Anda di halaman 1dari 4

DASAR KOMUNIKASI

ESSAY KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN PERILAKU

NAMA : MARIA M. JARAMU

SEMESTER/KELAS : III/D

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2014
Komunikasi dan Perubahan Perilaku

Komunikasi membentuk perubahan perilaku. Benarkah demikian?


Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia
akan melakukan berbagai aktivitas sosial yang mendukung sifatnya
sebagai makhluk sosial. Salah satu aktivitas sosial dari manusia ialah
berkomunikasi. Berkomunikasi menjadi hal yang takterelakan dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi
antar manusia. Komunikasi merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan
manusia untuk saling tukar menukar informasi. Karena tanpa komunikasi,
interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok maupun
organisasi tidak mungkin terjadi. Menurut Everett M. Rogers, "
Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka ". Dengan demikian komunikasi bukan hanya
sebagai cara atau proses untuk memperluas ide atau informasi, tetapi
juga dapat digunakan sebagai alat pembentuk perilaku seseorang.
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Berikut beberapa peran komunikasi
dalam kaitannya untuk membentuk perilaku manusia.

Pertama, komunikasi berperan sebagai alat penyebarluasan


informasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roben.J.G komunikasi
adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau
informasi tentang pikiran atau perasaan. Dengan berkomunikasi, kita
memperoleh banyak informasi yang sebelumnya tidak kita ketahui. Baik
informasi yang berupa data, angka, gambar, dan lain-lain. Informasi yang
diperoleh dari proses komunikasi juga berdampak pada perubahan
perilaku.. Misalnya, adanya penyebarluasan informasi kesehatan berkaitan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dilakukan oleh seorang
penyuluh kesehatan kepada masyarakat. Setelah masyarakat mendengar
informasi kesehatan yang dilakukan oleh penyuluh kesehatan tersebut,
mereka mengubah perilaku hidup yang awalnya tidak bersih menjadi
perilaku hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan informasi yang telah
diperoleh. Dapat terlihat jelas bahwa adanya perubahan perilaku yang
terjadi setelah mendapatkan informasi, menunjukkan peran besar
informasi terhadap perubahan perilaku didalam proses komunikasi.

Kedua,Selain perannya sebagai alat penyebar luasan informasi,


komunikasi yang bersifat persuasif berperan sebagai pemicu timbulnya
kepercayaan seseorang maupun kelompok sehingga dapat dengan mudah
dipengaruhi untuk mengubah perilaku. Burgon & Huffner meringkas
beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi
persuasi sebagai berikut :Proses komunikasi yang bertujuan
mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar menyesuaikan
pendapat dan keinginan komunikator. Proses komunikasi yang mengajak
atau membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan
pendapat sesuai keinginan komunikator. Saat berkomunikasi, ada
hubungan timbal balik yang terjadi sehingga ketika kita berkomunikasi
dengan seseorang, ia bisa saja mempercayai dan berperilaku sesuai
dengan keinginan kita. Misalnya, seorang perokok mengikuti kegiatan
penyuluhan mengenai bahaya rokok. Dari penyuluhan tersebut ia
mengetahui bahaya dari rokok sehingga ia mengubah perilakunya yang
semula mengonsumsi rokok 10 batang perhari menjadi 5 batang perhari,
kemudian 1 batang perhari hingga akhirnya ia tidak mengonsumsi rokok
lagi, dan berhenti merokok secara total. Secara tidak langsung perokok
tersebut mempercayai informasi yang disampaikan oleh penyuluh
kesehatan sehingga ia mengubah perilakunya. Komunikasi yang dilakukan
untuk perubahan perilaku akan nampak percuma bila penerima atau
komunikan tidak menanggap dan mempercayai apa yang dikatakan oleh
komunikator. Disinilah peran komunikasi persuasif dibutuhkan.

Ketga, selain informasi dan kepercayaan, motivasi menjadi salah


satu hal yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang, dan
komunikasi mengambil peran yang besar sebagai pemicu timbulnya
motivasi bagi seorang atau kelompok yang hendak mengubah perilaku.
Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa motivasi adalah dorongan atau
kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar
seseorang berbuat atau bertindak dengan perkataan lain karena tingkah
laku tersebut dilatarbelakangi oleh adanya motif, maka disebut tingkah
laku bermotivasi. Keinginan untuk berubah bila tidak diimbangi dengan
motivasi yang jelas maka hanya akan menjadi angan atau impian belaka.
Untuk menumbuhkan motivasi dalam diri perlu adanya komunikasi yang
dilakukan dengan diri sendiri ( komunikasi intrapersonal) maupun dengan
orang lain ( komunikasi interpersonal ). Dengan adanya motivasi yang
jelas dan terarah maka perubahan perilaku dapat terwujud dan bertahan
lama. Misalnya seorang mahasiswa semester III mendapatkan nilai buruk
pada beberapa mata kuliah karena tidak mengerjakan tugas. Mahasiswa
tersebut menyesal akan perbuatannya , kemudian ia mengevaluasi diri
dan berdoa. Setelah itu, muncul tekad untuk mengubah perilaku karena ia
ingin mendapatkan IP yang tinggi sehingga dapat diwisuda dengan
predikat Cum Laude. Keinginan dari mahasiswa tersebut merupakan
motivasi yang dihasilkan dari komunikasi dalam bentuk komunikasi
intrapersonal.

Layaknya permainan peran dalam sebuah pementasan, peran


komunikasi yang beragam baik sebagai penyebarluas informasi, pemicu
timbulnya kepercayaan, dan pemicu timbulnya motivasi memiliki satu
tujuan untuk mengubah perilaku perseorangan, kelompok, maupun
organisasi. Dengan demikian, tidaklah berlebihan bila kita menyimpulkan
bahwa komunikasi sangat erat kaitannya dengan perubahan perilaku.

Anda mungkin juga menyukai