Anda di halaman 1dari 18

BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Gambaran Umum PT PLN (persero)

Menurut Contessa, dkk (2009), Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah

salah satu badan usaha milik negara (BUMN) dalam bentuk PT (persero) yang

bertugas untuk memenuhi kebutuhan listrik seluruh masyarakat Indonesia. PT PLN

(persero) terdapat di setiap kota di Indonesia yang memiliki tugas dan tanggung

jawabnya masing-masing terhadap wilayah kerjanya PT PLN (persero) memiliki

logo sebagai berikut:

Gambar 6. Logo PLN


(Sumber: Google.com)

Makna dari logo tersebut adalah:

a. ) bidang persegi vertikal: Menjadikan bidang dasar bagi elemen elemen

lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau

organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk

menggambarkan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga

melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya

di perusahaan ini.

15
16

b. ) petir atau kilat: Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya

sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahan. Selain itu petir pun

mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan

solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan

kedewasaan PLN sebagai perusahan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan

gerak laju perusahaan berserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam

menghadapi tantangan perkembangan zaman.

c. ) tiga gelombang: Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh

tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran

dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero)

guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk

menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap di

perlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga melambangkan

keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik

bagi para pelanggan.

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan SUMATERA BAGIAN

UTARA atau sering disingkat PLN UIP Sumbagut beralamat di Jl. Dr. Cipto No. 12,

Medan. Memiliki bisnis inti yaitu pembangunan transmisi dan gardu induk.

Memiliki total karyawan sebanyak 238 orang (data per Januari 2017). Memiliki

wilayah usaha yaitu Sumatera Utara 1 di Medan, Sumatera Utara 2 di Sibolga dan

Aceh.

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan SUMATERA BAGIAN

UTARA berdiri sejak tahun 2016 setelah sebelumnya mengalami beberapa kali

pergantian nama perusahaan. tahun 1959 bernama Perum Listrik Negara Distrik
17

Cabang Sumatera Utara yang kemudian dirubah lagi menjadi Exploitasi I tahun 1961

sesuai dengan PP No. 67 tahun 1961. Pada tahun 1966 dengan dikeluarkannya

keputusan Direksi PLN No. 09/DIR/PLN/1966 kemudian PLN Exploitasi I Sumatera

Utara menjadi Exploitasi II dan pada tahun 1966 di Sumatera Utara dibentuk PLN

pembangunan yang berada dibawah pengawasan PLN Exploitasi II.

Masih pada tahun 1966 PLN mengalami perubahan lagi dari Perusahaan

Negara menjadi PERUM sesuai dengan UU No. 9/Tahun1969, untuk menanggulangi

dan mengimbangi peningkatan permintaan akan kebutuhan tenaga listrik oleh

masyarakat di Sumatera Utara, maka Perusahaan Umum Listrik untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sehingga pada tahun 1975 dengan terbitnya peraturan Menteri

PUTL No. 13/PRT/75 tanggal 8 September 1975 maka diadakan reorganisasi pada

PLN Exploitasi II Sumatera Utara pada tahun 1975 dan begitu juga dengan

pembangunan dirubah menjadi PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan

Sumatera Utara dan Aceh pada tahun yang sama. Kemudian pada tahun 1994 terjadi

perubahan nama dari Perusahaan Umum Listrik Negara Proyek Induk Pembangkit

dan Jaringan Sumatera Utara menjadi PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit

dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh dengan surat keputusan Direksi PT PLN

(Persero) No.058.K/024/DIR/1994, kemudian 2006 menjadi PT PLN (Persero)

Proyek Induk Pembangkit & Jaringan Sumatera Utara, Aceh & Riau berdasarkan

keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 032.K/DIR/2006.

Kemudian pada akhir 2010 menjadi PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Jaringan Sumatera I berdasarkan keputusan Direksi PT PLN (Persero)

NO. 589.K/DIR/2010. Kemudian di tahun 2013 berubah kembali menjadi PT PLN

UIP II berdasarkan keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 166.K/DIR/2013.

Kemudian di tahun 2016 berubah kembali menjadi PT PLN UIP SUMATERA


18

BAGIAN UTARA berdasarkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No.

044.P/DIR/2016.

Direksi PLN menetapkan PT PLN UIP SUMATERA BAGIAN UTARA

(PLN UIP SUMATERA BAGIAN UTARA) sebagai Project Implementation Unit

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan dan supervisi teknis.

PLN Kantor Induk UIP SUMATERA BAGIAN UTARA akan membawahi 3

UPP (unit pelaksana proyek) yang akan dibentuk, yaitu UPP Sumatera 1 di Medan,

UPP Sumatera 2 di Sibolga, dan UPP Aceh. UPP yang dibentuk sebagai Direksi

Pekerja di proyek proyek UIP SUMATERA BAGIAN UTARA.

B. Struktruk Organisasi PT PLN (persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian

Utara

Sesuai dengan Peraturan Direksi PT PLN (persero) Nomor : 0044-

P/DIR/2016, tanggal 19 Februari 2016 bagan struktur organisasi institusi PT PLN

(persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara adalah sebagai berikut:

General Manajer

Bidang Bidang Operasi Bidang Bidang Hukum, Pejabat


Perencanaan Konstruksi Keuangan dan Komunikasi dan Pelaksana
Sumber Daya Pertanahan Pengadaan
Manusia
Pejabat
Unit Pelaksana Proyek Perencana
Pengadaan

Gambar 7. Struktur Organisasi PT PLN (persero) Unit Induk Pembangunan

Sumatera Bagian Utara


19

Gambar scan asli bagan struktur organisasi institusi PLN UIP Sumbagut akan

disajikan dalam lampiran 1.

Uraian fungsi dan tugas pokok pada PT PLN (persero) Unit Induk

Pembangunan Sumatera Bagian Utara adalah sebagai berikut:

1. General Manager

Bertanggung jawab memimpin terselenggaranya perencanaan, pengorganisasian,

pengelolaan dan pengawasan kegiatan pembanguna pembangkit jaringan

tenaga listrik, memastikan pengendalian terhadap biaya, jadwal, dan mutu

sesuai target kinerja yang ditetapkan Direksi dengan mengoptimalkan sumber

daya yang tersedia, dan memastikan tersedianya analisa dan mitigasi risiko,

serta proses bisnis, dengan tugas pokok meliputi:

a. Memastikan penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi strategi dan kebijakan

pembangunan dan menetapkannya dalam Rencana Kerja Anggaran

Perusahaan (RKAP) Unit Induk Pembangunan;

b. Memastikan penyusunan, evaluasi dan kelancaran koordinasi pekerjaan

supervisi dan menetapkan Service Level Agreement (SLA) dengan pihak

supervisi konstruksi dan supervisi desain;

c. Memastikan pengelolaan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan perijinan,

pembebasan tanah, pembangunan, serta bertindak sebagai wakil pemilik

(owner);

d. Memastikan penyusunan, menetapkan, dan evaluasi Sistem Manajemen

Kinerja dan Sistem Manajemen Mutu, serta penyusunan laporan Manajemen

Unit Induk Pembangunan;

e. Memastikan pengelolaan pembangunan, pengembangan dan evaluasi

hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk integrasi pembangunan,


20

kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan, sesuai dengan

biaya, jadwal dan mutu yang ditetapkan;

f. Memastikan penyusunan dan pelaksanaan mitigasi risiko serta memberikan

early warning system terhadap pelaksanaan konstruksi, infrastruktur

ketenagalistrikan, serta pengembangan, pemeliharaan dan evaluasi

kompetensi organisasi dan kompetensi anggota organisasi Unit Induk

Pembangunan.

2. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab dan menjamin tersedianya perencanaan umum,

perencanaan lingkungan hidup, perencanaan konstruksi pembangunan, menyusun

kebijakan manajemen dalam rangka pencapaian target kinerja Unit Induk

Pembangunan, mengkoordinir perencanaan dan pelaksanaan pengadaan, dengan

tugas pokok meliputi:

a. Melaksanakan dan mengevaluasi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit

Induk Pembangunan Tahunan;

b. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan perencanaan,

enjiniring, survey dan soil investigation, perencanaan kegiatan perijinan dan

pembebasan tanah;

c. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan analisa dampak

lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang tekait dengan fasilitas

proyek dan pertanahan;

d. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi perencanaan pembangunan yang

terintegrasi dengan kegiatan supervisi desain dan pembangunan unit lain;


21

e. Mengkoordinir persiapan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengadaan

termasuk menyediakan dokumen pelelangan;

f. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi sistem manajemen kinerja dan

sistem manajemen mutu, mengelola implementasi Sistem Teknologi

Informasi untuk mendukung operasi dan pengendalian kinerja konstruksi.

3. Bidang Operasi Konstruksi

Bertanggung jawab mengelola pelaksanaan pekerjaan konstruksi

pembangunan, konsolodasi Unit Pelaksana Proyek sesuai dengan jadwal, biaya, dan

kualitas pekerjaan melalui pemantauan hasil kerja, untuk pencapaian target kinerja

Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok meliputi:

a. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi secara keseluruhan

pengendalian pembangunan agar pelaksanaan pembangunan dapat

dilaksanakan secara tepat waktu, biaya dan mutu;

b. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan

administrasi teknik, meliputi administrasi tenaga kerja asing, administrasi

kontrak (penanganan klaim kontrak, amandemen kontrak, berita acara

pembayaran) dan pengendalian TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri);

c. Menyusun, mengelola dan mengevaluasi persetujuan Mater List dan kegiatan

kepabeadan termasuk mengelola pengendalian logistik dan administrasi

monitoring terkait dengan pekerjaan pembangunan;

d. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program Keselamatan,

Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan;


22

e. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi Basic Communication internal

dan eksternal dengan pihak ketiga terkait dengan kelancaran pelaksanaan

pembangunan

f. Menyusun, mengelola dan mengevaluasi kegiatan Serah Terima Proyek dan

Laporan Proyek Selesai di lingkunga Unit Induk Pembangunan.

4. Bidang Keuangan dan Sumber Daya Manusia

Bertanggung jawab mengelola keuangan, sumber daya manusia, dan

administrasi untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kegiatan Unit Induk

Pembangunan dalam mencapai target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan

tugas pokok meliputi:

a. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pendanaan,

penganggaran dan perencanaan pembayaran terkait dengan progres

pembangunan;

b. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembayaran sesuai

dengan alokasi penganggaran, kewajiban dan ketentuan kontrak;

c. Menyusun, megelola dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan akutansi,

perpajakan, dan asuransi;

d. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi pengembangan kompetensi dan

karir pegawai;

e. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan administrasi Sumber

Daya Manusia (SDM) di Unit Induk dan Unit Pelaksana;

f. Menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan administrasi

kesekretariatan dan umum.


23

5. Bidang Hukum, Komunikasi, dan Pertanahan

Bertanggung jawab mengelola pelaksanaan proses hukum, perijinan dan

pertanahan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, serta seluruh proses komunikasi

dengan pihak eksternal proyek untuk menunjang keberhasilan proyek konstruksi,

dengan tugas pokok:

a. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan fungsi hukum

termasuk penyelesaian masalah hukum, konstitusi, dan penanganan kegiatan

hukum;

b. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan komunikasi dan

kehumasan, terkait dengan proses pembangunan;

c. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi proses perijinan dan

administrasi dokumen terkait dengan pembebasan tanah dan sertifikat tanah;

d. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi proses kegiatan pembebasan

tanah meliputi perencanaan, proses penyiapan dokumen, persiapan

pelaksanaan, melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk pelaksanaan

pembebasan tanah;

e. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi sosialiasi, dan inventarisasi

kegiatan pembebasan tanah kompensasi ROW (Right of Way) serta

melaksanakan proses pengajuan permohonan pembayaran pembebasan tanah,

dan kompensasi ROW;

f. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR).
24

6. Pejabat Pengadaan

6.1 Pejabat Perencanaan Pengadaan

Bertanggung jawab mengelola rencana strategi perencanaan pengadaan,

menangani perencanaan portofolio, pengadaan, terutama yang termasuk dalam

kategori Strategis, Leverage, dan Critical/Bottleneck, riset pasar dengan proses

penilaian kualifikasi, Due Diligence, dan penyusunan Daftar Penyedia Terseleksi

(DPT); termasuk mengelola pengadaaan yang dikonsolidasikan&didesentralisasikan

serta mempersiapkan dokumen pengadaan (Bad Doc/Rencana Kerja dan Syarat-

syarat) (RKS), dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Menghasilkan Rencana Pengadaan dan Strategi Pengadaan PLN yang berlaku

setiap tahun;

b. Melakukan kajian atas kebutuhan barang dan jasa, termasuk kebutuhan

antisipasi jika terjadi keadaan darurat, sumber daya yang dibutuhkan, waktu

pemanfaatan serta pendistribusian yang menyesuaikan kebutuhan oprasi dan

proyek;

c. Menyusun dan mengelola Dokumen Rencana Pengadaan Barang/Jasa;

d. Melaporkan hasil proses perencanaan pangadaan barang/jasa kepada Atasan

Langsung untuk selanjutnya disampaikan kepada Value for Money

Committee dan disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa;

e. Menyusun draft Dokumen Pelanggan Barang/Jasa atau Recana Kerja dan

Syarat-syarat (RKS);

f. Menyusun dan mengelola Harga Perkiraan Engineering (HPE);

g. Melakukan evaluasi dan mengukur kinerja Penyedia Barang/Jasa;

h. Membantu Wakil Pengguna Barang/Jasa dalam pelaksanaan Manajemen

Perjanjian/Kontrak.
25

6.2 Pejabat Pelaksana Pengadaan

Bertanggung jawab melaksanakan pengadaan, mulai dari pengumuman,

penjelasan, evaluasi, memastikan Value For Money dan mempersiapkan kontrak,

dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Melakukan analisis yang mendalam terhadap lingkup pengadaan barang/jasa

yang akan dilakukan;

b. Menyusun jadwal Pengadaan Barang/Jasa, melakukan finialisasi Dokumen

Pelelangan dan Memahami metode penyusunan estimasi biaya sebagai dasar

Harga Perkiraan Sendiri (HPS, konsep Total Cost of Ownership (TCOO),

serta melakukan analisa penawaran harga dari penyedia untuk diusulkan

penetapannya oleh Pengguna Barang/Jasa;

c. Melakukan proses pengumuman/undangan kepada Calon Penyedia

Barang/Jasa;

d. Memastikan calon Penyedia Barang/Jasa yang akan diundang tidak termasuk

dalam daftar hitam (black list) PLN dan melakukan kualifikasi calon

Penyedia Barang/Jasa dalam hal pengadaan melalui prakualifikasi atau

pascakualifikasi yang tidak memiliki Daftar Penyedia Tetap (DPT);

e. Memberikan penjelasan pengadaan, serta melakukan evaluasi terhadap

Dokumen Penawaran;

f. Melakukan penilaian kewajaran harga yang ditawarkan oleh penyedia dengan

berkoordinasi dengan Pejabat Perencana Pengadaan;

g. Memahami metode penyusunan estimasi biaya sebagai dasar Harga Perkiraan

Sendiri (HPS), konsep Total Cost of Ownership (TCOO), serta melakukan

analisa penawaran harga dari penyedia;


26

h. Melakukan negosiasi kompetitif dengan calon penyedia yang memberikan

penawaran terbaik dan melampaui nilai minimum kualitas (Best And The

Final Offer) BAFO. BAFO merupakan tambahan langkah setelah

keseluruhan evaluasi untuk meningkatkan kompetisi dan value for money;

i. Memastikan bahwa spesifikasi dan deskripsi teknis yang ditulis tidak

mengandung ambiguitas, jelas dan bersifat generik, serta mendorong

kompetisi yang wajar antar Penyedia, tidak menyebut brand names, atau

memberi restriksi (kecuali jika masih dalam masa pemeliharaan Original

Equipment Manufacture (OEM).

7. Unit Pelaksana Proyek

Bertanggung jawab mengelola pelaksanaan pembangunan sesuai kontrak

dengan pihak kontraktor, supervisi konstruksi, supervisi desain dan pihak lainnya

sebagai bagian pencapaian target kinerja pembangunan yang ditetapkan perusahaan,

dengan tugas pokok meliputi:

a. Mendukung dan melaksanakan proses perijinan, pelaksanaan dan

pengawasan pembebasan lahan tanah, mengendalikan dan mengawasi tanah

dan ROW yang telah dibebaskan;

b. Mendukung dan melaksanakan kegiatan survey perencanaan proyek terkait

dengan pelaksanaan analisa dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan

hidup;

c. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pekerjaan konstruksi,

pemantauan dan pengendalian kemajuan fisik, administrasi konstruksi

melalui sinergi dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain serta

menyusun laporan kemajuan pekerjaan pembangunan;


27

d. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan logistik, tata usaha

gedung serta administrasi umum;

e. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan test komisioning, penyelesaian

pending item, dan penyiapan Serah Terima Proyek di lingkungan Unit

Pelaksana Proyek dengan Pembangkitan, atau Penyaluran dan Pusat Pengatur

Beban Sumatera, atau Wilayah;

f. Menyusun, mengelola dan mengevaluasi program Keselamatan, Kesehatan

Kerja, Keamanan dan Lingkungan;

g. Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan CSR yang telah

disetujui oleh Kantor Induk.


28

C. Struktur Organisasi PT PLN (persero) Unit Pelaksana Konstruksi Pada PT PLN

(persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara

Unit Perlaksana Konstruksi (UPK) yang sekarang, dulunya bernama Unit

Pelaksana Proyek (UPP). Bagan struktrur organisasi Unit Pelaksana Konstruksi/Unit

Pelaksana Proyek berdasarkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 0051

.P/DIR/2016 Tentang Organisasi PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Proyek Pada PT

PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara adalah sebagai

berikut:

MANAJER

ASISTEN MANAJER ASISTEN MANAJER


TEKNIK PERTANAHAN

Gambar 8. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Konstruksi PT PLN (persero)


Sumatera Bagian Utara
29

D. Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL)

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan selama di PT (persero) Unit Induk

Pembangunan Sumatera Bagian Utara (PLN UIP Sumbagut) adalah melakukan uji

kualitas Alat Pemadam Api Besar (APAB) untuk mengetahui apakah hydrant, selang

(hose), serta nozzle dalam keadaan optimal. Setelah dilakukan beberapa kali uji, Alat

Pemadam Api Besar (APAB) dinyatakan lulus uji kelayakan atau passed quality

control. Kegiatan selanjutnya adalah memberikan pelatihan penggunaan Alat

Pemadang Api Besar (APAB) kepada Satuan Pengamanan (SATPAM) di Kantor

PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara (UIP Sumbagut), dan di

Gudang PLN Paya Pasir, serta di Gudang PLN Tanjung Mulia dengan tujuan untuk

mengembangkan ketrampilan dan kemampuan sumber daya manusia. Kegiatan

tersebut merupakan salah satu kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang

dilakukan oleh tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (k3) PT PLN (persero) Unit

Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara (UIP Sumbagut), sebagai tindakan

antisipatif jika terjadi kebakaran di kantor atau gudang PLN. Untuk meningkatkan

pengetahuan dan perspektif pegawai kantor PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera

Bagian Utara (UIP Sumbagut) tentang kesehatan, tim Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) perusahaan mengadakan kegiatan penyuluhan kesehatan yang diisi oleh

dokter, HIPERKES (Higiene Perusahaan, Ergonomi dan Kesehatan) kantor PLN

Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara (UIP Sumbagut). Dilaksanakan di

ruang seminar kantor, satu minggu sekali. Kegiatan lainnya adalah melakukan

inspeksi Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) tegangan 275 kV

jalur Binjai-Galang sebagai penerapan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). Tujuan

dilakukannya inspeksi adalah untuk memastikan Tower dalam kondisi baik, terdapat
30

aksesoris keselamatan (pengahalang panjat, tanda & nomor tiang, tanda bahaya), dan

tidak berada disekitar rumah penduduk.

E. Program Fokus Praktik Belajar Lapangan (PBL)

Program fokus Praktik Belajar Lapangan (PBL) selama di PT PLN (persero)

Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara (UIP Sumbagut) adalah inspeksi

Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV jalur Binjai-Galang.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi dalam aspek

majamen. Aspek-aspek manajemen lainnya mulai dari aspek perencanaan,

pengorganisasian, dan pelaksanaan telah dilakukan sebelumnya dalam kegiatan pra

konstruksi dan konstruksi Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

275 kV jalur Binjai-Galang. Aspek perencanaan, pengoorganisasian, dan

pelaksanaan tersebut diluar dari tanggung jawab tim Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) yang juga merangkap Keselamatan Ketenagalistrikan PLN Unit Induk

Pembangunan Sumatera Bagian Utara (UIP Sumbagut). Hal tersebut dikarenakan

pembangunan Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV jalur

Binjai-Galang dilaksanakan oleh pihak kontaktor. Pihak kontraktor telah memiliki

tim Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

sendiri di luar tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang merangkap

Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera

Bagian Utara (UIP Sumbagut).

Terdapat 157 Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Tower

nomor 1 dimulai dari Gardu Induk PLN di Binjai sampai Tower terakhir nomor 155

di Gardu Induk PLN di Galang. Terdapat dua Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra

Tinggi (SUTET) yang memiliki sub nomor A, yaitu nomor 21 ditambah menjadi

nomor 21 A, kemudian dilanjutkan tower nomor 22 dan tower nomor 130 ditambah
31

menjadi nomor 130 A, kemudian dilanjut dengan Tower nomor 131. Alasan

penambahan nomor diantara Tower tersebut adalah karena jarak kabel yang terlalu

panjang, maka ditambah satu Tower diantaranya, yang diberi label A. Tower Saluran

Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kv jalur Binjai-Galang sedang dalam

masa uji coba ketika inspeksi dilakukan. Uji coba tersebut berupa mengalirkan listrik

dengan daya yang rendah dalam satu jalur saja, tidak bolak-balik. Dalam masa uji

coba akan diperhatikan apakah jumlah daya listrik yang dialirkan dari Gardu Induk

PLN di Galang sama dengan jumlah daya listrik yang diterima di Gardu Induk PLN

di Binjai. Bila terjadi kesenjangan jumlah daya listrik yang diterima, maka akan

ditindak lanjuti.

Inspeksi sekaligus kegiatan pendataan dilakukan mulai dari Tower Saluran

Udara Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV nomor 1 di Gardu induk PLN di Binjai

sampai Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV nomor 155

di Gardu Induk PLN di Galang. Hal-hal yang dilakukan ketika inspeksi adalah

Mencatat nomor Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV

yang tertera pada bagian tanda penghantar & nomor tiang yang terpasang pada

bagian Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV. Melihat

apakah tanda bahaya sudah terpasang pada bagian Tower Saluran Udara Tegangan

Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV atau belum. Kemudian melihat apakah sudah

terpasang penghalang panjat/ACD (Anti Climbing Device) atau belum. Serta melihat

kondisi bangunan Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) apakah

dalam kondisi baik atau tidak. Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

(SUTET) 275 kV jalur Binjai-Galang dibangun di area yang jauh dari rumah

penduduk dan tersebar sepanjang arah Gardu Induk PLN di Binjai sampai Gardu

Induk PLN di Galang. Karena jarak jalur Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra
32

Tinggi (SUTET) 275 kV yang cukup jauh, kegiatan inspeksi dilaksanakan dengan

menggunakan mobil. Kegiatan inspeksi Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra

Tinggi (SUTET) 275 kV hampir dilaksanakan setiap hari bahkan dihari sabtu dan

minggu, jika memang tidak ada kegiatan kantor lainnya yang mendesak.

Kebanyakan Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV jalur

Binjai-Galang dibangun di area perkebunan sawit, sehingga ada beberapa lokasi

Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV yang harus

diinspeksi dengan berjalan kaki, karena tidak dapat dilalui kendaraan. Selain di area

perkebunan sawit, beberapa Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

275 kV juga berlokasi di area ladang jagung. Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra

Tinggi (SUTET) 275 kV nomor 111-114 harus ditempuh dengan berjalan kaki

selama hampir 3 jam atau lebih, karena lokasinya berada di pedalaman perkebunan

sawit. Dari kegiatan inspeksi Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

(SUTET) 275 kV hanya terdapat beberapa tower saja yang tidak membutuhkan

usaha lebih untuk mencapai lokasi Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

(SUTET) 275 kV tersebut. Dari keseluruhan Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra

Tinggi (SUTET) 275 kV jalur Binjai-Galang yang telah diinspeksi, hanya satu

temuan Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV yang belum

terpasang tanda penghantar & nomor tiang, dan belum terpasang tanda bahaya.

Tower tersebut seharusnya adalah Tower Saluran Udara Ekstra Tinggi (SUTET)

nomor 67. Selebihnya, Tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275

kV jalur Binjai-Galang yang lain telah terpasang tanda penghantar & nomor tiang,

tanda bahaya, penghalang panjat/ACD (Anti Climbing Device), dan kondisi tower

dalam keadaan baik, serta tidak berdekatan dekat perumahan warga.

Anda mungkin juga menyukai