Komunikasi membentuk perubahan perilaku. Benarkah demikian?
Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan melakukan berbagai aktivitas sosial yang mendukung sifatnya sebagai makhluk sosial. Salah satu aktivitas sosial dari manusia ialah berkomunikasi. Berkomunikasi menjadi hal yang takterelakan dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antar manusia. Komunikasi merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan manusia untuk saling tukar menukar informasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Menurut Everett M. Rogers, " Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka ". Dengan demikian komunikasi bukan hanya sebagai cara atau proses untuk memperluas ide atau informasi, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat pembentuk perilaku seseorang. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Berikut beberapa peran komunikasi dalam kaitannya untuk membentuk perilaku manusia.
Pertama, komunikasi berperan sebagai alat penyebarluasan
informasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roben.J.G komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan. Dengan berkomunikasi, kita memperoleh banyak informasi yang sebelumnya tidak kita ketahui. Baik informasi yang berupa data, angka, gambar, dan lain-lain. Informasi yang diperoleh dari proses komunikasi juga berdampak pada perubahan perilaku.. Misalnya, adanya penyebarluasan informasi kesehatan berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dilakukan oleh seorang penyuluh kesehatan kepada masyarakat. Setelah masyarakat mendengar informasi kesehatan yang dilakukan oleh penyuluh kesehatan tersebut, mereka mengubah perilaku hidup yang awalnya tidak bersih menjadi perilaku hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan informasi yang telah diperoleh. Dapat terlihat jelas bahwa adanya perubahan perilaku yang terjadi setelah mendapatkan informasi, menunjukkan peran besar informasi terhadap perubahan perilaku didalam proses komunikasi.
Kedua,Selain perannya sebagai alat penyebar luasan informasi,
komunikasi yang bersifat persuasif berperan sebagai pemicu timbulnya kepercayaan seseorang maupun kelompok sehingga dapat dengan mudah dipengaruhi untuk mengubah perilaku. Burgon & Huffner meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi persuasi sebagai berikut :Proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator. Proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator. Saat berkomunikasi, ada hubungan timbal balik yang terjadi sehingga ketika kita berkomunikasi dengan seseorang, ia bisa saja mempercayai dan berperilaku sesuai dengan keinginan kita. Misalnya, seorang perokok mengikuti kegiatan penyuluhan mengenai bahaya rokok. Dari penyuluhan tersebut ia mengetahui bahaya dari rokok sehingga ia mengubah perilakunya yang semula mengonsumsi rokok 10 batang perhari menjadi 5 batang perhari, kemudian 1 batang perhari hingga akhirnya ia tidak mengonsumsi rokok lagi, dan berhenti merokok secara total. Secara tidak langsung perokok tersebut mempercayai informasi yang disampaikan oleh penyuluh kesehatan sehingga ia mengubah perilakunya. Komunikasi yang dilakukan untuk perubahan perilaku akan nampak percuma bila penerima atau komunikan tidak menanggap dan mempercayai apa yang dikatakan oleh komunikator. Disinilah peran komunikasi persuasif dibutuhkan.
Ketga, selain informasi dan kepercayaan, motivasi menjadi salah
satu hal yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang, dan komunikasi mengambil peran yang besar sebagai pemicu timbulnya motivasi bagi seorang atau kelompok yang hendak mengubah perilaku. Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa motivasi adalah dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang berbuat atau bertindak dengan perkataan lain karena tingkah laku tersebut dilatarbelakangi oleh adanya motif, maka disebut tingkah laku bermotivasi. Keinginan untuk berubah bila tidak diimbangi dengan motivasi yang jelas maka hanya akan menjadi angan atau impian belaka. Untuk menumbuhkan motivasi dalam diri perlu adanya komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri ( komunikasi intrapersonal) maupun dengan orang lain ( komunikasi interpersonal ). Dengan adanya motivasi yang jelas dan terarah maka perubahan perilaku dapat terwujud dan bertahan lama. Misalnya seorang mahasiswa semester III mendapatkan nilai buruk pada beberapa mata kuliah karena tidak mengerjakan tugas. Mahasiswa tersebut menyesal akan perbuatannya , kemudian ia mengevaluasi diri dan berdoa. Setelah itu, muncul tekad untuk mengubah perilaku karena ia ingin mendapatkan IP yang tinggi sehingga dapat diwisuda dengan predikat Cum Laude. Keinginan dari mahasiswa tersebut merupakan motivasi yang dihasilkan dari komunikasi dalam bentuk komunikasi intrapersonal.
Layaknya permainan peran dalam sebuah pementasan, peran
komunikasi yang beragam baik sebagai penyebarluas informasi, pemicu timbulnya kepercayaan, dan pemicu timbulnya motivasi memiliki satu tujuan untuk mengubah perilaku perseorangan, kelompok, maupun organisasi. Dengan demikian, tidaklah berlebihan bila kita menyimpulkan bahwa komunikasi sangat erat kaitannya dengan perubahan perilaku.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu