KERANGKA KERJA
PENYUSUNAN SBP
School Business Plan SMK SBI Invest 2009 2013 2009
Kerangka Kerja ini dikembangkan berdasarkan PAM ADB Invest 2008 2013, memperhatikan
Profil SMK BI yang dikehendaki oleh DPSMK serta mengacu pada paduan sebelumnya. Secara
sistematis Kerangka Kerja ini mencakup tata cara menyusun Evaluasi Diri, Deskripsi Program
Pengembangan, Penjadwalan Program, Anggaran yang dibutuhkan serta Indikator Kinerja
untuk mengukur keberhasilan masing-masing program pengembangan. Pada tahap penyusunan
SBP maka paduan ini akan digunakan sebagai referensi utama bagi penyusun SBP (SMK) dan Tim
Pendamping.
Diharapkan dokumen ini dapat membantu ke-90 SMK yang telah diseleksi untuk mengikuti
Program ADB Invest 2008 2013 dalam proses penyusunan SBP. Walaupun demikian, jika
diperlukan Penanggung Jawab Program di tingkat DPSMK dapat memberikan penjelasan lebih
lanjut.
Daftar Isi
halaman
1. Kata Pengantar i
2. Daftar Isi ii
3. Pendahuluan 1
4. Struktur School Business Plan (SBP) SMK-SBI Invest 2
5. Ketentuan Penulisan SBP 3
6. Ketentuan Pengiriman SBP 3
7. Contoh Cover Depan 4
8. Identitas Sekolah 5
9. Surat Pengesahan 6
10. Lampiran SK Pembentukan Tim Pelaksana 7
11. BAB-I : Laporan Evaluasi Diri 8
1. Visi dan Misi 8
2. Analisis Lingkungan Eksternal 9
3. Analisis Lingkungan Internal 13
4. Identifikasi Masalah dan Solusi Alternatif 16
12. BAB-ii : Program Pengembangan 19
1. Penajaman Manajemen Sekolah Menggunakan Pendekatan Bisnis 19
Angka pengangguran untuk tenaga kerja berpendidikan SMTA yang masih tercatat sebesar
40.4%, 38.8%, 35.5% dan 40.6% dari penganggur total, masing-masing untuk tahun 2005, 2006,
2007 dan 2008, (Sumber Data : BPS, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa persaingan untuk
memperoleh kesempatan kerja bagi lulusan SMK semakin tinggi (competitive) yang berarti pula
tuntutan terhadap mutu dan kompetensi lulusan SMK semakin tinggi. Untuk menghasilkan
lulusan SMK yang mempunyai daya saing yang tinggi tersebut, pemerintah mengambil berbagai
langkah kebijakan termasuk pengembangan program SMK Bertaraf Internasional (SMK BI).
Program pengembangan SMK BI telah dituangkan dalam Renstra Depdiknas 2005 2009.
Sampai tahun 2013 yang akan datang, pemerintah merencanakan pengembangan 213 SMK,
terdiri dari 203 SMK Negeri dan 10 SMK Swasta yang tersebar di berbagai propinsi diseluruh
tanah air, menjadi SMK rintisan BI atau SMK BI.
Kebijakan pendanaan SMK BI didukung dari berbagai sumber pemerintah termasuk diantaranya
melalui Program SBP SMK-SBI Invest 2008-2013 yang mengikutsertakan 90 SMK dari 213 SMK
rintisan BI tersebut. Pemilihan 90 SMK dilakukan melalui proses seleksi dengan berbagai
persyaratan penting yang ditetapkan bersama oleh DPSMK dan ADB. Program ini akan
dilaksankan dalam kurun waktu 5 tahun dengan sasaran utama peningkatan kondisi saat ini ke
90 SMK tersebut menjadi kondisi yang memenuhi profil SMK BI seperti yang ditetapkan oleh
Diknas. Kerangka Kerja ini disusun untuk menuntun perencanaan dan penyusunan SBP secara
lengkap dan sistematis.
SBP SMK-SBI Invest 2008 2013 harus disusun dan dipersiapkan dengan seksama oleh masing-
masing Kepala SMK dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan dana sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam Kerangka Kerja ini. Oleh karena itu, SBP
harus disusun berdasarkan hal-hal penting sebagai berikut :
Mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka SBP harus disusun dengan struktur sebagai
berikut :
Nama SMK: ..
Alamat : ..
MEI 2009
IDENTITAS SEKOLAH
NAMA SEKOLAH : .
SK PENDIRIAN SEKOLAH : .
ALAMAT SEKOLAH : .
..
..
TELPON/FAX : ./.
Web/E-mail : ./.
, .2009
Kepala Sekolah
cap sekolah
tanda tangan
(.)
NIP..
SURAT PENGESAHAN
Surat Pengesahan ini menyatakan bahwa SMK.. mengusulkan SBP SMK SBI Invest 2009 2013 dan
bersedia dengan penuh komitmen untuk melaksanakan program-program pengembangan yang diusulkan selama
jangka waktu 5 tahun. Sesuai dengan mandat sekolah yang telah ditetapkan maka SBSP yang diusulkan termasuk
dalam kelompok SMK :
Technical Agriculture
Business and Management Hospitality and Restaurant
Art and Craft
Sampai saat ini SMK.. telah memperoleh Akreditasi dari BAN S/M yang berlaku sampai tahun
Dana total yang diusulkan untuk melaksanakan program pengembangan selama 5 tahun adalah
Rp........, terdiri dari komponen-komponen biaya sebagai berikut :
1. Civil Work = Rp. .
2. Equipment = Rp. .
3. Teaching and Learning Material = Rp. .
4. Human Resource Development = Rp. .
5. Partnership With Industry = Rp. .
6. Entrepreneurship Enhancement = Rp. .
7. Assessment and Curriculum = Rp. .
Selanjutnya dalam melaksanakan program pengembangan tersebut maka telah dibentuk tim pelaksana yang
dipimpin oleh : . NIP. melalui SK Kepala Sekolah
No beserta lampirannya.
.., .2009
Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah
cap sekolah
(.) (.)
NIP..
(.) (.)
NIP.. NIP..
Lampiran : SK No.
TIM PELAKSANA
SCHOOL BUSINESS PLAN SMK SBI INVEST 2009 2013
SEKRETARIS : . NIP
BENDAHARA : . NIP
1. PENANGGUNG JAWAB
FOKUS PENGEMBANGAN 1 : 1. . NIP
2. . NIP
2. PENANGGUNG JAWAB
FOKUS PENGEMBANGAN 2 : 1. . NIP
2. . NIP
3. PENANGGUNG JAWAB
FOKUS PENGEMBANGAN 3 : 1. . NIP
2. . NIP
4. PENANGGUNG JAWAB
FOKUS PENGEMBANGAN 4 : 1. . NIP
2. . NIP
Laporan Evaluasi Diri (LED) dimaksudkan agar SMK yang bersangkutan mampu mengevaluasi diri
sendiri sedemikian sehingga perencanaan dan implentasi program pengembangan yang
diusulkan secara realistis didasarkan pada aspek-aspek berikut :
Untuk dapat melaksanakan Evaluasi DIri yang sistematis maka LED (Laporan Evaluasi DIri)
hendaknya disusun dengan rincian sebagai berikut :
1. Visi dan Misi : menjelaskan Visi dan Misi sekolah yang telah ditetapkan oleh Komite
Sekolah. Penyusunan Visi dan Misi sekolah sangat penting dan diperlukan sebagai kerja
program-program pengembangan sekolah.
Visi sekolah harus dapat menjelaskan kondisi (mutu, peran, fungsi) masa depan yang
diinginkan (expected future) sekolah berdasarkan aspirasi dan idealisme sekolah, nilai-
nilai dan filosofi dasar yang dianut dalam berkehidupan di lingkungan sekolah. Oleh
karena itu visi harus disusun bersama-sama antara sekolah dan semua stakeholder yang
berkepentingan terhadap masa depan sekolah. Dengan demikian visi secara
komprehensif menampung semua aspirasi, nilai-nilai serta filosofi dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah dimasa depan.
Misi sekolah adalah rumusan tugas pokok (mandat) yang diemban dan fungsi sekolah
sebagai suatu institusi pendidikan menengah kejuruan. Deskripsi misi harus dapat
menjawab kenapa sekolah tersebut ada (exist). Misi secara spesifik menyatakan cara-cara
yang hendak ditempuh untuk mewujudkan visi sekolah, sehingga pencapaian misi secara
sistematis dan dalam tahapan waktu yang jelas menjadi kerja pokok bagaimana sekolah akan
menuju visi yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu visi dan misi harus menjadi satu
kesatuan dan digunakan sebagai Kerangka Kerja utama dalam menyusun dan melaksanakan
program- program pengembangan sekolah.
Secara ideal maka rencana pengembangan melalui program School Business Plan SMK
SBI 2009 2013 ini harus pula menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari langkah-
langkah pencapaian misi sekolah dan upaya yang berkelanjutan dalam mewujudkan visi.
Hal ini juga menunjukkan bahwa program SBP harus dilihat sebagai kelanjutan atau
pengayaan yang terintegrasi dengan program-program pengembangan yang telah atau
sedang dilakukan oleh sekolah.
Dalam melakukan Analisis Lingkungan Eksternal sekolah harus menempatkan profil SBI
sebagai sasaran pokok. Oleh karena itu sekolah harus memahami dengan baik profil SBI
yang ditetapkan oleh DPSMK Diknas. SBI salah satunya mempunyai sasaran untuk
meningkatkan pengakuan internasional melalui akreditasi oleh suatu institusi yang
terdapat di salah satu negara OECD atau negara maju lainnya. Selain itu, SBI juga
mempersyaratkan diperolehnya sertifikasi ISO 9001-2000 atau versi yang terbaru. Oleh
karena itu think globally berarti sekolah harus mampu melakukan analisis tentang
Tantangan (Threat) serta Peluang (Opportunity) di tingkat internasional dalam upaya-
upaya mencapai sasaran yang diharapkan oleh profil SBI tersebut. Dengan mengaitkan
analisis Tantangan (Threat) dan Peluang (Opportunity) yang mengidentifikasikan kondisi
a. Urutkan kondisi eksternal yang ada dalam bentuk Tantangan (T) dan Peluang (O)
b. Urutkan kondisi internal yang dimiliki oleh sekolah dalam bentuk Kekuatan (S)
dan Kelemahan (W)
c. Hubungkan hal-hal yang telah diurutkan untuk setiap komponen TWOS, yaitu
antara S-T, S-O, W-T dan W-O. Dari hubungan antara komponen-komponen
tersebut maka turunkan program pegembangan yang dianggap cukup strategis
untuk dilaksanakan sedemikian sehingga peningkatan pengakuan internasional
dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk cakupan permasalahan yang lebih sempit seperti misalnya tantangan dan peluang
sekolah menjadi sekolah unggulan ditingkat nasional atau tantangan dan peluang
sekolah untuk menjalin kerjasama dengan industri pendekatan analisa yang sama dapat
dilakukan.
Disisi lain, act locally memberi ilustrasi bahwa pada tahap implementasi maka program-
program pengembangan yang direncanakan dan akan di-implementasikan tersebut
harus mempertimbangan kondisi lokal sekolah dan mensosialisasikannya kepada semua
pihak dilingkungan sekolah untuk dipahami dan memperoleh dukungan.
a. Deskripsikan (draw) apa dan bagaimana kondisi ideal yang dibutuhkan untuk
memperoleh pengakuan internasional melalui perolehan akreditasi internasional
sesuai dengan profil SMK SBI yang telah ditetapkan. Tahap ini dikategorikan
sebagai tahap persiapan.
b. Perhatikan (see) bagaimana kondisi saat ini yang dimiliki sekolah dan bagaimana
kesenjangan yang dihadapi untuk sampai pada kondisi ideal yang diharapkan
untuk memperoleh akreditasi internasional tertentu. Tahap ini dikategorikan
sebagai tahap analisa.
c. Pikirkan (think) langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi kesenjangan antara
kondisi yang dimiliki sekolah saat ini dengan kondisi ideal yang dibutuhkan untuk
memperoleh akreditasi internasional tersebut. Kemudian pikirkan pula sumber
Berikut ini diberikan contoh langkah-langkah dalam upaya memperoleh akreditasi dari
institusi akreditasi di salah satu negara OECD.
3. Analisis Lingkungan Internal : berisikan analisis tentang kondisi nyata sekolah saat ini,
terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya, kegiatan akademik dan non-
akademik maupun upaya peningkatan mutu menuju sasaran SBI. Hasil analisis ini
kemudian dibandingkan dengan analisis lingkungan eksternal sehingga sekolah dapat
dengan mudah mengetahui kekuatan atau kelemahan yang dimiliki dalam upaya
memanfaatkan peluang yang ada ditingkat lokal, nasional maupun internasional. Analisis
tentang kelemahan yang masih dimiliki dalam rangka mencapai cita-cita yang diinginkan
dapat digunakan sebagai penuntun rencana program pengembangan yang akan
diusulkan melalui program pengembangan SMK SBI Invest ini. Kemungkinan besar cita-
cita tersebut tidak sepenuhnya dapat diraih melalui program ini karena keterbatasan
dana, akan tetapi dengan analisis yang cermat maka sekolah akan dapat menetapkan
sasaran antara menuju sasaran ideal, dapat dicapai dengan baik.
Dalam merencanakan pengembangan melalui program SBP SMK SBI Invest ini maka
analisis Lingkungan Internal mempunyai 3 (tiga) cakupan pokok sebagai berikut :
Bagian ini merupakan inti dari Evaluasi Diri yaitu mengetahui dengan lengkap dan akurat
Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) yang saat ini dimiliki oleh sekolah
dalam aspek-aspek yang terkait dengan ke-3 cakupan pokok diatas. Untuk analisa
komponen Tantangan (Threat) dan Peluang (Opportunity) maka aspek-aspek yang
dianalaisa harus disesuaikan pula dengan ke-3 cakupan tersebut.
Berikut ini diberikan contoh untuk melakukan analisis lingkungan internal yang
berhubungan dengan cakupan pertama dalam yaitu : Peningkatan Daya Saing Lulusan
Ditingkat Nasional. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut,
Eksternal (tidak dapat dikontrol oleh sekolah) : mutu siswa baru, gaji
pertama, kesesuaian bidang kerja dengan bidang keahlian, waktu tunggu
mendapat pekerjaan pertama.
b. Tentukan kondisi ideal yang dianggap membuat lulusan mempunyai daya saing
tinggi dalam aspek-aspek internal maupun eksternal yang disebutkan diatas.
Dalam hal ini profil SMK-BI yang sesuai dapat dijadikan kerja. Akan tetapi
mengingat perbedaan kondisi lokal maka sekolah dapat menentukan kerja yang
lebih tinggi dari profil SMK-BI yang teah ditetapkan.
f. Kondisi baseline adalah hasil analisis Lingkungan Internal yang sesuai untuk
merencanakan program-program untuk meningkatkan daya saing lulusan. Untuk
program pengembangan yang lain maka pendekatan analisis diatas mungkin akan
menghasilkan faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya.
4. Identifikasi Masalah dan Solusi Alternatif berdasarkan analisa SWOT : pada bagian ini
LED menyimpulkan semua hasil-hasil analisa yang telah dilakukan secara lengkap
tentang semua aspek sehingga dapat dipetakan seluruh permasalahan yang dihadapi
sekolah dalam melaksanakan program SBP SMK-SBI ini. Kemampuan melakukan
identifikasi masalah melalui analisa-anaisa pada bagian sebelumnya akan menuntun
sekolah untuk mengevaluasi hal-hal yang masih belum sempurna dan selanjutnya
digunakan sebagai dasar menyusun program pengembangan yang diperlukan.
Skema berikut ini dapat digunakan sebagai panduan dalam menyusun Laporan Evaluasi Diri dan
keterkaitannya dengan penyusunan program pengembangan di dalam Bab II.
LINGKUNGAN
IDENTIFIKASI EKSTERNAL
EVALUASI DIRI
MASALAH
ANALISA
SWOT/TWOS
SOLUSI
ALTERNATIF LINGKUNGAN
INTERNAL
1. Evaluasi DIri mencakup analisis terhadap kondisi Lingkungan Eksternal dan Lingkungan
Internal.
2. Melalui analisa SWOT dan TWOS (tergantung kebutuhannya) maka diperoleh 2 (dua) hal
penting yaitu :
a. Kelompok Identifikasi Masalah yaitu masalah yang dihadapi sekolah berupa
kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal yang diharapkan atau
yang dipersyaratkan oleh kriteria kerja (akreditasi BAN S/M, akreditasi OECD, ISO
9001-2000, profil SMK-BI).
b. Kelompok Solusi Alternatif yaitu kumpulan langkah-langkah yang perlu dilakukan
oleh sekolah untuk mengatasi kesenjangan yang telah di-identifikasi sebelumnya
dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti misalnya, dana yang tersedia,
sumber daya yang dimiliki atau waktu yang tersedia.
3. Dalam penyusunan program pengembangan didalam Bab II, maka kelompok Identifikasi
Masalah yang sesuai digunakan sebagai kerja untuk menjelaskan tujuan atau sasaran
masing-masing program pengembangan. Sedangkan Solusi Alternatif digunakan sebagai
Perlu diketahui bahwa telah ditetapkan 4 fokus program pengembangan yang secara umum
dianggap tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sekolah untuk mencapai cita-cita
menjadi SMK BI. Walaupun demikian, tidak ditutup kemungkinan bagi sekolah untuk
mengembangkan ke 4-fokus pengembangan tersebut sesuai dengan kondisi lokal masing-
masing.
Oleh karena itu, kelompok Solusi Alternatif yang diperoleh dari hasil Evaluasi DIri harus dipilih
dan disesuaikan agar dapat dicakup dalam ke-4 fokus pengembangan sebagai berikut ;
komunikasi antar unsur-unsur sekolah baik yang berhubungan langsung dengan keperluan
akademik (unit pembelajaran, kurikulum, perpustakaan, laboratorium, guru, siswa, teknisi
dan karyawan) maupun yang tidak langsung (unit bisnis sekolah, unit kegiatan siswa,
konseling, hubungan industri, dll). Selain itu manajemen sekolah juga harus mampu
mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan
sehingga mampu menjaga agar hasil-hasil pendidikan yang dicapai sesuai dengan sasaran
mutu yang dikehendaki (Quality Asssurance System). Secara keseluruhan Manajemen
Sekolah harus mampu melakukan fungsi-fungsi perencanaan, pengaturan, pengarahan serta
pemantauan/pengawasan.
Terkait dengan tujuan SBP SMK-SBI Invest ini maka Penajaman Manajemen Menggunakan
Pendekatan Bisinis dimaksudkan untuk mencapai suatu kondisi manajemen sekolah sebagai
berikut,
Peningkatan Mutu Pembelajaran harus ditempatkan sebagai sasaran utama dari semua
program pengembangan dan investasi yang dilakukan oleh sekolah. Pencapaian fokus
pengembangan ini tidak dapat dilakukan berdiri sendiri atau dengan upaya-upaya yang
bersifat parsial. Oleh karena itu tercapainya mutu pembelajaran harus dilihat sebagai hasil
akhir dari upaya peningkatan mutu banyak faktor seperti misalnya :
Unsur input :
a) peningkatan mutu pendidik (guru dan ahli dari industri)
b) peningkatan akses dan mutu siswa baru
c) peningkatan mutu tenaga kependidikan terutama yang berhubungan langsung
dengan kegiatan akademik (teknisi, laboran)
Unsur proses :
d) peningkatan mutu sarana pembelajaran baik yang bersifat hardware (peralatan
praktikum, alat pembelajaran, ruang kelas, laboratorium, studio dll) maupun yang
bersifat software (kurikulum, silabus, bahan ajar, paduan praktikum, dll)
e) peningkatan mutu layanan akademik (layanan administrasi, data dan informasi
akademik, dll)
f) peningkatan mutu bahan ajar dan praktikum
g) peningkatan mutu kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan pengguna lulusan atau
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
h) peningkatan mutu kegiatan siswa dalam bidang inovasi dan kreativitas
i) peningkatan mutu kegiatan magang di industri
Unsur Output :
j) peningkatan kerjasama industri untuk perluasan peluang kerja
k) peningkatan mutu pelatihan kewirausahaan
l) peningkatan pelatihan etika industri
Hal ini menunjukkan bahwa investasi yang diusulkan dalam komponen-komponen biaya civil
work (CW), equipment (EQ), teaching and learning material (TLM), human resource
development (HRD), Partnership with industry (PWI), entrepreneuship enchancement (EE),
assessment and curriculum (AAC), harus dapat dikaitkan dengan sasaran peningkatan mutu
pembelajaran yang hendak dicapai tersebut. Hasil akhir dari program peningkatan mutu
pembelajaran harus dapat diukur dengan berbagai indikator kinerja seperti misalnya :
a) peningkatan nilai rata-rata kelas semua mata pelajaran
b) peningkatan nilai UN lulusan, baik untuk mata ujian inti maupun keterampilan
c) peningkatan jumlah siswa yang memperoleh penghargaan/juara dalam lomba
kompetensi dan kreativitas di tingkat nasional dan internasional
Fokus pengembangan ini sangat diperlukan oleh sekolah dalam mendukung berbagai
peningkatan dimana diperlukan keserasian hubungan atau kemitraan dengan industri.
Beberapa gagasan ditingkat nasional untuk meningkatkan kemitraan SMK dengan insdutri
telah berhasil dilakukan baik untuk pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Oleh
karena itu benchmarking dan studi banding ke sekolah-sekolah yang telah berhasil dan
dianggap sesuai dengan kebutuhan pengembangan dapat dilakukan.
Dalam hubungannya dengan program SBP SMK-SBI Invest ini, upaya penguatan hubungan
antara sekolah dan industri terutama dimaksudkan untuk mendukung pengembangan
program akademik atau yang terkait dengan program akademik, antara lain :
Akan tetapi sekolah harus memperhatikan bahwa keberhasilan melaksanakan kedua hal
tersebut menuntut sekolah malakukan program pendahuluan untuk mempersiapkan mutu
sumber daya manusia dan fasilitas pendukung sedemikian sehingga diperoleh pengakuan
yang tinggi dari pihak industri atau pekerja industri. Oleh karena itu untuk mencapai
keberhasilan program ini dengan baik, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Pilih Technical Assitant yang ahli dalam bidang kerjasama industri dan Uji
Kompetensi Indutri.
b. Bersama-sama dengan TA lakukan analisis untuk dapat memilih mitra-mitra industri
yang paling sesuai untuk melaksanakan Platform Internasional dan merintis program
Uji Kompetensi Industri.
c. Menyusun program-program yang dianggap relevant untuk melaksanakan Platform
Internasional dan Uji Kompetensi Industri termasuk merencanakan investasi yang
diperlukan untuk mencapai sasaran program. Dalam hal ini program yang
dikembangkan hendaknya memberikan implikasi positif terhadap peningkatan mutu
proses pembelajran, daya saing lulusan dan bidang keahlian pokok sekolah.
d. Perluasan program untuk memperoleh pengakuan di tingkat nasional maupun
internasional. Pengakuantersebut dapat berupa perolehan sertifikasi tingkat nasional
maupun internasional.
Keberhasilan pelaksanaan fokus pengembangan ini selama 5 tahun dapat diukur dari
pencapaian hal-hal berikut,
Sasaran utama fokus pengembangan ini adalah untuk mempersiapkan lulusan SMK
memiliki kemampuan kewirausahaan sedemikian sehingga memungkinkan lulusan SMK
menciptakan alternatif untuk bekerja sendiri atau menciptakan peluang kerja. Walaupun
demikian fokus pengmbangan ini tidak dimaksudkan untuk membatasi lulusan SMK
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti politeknik atau universitas.
Program Peningkatan Fokus Kewirausahaan ini dapat disusun dan dilaksanakan secara
sistematis melalui tahapan-tahapan dibawah ini.
Dalam skala yang lebih besar maka sekolah harus dapat pula membentuk kegiatan
kewirausahaan dengan pola bisnis profit yang lebih tangible. Unit ini terdiri dari 2 (dua)
jenis yaitu (1) Unit Bisnis Sekolah dan (2) Teaching Factory.
jasa seni
jasa konstruksi
jasa repair &maintenance
Dalam program mengembangkan Unit Bisnis Sekolah melalui program SBP SMK-SBI Invest
ini perlu dilakukan langkah-langkah rencana bisnis (business plan) yang professional dengan
bantuan ahli mengingat adanya aspek resiko bisnis. Beberapa pendekatan yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan rencana bisnis tersebut antara lain :
1. Akurasi dalam melakukan analisa peluang dan pasar, modal awal (initial capital)
dalam aspek investasi dan kompetensi SDM yang diperlukan
2. Komprehensif dalam melakukan program persiapan seperti misalnya program
pelatihan guru dan siswa untuk mencapai kompetensi industri sesuai dengan
standar yang dibutuhkan
3. Efisien dalam merencanakan proses produksi termasuk dalam pemilihan teknologi
dan desain produk
4. Seksama dalam mempertimbangkan aspek-aspek hukum korporasi (corporate law)
dan bisnis (business law) yang berlaku
5. Kemampuan yang baik dalam menyusun tim manajemen yang kredibel dan
kompeten
Teaching Factory sesuai dengan referensi (Industri Berbasis SMK Untuk Meningkatkan
Ekonomi Daerah, DPSMK-DJMPDM, Diknas) dimaksudkan menjadikan sekolah sebagai unit
integrator bisnis dan produksi. Dalam hal ini sekolah menjalin jaringan dengan sekolah
(SMK) lain sebagai pemasok komponen-komponen produk yang hendak diproduksi.
Teaching Factory diharapkan dibangun oleh sekolah yang telah berpengalaman dan
mempunyai kemampuan cukup untuk melaksanakan proses produksi lengkap dari tahap
desain, proses produksi dan pemasaran serta mampu menjamin kegiatan bisnis secara
keberlanjutan.
Unit Bisnis
SMK-A
Pasar
Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan fokus program ini maka beberapa implikasi
terhadap kondisi sekolah adalah sebagai berikut :
Berdasarkan uraian tentang maksud dan tujuan dari ke-4 fokus pengembangan tersebut maka
sekolah diharuskan menyusun program pengembangan tersebut masing-masing dalam format
lembar kerja (Work Sheet) WS-1.1, WS-1.2, WS-1.3 dan WS-1.4 yang diberikan pada bagian
berikut (lihat format WS-1).
Rencana anggaran pokok diuraikan dalam format WS-2 : SUMBER DAYA YANG DIBUTUHKAN.
Akan tetapi anggaran yang lebih rinci untuk tahun-1 sampai dengan tahun-5 harus pula
disertakan dan disesuaikan dengan anggaran yang dicantumkan dalam format WS-2. Rencana
anggaran yang lengkap ini sangat diperlukan oleh pihak DPSMK, ADB dan juga sekolah untuk
melakukan pengendalian disbursement tahunan secara akurat. Oleh karena itu format WS-2
harus dilengkapi dengan format-format WS-2.1, WS-2.2, WS-2.3, WS-2.4 dan WS-2.5 (lihat
keterangan dalam format WS-2).
Rencana anggaran dan pelaksanaan pekerjaan yang lebih rinci untuk pelaksanaan
pembangunan sipil (swadaya) harus disusun sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
DPSMK. Dalam hal ini rencana anggaran tersebut tidak perlu disertakan didalam SBP SBP ini.
JUDUL PROGRAM :
(Tuliskan Judul Fokus Pengembangan yang sesuai : Fokus Pengembangan 1, 2, 3, atau 4)
LATAR BELAKANG :
Bagian ini menjelaskan pentingnya fokus pengembangan ini ditinjau dari kondisi SMK di
Indonesia saat ini dalam konteks peningkatan mutu SMK menuju SMK-BI. Latar belakang
program pengembangan disesuaikan pula dengan hasil analisis lingkungan eksternal yang
RASIONAL :
Bagian ini menjelaskan keterkaitan perlunya melakukan peningkatan mutu aspek
pengembangan yang terkait dengan sasaran SMK BI berdasarkan dan hasil-hasil evaluasi diri
(analisis lingkungan internal). Penjelasan hendaknya mencakup keterkaitan antara sasaran
pengembangan yang hendak dicapai melalui program ini dalam 5 tahun mendatang dengan
sasaran SMK BI untuk aspek yang sama.
KEBERLANJUTAN :
Bagian ini menjelaskan bagaimana upaya sekolah untuk menjaga keberlanjutan fokus
pengembangan ini setelah 5 tahun mendatang. Dalam hal ini termasuk strategi perolehan
biaya yang mungkin dibutuhkan. Penjelasan ini merefleksikan kemampuan sekolah menjaga
adanya peningkatan yang berkelanjutan dari aspek-aspek yang berhubungan dengan fokus
pengembangan ini.
SUB-TOTAL 1
SUB-TOTAL 2
SUB-TOTAL 3
SUB-TOTAL 4
BIAYA TOTAL
1.1. Peningkatan Mutu Perencanaan dan Pelaksana Manajemen Sekolah Berbasis SBI
a. Pelatihan Kepala dan Wakil Kepala Sekolah untuk memimpin institusi yang besar dan kompleks
Pelatihan tenaga kependidikan bersertifikasi dalam bidang administrasi dan keuangan, perpustakaan,
b.
teknisi/laboran
b. Penyusunan rancangan detail pekerjaan sipil (bangunan) dan pengembangan sarana laboratorium.
a. Pengembangan metodologi pembelajaran baru yang sesuai untuk institusi yang besar.
b. Pengembangan EMIS
e. Pengembangan e-library
f. Pengembangan dry-lab
a. Pengkajian dan pengembangan kurikulum untuk peningkatan penguasaan matematika dan IPA.
3.1. Meningkatkan Kemitraan Antara SMK dan Industri Dalam Bidang Akademik.
a. Technical Assistant bidang kerjasama sekolah dan industri dalam bidang akademik
c. Pengembangan program dan pelaksanaan kerjasama dengan industri dalam bidang akademik
WS 4 : INDIKATOR KINERJA
37 KERANGKA KERJA PENYUSUNAN SBP
School Business Plan SMK SBI Invest 2009 2013 2009
1. Diperlukan untuk mengukur secara kuantitatif pencapaian masing-masing Fokus Pengembangan melalui implikasi-implikasi
yang dihasilkan oleh program pengembangan tersebut. Indikator Kinerja dibagi dalam 2 kelompok yaitu INDIKATOR KINERJA
KUNCI dan INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN.
2. INDIKATOR KINERJA KUNCI (WS-4.1) adalah indikator yang harus dipenuhi oleh setiap SMK yang tergabung didalam Program
ADB Invest dengan capaian akhir sesuai dengan kesepakatan dengan DPSMK melalui Tim Pendamping.
3. INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN (WS-4.2) adalah indikator kinerja yang disarankan untuk dipenuhi oleh setiap SMK yang
tergabung didalam Program ADB Invest dan boleh ditambahkan bila dianggap perlu.
4. Masing-masing kelompok Indikator Kinerja diukur pada kondisi Baseline, Mid-term dan Final-term.
a. Baseline adalah kondisi awal dimulainya program (2009) yang merupakan angka rata-rata kondisi selama 2006 2008
b. Mid-term adalah kondisi setelah program berjalan 3 tahun (2011). Terdiri dari Target (perkiraan yang dapat dicapai)
serta Capaian (kondisi riil yang dicapai pada saat 3 tahun pelaksanaan program)
c. Final-term adalah kondisi setelah program berjalan 5 tahun (2011). Terdiri dari Target (perkiraan yang dapat dicapai)
serta Capaian (kondisi riil yang dicapai pada saat 5 tahun pelaksanaan program)
5. Semua Indikator Kinerja (Kunci dan Tambahan) harus ditetapkan bersama antara SMK dan DPSMK (Tim Pendamping) pada
saat pelaksanaan pendampingan penyusunan SBP. SMK harus melakukan perhitungan Baseline atau akumulasi kondisi SMK
selama 3 tahun sebelumnya. Jika angka Basline belum/tidak diperoleh maka dapat diisi dengan N/A
Mid-term Final-term
Baseline (2011) (2013)
No. INDIKATOR KINERJA KUNCI
(2009)
Target Capaian Target Capaian
1. Meningkatnya % lulusan dengan nilai rata-rata 8 untuk mata UN inti 75%
2. Meningkatnya % lulusan dengan nilai rata-rata 8 untuk mata UN keterampilan 80%
3. Meningkatnya % lulusan yang diterima bekerja di luar negeri atau multi nasional, 10%
4. Meningkatnya % lulusan memiliki TOEIC 400 80%
5. Meningkatnya % pendidik memiliki TOEIC 500 60%
Meningkatnya % pendidik memiiki ijazah S2/S3 dari PT yang PSnya terakreditasi A oleh
6. 30%
BAN-PT
Meningkatnya % kelompok Mata Pelajaran Sains, Matematika dan Inti Kejuruan
7. 60%
menggunakan Bahasa Inggris
8. Meningkatnya % PK yang memperoleh akreditasi A dari BAN-SM 60%
9. Diperolehnya ISO 9000-2008 dicapai
Meningkatnya jumlah penghargaan/juara dalam lomba kompetensi dan kreativitas di
10. 4
tingkat nasional dan internasional
11. Meningkatnya rata-rata gaji pertama bagi lulusan yang langsung bekerja Rp. 5jt
Menurunnya rata-rata waktu tunggu memperoleh pekerjaan pertama bagi lulusan yang
12. 3 bln
langsung bekerja
13. Meningkatnya % lulusan yang diterima di universitas ternama 75%
Meningkatnya jumlah industri yang bekerjasama untuk melaksanakan uji komptensi
14. 2
industri
15. Peningkatan jumlah kelompok kewirausahaan siswa 5
Mid-term Final-term
No Baseline (2011) (2013)
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN
. (2009)
Target Capaian Target Capaian
13. Meningkatnya jumlah sisa hasil usaha yang diperoleh kelompok kewirausahaan siswa
14. Meningkatnya jumlah tenaga kependidikan bersertifikat sesuai dengan bidang kerjanya
Mid-term Final-term
No Baseline (2011) (2013)
INDIKATOR KINERJA TAMBAHAN
. (2009)
Target Capaian Target Capaian