Kasus PT Kaltim Prima Coal
Kasus PT Kaltim Prima Coal
4
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan
mempertimbangan faktor lingkungan hidup. Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya
memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata, melainkan sudah meliputi aspek
keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan yang biasa disebut sebagai triple bottom line.
Dunia usaha perlu mencari pola-pola kemitraan dengan seluruh stakeholder agar dapat
berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan
dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing. Upaya tersebut secara
umum dapat disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) dan dimaksudkan untuk
mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh atau
berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga pada akhirnya dunia
usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang
menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. CSR dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan
dimana perusahaan mengintregasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka. Banyak
manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggunggjawab sosial perusahaan, baik bagi
perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. CSR
dapat dilaksanakan melalui 3 tahapan, yaitu: assessment, plan of treatment, dan treatment
action.
Cara investor institusional untuk berperan serta dalam mendorong penerapan GCG
adalah dengan investasi yang bertanggung jawab dengan membuat kebijakan hanya akan
melakukan penempatan investasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG, dan
tentu secara konsisten menerapkan kebijakan tersebut dalam melakukan investasi. Perusahaan
yang berbasis asing kemungkinan memiliki stakeholder yang lebih banyak dibanding
perusahaan berbasis nasional sehingga permintaan informasi juga lebih besar dan dituntut
untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar juga. Perusahaan yang memiliki leverage
tinggi, akan menambah beban untuk program corporate social responsibility menjadi terbatas
atau dapat dikatakan semakin tinggi leverage, maka semakin rendah program CSR.
PT Kaltim Prima Coal (KPC) memiliki proporsi untuk pemberian dana CSR pada
masyarakat dan pemerintah daerah di sekitar tempat produksinya. Strategi penyaluran CSR
yang dilakukan KPC masih disusun dari satu pihak, yakni dari pihak KPC sendiri sehingga ada
beberapa ketidaksesuaian antara apa yang dibutuhkan pemerintah daerah dan masyarakat
5
dengan kegiatan yang dilakukan dari realisasi anggaran. Masyarakat dan pemerintah daerah
merasa tidak puas dengan tidak terpenuhinya janji-janji yang dilontarkan stockholders, KPC
juga seringkali menggembar-gemborkan komunikasi publikasi di media luar sehingga akhirnya
mendapatkan banyak penghargaan, akan tetapi kurang meningkatkan keeratan hubungan dan
frekuensi komunikasi dengan pihak yang bersentuhan langsung dengan mereka, yaitu
masyarakat sekitar dan pemerintah daerah yang bersangkutan.
1.2 Saran
Dari analisis dan kesimpulan yang bisa didapatkan, ada beberapa saran yang dapat
disampaikan yaitu:
a. Perumusan strategi pengalokasian dana CSR yang harus mengikutsertakan masyarakat
dan pemerintah daerah setempat.
b. Proses penjelasan bagaimana sistem penyaluran dana CSR dilakukan pada forum
bersama dan forum yang akhirnya dilaksanakan secara berkala untuk monitoring
pelaksanaan kegiatan yang dicanangkan pada perumusan jangka pendek maupun
jangka panjang alokasi dana CSR.
c. Proses evaluasi dan pertanggungjawaban yang tidak hanya dilakukan melalui media
luar dan berbentuk laporan semata, tetapi juga berbentuk forum yang mengundang
masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut mengevaluasi dan memberikan masukan
terhadap kinerja penggunaan dana CSR selama tahun berjalan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Sutojo, Siswanto dan Alridge, E. John. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta: Damar
Mulia Pustaka
http://fekool.blogspot.co.id/2016/05/corporate-governance-corporate-social.html. diakses
pada 6 April 2017
https://fotodeka.wordpress.com/2009/01/07/analisa-csr-pada-pt-kaltim-prima-coal/. diakses
pada 6 April 2017