1.11.1 Pendahuluan
Kelebihan:
Hasil analisis jurnal bagian pendahuluan berdasarkan teori (Hidayat,
2014): Pada jurnal penelitian bagian pendahuluan sudah
mencantumkan unsur:
1.1.1.1 Pada jurnal penelitian bagian pendahuluan sudah dicantumkan
unsur kronologis masalah hal ini tercantum pada Ikterus
adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit
dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme
heme yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus akan
tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih dari 5 mg/dL.
Hiperbilirubinemia adalah keadaan kadar bilirubin dalam darah
>13 mg/dL pada minggu pertama ditandai dengan ikterus,
keadaan ini terjadi pada bayi baru lahir yang sering disebut
sebagai ikterus neonatorum yang bersifat patologis atau lebih
dikenal dengan hiperbilirubinemia yang merupakan suatu
keadaan meningkatnya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstra
vaskuler sehingga konjungtiva, kulit, dan mukosa akan
berwarna kuning. Ensefalopati bilirubin merupakan komplikasi
ikterus neonatorum yang paling berat. Selain memiliki angka
mortalitas yang tinggi, juga dapat menyebabkan gejala sisa
berupa cerebral palsy, tuli nada tinggi, paralisis, dan displasia
dental yang sangat memengaruhi kualitas hidup.
Penanganan primer ikterus yang direkomendasikan salah
satunya adalah inisiasi menyusu dini (IMD). Pemberian Air
Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir atau biasa disebut IMD.
1.1.1.2 Pada solusi masalah Berdasarkan kenyataan ini, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian untuk membuktikan Hubungan
inisiasi menyusu dini dengan ikterus neonatorum.
Kekurangan:
1.1.1.1Pada jurnal tidak mencantumkan tentang data dunia tentang
penderita hiperbilirubin.
1.1.1.2Pada jurnal untuk data hiperbilirubin di RSUD Wates
Yogyakarta tidak mencantumkan tahunnya.
Kekurangan:
1.1.2.9 Pada jurnal tidak memuat tentang gambaran lokasi penelitian
yang meliputi karekteristik tempat penelitian dilaksanakan
dan karakteristik subjek penelitian.
OLEH:
Nonik Maria Ulfa
NPM:15149013076 B-S1