Anda di halaman 1dari 22

Motor AC Asinkron 3 fasa

Motor AC asikron 3 fasa banyak digunakan pada mesin-mesin penggerak di


Industri karena daya keluaran mesin mesin tersebut lebih besar dari 1. Adapun
kelebihan dan kekurangan motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya,
adalah :
Kelebihan Motor Induksi
Mempunyai konstruksi yang sederhana.
Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor
yanglainnya.
Menghasilkan putaran yang konstan.
Mudah perawatannya.
Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.
Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.
Kekurangan Motor Induksi
Putarannya sulit diatur.
Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal

A. Prinsip kerja
Bila pada ke-3 fasa belitan stator diberikan tegangan 3-fasa seimbang maka pada
inti stator akan terjadi medan putar, yang berputar sesuai dengan kecepatan sinkron.
120 f
Ns
p

Ns : kecepatan putaran sinkron


F : frekuensi tegangan stator
p : jumlah kutub motor

Fluksi yang berputar di sepanjang inti stator itu akan memotong batang-batang
konduktor rotor, sehingga terimbas suatu tegangan imbas di rotor. Karena batang rotor
terhubung singkat maka akan mengalir arus rotor pada batang-batang rotor tersebut, yang
merupakan gaya putar rotor. Motor berputar dengan kopel putar sebesar gaya tersebut
kali jari-jari (jarak batang konduktor - as).
Gambar 1. Medan Putar Pada Motor 3 Fasa

Jumlah putaran stator motor Asinkron dapat dihitung dengan rumus :


60 f
ns
p

n = Jumlah putaran / menit


f = Frekuensi
p = Jumlah pasang kutub

Bila salah satu fasa masukan terputus, jadi motor hanya mendapat masukan 2-fasa
maka tak akan terjadi medan putar sehingga kopel motor tidak terbangkitkan dan motor
gagal start. Pada kondisi motor tanpa beban maka putaran motor mendekati Ns.

Ns N
S
Slip = Ns

S akan selalu ada pada operasi motor asinkron.

Pada beban mekanis motor makin besar, S akan makin besar pula. Saat itu kopel
motor akan mengimbangi kopel beban. Beban yang besar akan menarik arus motor yang
besar pula sehingga kopel motor = kopel beban dan terjadi pada putaran kerja sistem
motor-beban.
B. Torsi dan Daya
Seperti telah dibahas pada sub bab mengenai konstruksi dan prinsip kerja motor induksi,
tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara langsung ke bagian rotor motor, daya yang
dilewatkan senjang udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya diinduksikan ke
rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-rata daya yang melewati senjang udara harus
sama dengan jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang dikonversi menjadi
energi mekanis.

Daya yang ada pada bagian rotor menghasilkan torsi mekanik, tetapi besarnya torsi yang
terjadi pada poros motor dimana tempat diletakkannya beban, tidak sama dengan besarnya
torsi mekanik, hal ini disebabkan adanya torsi yang hilang akibat gesekan dan angin.

Torsi motor

o Torsi Asut (Starting Torque)

Torsi yang dihasilkan oleh sebuah motor pada saat mulai diasut disebut Torsi
Asut, nilainya bisa lebih besar atau lebih kecil dari Torsi putar dalam keadaan normal.

Atau
o Torsi saat Rotor(Motor) Berputar

Pada saat motor berputar, maka :

dimana : Er2 = Tegangan rotor / fasa saat berputar

Ir2 = Arus rotor/fasa saat berputar

3
k = konstanta, nilainya =
2. .Ns

o Torsi Maksimum saat Motor Berputar

Kondisi Torsi Maksimum pada saat motor berputar bisa diperoleh dengan
mendeferentialkan persamaan Torsi terhadap Slip S.

dT
Torsi maksimum 0
dS

Berdasarkan hasil diferensial ini akan diperoleh ;


Gambar 2. Karakteristik Slip vs Torsi

o Torsi Beban Penuh dan Torsi Maksimum


o Torsi Asut dan Torsi Maksimum

o Torsi pada rotor lilit

Untuk menentukan Arus, daya, dan Torsi pada Motor Induksi rotor lilit tidak
berbeda dengan rotor sangkar, hanya pada rotor lilit kita bisa menambahkan tahanan
luar terhadap bagian rotor tersebut.

Gambar 3. Rangkaian Ekuifalen Motor induksi Rotor Lilit


Saat pengasutan S =1

Saat berputar

Daya motor 3 Fasa

Diagram aliran daya dari sebuah Motor Induksi Tiga Fasa seperti diperlihatkan
pada gambar 5.106

Daya Masuk Stator = Daya Keluar Stator + Rugi Tembaga Stator

Daya Masuk Rotor = Daya Keluar Stator

Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor
Gambar 4. Diagram Alir daya motor 3 Fasa

Keterangan :

Daya Keluar Rotor kotor = Pout rotor

Daya Masuk Rotor = Pin rotor

Rugi Tembaga Rotor = Pcu rotor

Pout rotor = Tg .2. .Nr


Rugi Tembaga Rotor untuk Sistem Tiga Fasa, adalah :
Daya Mekanik (Pm) atau

Pout rotor =(1 - S) Pin rotor

Gambar 5. Rangkaian Ekuivalent Motor AC 3 fasa


C. Kontruksi dan tipe
1 Bagian bagian Motor

Gambar 6. Bagian bagian motor 3 Fase.

2 Konstruksi
Stator dibuat dari besi plat berlapis, berfungsi untuk mengurangi eddy current. Belitan
stator dan pembagi medan magnit dihubungkan Y atau .
Rotor dililit dihubung Y dan ujung yang lain disambung slip ring dengan sikat arang,
berfungsi sebagai penghubung singkat kumparan, jika motor sudah berjalan normal
dengan mengatur tahanan asut
D. Karakteristik

Gambar 7. Operasi motor asinkron. a) Karakteristik T-N motor dan beban

b) Diagram kerja motor

Pada gambar tersebut terlihat bahwa keseimbangan putaran terjadi pada n = N di


mana pada saat itu kopel beban = kopel putar motor.
Daya mekanis keluar motor saat itu :

TL N
PO
5250

Po [Hp] ; 1 lb = 0,45 kg

TL (ft - lb) ; 1 ft = 0,33 m

N (Rpm)

Bila saat itu motor mendapat tegangan catu 3-fasa V dan arus jala-jala I dengan
faktor kerja = cos maka daya masuk motor

Pin 3 V I cos

PO

sehingga efisiensi motor = Pin

Kembali ke Gambar 2:

Pada saat start, motor mendapat momen/ kopel percepatan sebesar :


Ta TS TSB

Ta : Kopel percepatan motor saat start

TS : Kopel start motor

TSB : Kopel lawan dari beban saat start

Dari hubungan (6) itu terlihat bahwa kecepatan start motor adalah tergantung pada
tegangan masuknya. Untuk motor yang sama,

T k V 2

Selanjutnya diagram pada Gambar 3 memperlihatkan karakteristik motor asinkron


dalam melayani beban.

Pada beban yang lebih besar, waktu start motor akan lebih panjang, arus kerja
motor lebih tinggi dan putaran kerja motor lebih rendah. Sementara itu oleh besarnya arus
motor, temperatur kerja motor akan lebih tinggi pula. Batas pembebanan motor ditentukan
oleh batas kenaikan temperatur yang terjadi yang masih dapat ditolerir oleh isolasi belian
motor. Tiap jenis isolasi beliatan motor mempunyai batas temperatur kerja maksimum
sendiri-sendiri yang tak boleh terlewati. Bila terlewati maka isolasi belitan tersebut akan
rusak hingga terjadi hubung singkat yang kemudian membakar isolasi belitan motor.

Gambar 8. Diagram perjalanan waktu dari arus


dan putaran motor untuk dua macam pembebanan
Start motor asinkron
Masalah kopel motor ini erat hubungannya dengan cara-cara start motor asinkron.
Pada cara start wye - delta misalnya, kopel start motor:
T kV 2
2
3
T1
k V
3
1
Di mana T1 = kopel motor pada cara kerja wye-delta = 3 kopel start motor pada start
langsung hubungan delta.
Namun sementara itu, latar belakang penggunaan start semacam itu adalah untuk
menurunkan arus start motor. Istart sebesar itu (lihat persamaan 8) akan terus mengalir
sebelum motor berputar.

Vp
I start
Zm

Vp : Tegangan masuk motor / fasa


Zm : Impedansi motor / fasa
Oleh Zm motor yang rendah maka Istart akan tinggi sekali yang selain mengakibatkan
jatuh tegangan sesaat yang besar dijaringkan (antara sumber - motor) juga dapat
mengganggu frekuensi pembangkit serta pengamanan pengaman arus gangguan,
terutama pada motor besar.
Vp / 3
Dengan start wye-delta, I start , arus diperkecil 3 kali semula.
Zm

Dengan start melalui R depan atau X depan,


Vp
I start
Zm X d

Setelah motor berputar barulah Istart turun, sesuai :


V E
Is
Zm

dimana E adalah ggl lawan motor.

Besarnya Xm ataupun Vstart adalah tergantung pada batas arus start minimum yang
masih dapat diterima oleh sistem motor - beban di mana motor pada kondisi start tersebut
masih sanggup membawa beban ke putaran nominal yang ditujunya.
Pengereman Motor Asinkron
Untuk mesin putaran cepat , cara mematikan harus melalui sistem pengereman. Ada
beberapa cara sistem pengereman :
Sistem Mekanis.
Konstruksi : rotor dan stator berbentuk kerucut
Prinsip Kerja :
Posisi mati : rotor tak bergerak (direm) Saat start : rotor digeser oleh daya magnetis ke
dalam kira-kira 1 mm ( v ) sehingga rem (B) lepas dan motor mulai berputar.
Saat off pegas ( F ) menekan rotor keluar sehingga motor tererem kembali.

Rangkaian ekivalen motor asinkron


Sebagaimana juga dengan mesin listrik tak berputar: transformator, motor asinkron
mempunyai pula suatu rangkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen motor asinkron diciptakan
untuk mempermudah pekerjaan analisa atas motor. Lihat gambar 4.

Gambar 9. Rangkaian ekivalen motor asinkron per fasa.

di mana :

Vm / fasa : tegangan masuk motor / fasa


R1 : tahanan stator
X2 : reaktansi
a2 R2 : tahanan rotor dilihat dari stator
a 2 X2 : reaktansi
Rc : tahanan rangkaian magnetisasi motor
Xc : reaktansi rangkaian magnetisasi motor
1 S
a 2 R2 :menggambarkan tahanan yang mewakili beban yang
S
merupakan fungsi dari S
a : perbandingan lilitan stator dan rotor
Nilai parameter rangkaian ekivalen motor diperoleh dari hasil pengukuran
laboratorium. Contoh penggunaan rangkaian ekivalen ini misalnya untuk menhitung
efisiensi, daya keluaran dan lain-lain. Untuk putaran motor tertntu maka nilai I1 dapat
dicari. Demikian pula nilai I2 dan keluaran motor adalah :
2 1 s
P0 3 I 2 a 2 R2
s
rugi-rugi motor adalah :
2 2 2
Ploss I 1 R1 I RC R0 I 2 a 2 R2
1 S
Cos motor adalah dicari setelah nilai a 2 R2 diperoleh, dilanjutkan cara
S
perhitungan menurut teori rangkaian listrik untuk jaringan R dan XL.

Masukan motor adalah :


Pin 3 I 1 V1 cos

Dengan demikian efisiensi motor dapat dicari.


E. Penggunaan

F. Proteksi

G. Kesalahan pada Motor 3 Fase


Kesalahan atau kerusakan yang terjadi pada motor 3 fase ini di tandai motor tidak
dapat berputar saat dijatu dengan tegangan. Kesalahan atau kerusakan ini antara lain :
Kesalahan :
- Tidak ada sumber

- Sumber tidak cocok


- Pengereman mekanis
Kerusakan :
Pada pengaman motor
Pada saklar motor
Pada belitan motor ( pada terminal motor )
Cara pencarian kesalahan / kerusakan pada motor
a. Memutar poros/as motor dengan tangan.
Petunjuk : Motor kecil, beban kecil Pengereman kecil
Motor besar, beban besar Pengereman besar
Jika As motor tidak mau berputar maka terjadi gangguan mekanis yaitu :
Kerusakan/penjepitan dari lacker (bearing)
Gear rusak
b. Mengukur tegangan dengan voltmeter
Untuk mengetahui apakah motor hubung singkat atau terjadi kebocoran arus
atau ada kerusakan lain, maka dilakukan pengukuran tegangan dengan
voltmeter.

b.1). Mengukur diatas saklar


Pengukuran R-S, S-T, R-T
V1 = V2 = V3 Kondisi sekering baik
V1 = V2 = V3 Pengaman putus atau
hantaran bocor.

b.2). Mengukur dibawah saklar


V1 = V2 = V3 sama pengukuran dengan b.1
kondisi saklar baik Jika tidak sama kondisi
saklar rusak

b.3). Mengukur pada terminal motor


a. Jika V1, V 2, V3, tidak ada tegangan
maka thermorelay putus
b. Jika V1 V2 V3 atau antara fase dengan

HP tidak sama besarnya Kerusakan dalam hantaran


atau terminal baut kurang keras.

c. Mengukur antara HP dengan titik bintang


Jika besar tegangan 0-10 V ( pada U = 380 V )
Kumparan masih baik, tapi jika tegangan
lebih dari 10 V, maka bisa dikarenakan

Sumber tegangan kurang simetris

Jika tegangan sumber sudah simetris, tapi pengukuran tegangan lebih dari 10 V (
pada U = 380 V ), berarti
Kumparan kontak dengan badan motor Ada kegagalan isolasi dengan U = 380
V
c. Mengukur arus motor
Mengukur arus motor tujuannya adalah untuk mengetahui dan
membandingkan dengan /arus nominal motor. Cara yang baik adalah dengan
menggunakan tang amper, karena bisa mengetahui arus start motor ( 5 - 7 n ).

Jika Semua hasil pengukuran sama atau dibawah In arus motor baik.
Hasil pengukuran sama, kadang-kadang / terus menerus semakin besar dari In,
berarti beban terlalu besar, tetapi jika dalam waktu pendek, agar aman perlu
diukur suhunya. Jika arus dari semua fase tidak sama/melebihi In maka terjadi
hubung singkat atau kumparan bocor.

d. Pengukuran Tahanan
Awas : motor harus dimatikan dan terminal motor harus bebas tegangan.
Mengukur masing-masing tahanan, Titik Y atau harus dilepas, Jika besar tahanan

dari

masing-masing belitan sama belitan baik ( Untuk daya motor simetris )

e. Pengukuran tahanan isolasi


Cara pengukurannya dilakukan : Masing-masing kumparan diukur dengan
badan motor menggunakan megger.
Jika tahanan isolasi besarnya 1 K /Volt motor baik

Jika dibawah harga tersebut : Terjadi kegagalan isolasi

f. Pengukuran putaran
Jika putaran motor dibawah putaran nominal hal ini disebabkan oleh :
Beban motor terlalu besar
Motor salah sambung biasanya terjadi pada motor 2 kecepatan / dahlander

g. Pengukuran Suhu
Hal ini jarang dilakukan, karena biasanya pengukuran langsung didalam motor
dan tidak boleh dibenarkan diatas body.
Suhu motor akan menentukan klas isolasi, berikut tabel klas isolasi

A
1050
E
C
B
F 1200
H C

1300
Toleransi harga nominal :
10 %
10 % ( Dari beban penuh 100 %
Tegangan Pada hubungan Y/
s/d 10 % ) ( tanpa beban )

tergantung besarnya motor.


Arus

Antara beban penuh s/d tanpa


Daya yang dihasilkan
beban bisa lebih 10 % waktu
singkat

10 %
Frekuensi
Tabel Prosedure pencarian kiesalahan pada motor Asynchron 3 fase

Motor Pada peralatan Pengaman


tidak berputar pengaman putus/rusak Jika
( Zekering, MCB, pengaman baik
Motor tidak thermo relay ). Kesalahan pada
ada reaksi Tegangan motor kontaktor
tidak ada dan saklar hantaran
(putus)
Kumparan motor
Motor Memutar As motor Gangguan mekanis
tidak Rusak atau putus
berputar Peralatan pengaman Hubung singkat /
putus pada
Putaran hantaran Kumparan
kurang baik rusak Kumparan
Tegangan pada putus Hubungan
( berbunyi ) motor dengan singkat

jembatan Y/ Hubungan singkat


yang sumber
Peralatan
Motor Penyetelan / setting Setelan harus sama In
berputar arus pada
thermorelay thermorelay dibawah
putus dalam nominal Ventilator rusak /
waktu singkat Pengukuran suhu motor kotor udara
tertutup kotoran
Motor panas
Arus asut (sampai 10 Beban motor > dari
n ) daya motor .
Motor
berputar lambat
Teg. kecil Teg. besar
Untuk motor Tegangan betul Y
yang baru Sambungan keras Meneliti antar fasa
disambung dan betul ? dari
HP baik motor
Putaran betul/salah Start langsung = In
Sebelum thermorelay Start Y/

Anda mungkin juga menyukai