bina hubungan Kesan pertma
setiap ada masalah selalu dengan perawat pertemuan saling percaya dalam
memikirkannya & tdk klein mau dengan prinsip menentukan
berusaha untuk menerima terapeutik langkah
mengungkapkannya kpd kehadiran selnjutnya

28
orang lain perawat dan dalam
mau berinteraksi
Do : mengungkapk
Klien kurang akif dan an 2.Kaji pengetahuan Dapat
tampak kecewa perasaannnya klien tentang membuka
sert klien mau prilaku menarik pikiran klien
bicara dengan dari
perawat
3.Beri kesempatan Dapat
pada klien mengetahui
mengungkapkan penyebab
perasaannya masalah dan
mengurangi
beban klien

4.Beri pujian Dapat


terhadap memungkinkan
pengungkapan pengilangan
perasaan tindakan

2.Mengidentifikas Setelah 2x 1.Bicarakan Dapat


cara penanganan petemuan klien dengan klien apa mengenali
masalah dan dapt yang dilekukannya mekanisme
dampak cara menemukan saat marah koping yang
penanganan cara dilakukan klien
masalah penyelesaian saat marah
masalah yang
konstruktif 2.Bicaralah dengan Menggali dan
klien manfaat cara membuka
penyelesaian yang pikiran klien
biasa digunakan selama ini

3.Berikan Membuka
dorongan kepada pikiran klien
klien agar memilih tentang cara
penyelesaian penanganan
konservasi dengan masalah
cara yang dipilih

4.Berikan Membuka
kesempatan pikiran klien
kepada klien untuk tentang cara
mencobanya penyelesaian
masalah dan
konsukuensi
dari cara
penanganan

29
masalah yang
dipilih

Dapat
merasakan
sendiri
keuntungan
dan kerugian
cara
penanganan
masalah yang
dipilih

30
XV. CATATAN PERKEMBANGAN
NO. DP TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
1 I 8-3-2003 S:
TUK 4 Klien mengatakan tidak mau
membuat rencana kegiatan
Klien mengatakan kegiatan disini
tidak menyenangkan
O:
Klien tidak mau melakukan kegiatan
Klien tampak tidak ada motivasi untuk
melakukan kegiatan
A : Masalah teratasi sebagian
P:
Rencanakan bersama klien aktivitas
yang dapat dilakukan sesuai
kemampuan
Tingaktkan kegiatan sesuai dengan
toleransi kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan
I:
Merencanakan bersama klien
aktivitas yang dapat dilakukan sesuai
kemampuan
Bapak bagaiman kalau melakukan
kegiatan olah raga di ruang
rehabilitas bersama teman ?
Meningkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien
Bagaimana kalau bapak berolah
raga 3x dalam satu minggu ?
Memberi contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan
Bagaimana kalau bapak berolah
raga seperti main catur dan tenis
meja ?
E:
Klien mau melakukan kegaitan-
kegiatan yang di rencaknakan seperti
berolah raga
R : Lanjutkan TUK 5

S:
2 I 10-3-2003 Klien mengatakan klien tidak mau
TUK 5 melakukan kegiatan
O:
Kien mau mencoba kegiatan yang
telah direncanakan
Klien ragu mengatakan untuk
melaksanakan kegiatan di rumah
A : Masalah belum teratasi
P:
Beri kesempatn pada klien untuk
mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
Beri pujian atas keberhasilan klien
Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah
I:

32
Memberi kesempatan pada klien
untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan
Bagaimana pak kalau bapak
mencoba kegiatan yang telah kita
rencanakan ?
Memberikan pujian alat keberhasilan
klien
Bagus bapak bisa melakukannya ?
Mendiskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah
Bagaimana pak kalau bapk nanti
melakukan kegiatan seperti ini di
rumah ?
E:
Klien mau mencoba melakukan
kegiatan sesuai kondisi klien dan
kemampuannya
R : Lanjutkan ke TUK 6

BAB III

33
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Proses keperawatan merupakan suatu siklus yang tidak berhenti
(berkesinambungan), begitu pula dengan proses keperawatan kesehatan
jiwa, asuhan keperawatan sebagai suatu asuhan yang diberikan kepada klien
tanpa berhenti dan berubah langsung sesuai dengan perubahan yang terjadi
pada klien dari asuhan sebelumnya.
Sifat asuhan keperawatan tersebut akan menjadi suatu ukuran atau
barometer bagaimana efektivitas asuhan keperawatan sebelumnya. Hal ini
akan menjadi tolak ukur penyelesaian masalah pada klien dalam proses
kesembuhan klien, namun disisi lain pelayanan atau pemberian asuhan
keperawatan ini sering menjadi masalah karena kurang efektif dan efesien,
sehingga proses therapi pada klien terhambat. Maka sangat perlu bagi
perawat untuk mempelajari dan menerapkan bagaimana asuhan keperwatan
yang baik dan benar tersebut.
Jelaslah bagi kita sebagai team keperawatan harus mampu untuk
mengembangkan dan mencari inovasi dalam ilmu keperawatan.

B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, salah satu
hal yang mendasar agar terlaksananya pelayanan yang
berkualitas adalah sarana yang menunjang selain sumber daya
manusianya. Rumah Sakit Jiwa Pusat Cimahi dalam
memberikan pelayanannya sudah cukup baik dilihat dari
sumber dayanya, prasarananya dan pelaksanaan tindakan
keperawatannya. Diharapkan agar hal tersebut dipertahankan

34
dan lebih ditingkatkan untuk mendukung kelancaran kegiatan
perawatan

2. Bagi Perawat
Mutu pelayanan akan sangat baik jika sumber daya manusia
yang bekerja dibidangnya menyadari tugas dan
tanggungjawabnya sehingga dapat bekerja dengan sungguh-
sungguh. Setiap klien yang datang adalah orang yang
membutuhkan bantuan dan perhatian, oleh karena itu perawat
agar lebih memperhatikan keluhan klien.

3. Bagi Instalasi Pendidikan


Suatu lembaga pendidikan adalah tempat dimana tenaga
profesional dibentuk, oleh karena itu sangat penting untuk
menyediakan tenaga pengajar yang bermutu sehingga dapat
mendidik dan membimbing mahasiswanya dengan baik, mulai
dari memberikan materi pelajaran sampai penguasaan
keterampilan di lahan praktik.

35
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A., 1999, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta.

Keliat, B.A., et all, 1999, Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, FIK-UI,


Jakarta.

Maramis, W.F. 1998, Catatan Ilmu Kesehatan Jiwa, Airlangga University


Press, Surabaya.

36

Anda mungkin juga menyukai