Motor Ac Asinkron 3 F
Motor Ac Asinkron 3 F
A. Prinsip kerja
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada
inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.
120 f
Ns
p
Fluksi yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang
konduktor rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor
terhubung singkat maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang
merupakan gaya putar rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut
kali jari-jari (jarak batang konduktor - as).
Gambar 1. Medan Putar Pada Motor 3 Fasa
Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa
maka tak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor
gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.
Ns N
S
Slip = Ns
Pada beban mekanis motor makin besar, S akan makin besar pula. Saat itu kopel
motor akan mengimbangi kopel beban. Beban yang besar akan menarik arus motor yang
besar pula sehingga kopel motor = kopel beban dan terjadi pada putaran kerja sistem
motor-beban.
B. Torsi dan Daya
Seperti telah dibahas pada sub bab mengenai konstruksi dan prinsip kerja motor induksi,
tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara langsung ke bagian rotor motor, daya yang
dilewatkan senjang udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya diinduksikan ke
rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-rata daya yang melewati senjang udara harus
sama dengan jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang dikonversi menjadi
energi mekanis.
Daya yang ada pada bagian rotor menghasilkan torsi mekanik, tetapi besarnya torsi yang
terjadi pada poros motor dimana tempat diletakkannya beban, tidak sama dengan besarnya
torsi mekanik, hal ini disebabkan adanya torsi yang hilang akibat gesekan dan angin.
Torsi motor
Torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor pada saat mulai diasut disebut Torsi
Asut, nilainya bisa lebih besar atau lebih kecil dari Torsi putar dalam keadaan normal.
Atau
o Torsi saat Rotor(Motor) Berputar
3
k = konstanta, nilainya =
2. .Ns
Kondisi Torsi Maksimum pada saat motor berputar bisa diperoleh dengan
mendeferentialkan persamaan Torsi terhadap Slip S.
dT
Torsi maksimum 0
dS
Untuk menentukan Arus, daya, dan Torsi pada Motor Induksi rotor lilit tidak
berbeda dengan rotor sangkar, hanya pada rotor lilit kita bisa menambahkan tahanan
luar terhadap bagian rotor tersebut.
Saat berputar
Diagram aliran daya dari sebuah Motor Induksi Tiga Fasa seperti diperlihatkan
pada gambar 5.106
Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor
Gambar 4. Diagram Alir daya motor 3 Fasa
Keterangan :
2 Konstruksi
Stator dibuat dari besi plat berlapis, berfungsi untuk mengurangi eddy current. Belitan
stator dan pembagi medan magnit dihubungkan Y atau .
Rotor dililit dihubung Y dan ujung yang lain disambung slip ring dengan sikat arang,
berfungsi sebagai penghubung singkat kumparan, jika motor sudah berjalan normal
dengan mengatur tahanan asut
D. Karakteristik
TL N
PO
5250
Po [Hp] ; 1 lb = 0,45 kg
N (Rpm)
Bila saat itu motor mendapat tegangan catu 3-fasa V dan arus jala-jala I dengan
faktor kerja = cos maka daya masuk motor
Pin 3 V I cos
PO
sehingga efisiensi motor = Pin
Kembali ke Gambar 2:
Dari hubungan (6) itu terlihat bahwa kecepatan start motor adalah tergantung pada
tegangan masuknya. Untuk motor yang sama,
T k V 2
Pada beban yang lebih besar, waktu start motor akan lebih panjang, arus kerja
motor lebih tinggi dan putaran kerja motor lebih rendah. Sementara itu oleh besarnya arus
motor, temperatur kerja motor akan lebih tinggi pula. Batas pembebanan motor ditentukan
oleh batas kenaikan temperatur yang terjadi yang masih dapat ditolerir oleh isolasi belian
motor. Tiap jenis isolasi beliatan motor mempunyai batas temperatur kerja maksimum
sendiri-sendiri yang tak boleh terlewati. Bila terlewati maka isolasi belitan tersebut akan
rusak hingga terjadi hubung singkat yang kemudian membakar isolasi belitan motor.
Vp
I start
Zm
Besarnya Xm ataupun Vstart adalah tergantung pada batas arus start minimum yang
masih dapat diterima oleh sistem motor - beban di mana motor pada kondisi start tersebut
masih sanggup membawa beban ke putaran nominal yang ditujunya.
Pengereman Motor Asinkron
Untuk mesin putaran cepat , cara mematikan harus melalui sistem pengereman. Ada
beberapa cara sistem pengereman :
Sistem Mekanis.
Konstruksi : rotor dan stator berbentuk kerucut
Prinsip Kerja :
Posisi mati : rotor tak bergerak (direm) Saat start : rotor digeser oleh daya magnetis ke
dalam kira-kira 1 mm ( v ) sehingga rem (B) lepas dan motor mulai berputar.
Saat off pegas ( F ) menekan rotor keluar sehingga motor tererem kembali.
di mana :
F. Proteksi
Jika tegangan sumber sudah simetris, tapi pengukuran tegangan lebih dari 10 V (
pada U = 380 V ), berarti
Kumparan kontak dengan badan motor Ada kegagalan isolasi dengan U = 380
V
c. Mengukur arus motor
Mengukur arus motor tujuannya adalah untuk mengetahui dan
membandingkan dengan /arus nominal motor. Cara yang baik adalah dengan
menggunakan tang amper, karena bisa mengetahui arus start motor ( 5 - 7 n ).
Jika Semua hasil pengukuran sama atau dibawah In arus motor baik.
Hasil pengukuran sama, kadang-kadang / terus menerus semakin besar dari In,
berarti beban terlalu besar, tetapi jika dalam waktu pendek, agar aman perlu
diukur suhunya. Jika arus dari semua fase tidak sama/melebihi In maka terjadi
hubung singkat atau kumparan bocor.
d. Pengukuran Tahanan
Awas : motor harus dimatikan dan terminal motor harus bebas tegangan.
Mengukur masing-masing tahanan, Titik Y atau harus dilepas, Jika besar tahanan
dari
f. Pengukuran putaran
Jika putaran motor dibawah putaran nominal hal ini disebabkan oleh :
Beban motor terlalu besar
Motor salah sambung biasanya terjadi pada motor 2 kecepatan / dahlander
g. Pengukuran Suhu
Hal ini jarang dilakukan, karena biasanya pengukuran langsung didalam motor
dan tidak boleh dibenarkan diatas body.
Suhu motor akan menentukan klas isolasi, berikut tabel klas isolasi
A
1050
E
C
B
F 1200
H C
1300
Toleransi harga nominal :
10 %
10 % ( Dari beban penuh 100 %
Tegangan Pada hubungan Y/
s/d 10 % ) ( tanpa beban )
10 %
Frekuensi
Tabel Prosedure pencarian kiesalahan pada motor Asynchron 3 fase